Studi Komparasi Bacaan Riwayat Qalun dan Riwayat Hafs

dokumen-dokumen yang mirip
ILMU QIRAAT MODUL 2. Diploma Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah 2013

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di


Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

MANHAJ BACAAN IMAM ABU AMRU DALAM SURAH AN-NISA DISEDIAKAN OLEH:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Ilmu Qira at. Oleh: Eka Safitri Anasari (C ) Faisal Abdillah (C ) Jurusan Sastra Arab. Fakultas Sastra dan Seni Rupa

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

MODUL AL QUR AN KETERANGAN GHORIB & MUSYKILAT

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

Iman Kepada KITAB-KITAB

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB LIMA HUKUM TASHI:L HAMZAT DALAM RIWAYAT WARSH. Fenomena tashi:l hamzat atau menggugurkannya adalah antara

Bacaan Tahlil Lengkap

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR DI DESA WARUJAYENG

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT


ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

AL QUR AN SEBAGAI PEDOMAN BAGI MANUSIA

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

-NUR ROFIAH- Kuliah Minguan Kajian Gender Ruang PSGA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rabu, 7 Mei 2014

: 1. Al-Quran al-karim: a. Firman Allah SWT yang menerangkan tentang kesempuranaan ajaran agama, antara lain :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Dinamakan bacaan izhar halqi apabila terdapat nun sukun ( ن ) atau tanwin (

1223/2 SULIT BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 5 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

PERAYAAN NATAL BERSAMA

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Haji; Memenuhi Panggilan Allah Oleh: M. Taufik NT

Transkripsi:

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 19 Studi Komparasi Bacaan Riwayat Qalun dan Riwayat Hafs Q.S. al-fatihah, al-baqarah, dan Ali Imran Ahmad Fathoni Institut PTIQ, Jakarta Tulisan ini membahas tentang perbedaan signifikan antara bacaan riwayat Haf dan Qālūn dalam Q.S. al-fāti ah, al-baqarah, dan Ali Imrān, dan diuraikan dalam format komparasi antara keduanya menurut arīq asy-syā ibiyyah. Studi ini menemukan bacaan berbeda: mīm jama, idgām agīr dan hā kināyah (pada tempat tertentu), dua hamzah dalam satu kata, dua hamzah dalam dua kata, lafaz, yā i«āfah, dan yā zā`idah. Temuan lafaz-lafaz yang termasuk kaidah ال تو ر یة khusus (farsy al- urūf) adalah berjumlah 113 tempat dengan rincian: satu tempat di Surah al-fātihah, 64 tempat di Surah al-baqarah, dan 48 tempat di Surah Āli Imrān. Kata kunci: Qira at sab, al-qur an, Qālūn, af. This paper discusses significant differences between the reading of the Qalun narration and that of Hafs in the Qur an, chapter al-fātihah, al-baqarah, and 'Ali Imran, and are described in a comparative format between both of them according to tarīq ash-sha ibiyyah. The study found different readings: mīm jama, idgām agīr and hā kināyah (in certain places), two hamzahs in one word, two hamzahs in two words, the word,التوریة ya i«āfah (additional ya ), and yā zā`idah (additional ya ). The findings of the words which are included in the special rule (al-farsy urūf) are located in 113 places, with details of the places as follow: one place in Surah al-fatihah, 64 places in Surah al-baqarah, and 48 places in Surah Ali 'Imran. Key words: Qirā āt sab, al-qur an, Qālūn, afs. Pendahuluan Al-Qur an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril dan bagi yang membacanya merupakan ibadah. Banyak hadis yang menerangkan bahwa Al-Qur an diturunkan dengan tujuh huruf (al-a ruf assab ah). Namun, para ulama berselisih pendapat tentang makna tujuh huruf. Ini disebabkan adanya perbedaan penafsiran dari kata tersebut. Dengan demikian, jelas bahwa macam-macam bacaan Al-Qur an itu sudah ada sejak Al-Qur an diturunkan, yang pada

20 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 awalnya diturunkan dengan lugah Quraisy, dan selanjutnya diturunkan dengan tujuh huruf (al-a ruf as-sab ah). Ketika banyak sahabat penghafal Al-Qur an meninggal dunia karena terbunuh pada Perang Yamamah, Umar bin Khattab meminta kepada Khalifah Abu Bakar Siddiq untuk segera membukukan Al-Qur an. Kemudian pada zaman Khalifah Usman bin Affan, Al- Qur an dikodifikasi ke dalam beberapa mushaf sebagaimana yang dikenal dengan sebutan Ma ā if U māniyyah. 1 Sekitar akhir abad pertama sampai awal abad kedua Hijriyah, setelah pengajaran qira at berlangsung sedemikian lama, muncullah ulama ahli qira at dari kalangan tābi īn dan tābi at-tābi īn. Sedangkan menurut Ibnu al-jazāriy, orang pertama yang dipandang telah menghimpun bermacam-macam qira at dalam satu kitab adalah Abū Ubaid al-qāsim bin Sallām. Ia mengumpulkan dua puluh lima orang ulama ahli qira at, termasuk di dalamnya imam yang tujuh (imam-imam al-qirā āt as-sab ). 2 Namun, penulisan qira at pada periode ini masih terbatas pada penghimpunan riwayat yang sampai kepada mereka, tanpa menyeleksi rawi atau materi qira at. Pada permulaan abad kedua Hijrah orang mulai tertarik kepada qira at atau bacaan beberapa imam yang mereka kenal. Misalnya di Basrah orang tertarik pada qira at Abū Amr (w. 154 H/771 M) dan Ya qūb (w. 205 H/820 M), di Kufah orang tertarik pada bacaan Hamzah ( w. 156 H/773 M) dan A im (w. 127 H/745 M), di Syam orang memilih qira at Ibnu Amir (w. 118 H/736 M), di Mekah mereka memilih qira at Ibnu Kasir (w. 120 H/738 M), dan di Madinah memilih qira at Nāfi (w. 199 H/841 M). Di penghujung abad ketiga Hijrah, barulah Ibnu Mujāhid (w. 325 H/937 M) mencetuskan istilah al-qirā āt as-sab atau Qira at Tujuh, yaitu tujuh macam qira at yang dipopulerkan oleh tujuh imam qira at di atas dengan menetapkan nama al-kisā i (w. 189 H/805 M), salah seorang ahli qira at dari Kufah, dan meniadakan nama Ya qūb dari kelompok qari tersebut. Mulai saat itulah awal mula muncul istilah al-qirā āt as-sab (di Indonesia secara populer 1 Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur an dan Qiraat, Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 1996, hlm. 53. 2 Abū al-asan Alī bin Fāris al-khayyā, at-tab irah fī Qirā āt al-a`immah al- Asyrah, Riyā«: Maktabah al-rusyd, 2007, hlm. 19.

