DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih maju, kesadaran kebutuhan nutrisi asal ternak semakin meningkat,

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

Distribusi komponen karkas sapi Brahman Cross (BX) hasil penggemukan pada umur pemotongan yang berbeda

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

Hubungan Umur, Bobot dan Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong Di Rumah Potong Hewan Temesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

ANALISIS PREFERENSI DAN POLA KONSUMSI DAGING KERBAU PADA KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

Performans Sapi Bali Pada Periode Awal Pertumbuhan di Kabupaten Lampung Tengah. Performance Yearling and Growth of Bali Cattle In Central Lampung

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

TINJAUAN PUSTAKA. dengan lingkungan maupun kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan. banyak mengkonsumsi jenis pakan hijauan.

PENGARUH PERBEDAAN JENIS OTOT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP BIOLOGICAL VALUE DAGING SAPI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

KARAKTERISTIK KARKAS SAPI JAWA (STUDI KASUS DI RPH BREBES, JAWA TENGAH)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

Pertumbuhan Dimensi Tinggi Tubuh Pedet Sapi Bali

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Lingkungan Eksternal Penggemukan Sapi. diprediksi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

RASIO PEMOTONGAN SAPI DI RUMAH PEMOTONGAN HEWAN PESANGGARAN SKRIPSI. Diajukan oleh I Made Fajar Swanditha

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

Transkripsi:

DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... ABSTRACT... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR..... i ii iii iv vi vii viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian.... 5 1.4 Manfaat Penelitian..... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali... 6 2.2 Nutrisi Daging Sapi.... 7 2.3 Pemotongan Sapi di RPH... 12 2.4 Kerangka Konsep.......... 15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi Penelitian... 17 3.2 Metode Penelitian... 18 3.3 Analisa Data... 22 3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian... 22 BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air... 23 4.2 Kadar Protein... 25 4.3 Kadar Lemak.... 27 4.4 Kadar Abu. 29 BAB V SIMPULAN dan SARAN 5.1 Simpulan..... 32 5.2 Saran. 32 DAFTAR PUSTAKA... 33 LAMPIRAN... 37

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Kadar Air Daging sapi Bali Bedasarkan Umur dan Jenis Kelamin. 23 4.2 Protein Daging sapi bali Bedasarkan Umur dan Jenis Kelamin 25 4.3 Kadar lemak Daging sapi bali Bedasarkan Umur dan Jenis Kelamin.. 27 4.4 Kadar Abu Daging sapi bali Bedasarkan Umur dan Jenis Kelamin. 29

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Daging Sapi Bali 19 2.2 Hubungan antara umur dan jenis kelamin yang mempengaruhi kualitas daging.. 16 4.1 Rata-rata kadar air daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelamin 24 4.2 Rata-rata kadar protein daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelamin 26 4.3 Rata-rata kadar lemak daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelamin.. 28 4.4 Rata-rata kadar abu daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelamin 30

ABSTRAK Daging merupakan sumber nutrisi yang berkualitas bagi manusia terutama sebagai sumber protein. Kandungan Nutrisi daging sapi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti dari faktor umur dan jenis kelaminnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran nutrisi dari daging sapi bali bedasarkan umur dan jenis kelaminnya. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 36 sampel daging sapi bali dimana 18 sampel daging sapi jantan dan 18 daging sapi betina yang di bagi kedalam 6 kelompok umur. Berdasarkan umurnya, gambaran nutrisi daging sapi bali tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Berdasarkan jenis kelaminnya, gambaran nutrisi daging sapi bali tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Informasi tentang gambaran nutrisi daging sapi bali bedasarkan umur dan jenis kelamin ini bisa dipakai sebagai acuan pendukung untuk penerapan Undang-Undang No 18 th 2009 revisi No 41 th 2014 dan Peraturan-peraturan pemerintah Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner agar nantinya tidak lagi memotong ternak betina produktif dan sapi yang masih berumur muda. Kata-kata kunci : Daging sapi, Nutrisi daging, Jenis kelamin, Umur

