BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Helminthiasis atau

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada

1. BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terbentang antara 6 o garis Lintang Utara sampai 11 o. terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia.

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM

BAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Soil-transmitted helminthiasis merupakan. kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

xvii Universitas Sumatera Utara

Prevalensi Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Ittihadiyah Kecamatan Gandus Kota Palembang

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak di SDN Barengan,

MALNUTRISI DAN INFEKSI CACING STH PADA IBU HAMIL DI DAERAH PESISIR SUNGAI SIAK PEKANBARU. Yanti Ernalia, Dietisien, MPH dr Lilly Haslinda, M.

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

IDENTIFIKASI TELUR CACING USUS PADA LALAPAN DAUN KUBIS YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kecacingan merupakan salah satu diantara banyak penyakit yang menjadi masalah masyarakat di Indonesia. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi, gizi, kecerdasan, kehilangan darah serta kehilangan karbohidrat dan protein, sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan di dunia masih tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing tambang(hookworm). 1 Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini. Manusia merupakan hospes defenitif beberapa nematoda usus (cacing perut), yang dapat mengakibatkan masalah bagi masyarakat. Diantara cacing perut terdapat sejumlah species yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths). Diantara cacing tersebut adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis-jenis cacing tersebut banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Pada umumnya telur cacing bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes defenitifnya. 2 Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm. Hasil survei kecacingan Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia menurut jenis cacing tahun 2002 2006 didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris lumbricoides 22,0%, Trichuris trichiura 19,9% dan Hookworm 2,4%. Tahun 2003 1

prevalensi Ascaris lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura 21,0% dan Hookworm 0,6%. Tahun 2004 prevalensi Ascaris lumbricoides 16,1%, Trichuris trichiura 17,2% dan Hookworm 5,1%. Tahun 2005 prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris trichiura 20,2% dan Hookworm 1,6% dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris trichiura 24,2% dan Hookworm 1,0%. 3 Prevalensi cacingan yang tinggi ditemukan di daerah perkebunan seperti perkebunan karet di Sukabumi Jawa Barat (93,1%) dan perkebunan kopi di Jawa Timur (80,69%). Prevalensi Ascaris di beberapa desa di Pulau Sumatera (78%), Kalimantan (79,0), Sulawesi (88,0), Nusa Tenggara Barat (92,0) dan Jawa Barat (90%). 4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan (2007) pada anak SD Jatimulya 03 Suradadi Kabupaten Tegal dari 72 responden 11,1% terinfeksi telur cacing tambang dan 65,3% terinfeksi telur cacing kremi. 5 Pengobatan secara masal dan secara individu terhadap infeksi telah banyak dilakukan, namun kejadian infeksi terhadap penyakit ini masih juga tinggi. Sebaliknya penelitian dengan melakukan dan intervensi lingkungan dapat menurunkan angka kesakitan penyakit infeksi parasit dalam masyarakat. Pengobatan dapat menghilangkan infeksi cacing sesaat saja, dan penderita dapat terkena infeksi cacing lagi apabila pola hidupnya tidak sehat. Ternyata pengobatan saja tanpa disertai perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP), tidak dapat menurunkan angka reinfeksi penyakit ini. 6 Penyuluhan masyarakat adalah upaya memberdayakan individu, kelompok dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi, melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan, serta mengembangkan iklim yang mendukung, yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat. Penyuluhan dalam memberantas kecacingan bertujuan untuk meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat. 7 Terdapat beberapa jenis metode yang biasa digunakan dalam bidang. Ceramah merupakan salah satu metode yang dapat 2

menyampaikan beberapa topik bahasan sekaligus dalam waktu bersamaan. Di dalam metode ini penyuluh lebih dominan memberikan materi sedangkan yang peserta lebih dominan mendengarkan. Metode ini relatif lebih efisien dan sederhana serta mampu menjangkau banyak audiens dalam waktu bersamaan. 8 Sedangkan cerita bergambar tentang kecacingan merupakan suatu cerita bergambar yang disusun secara sederhana namun jelas, serta menyesuaikan selera baca anak-anak sekolah dasar. Cerita bergambar yang merupakan alat bantu komunikasi untuk menyampaikan pesan tentang kecacingan. 9 Madrasah Ibtidaiyah (MI) An Nur terletak di Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Kondisi lingkungan di SD tersebut cukup memprihatinkan, di mana halaman sekolah sebagian besar masih berupa tanah. Halaman sekolah berbatasan langsung dengan ladang yang tidak terawat, di mana bila musim hujan sering terjadi banjir. Berdasarkan observasi, pada waktu istirahat banyak siswa yang bermain dengan tanah, bahkan makan dan minum tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Disamping itu pada saat berolah raga para siswa banyak yang melepas sepatu sehingga beraktifitas tanpa menggunakan alas kaki. Perilaku tersebut merupakan factor resiko yang memungkinkan siswa tersebut terinfeksi kecacingan. Berdasarkan studi pendahuluan dengan menanyakan pengetahuan tentang kecacingan terhadap 15 orang siswa kelas IV sampai kelas VI secara acak, diperoleh informasi bahwa tidak ada satu siswapun yang mengetahui tentang istilah kecacingan, meskipun pernah mendengar istilah kreminen namun mereka tidak mengetahui sebab dari penyakit tersebut adalah karena terinfeksi cacing, yang mereka tahu penyakit tersebut disebabkan oleh karena terlalu banyak makan kelapa muda parut. Disamping itu berdasarkan penuturan pihak sekolah, Puskesmas terdekat belum pernah memberikan tentang kecacingan terhadap siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) An Nur. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh dengan media cerita bergambar dan ceramah terhadap pengetahuan 3