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 21 disebut Qira at Sab ah, dan selanjutnya menggunakan istilah tersebut). 3 Istilah Qira at Sab ah menjadi semakin kokoh dan masyhur dengan munculnya kitab at-taysir karya Abū Amr al-dāni (w. 444 H/1052 M). Yang menonjol dari kitab ini adalah penyederhanaan rawi dari setiap imam dengan hanya dua rawi, padahal rawi setiap imam biasanya berjumlah puluhan, bahkan ratusan. Para periwayat Imam Tujuh yang masyhur ialah: [1] Qālūn (w. 220 H/835 M) dan Warsy (w. 197 H/813 M), meriwayatkan qira at dari Imam Nāfi ; [2] Qunbul (w. 291 H/904 M) dan al-bazziy (w. 250 H/864 M), meriwayatkan qira at dari Imam Ibnu Kasir; [3] Ad- Dūriy (w. 246 H/860 M) dan as-sūsiy (w. 261 H/875 M), meriwayatkan qira at dari Imam Abū Amr; [4] Hisyām (w. 245 H/859 M) dan Ibnu ªakwān (w. 242 H/856 M), meriwayatkan qira at dari Imam Ibnu Amir; [5] Syu bah (w. 193 H/809 M) dan Haf (w. 180 H/796 M), meriwayatkan qira at dari Imam A im; [6] Khalaf (w. 229 H/844 M) dan Khallād (w. 220 H/835 M), meriwayatkan qira at dari Imam Hamzah; [7] Abū al-hāri (w. 240 H/240 M) dan Dūri al-kisā i (w. 246 H/860 M), meriwayatkan qira at dari Imam al-kisa iy. 4 Penyederhanaan rawi ini sangat bermanfaat untuk memudahkan mempelajari ilmu qira at, apalagi para rawi yang terpilih telah diakui kredibilitasnya dalam bidang qira at oleh para ulama sezamannya. Qira at Nāfi menurut riwayat Qālūn adalah salah satu riwayat mutawatir yang tidak perlu diragukan kesahihannya seperti juga qira at Ashim menurut riwayat Haf yang masyhur di Indonesia. Qiraat Nāfi menurut riwayat Qālūn masyhur di Libya, Tunisia, dan Qatar. Kajian ini terbatas pada perbedaan yang signifikan antara bacaan riwayat Haf dan Qālūn dalam Q.S. al-fāti ah, al-baqarah, dan Ali Imrān. Diuraikan dalam format komparasi antara keduanya menurut arīq asy-syā ibiyyah. Istilah dan Kaidah dalam Ilmu Qirâ ât 1. arīq ط ر ی ق adalah bacaan Al-Qur an yang disandarkan kepada nama seseorang yang meriwayatkan dari seorang rawi atau 3 Mannā Khalīl al-qattān, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur an. (Penerjemah Drs. Mudzakir AS), Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2000, hlm. 249-250. 4 Ibid., hlm. 259-261.

22 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 dengan kata lain murid-murid yang belajar ilmu qira at dari para rawi. Contoh: arīq Abū Nusyai, arīq al-azraq dan lain-lain. 5 2. Kaidah Umum adalah kaidah atau rumusan dasar dalam bacaan Imam Qira at Tujuh atau rawinya yang bersifat umum, di mana permasalahan-permasalahan yang ada dalam bacaan Al-Qur an bisa disatukan oleh rumusan-rumusan dasar tersebut. 3. Kaidah Khusus (Farsy al- urūf) adalah kaidah suatu lafaz atau hukum tertentu untuk Imam Tujuh pada ayat atau surah tertentu pula. Biografi Haf dan Qālūn Haf juga dikenal dengan nama Hufai lahir pada tahun 90 H/709 M bernama lengkap Abū Umar Haf bin Abī Dāwud Sulaimān bin al-mugīrah al-asadi al-gā«iri al-kūfi. 6 Namun ada juga yang mengatakan bahwa garis nasabnya adalah Haf bin Sulaimān al-asadiy Abū Amr al-bazzāzi al-kūfi al-qār al Gādiri. 7 Haf adalah putra tiri Imam Ashim. Keduanya tinggal dalam satu rumah, belajar dan menerima langsung (talaqqī) bacaan dari Imam A im. 8 Di antara murid-murid A im, Haf -lah yang paling mengetahui qira at A im. Haf pergi ke Bagdad dan Makkah untuk mengajarkan qira at A im kepada penduduk dua kota tersebut. Haf meninggal pada usia 73 tahun, tepatnya pada tahun 170 H. 9 Adapun Qālūn adalah Īsā bin Mīnā bin Wardān bin Īsā bin Abd as-samad bin Umar bin Abdullah al-zuraqiy atau Abū Mūsā atau al-murry, Maula (budak atau yang bersekutu dengan) Bani Zuhrah. Nama Qālūn adalah nama panggilan kesayangan yang diberikan oleh gurunya sendiri, yaitu Imam Nāfi. 10 5 Sayyid Lāsyīn Abū al-farrah dan Khālid Muhammad al-hāfiz, Taqrīb al- Ma āniy, Madinah: Maktabah ad-dār al-zamān, 1420 H, hlm. 24. 6 Abū Ja far Ahmad ibn Ali bin A mad bin Khalaf al-an āriy, Kitāb al- Iqnā fī Qira āt al-sab, Juz I, hlm. 58, h.117. 7 Syihāb ad-dīn A mad bin Alī bin ajar al- Asqallāniy, Taqrīb al-tah īb, Suriyah: Dār al-fikr, 1415 H, Cet ke-1, hlm. 130. 8 Al-Mizziy, Tah īb al-kamāl fī Asmā ar-rijāl, Beirut: Mu assasah ar- Risālah, 1980 M/1400 H, juz, Juz II, h. 221. 9 Sya bān Mu ammad Ismā īl, al-qirā`āt: A kāmuhā wa Ma daruhā, Beirut: Dār as-salām, 1406 H, hlm. 61. 10 Ibn Jazāriy, Gāyah an-nihāyah fī abaqāt al-qurrā, al-maktabah al- Syāmilah, juz 1, hlm. 422-423.

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 23 Qālūn lahir pada awal abad kedua Hijriyah, tepatnya pada tahun 120 H/738 M. Qālūn berguru kepada Imam Nāfi dan mengaji ilmu qira at kepadanya semenjak tahun 150 H/767 M dan terus berguru kepadanya dalam jangka waktu lama. Pada waktu Qālūn ditanya, Berapa kali Anda mengkhatamkan Al-Qur an kepada Imam Nāfi? Jawab Qālūn, Tidak terhitung. Qālūn berkata lagi, Setelah aku mengkhatamkan Al-Qur an, aku masih terus mengikuti Imam Nāfi selama 20 tahun lagi. 11 Inilah yang menyebabkan Ibnu Mujāhid dalam kitabnya as-sab ah dan ad- Dāniy dalam kitabnya at-taysīr mengukuhkan Qālūn sebagai murid terpercaya dari Imam Nāfi dan dijadikan salah satu dari dua rawi yang bisa dipertanggungjawabkan kesahihan bacaannya. Pemilihan ini dirasa tepat dengan melihat kedekatan Qālūn dengan Imam Nāfi dan lamanya Qālūn berguru kepadanya, juga pujian Imam Nāfi kepada Qālūn karena bagusnya bacaan. Bacaan Riwayat Haf dan Riwayat Qālūn yang tidak sama Perbedaan bacaan dalam riwayat Haf dan riwayat Qālūn menurut arīq asy-syā ibiyyah pada Surah al-fātihah, al-baqarah, dan Ali Imrān dikemukakan sebagai berikut: 1. Kaidah Umum Mīm Jama Apabila sesudah mim jama berupa huruf hidup yang bukan hamzah qatha, misalnya ل ھ م ع ذ اب maka bacaan keduanya sebagai berikut: [1] Riwayat Haf membacanya dengan sukūn mīm jama لھم yakni mim jama dalam keadaan mati atau di-sukun. Misalnya [a] [2] Riwayat Qālūn mempunyai dua wajah bacaan, yaitu:.ع ذ اب sukūn mīm jama yakni Mim Jama dalam keadaan mati. Misalnya [b] ilah mīm jama yakni mīm jama di-«ammah dan.لھم ع ذ اب dihubungkan (di- ilah-kan) dengan waw sukun laf iyyah. 12. لھ م و ع ذ ا ب dibaca ل ھ م ع ذ اب Misalnya, Namun apabila sesudah mim jama huruf hidup yang berupa hamzah qa a, misalnya و م ن ھ م أ می و ن maka bacaan keduanya: [1] Riwayat Haf membacanya dengan sukūn mīm jama yakni mīm jama dalam keadaan mati; [2] Riwayat Qālūn mempunyai tiga 11 Ibid. 12 `Abd al-fattah al-qā«iy, al-wāfī fī syar asy-syā ibiyyah fī al-qirā āt al- Syab, Madinah al-munawwarah: Maktabah ad-dār, 1983, hlm. 51.

