BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

dokumen-dokumen yang mirip
Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

BAB I PENDAHULUAN. payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedang milik wanita menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A Yani Yogyakarta. Disusun oleh:

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

BAB I PENDAHULUAN. ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada

Fitriani Nur Damayanti 1), Lia Mulyanti 2), Novita Nining Anggraini 3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TENTANG DETEKSI DINI CA MAMMAE DI RW I KELURAHAN BERINGIN, KECAMATAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang merupakan masa peralihan dari masa kanak - kanak ke masa. ancaman kanker serviks yang mengintai setiap waktunya.

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

SKRIPSI. Disusun Oleh: Lia Nurjana

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan ilmu keperawatan. The American Nurse Association (ANA) dalam

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama Rumah Sakit Jumlah Kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

Kata kunci : perilaku,sadari, Remaja Putri, Pendidikan kesehatan.

PERBEDAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PEMERIKSAAN SADARI PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 METRO

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan (Manuaba, 2008).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP KADER KESEHATAN TENTANG IMUNISASI HPV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan prevelensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang, karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobatan (Bustan, 2007, p.155). Problem kanker payudara di Indonesia adalah urutan kedua setelah kanker serviks. Walaupun belum ada data yang akurat untuk menghitung frekuensi kanker payudara di Indonesia, di perkirakan insiden seluruh kanker 180 per 100.000 penduduk khusus kanker payudara kira-kira 18 per 100.000 penduduk (Bustan, 2007, p.156). Berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas tahun 2009 di provinsi Jawa Tengah, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 24.204 kasus (24,19 per 1000 penduduk). Terdiri dari kanker serviks 9,11 per 1000 penduduk, kanker mamae 12,28 per 1000 penduduk, kanker hepar 2,02 per 1

2 1000 penduduk, kanker bronkus 0,78 per 1000 penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Di Demak berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Demak tahun 2009, Kasus penyakit kanker yang di temukan terdiri dari kanker servik sebanyak 38 kasus, kanker payudara sebanyak 281 kasus, kanker hepar sebanyak 8 kasus, kanker paru sebanyak 16 kasus ( Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2009) Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) satu-satunya cara yang efektif sampai saat ini hanya melakukan deteksi sedini mungkin pada kemungkinan timbulnya penyakit ini, yaitu melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan payudara di temukan oleh penderita sendiri. Pemeriksaan ini sebaiknya di lakukan 7-10 hari setelah menstruasi, karena kondisi payudara lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan (Suryaningsih dan Sukaca, 2009, p.155). Deteksi dini dilakukan terutama pada usia remaja peningkatan kewaspadaan disertai pengobatan yang sesuai dipercaya dapat menurunkan jumlah kematian karena kanker payudara (Bustan, 2007, p.161). Masa remaja terjadi berbagai perubahan baik secara fisik, sosial maupun spiritual yang pada awalnya sulit diterima tapi seiring bertambahnya waktu dan usia serta pemahaman yang dimiliki, remaja mulai bisa menerima perubahan tersebut. Penerimaan remaja terhadap hal-hal yang tabu mulai terbuka karena merupakan pengetahuan baru bagi mereka tapi penerimaannya cenderung

3 tertutup dan malu-malu. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja terutama organ seksual yang mulai mengalami kematangan pada awal usia remaja. Khusus pada remaja wanita terjadi perubahan pada payudara merupakan hal yang wajar terjadi pada remaja (Widyastuti,2009, p.10). Banyak mitos yang mengatakan bahwa kanker payudara lebih sering menyerang wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun, tetapi kini banyak wanita usia remaja menderita kanker payudara. Karena itu, remaja puteri harus waspada, apalagi sampai sekarang penyakit penyakit ganas itu belum diketahui penyebabnya, minuman beralkohol, dan makanan tinggi lemak, juga melahirkan di atas usia 30 tahun (Ghofar, 2009, p.13). Berdasarkan hasil wawancara Kepala Sekolah SMA Futuhiyyah Mranggen kabupaten Demak, didapatkan masih kurangnya pendidikan tentang kesehatan yang di berikan di SMA tersebut. Selanjutnya para siswi belum pernah mendapatkan penyuluhan dan seminar kesehatan khususnya mengenai kanker payudara dan Praktik SADARI. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 15 orang siswi kelas XII SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak pada bulan April 2011 diperoleh data bahwa 12 dari 15 siswi kurang mengetahui payudara. Selanjutnya dari 15 siswi tersebut mengakui tidak pernah melakukan praktik SADARI. Mengingat masih banyak siswi yang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, khususnya pengetahuan payudara dan praktik SADARI. Sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan,