ABSTRACT Meat is a great source of quality nutrition for human beings especially as a source of protein. The beef content of Nutrients is affected by various factors such as age and sex. The purpose of this research is to know the description of the nutrition of beef of bali cattle based on age and sex. This research using a sample of as much as 36 samples of beef of bali cattle where 18 samples of beef males and 18 females in beef for into 6 age groups. On the basis of age, the image of beef nutrition overview does not show significant differences. On the basis of sex, the image of beef nutrients showed no significant differences. Information about beef nutrition overview based on age and sex can be used as a supporting reference for implementation of Act No 18 th 2009 revision No. 41st 2014 and Government Regulations Regarding Veterinary Public Health so that later on no longer cut the female productive livestock and cattle that was young. Keywords: Beef, Meat nutrition, Sex, Age

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sapi bali merupakan komoditi ternak unggulan yang berasal dari Bali. Dalam kehidupan sehari-hari, sapi bali memiliki banyak peran yang bermanfaat bagi para pemilik dan petani. Pemeliharan sapi bali dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan yang dapat meningkatkan daya beli petani, menyediakan makanan bergizi, berupa protein hewani. Khususnya bagi masyarakat pedesaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, menghasilkan bahan baku dalam berusahatani seperti kotoran hewan sebagai sumber pupuk dan membantu tenaga kerja pertanian, dan digunakan sebagai tabungan yang setiap saat dapat dijual dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga (Abdulah et al., 2010). Menutut Budiansyah et al, (2011) Produksi pakan ternak di Indonesia tahun 2008 mencapai 8,156 juta ton dari kapasitas terpasang 12 juta ton. Rendahnya tingkat produktivitas daging yang dihasilkan peternakan rakyat disebabkan oleh manajemen pemeliharaan yang mengandalkan ransum berkualitas rendah (Suharti et al., 2009). Pengetahuan masyarakat tentang daging yang sehat dan berkualitas serta aman untuk dikonsumsi masih rendah. Umumnya masyarakat tidak tahu dan sebagian lagi tidak mau tahu apakah daging yang dibelinya memiliki kualitas nutrsi yang bagus dan dapat memberkan manfaat kesehatan bagi tubuh. Banyak dari mereka berfikir hanya mendapatkan daging yang murah tanpa berfikir apakah daging yang dibelinya aman. Banyak dilema dimasyarakat dalam membedakan antara kualitas dan nilai nutrisi daging sehingga

masyarakat hanya mementingkan baik dalam cita rasanya dan terkadang membeli daging baik itu dari pemotongan sapi muda maupun sapi tua. Selain itu, pengetahuan para penjual juga masih rendah (Soedjana, 1997). Untuk itu peran dokter hewan untuk melakukan pengawasan nutrisi daging sebelum daging tersebut sampai ketangan konsumen sangat diperlukan untuk menjamin konsumen mendapatkan daging yang berkualitas baik secara fisik maupun komposisinya serta bebas dari ancaman penyakit zoonosis. Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran tubuh yang meliputi perubahan bobot hidup, bentuk dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta komponen-komponen kimia termasuk air, lemak, protein dan abu (Soeparno, 1998). Purbowati (2009) menyatakan bahwa suatu individu erat kaitannya dengan perkembangan merupakan perubahan bentuk suatu komformasi tubuh, termasuk perubahan struktur tubuh, perubahan kemampuan dan komposisi. Selama pertumbuhan seekor ternak ada dua hal yang terjadi, yaitu bobot badannya meningkat sampai mencapai bobot badan dewasa, yang disebut pertumbuhan dan terjadinya perubahan konformasi serta bentuk tubuh dan berbagai fungsi kesanggupannya untuk melakukan sesuatu menjadi wujud penuh yang disebut perkembangan. Perubahan bentuk tubuh atau dalam hal pertambahan berat badan sangat berguna untuk seleksi pada pemuliaan ternak sebagai petunjuk dalam performans kondisi pada grazing atau feedlot. Meskipun demikian, yang terpenting bahwa makin mendekati dewasa, pertambahan berat badan semakin rendah (Wello, 2007). Manurung (1996) menyatakan laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan

dan genetik. Bobot badan awal fase penggemukan berhubungan dengan bobot badan dewasa. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Pertumbuhan dapat dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan, yaitu dengan penimbangan berulang-ulang dan dibuat dalam pertambahan bobot badan harian, mingguan atau per satuan waktu lain (Tillman et al., 1998). Menurut Siregar (2008) bahwa pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan puberitas. Namun setelah usia puberitas hingga usia dewasa, laju pertumbuhan mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia dewasa sampai pertumbuhan sapi berhenti. Sejak sapi dilahirkan sampai dengan usia puberitas sekitar umur 12-15 bulan, merupakan fase hidup sapi yang laju pertumbuhannya sangat cepat. Pertumbuhan yang cepat terjadi pada periode lahir hingga usia penyapihan dan puberitas namun, setelah usia puberitas hingga usia dewasa laju pertumbuhan mulai menurun dan akan terus menurun hingga usia dewasa (Manurung, 1996). Potensi pertumbuhan ternak ditentukan oleh genetik yang dinyatakan dalam hubungan hormonal di dalam tubuh. Sebagian energi pakan dirubah menjadi protein mikroba yang pada akhirnya protein tersebut dimanfaatkan oleh ternak (Carstairs et al., 1980). Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan dalam tingkat pertumbuhan dan bobot dewasa yang dicapai (Bamualim et al., 2002). Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa ternak yang masih muda membutuhkan lebih sedikit makanan dibandingkan yang lebih tua untuk setiap unit pertumbuhan bobot badannya. Salah satu faktornya, antara lain pertambahan bobot badan hewan muda sebagian disebabkan oleh

pertumbuhan otot-otot, tulang-tulang dan organ-organ vital, sedangkan hewan yang lebih tua bobot badannya disebabkan karena perletakan (deposit) lemak. Lemak mengandung sedikit air dan lebih banyak energi dibandingkan dengan unit jaringan tubuh lainnya (Parakkasi, 1999). Bambang (2005) menjelaskan bahwa jika telah mencapai kedewasaan dan pertumbuhannya telah terhenti, tetapi mereka mengalami perubahan, maka perubahan tersebut karena penimbunan lemak bukan pertumbuhan murni. Kay dan Housseman (1975) menyatakan bahwa hormon androgen pada hewan jantan dapat merangsang pertumbuhan sehingga hewan jantan lebih besar dibandingkan dengan hewan betina. Ditambahkan Parakkasi (1999) menyatakan perbedaan tingkat pertumbuhan dan bobot dewasa antara jantan dan betina memberi petunjuk bahwa hormon kelamin memegang peranan peting untuk merangsang pertumbuhan ruminansia. Masyarakat sebagai konsumen sangat membutuhkan daging sapi yang memiliki nutrisi yang baik dan aman bagi kesehatan. Keamanan pangan daging sapi mutlak perlu dilakukan untuk menjamin masyarakat sebagai konsumen dalam mendapatkan daging yang aman untuk dikonsumsi (Hadiwiyoto, 1993). Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengetahui gambaran nutrisi daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelaminnya. Sehingga dapat dijadikan rujukan dalam menentukan waktu pemotongan sapi bali untuk memperoleh daging dengan nutrisi yang terbaik. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gambaran nutrisi daging sapi bali berdasarkan umurnya?

2. Bagaimanakah gambaran nutrisi daging sapi bali berdasarkan jenis kelaminnya? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan : 1. Untuk mengetahui gambaran nutrisi daging sapi bali berdasarkan umurnya 2. Untuk mengetahui gambaran nutrisi daging sapi bali berdasarkan jenis kelaminnya. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan diketahuinya nutrisi daging sapi bali berdasarkan umur dan jenis kelaminnya maka dapat dijadikan acuan dalam melakukan pemotongan sapi bali dimana merujuk kepada hasil terbaik sesuai umur maupun jenis kelaminnya. Dengan demikian, akan diketahui waktu dan umur terbaik untuk pemotongan sapi bali agar diperoleh nutrisi daging yang terbaik. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana untuk memilih daging yang mempunyai nutrisi yang terbaik.