24 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 wajah bacaan, yaitu: [a] sukūn mīm jama yakni mīm jama dalam keadaan mati; [2] ilah mīm jama serta al-qa r (2 harakat); [3] ilah mīm jama serta at-tawassu (4 harakat). Idgām agīr Pada tempat tertentu antara bacaan Haf dan Qālūn tidak sama, di antaranya adalah: [1] āl mati ( ذ ) ketika bertemu ta ( ث ) pada lafaz اث خ ذ ث م. Haf membaca dengan al-i har, sedangkan Qālūn membacanya dengan Idgām. [2] Huruf ba ب) ) ketika bertemu mim Haf Surah al-baqarah ayat 284, ی ع ذ ب م ن ی ش اء ) pada lafaz م ( membacanya dengan rafa - berarti tidak ada peristiwa Idgām agīr; ) ب) ba sedangkan Qālūn membacanya dengan Idgām, sebab huruf dibaca jazam (sukun) berarti ada peristiwa Idgām agīr. Hā Kināyah Bacaan hā kināyah dalam Surah al-baqarah dan Ali Imrān oleh Haf dan Qālūn pada umumnya tidak berbeda, kecuali: [1] Lafaz ( ی و د ه 2 tempat Surah Ali Imrān ayat 75 ), Haf membacanya dengan ilah hā kināyah dan Qālūn membacanya tanpa ilah hā kināyah. [2] Lafaz ( ن و ت ھ 2 tempat Surah Ali Imrān ayat 145), Haf membacanya dengan ilah hā kināyah dan Qālūn membacanya tanpa ilah hā kināyah. Dua hamzah dalam satu kata Ketika terdapat dua hamzah berkumpul dalam satu kata, di mana hamzah pertama pasti berharakat fathah; sedang hamzah kedua di dalam Surah al-fātihah, al-baqarah, dan Āli Imrān ada dua jenis, yaitu: [1] Berharakat fathah, yaitu pada ء أ ن ذ ر ت ھ م (al- أا ق ر ر ت م - (20 Imrān: Ali )ء أ س ل م ت م - ( al-baqarah:141 )ء أ ن ت م - (6 Baqarah: (Ali Imrān: 81) maka bacaan masing-masing: Haf membaca ta qīq hamzah kedua dengan tanpa al-idkhāl dan Qālūn membaca tashīl hamzah kedua serta al-idkhāl. [2] Berharakat «ammah, yaitu pada ؤ ن ب ي ك م Ali )أ Imrān: 15), maka bacaan: Haf membaca ta qīq hamzah kedua dengan tanpa al-idkhāl dan Qālūn membaca tashīl hamzah kedua serta al-idkhāl. Al-idkhāl ialah peristiwa masuknya alif antara dua hamzah sehingga hamzah pertama mempunyai panjang bacaan 2 harakat.

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 25 Hamzah dalam dua kata Peristiwa bertemunya dua hamzah dalam dua kata di dalam ketiga surah ada dua jenis, yaitu: 1. Harakat dua hamzah tidak berbeda (sama) Pertama, peristiwa hamzah pertama berharakat fathah dan hamzah kedua juga berharakat fathah, di dalam tiga surah tersebut tidak ditemukan. Kedua, peristiwa hamzah pertama berharakat kasrah dan hamzah kedua juga berharakat kasrah, di dalam tiga surah tersebut terdapat di Surah al-baqarah/2:31, yaitu: ھو لا ء إ ن - di mana bacaannya: Haf membaca dengan tahqīq hamzah pertama dan kedua dan Qālūn mempunyai dua wajah bacaan, yaitu: tashīl hamzah pertama baina-baina serta al-mad (4 harakat) dan tashīl hamzah pertama baina-baina serta al-qa r (2 harakat). Ketiga, peristiwa hamzah pertama berharakat «ammah dan hamzah kedua juga berharakat «ammah di dalam tiga surah tersebut tidak ditemukan. 2. Harakat dua hamzah berbeda (tidak sama) [1] Peristiwa hamzah pertama berharakat fathah dan hamzah kedua berharakat kasrah, di dalam tiga surah tersebut terdapat di Surah al-baqarah/2:133, yaitu: إ ذ.ش ھ د اء Haf membaca dengan ta qīq hamzah pertama dan kedua. Qālūn membaca dengan tashīl hamzah kedua baina-baina. [2] Peristiwa hamzah pertama berharakat fathah dan hamzah kedua berharakat «ammah, di dalam tiga surah tersebut tidak ditemukan. [3] Peristiwa hamzah pertama berharakat «ammah dan hamzah kedua berharakat fathah, di dalam ال سف ھ اء yaitu: tiga surah tersebut terdapat di Surah al-baqarah/2:13, kedua. Haf membaca dengan ta qīq hamzah pertama dan أ. لا Sedangkan Qālūn membaca ibdāl hamzah kedua dengan wāw. [4] Peristiwa hamzah pertama berharakat kasrah dan hamzah kedua berharakat fathah, di dalam tiga surah tersebut terdapat di Surah al- Baqarah ayat 235, dan 282, yaitu: الن س اء أ و dan ال شھ د اء أ ن. Haf membaca dengan ta qīq hamzah pertama dan kedua. Adapun Qālūn membaca ibdāl hamzah kedua dengan wāw. [5] Peristiwa hamzah pertama berharakat «ammah dan hamzah kedua berharakat kasrah, di dalam tiga surah tersebut terdapat di Surah al-baqarah ayat 142, 213, 282 yaitu: ال شھ د اء إ ذ ا -ی ش اء إ ل ى - ی ش اء إ ل ى ; dan di Surah Ali Imrān/3:13, 47 yaitu: ی ش اء إ ذ ا - ی ش اء إ ن di mana bacaan masingmasing: Haf membaca dengan ta qīq hamzah pertama dan kedua. Sedangkan Qālūn mempunyai dua wajah bacaan, yaitu: tashīl hamzah kedua baina-baina dan ibdāl hamzah kedua dengan wāw

26 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 الت و ر یة Bacaan lafaz Lafaz الت و ر یة terdapat di enam tempat dalam Surah Ali Imrān/3:3, 48, 50, 65, dan dua tempat dalam ayat 93. Haf membaca dengan al-fat pada alif sesudah rā. Sedangkan Qālūn membaca dengan dua wajah, yaitu al-fat 13 dan at-taqlīl. 14 Yā I«āfah Yā i«āfah ialah yā tambahan yang menunjukkah mutakallim, yakni yā yang bukan sebagai lām fi il dan bukan sebagai kerangka kata (kalimah). 15 [1] Sesudah yā i«āfah berupa hamzah qa a yang berharakat fathah. Dalam Surah al-baqarah terdapat pada ayat 30 dan 33, yaitu إ ; ن ى أ ع ل م sedang dalam Surah Ali Imrān terdapat pada ayat 41 dan 49, yaitu لي ء ای ة dan أ. ن ى أ خ ل ق Haf membaca dengan sukūn yā i«āfah dan Qālūn membaca dengan fathah yā i«āfah. [2] Sesudah yā i«āfah berupa hamzah qa a yang berharakat kasrah. Pada Surah al-baqarah terdapat pada ayat 249, yaitu م ن ى إ لا ; sedang م ن ى إ ن ك dalam Surah Ali Imrān terdapat pada ayat 35 dan 52, yaitu dan أ. ن ص ار ى إ ل ى Haf membaca dengan sukūn yā i«āfah dan Qālūn membaca dengan fathah yā i«āfah. [3]. Sesudah yā i«āfah berupa hamzah qa a yang berharakat «ammah. Dalam Surah al-baqarah terdapat pada ayat 36, yaitu ن ى أ ع ی ذ ھ ا.و إ Haf membaca dengan sukūn yā i«āfah dan Qālūn membaca dengan fathah yā i«āfah. [4] Sesudah yā i«āfah berupa hamzah wa al yang disertai lām ta rīf. ع ھ د ى الظ ل م ی ن Dalam Surah al-baqarah terdapat pada ayat 124, yaitu di mana bacaan Haf dengan sukūn yā i«āfah dan Qālūn dengan fathah yā i«āfah Yā Zā`idah Yā zā`idah ialah yā yang terletak di akhir kata (kalimah), namun tidak ada rasmnya (tidak tertulis). 16 Oleh karena itu, di antara bacaan imam qiraat berkisar antara membuang yā dan i bāt yā. Dalam Surah al-baqarah terdapat pada lafaz ال داع dan د ع ان ayat 186, di mana bacaan masing Haf membaca dengan membuang yā 13 Al-fath ialah terbukanya mulut ketika pembaca Al-Qur an mengucapkan alif, bukan alif yang berharakat fathah, sebab alif tidak pernah menerima harakat. 14 At-taqlīl atau al-imālah as-sugrā: ialah bunyi alif yang diucapkan antara al-fath dan al-imālah al-kubrā. At-taqlīl ini juga biasa disebut baina-baina. 15 Sayyid Lāsyīn, Taqrīb al-ma ānī, hlm.160. 16 Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh, Jilid II, hlm.140.

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 27 baik wa al maupun waqaf. Sedangkan Qālūn mempunyai dua wajah bacaan, yaitu: ha f yā baik wa al maupun waqaf dan i bāt yā ketika wa al; namun bila waqaf ha f yā. Sedangkan dalam Surah Āli Imrān terdapat lafaz ات ب ع ن ayat 20. Haf membaca dengan membuang yā baik wa al maupun waqaf dan Qālūn membaca dengan i bāt yā ketika wa al; namun bila waqaf ha f yā. 2. Kaidah Khusus (Farsy al- urūf) Lafaz-lafaz yang termasuk kaidah khusus di masing-masing Surah al-fātihah, al-baqarah, dan Ali Imrān yang tidak sama antara bacaan riwayat Haf dan riwayat Qālūn menurut arīq asy- Syā ibiyyah adalah sebagaimana berikut: Surah Al-Fatihah No Ayat Bacaan Riwayat Haf Bacaan Riwayat Qālūn Teks Penjelasan Teks Penjelasan 1 4 مال ك I bāt alif م sesudah مل ك م Tanpa alif sesudah Surah Al-Baqarah No Ayat Bacaan Riwayat Haf Bacaan Riwayat Qālūn Teks Penjelasan Teks Penjelasan 1 9 ی خ د ع و ن,ى Fathah sukun خ dan tanpa alif sesudahnya, د serta fathah ی خ اد ع ون dan خ fathah,ى ammah i bāt alif sesudahnya, serta د kasrah,ى Fathah ی ك ذ ب ون 2 10 sukun,ك dan kasrah ذ tanpa tasydīd ی ك ذب ون 3 29 و ھ و ھ ammah و ھ و 4 58 ن غ ف ر ن Memakai ی غ ف ر yang difathah, ف dan kasrah ى Memakai لن ب ی ین 5 61 yang ditasydīd 6 62 و ال صاب ي ین Memakai hamzah ن ب ی ي ی ن ammah,ى fathah,ك dan kasrah ذ yang bertasydid Memakai ى yang di-«ammah, ف dan fathah Memakai hamzah sebagai ganti, dan oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Tanpa memakai hamzah و ال صاب ین

28 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 ھ ز و ا 7 67 Ibdāl hamzah dengan wāw, serta «ammah baik wasal ز maupun waqaf ھ ز ؤ ا Memakai hamzah, serta «ammah ز baik wa al maupun waqaf 8 74 ف ھ ي ھ Kasrah ف ھ ي ھ Sukūn 9 81 خ ط یي ت ھ Dalam bentuk خ ط یي ات ھ jama Dalam bentuk mufrad 10 85 ت ظ اھ ر ون tidak ظ Huruf ظ اھ ر ون ditasydīd ظ Huruf ditasydīd 11 85 و ھ و ھ ammah و ھ و 12 85 ت ع م ل ون tā Memakai khi āb Memakai Yā Gāib ی ع م ل ون 13 91 و ھ و ھ ammah و ھ و 14 91 ب ی اء ى Memakai sebagai pengganti hamzah ن ب ي اء م یك ال 15 98 Membuang hamzah, tanpa yā sesudahnya mengikuti مث ق ال wazan م یك اي ل 16 112 و ھ و ھ ammah و ھ و 17 119 س ا ل ت ammah ت س ا ل ل rafa dan 18 125 و ات خ ذ وا خ Kasrah و ات خ ذ وا 19 132 و و صى Tanpa hamzah و أ و ص ى serta men- ص Tasydīd 20 136 لن ب ی ون لن ب ی و و ن Memakai hamzah sebagai ganti ى. Oleh karena sesudah hamzah berupa huruf mad alif dan sesudahnya berupa hamzah di dalam satu kataterjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Memakai hamzah sesudah alif dengan tanpa memakai yā sesudahnya. maka terjadilah hukum mad wajib mutta il yang tentunya dibaca 4 harakat. لjazam dan ت Fathah ر ر ر خ Fathah Memakai hamzah diantara dua wāw serta ص (Shâd) tidak ditasydīd ى Memakai Memakai hamzah sebagai yang ditasydid ganti ى. Oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata, terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. 21 137 و ھ و ھ ammah و ھ و 22 139 و ھ و ھ ammah و ھ و 23 140 ق ول ون tā Memakai ق ول ون Memakai yā gā`ibah khithāb 24 165 و ل و ی ر ى yā Memakai و ل و ت ر ى Memakai tā khithāb Gā`ib 25 168 خ ط و ات ط ammah خ ط و ات ط Sukūn 26 173 ف م ن اض ط dan ن Kasrah ف م ن ط dan ن ammah ط «ammah اض ط 27 177 س ال ب ر Na ab س ال ب ر ر Rafa

