BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk biologi, psikologi, dan spiritual yang utuh, dalam arti bahwa manusia merupakan satu kesatuan dari aspek jasmani dan ruhani serta bersifat unik karena memiliki berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Hal tersebut sejalan dan mendasari definisi keperawatan hasil lokakarya keperawatan nasional tahun 1983 yang menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayananan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif serta ditunjukkan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Gaffar, 1999). Organisasi kesehatan sedunia atau World Health Organization (WHO), tahun 1984, telah menetapkan unsur spiritual atau agama sebagai salah satu dari empat unsur kesehatan. Keempat unsur kesehatan tersebut adalah sehat fisik, psikis, sosial dan spiritual. Pendekatan baru ini telah diadopsi oleh The American Phsyciatric Association (APA), tahun 1992, yang dikenal dengan pendekatan biologis, psikolosis, sosiologis, dan spiritual (Hawari, 2001). Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan 1
2 untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan. Menurut Kozier (2004) kebutuhan spiritual adalah kebutuhan mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.. Suatu survey yang dilakukan oleh majalah Time dan CNN (1996) & USA Weekend (1996) dikutip oleh Hawari (2001) menyatakan bahwa lebih dari 70% pasien percaya bahwa keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berdoa dan berzikir dapat membantu proses penyembuhan penyakit, sementara itu lebih dari 64% pasien menyatakan bahwa hendaknya dokter memberikan terapi psikoreligius, doa dan dzikir. Dari survey ini terungkap bahwa sebenarnya pasien membutuhkan terapi keagamaan selain terapi dengan obatobatan dan tindakan medis lainnya. Keadaan pasien yang juga memerlukan pemenuhan kebutuhan spiritual adalah pasien yang akan menjalani operasi. Pada fase pre operasi ini menurut Oswari (2005), pasien yang akan dioperasi biasanya menjadi agak gelisah dan takut, perasaan takut dan gelisah seringkali tidak tampak jelas, tetapi kadangkadang pula kecemasan itu dapat terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang takut dan gelisah sering bertanya terus menerus dan berulang-ulang, walaupun pertanyaan telah dijawab, ia tidak mau berbicara dan memperhatikan keadaan sekitarnya, tetapi berusaha mengalihkan perhatiannya pada buku atau sebaliknya ia bergerak terus menerus dan tidak bisa tidur. Pada kondisi seperti tersebut di atas, pasien perlu dipersiapkan secara mental agar siap dalam menghadapi operasi. Suatu penelitian terhadap pasien-
3 pasien yang akan menjalani operasi dilakukan oleh Larson, et al. (1992) hasil penelitiannya menyatakan bahwa pasien-pasien lanjut usia dan religius (banyak berdo'a dan berdzikir) kurang mengalami rasa ketakutan atau kecemasan terhadap Operasi yang akan dijalaninya. Perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten selama 24 jam menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Pemenuhan kebutuhan spiritual memerlukan hubungan interpersonal, karena perawat sebagai satusatunya petugas kesehatan yang berinteraksi dengan pasien selama 24 jam maka perawat adalah orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien (Andrew, 2003). Salah satu aspek dalam keperawatan adalah masalah pemenuhan kebutuhan spiritual, hal ini sangat penting ketika seseorang sedang mengalami sakit fisik. Ketika kondisi fisik terganggu ada kemungkinan seseorang mengalami perubahan emosi. Pada kondisi tersebut, komponen spiritual seseorang sangat penting untuk mengatasi perubahan emosi tersebut Keimanan pada Tuhan diyakini akan memudahkan seseorang untuk mengatasi perubahan emosional selama sakit (Lueckenotte, 1995). Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Spiritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan
4 instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa dan sebagainya (Hamid, 2000). Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak bisa terlepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan pasien. Perawat berupaya untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien sebagai bagian dari 'kebutuhan menyeluruh pasien, antara lain dengan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien tersebut, walaupun perawat dan pasien tidak mempunyai keyakinan spiritual atau keagamaan yang sama (Hamid, 2000). Berdasarkan studi pendahuluan peneliti di bangsal Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang didapatkan bahwa Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang telah memiliki perangkat pendukung untuk pelaksanaan pemenuhan kebutuhan spiritual kepada pasien berupa kerangka Acuan Bimbingan Rohani. Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa pasien pre operasi di bangsal dewasa ruang Hasan, mereka mengatakan perawat belum membantu memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yang akan menjalani operasi sesuai dengan kemampuannya sendiri. Perawat lebih mengandalkan tugas tersebut kepada tim asuhan rohani daripada melakukannya sendiri. Berdasarkan fenomena di atas dapat diketahui bahwa peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang masih belum bisa dilaksanakan secara optimal oleh perawat dan masih belum jelas. Peneliti ingin mengetahui
5 gambaran peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual yang diberikan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang muncul adalah "Bagaimana peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual yang diberikan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang". C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual terhadap pasien pre operasi di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada pengkajian aspek spiritual b. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada penetapan diagnosa aspek spiritual c. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada perencanaan aspek spiritual
6 d. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada pelaksanaan aspek spiritual e. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada evaluasi aspek spiritual D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi instansi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi upaya peningkatan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. 2. Instansi Pendidikan Menambah hasanah pengetahuan tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien pre operasi. 3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dapat digunakan sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya. 4. Bagi Pasien Memberikan gambaran dukungan moral spiritual yang dapat diberikan khususnya kepada pasien pre operasi dalam mengatasi masalahnya..