dan sikap tentang kecacingan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah An Nur, Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. B. Perumusan Masalah Cacing, terutama cacing dewasa menimbulkan penyakit dan gangguan pada manusia. Kecacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia. 1 Pengobatan secara masal dan secara individu terhadap infeksi kecacingan telah banyak dilakukan, namun kejadian infeksi terhadap penyakit ini masih juga tinggi. Sebaliknya penelitian dengan melakukan dan intervensi lingkungan dapat menurunkan angka kesakitan penyakit infeksi parasit dalam masyarakat. 6 Berdasarkan perumusan masalah tersebut, disusun pertanyaan penelitian : Adakah pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap tentang kecacingan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum 2. Untuk mengetahui pengaruh dengan media cerita bergambar dan ceramah terhadap pengetahuan dan sikap tentang kecacingan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) An Nur Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang 3. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan sebelum dan sesudah dengan media cerita bergambar tentang kecacingan. b. Mendiskripsikan pengetahuan sebelum dan sesudah dengan media ceramah tentang kecacingan. c. Mendiskripsikan sikap sebelum dan sesudah dengan media cerita bergambar tentang kecacingan. d. Mendiskripsikan sikap sebelum dan sesudah dengan media cerita bergambar tentang kecacingan. 4

e. Menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dengan media cerita bergambar. f. Menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dengan media ceramah. g. Menganalisis peningkatan pengetahuan setelah diberi dengan media cerita bergambar dan ceramah. h. Menganalisis perbedaan sikap sebelum dan sesudah dengan media cerita bergambar. i. Menganalisis perbedaan sikap sebelum dan sesudah dengan media ceramah. j. Menganalisis peningkatan sikap setelah diberi dengan media cerita bergambar dan ceramah. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan: 1. Manfaat Praktis Meningkatkan kewaspadaan masyarakat untuk menghindari terinfeksi kecacingan yang dapat mempengaruhi kondisi. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Menambah khasanah ilmiah dalam bidang Kesehatan Masyarakat tentang dengan media cerita bergambar dan ceramah pengaruhnya terhadap pengetahuan dan sikap tentang kecacingan. E. Bidang Ilmu Lingkup keilmuan penelitian ini dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama tentang Epidemiolgi. 5

F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian n o Peneliti Judul Desain studi Variabel bebas dan terikat Hasil 1 Ikhsan 2006 Hubungan Pengetahuan, perilaku hidup sehat dan pendapatan perkapita dengan infestasi cacing pada anak SD Jatimulya 03 cross sectional -Pengetahuan tentang kecacingan -Perilaku sehat -Pendapatan perkapita hidup -Infestasi cacing Ada hubungan antara perdapatan perkapita dengan infestasi telur cacing. Ada hubungan antara pengetahuan dengan infestasi telur cacing. Ada hubungan antara perilaku dengan infestasi telur cacing. 2 Hotber ER Pasaribu 2005 3 Putri Pandu Pertiwi Perbandingan metode ceramah tanya jawab dengan menggunakan buku kecacingan dalam mencegah reinfeksi Ascaris Lumbricoides pada anak sekolah dasar Efektifitas pendidikan antara metode ceramah Experime n quasi Pra- Experime ntal -Reinfeksi Ascaris -Jenis -pendidikan metode ceramah dan metode Terdapat peningkatan PSP setelah dilakukan (p < 0.01). Metode ceramah lebih baik dari metode buku kecacingan dalam meningkatkan rerata pengetahuan (p = 0.02), namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata sikap dan praktek. Tidak terdapat perbedaan antara kedua metode dalam mencegah reinfeksi ascariasis (p = 0.595). ada perbedaan signifikan efektifitas metode ceramah dan audio 6

2007 dan audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja putrid tentang anemia difisiensi besi. audio visual pada remaja putri tentang anemia defisiensi besi. - tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia defisiensi besi. visual terhadap tingkat pengetahuan dengan tingkat kemaknaan p= 0.037. Dan tidak ada perbedaan signifikan efektifitas metode ceramah dan audio visual terhadap tingkat sikap dengan tingkat kemaknaan p = 0.734. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah pada desain penelitian dan jenis media yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian experiment quasi dengan media cerita bergambar dan ceramah. 7