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 29 ل ك ن ال ب ر 28 177 29 184 د ی ة ط ع ام مسك ی ن Fathah ن yang ditasydid dan ر na ab ف د ی ة Lafaz ditanwin, lafaz di-rafa, ط ع ام مسك ی ن lafaz berbentuk mufrad yang dikasrah tanwin ن -nya و ل ك ن د ی ة ط ع ام م س اك ی ن 30 184 ف ھ و ھ ammah ف ھ و 31 189 ل ب ی وت ى ammah ب ی وت Sukun ن dan demi menghindari bertemunya dua huruf mati di dalam 2 kalimah ن huruf (ال ت ق اء ال ساك ن ی ن ( dikasrah, sedangkan ر di-rafa Lafaz ف د ی ة tidak ditanwin, lafaz ط ع ام dimajrurkan, lafaz berbentuk jama yang م س اك ی ن difathah ن -nya dengan tidak ditanwin ى Kasrah ل ك ن ال ب ر 32 189 Fathah ن yang ber-tasydid dan na ab ر ول ك ن ال ب ر 33 204 و ھ و ھ ammah و ھ و 34 208 ي الس ل م س Kasrah ي الس ل م 35 208 خ ط و ات ط ammah خ ط و ات 36 213 لن ب ی ین ى Memakai ن ب ی ي ی ن yang ditasydid 37 214 ی ق ول ل Na ab ی ق ول 38 216 و ھ و ) ٣ ( ھ ammah و ھ و ) ٣ ( 39 217 و ھ و ھ ammah و ھ و 40 231 ھ ز و ا Meng-ibdāl- ھ ز ؤ ا kan hamzah dengan wāwserta «ammah baik wa al ز maupun waqaf 41 236 ق د ر ه د Fathah ق د ر ه 42 240 و ص ی ة ت Na ab و ص ی ة 43 245 ف ی ض اع ف ھ - ع Takhfīf ف ی ض اع ف ھ i bāt alif sebelumnya- ف serta na ab 44 245 ی ب س ط س Memakai ی ب ص ط 45 246 ن ب ي ى Memakai ن ب یي yang ditasydid Sukun ن yang tidak bertasydid, kemudian dikasrah demi menghindari bertemunya dua huruf mati, ر dan na ab س Fathah ط Sukun Memakai hamzah sebagai ganti ى. Oleh karena sesudah mad yā berupa hamzah di dalam satu kata- terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. ل Rafa Memakai hamzah serta «ammah ز baik wa al maupun waqaf د Sukun ت Rafa Tasydid -ع i bāt alif ف rafa sebelumnya-serta ص Memakai Memakai hamzah sebagai ganti ى. Oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata, terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat.

30 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 46 246 ع س ی ت م س Fathah ع س ی ت م 47 247 ب ی ھ م ى Memakai ن ب یي ھ م yang ditasydid ب ی ھ م 48 248 ى Memakai yang ditasydid ن ب یي ھ م 49 249 غ ر ف ة غ ammah غ ر ف ة 50 251 د ف ع dan د Fathah د ف اع sukun ف dan tanpa alif sesudahnya 51 255 و ھ و ھ ammah و ھ و 52 258 ا أ ح ی ي Membuang ا أ ح ی ي أ ن ا alif-nya ketika wa al dan mengi bāt-kannya bila waqaf 53 259 و ھ ى ھ Kasrah و ھ ى 54 259 ن نش ز ھ ا ز Memakai ن نش ر ھ ا 55 265 ر ب و ة ر Fathah ر ب و ة 56 265 ك ل ھ ا ك ammah ك ل ھ ا 57 271 ف ن ع ما ع dan ن Kasrah ف ن ع ما - serta tasydid م ف ن ع ما 58 271 ف ھ و ھ ammah ف ھ و 59 271 و ی ك ف ر ى Memakai و ن ك ف ر ر rafa dan 60 273 ی ح س ب ھ م س Fathah ی ح س ب ھ م 61 280 م ی س ر ة س Fathah م ی س ر ة 62 280 ت ص دق وا ص Takhfīf ت ص دق وا 63 282 ت ج ار ة lafaz ت Na ab ت ج ار ة ح اض ر ة ح اض ر ة dan ت ج ار ة ح اض ر ة 64 284 ف ی غ ف ر lafaz ر Rafa ف ی غ ف ر و ی ع ذب ب dan ف ی غ ف ر و ی ع ذب و ی ع ذب lafaz س Kasrah Memakai Hamzah sebagai ganti ى. Oleh karena sesudah hurud mad yā berupa hamzah di dalam satu kata- terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Memakai hamzah sebagai ganti.ى Oleh karena sesudah hamzah berupa hurud mad yā berupa hamzah di dalam satu kata, terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. غ Fathah Kasrah د dan fathah ف dengan i bāt alif sesudahnya I bāt alif-nya ن ا baik ketika wa al maupun waqaf; oleh karenanya terjadi hukum mad jāiz munfa il yang mempunyai dua wajah bacaan, yaitu al-qa r (2 harakat) dan at-tawassu (4 harakat). ھ Sukūn ر Memakai ر ammah ك Sukūn Mempunyai dua wajah bacaan, yaitu (1) kasrah ن dan ikhtilās (2), م - serta tasydīd ع kasrah kasrah ن dan عSukun - serta م tasydīd ر dan jazam ن Memakai س Kasrah س ammah ص Tasydid Rafa ت lafaz ح اض ر ة dan ت ج ار ة رJazam lafaz ف ی غ ف ر dan ب lafaz و ی ع ذب

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 31 Surah Āli Imrān No Ayat Bacaan Riwayat Haf Bacaan Riwayat Qālūn Teks Penjelasan Teks Penjelasan 1 13 ی ر و ن ھ م ى Memakai ت ر و ن ھ م khi āb) (tā ت Memakai (yā gā`ib) 2 21 لن ب ی ین ن ب ی ي ی ن ى Memakai yang ditasydid 3 37 و ك ف ل ھ ا ف Tasydid و ك ف ل ھ ا 4 37 ز ك ر ی ا (3) (2 Al-qa r ز ك ر ی اء harakat) dengan tanpa hamzah 5 38 ز ك ر ی ا (2 Al-qa r ز ك ر ی اء harakat) dengan tanpa hamzah 6 39 و ھ و ھ ammah و ھ و 7 39 و ن ب ی ا ى Memakai و ن ب ی ي ا yang ditasydid ط Sesudah ط ی را 8 49 ى berupa Sukun dengan tanpa alif ط اي را 9 49 ف ى ب ی وت ك م ب ammah ف ى ی وت ك م 10 57 ف ی و ف یھ م ى Memakai ف ن و ف یھ م (yā gā`ib) 11 62 ل ھ و ھ ammah ل ھ و 12 66 ھا ن ت م Tahqīq ھا ن ت م hamzah dan i bāt alif ; ھ sesudah oleh karenanya terjadi hukum mad jāiz munfa il yang dibaca 4 harakat. 13 67 لن ب ى ى Memakai لن ب ی ي yang ditasydid Memakai hamzah sebagai ganti ى. oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata, terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. ف Takhfīf Memakai hamzah yang dirafa kan, maka terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Memakai hamzah yang dirafa kan, maka terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Memakai hamzah sebagai ganti ى. oleh karenanya terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Sesudah ط berupa alif dan sesudah alif ada ى sukun; oleh karenanya terjadi hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. ب Kasrah ن Memakai ھ Sukūn Tashīl hamzah dan i bāt alif sesudah ھ ; maka huruf mad disini mempunyai dua wajah bacaan, yaitu (1) at-tawassu (4 harakat); (2) al-qa r (2 harakat) Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah hurud mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat.

32 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 14 78 ل ت ح س ب وه س Fathah ل ت ح س ب وه 15 79 ٱلن ب وة و Memakai ٱلن ب و ي ة yang ditasydid ت ع ل م ون 16 89 ت ammah ع dan fathah ل serta kasrah yang ditasydid ت ع ل م ون 17 80 ا م ر ك م رNa ab ا م ر ك م 18 80 لن ب ی ی ن ى Memakai ن ب ی ي ی ن yang ditasydīd لن ب ی ی ن 19 81 آت ی ت ك م 20 81 ى Memakai yang ditasydīd Memakai ت ammah sebagai ganti ن tempatnya (nun a mah) dengan tanpa alif س Kasrah memakai hamzah, dan oleh karena sesudah huruf mad wāw berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il yang dibaca 4 harakat. Fathah ت dan sukun ع serta fathah ل yang tidak bertasydid ر Rafa Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah hurud mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. Memakai ن dan alif sesudahnya ن ب ی ي ی ن آت ی ن اك م 21 83 ی ب غ ون ى Memakai ت ب غ و ن 22 83 ی ر ج ع ون ى Memakai ت ر ج ع ون 23 84 لن ب ی ون ى Memakai ٱلن ب یي و ن yang ditasydid 24 85 و ھ و ھ ammah و ھ و 25 97 ح ج ح Kasrah ح ج 26 112 ن ب ی ا ء ى Memakai لا ن ب ي ا ء sebagai pengganti hamzah 27 115 ف ع ل وا ى Memakai ف ع ل وا 28 115 ی ك ف ر وه ى Memakai ت ك ف ر وه 29 119 ا أ ن ت م Tahqīq ا أ ن ت م hamzah dan i bāt alif ; ھ sesudah oleh karenanya terjadi hukum Memakai ت (tā khithāb) ت Memakai Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah hurud mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. ح Fathah Memakai hamzah; oleh karena sesudah hamzah berupa hurud mad alif dan sesudahnya berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. ت Memakai ت Memakai Tashīl hamzah dan i bāt alif sesudah ھ ; maka huruf mad disini mempunyai dua wajah bacaan, yaitu (1) at-tawassu dan (2) alqa r

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 33 ی ض رك م 30 120 mad ja iz munfa il yang dibaca 4 harakat ض ammah ر rafa dan yang ditasydīd ی ض ر ك م 31 125 م س وم ین و Kasrah م س وم ین 32 133 و س ار ع وا I bāt sebelum س ار ع وا س 33 146 ب ى ب ی ي ق ات ل 34 146 ى Memakai yang ditasydid Fathah ق dan i bāt alif serta ت fathah ت ل 35 150 و ھ و ھ ammah و ھ و 36 154 ب ی وت ك م ب ammah ی وت ك م 37 157 م ت م م ammah م ت م 38 157 ی ج م ع ون ى Memakai ت ج م ع ون 39 158 مت م م ammah م ت م 40 161 ن ب ى ى Memakai ن ب ی ي yang ditasydid 41 161 ی غ ل dan ى Fathah غ «ammah ی غ ل 42 169 ت ح س ب ن س Fathah ت ح س ب ن 43 176 ی ح ز ن ك dan ى Fathah ی ح ز ن ك ز «ammah 44 178 ی ح س ب ن س Fathah ی ح س ب ن 45 180 ی ح س ب ن س Fathah ی ح س ب ن 46 181 ن ب ی ا ء ى Memakai لا ن ب ي ا ء sebagai pengganti hamzah ت ح س ب ن 47 188 ت ح س ب ن ھ م 48 188 ت Memakai ب dan fathah ت Memakai ب dan fathah ی ح س ب ن ی ح س ب ن ھ م ر dan jazam ض Kasrah و Fathah س sebelum و Membuang Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah hurud mad yâ berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. ammah ق dan tanpa alif ت sesudahnya serta kasrah ب Kasrah م Kasrah ت Memakai Kasrah Memakai hamzah, dan oleh karena sesudah huruf mad yā berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. غ dan fathah ى ammah س Kasrah ز dan kasrah ى ammah س Kasrah س Kasrah Memakai hamzah; oleh karena sesudah hamzah berupa hurud mad alif dan sesudahnya berupa hamzah di dalam satu kata terjadilah hukum mad wajib mutta il. ب dan fathah ى Memakai ب dan fathah ى Memakai Penutup Dalam Surah al-fātihah, al-baqarah, dan Āli Imrān, perbedaan bacaan riwayat Haf dan Qālūn menurut arīq asy-syā ibiyyah adalah sebagai berikut: temuan kaidah umum adalah hukum atau

34 u uf, Vol. 5, No. 1, 2012: 19 35 bacaan: mīm jama, idgām agīr pada tempat-tempat tertentu, hā kināyah pada tempat-tempat tertentu, dua hamzah dalam satu kata, dua hamzah dalam dua kata, bacaan lafaz ال تو ر یة, yā i«āfah, dan yā zā`idah. Temuan lafaz-lafaz yang termasuk kaidah khusus (farsy al- urūf) berjumlah 113 tempat, dengan rincian: satu tempat di Surah al-fātihah, 64 tempat di Surah al-baqarah, dan 48 tempat di Surah Āli Imrān.[] Daftar Pustaka Akaha, Abduh Zulfidar, Al-Qur an dan Qira at. Jakarta: Pustaka al-kautsar, 1996. al-an āriy, Abū Ja far Ahmad ibn Alī ibn Ahmad ibn Khalaf. Kitāb al-iqnā fī al-qirā āt as-sab, Damaskus: Dār al-fikr, 1403 H. al- Asqallāniy, Syihāb ad-dīn Ahmad bin Hajar. Taqrīb al-tah īb, Dār al-fikr, 1415 H. al-bagdādiy, Abū al-qāsim Alī bin U mān, Sirāj al-qāri al-mubtadi, Beirut: Dār al-fikr, t.t. al-bukhāriy, Muhammad bin Ismā īl, ahīh al-bukhāriy, Beirut: Dār Ibnu Ka īral-yamāmah, 1407 H, juz 4, Bab Dzikr al-malā ikah, hadis no. 4705, hlm. 1909. al-hafizh, Ismail Masyhuri., Ilmu Qira atul Qur an: Sejarah dan Pokok Perbezaan Qiraat Tujuh, Kuala Lumpur: Nurulhas, t.t. al-hāfi, Sayyid Lāsyīn Abū al-farrah dan Khālid Muhammad, Taqrīb al-ma ānī, Madinah: Maktabah ad-dār az-zamān, 1420 H. al-khayyā, Abū al-hasan Alī bin Fāris, al-tab irah fī Qirā āt al-a immah al- Asyrah, Riyā«: Maktabah al-rusyd, 2007. al-mizziy., Tah īb al-kamāl fī Asmā al-rijāl, Beirut: Mu assasah al-risālah, 1980 M/ 1400 H. al-qā«iy, Abd al-fattā., al-budūr az-zāhirah fī al-qirā āt al- Asyr al- Mutawātirah min arīqai asy-syā ibiyyah wa ad-durrah, Cet. ke I. Beirut: Dār al-kitāb al- Arabiy, 1981. --------. al-wāfiy fī syarh asy-syātibiyyah fī al-qirā'āt as-syab, Madinah al- Munawwarah: Maktabah ad-dār, 1983. al-qa ān, Mannā Khalīl., Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur an, (Penerjemah Drs. Mudzakir AS) Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2000.

Studi Komparasi Riwayat Qālūn dan Haf A. Fathoni 35 ar-rūmiy, Fahd bin Abdurrahmān bin Sulaimān., Dirāsāt fī Ulūm al-qur ān al- Karīm, Riyā«: t.pn., 2004. Ibn al-jazāriy, Gāyah an-nihāyah fī abaqāt al-qurrâ, al-maktabah al- Syāmilah, juz 1. Fathoni, Ahmad. Kaidah Qiraat Tujuh.Jilid I & Jilid II. Jakarta: Institut PTIQ & IIQ Jakarta dan Darul Ulum Press Jakarta, 2005. Ismā īl, Sya bān Mu ammad. al-qirā āt: A kāmuhā wa Ma daruhā. Beirut: Dār as-salām, 1406 H.