4 harapan dapat mengubah pengetahuan dan praktik tentang kesehatan reproduksi pada siswi dalam hal ini adalah siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak menjadi lebih baik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran, demonstrasi, simposium, dan seminar. Dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan (Notoatmodjo, 2003, pp. 58-62). Alternatif metode yang dapat dipergunakan pada pendidikan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi payudara adalah menggunakan metode ceramah. Metode ceramah, selain sederhana juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar (Notoatmodjo, 2003, p. 28). Sedangkan untuk pendidikan kesehatan tentang praktik SADARI adalah menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi lebih mudah untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu hal yang pernah dipersiapkan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan adegan menggunakan alat peraga (Sudjana, 2002, p. 83). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk melakukan tentang pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan payudara dan ketrampilan praktik SADARI pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak.

5 B. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan payudara dan ketrampilan praktik SADARI pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode ceramah dan demontrasi dalam meningkatkan pengetahuan payudara dan ketrampilan praktik SADARI (studi pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak). 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak tehadap kanker payudara sebelum mendapat penyuluhan. b. Mendiskripsikan pengetahuan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak tehadap kanker payudara sesudah mendapat penyuluhan. c. Mendiskripsikan ketrampilan praktik SADARI sebelum mendapat penyuluhan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak. d. Mendiskripsikan ketrampilan praktik SADARI sesudah mendapat penyuluhan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak.

6 e. Menganalisis Perbedaan pengetahuan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak terhadap kanker payudara sebelum dan sesudah penyuluhan.. f. Menganalisis Perbedaan ketrampilan praktik SADARI pada siswi SMA Futuhiyyah Mrangen Kabupaten Demak sebelum dan sesudah penyuluhan. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis a. Bagi Siswi Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan payudara dan ketrampilan melakukan praktik SADARI pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak. b. Bagi Profesi Kebidanan Hasil Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi tenaga bidan untuk memanfaatkan ilmu yang telah dimiliki tentang kanker payudara dan mendeteksi dini kanker payudara melalui upaya SADARI baik bagi diri sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan - selanjutnya.

7 b. Bagi Peneliti Sebagai penerapan mata kuliah Metodologi Penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan KTI, serta sebagai masukan pengetahuan payudara dan praktik SADARI (periksa payudara sendiri). E. Keaslian Penelitian mengenai Kanker Payudara dan SADARI sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah: Tabel 1. 1 Penelitian Tentang kanker Payudara dan SADARI No Judul, Nama, Tahun 1. Hubungan pengetahuan dan sikap tantang kanker payudara pada perempuan usia reproduktif praktik SADARI diwilayah RW VI kelurahan Sendangguwo, Semarang. Eny fitri lestari, 2007. Sasaran Wanita usia reproduksi (20-35 tahun). Variasi yang diteliti Persamaan diatas adalah variabel payudara dan SADARI, sedangkan perbedaannya adalah jenis dan sampel nya. Metode Kuantitatif metode deskriptif kolerasi pendekatan cross sectional. Hasil Ada hubungan pengetahuan dan sikap tantang kanker payudara pada perempuan usia reproduktif praktik SADARI diwilayah RW VI kelurahan Sendangguwo, Semarang. 2. Pengaruh tingkat pendidikan formal Wanita Usia Subur (WUS) terhadap pengetahuan tentang SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Handayani, 2001 Wanita usia subur Persamaan diatas adalah variabel payudara dan SADARI, sedangkan perbedaannya adalah jenis dan sampel nya. Deskriptifanalitik pendekatan cross sectional Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan pengetahuan WUS, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seorang semakin luas pengetahuannya tentang SADARI

8 3. Hubungan Mahasiswi Persamaan Deskriptif Ada hubungan antara semester VI kuantitatif antara pengetahuan pengetahuan dan VII yang berusia > 20 diatas adalah rancangan payudara payudara tahun variabel cross perilaku SADARI perilaku sectional pada Mahasiswi pemeriksaan payudara sendiri payudara dan (SADARI). SADARI, Setyaningsih, sedangkan 2007 perbedaannya adalah jenis dan sampel nya. Perbedaan ini adalah quasi experiment. Rancangan menggunakan one group pre-test posttest. Teknik pengambilan sampel teknik cluster sampling. Tempat nya di SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak.