BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. fakta bahwa pertanian padi merupakan penghidupan bagi sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

ANALISIS PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA HARGA MINYAK DUNIA DENGAN INFLASI DUNIA TAHUN (Pendekatan Error Corection Model atau ECM)

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PDB) tahun tertentu dengan tahun sebelumnya. Perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan luar negeri, karena perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta dan masyarakat (Saragih, 2009). merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DI JAWA TENGAH PERIODE

JUNIAR HENDRO NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Harga pada perekonomian biasanya tidak lepas dari faktor permintaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses perbaikan yang berkesinambungan dari suatu masyarakat

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PENGARUH CADANGAN DEVISA, PDB DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pengesahan Ujian..

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Inggris (consumption), berarti pembelanjaan yang dilakukan untuk

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal dari yang terpengaruh oleh volatilitas harga di pasar dunia, dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan, diawali dengan berdirinya beberapa bank bank syariah, ada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam analisis makroekonomi, peranan perdagangan luar negeri ke atas kegiatan ekonomi negara terutama dilihat dari sudut pengaruh kegiatan ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede Candra dan I Gusti Wayan (2015) Kegiatan perdagangan internasional khususnya ekspor-impor merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dapat dirumuskan sebagai suatu keseimbangan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang dan jasa yang diminta (Astuti dan Sri Fatmawati, 2013). Menurut Agung dan I Wayan Wita (2014) Jika nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor menunjukan majunya perekonomian suatu negara dari segi kegiatan perdagangan internasional, demikian sebaliknya jika nilai ekspor lebih rendah menunjukan rendahnya perekonomian negara yang berasal dari kegiatan perdagangan internasional. Menurut Ni Wayan Jesni dan Ida Bagus (2015) Perdagangan internasional merupakan pemecahan masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhan bagi masyarakatnya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari aktivitas perdagangan internasional salah satunya adalah untuk meningkatkan kemakmuran suatu negara, karena tidak semua negara memiliki peralatan produksi atau kondisi ekonomi yang sama baik dalam kualitas maupun 1

2 kuantitasnya. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antar negara sehingga bisa terpenuhi barang apa saja yang akan di impor maupun yang akan di ekspor. Menurut I Gusti Agung Ayu dan I Wayan Yogi (2015) Indonesia dengan sumber daya alam yang ada seharusnya mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Tapi kenyataannya Indonesia masih saja tergantung pada negara lain. Akibatnya barang-barang yang harusnya mampu diproduksi sendiri pada akhirnya harus diimpor. Ini dikarenakan kurangnya tenaga ahli yang mampu mengolah sumber daya alam tersebut. Penguasaan teknologi yang terbatas menyebabkan proses pertumbuhan ekonomi Indonesia membutuhkan barang modal dan bahan baku. Sehingga melakukan impor barang modal dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan yang belum bisa kita buat sendiri. Barang modal atau capital goods adalah peralatan berat seperti excavator (mesin pengeruk), forklifts, mesin pengolah logam, kendaraan, yang membutuhkan investasi yang sangat besar untuk membelinya. Sifat barang modal adalah durable atau tahan lama sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu bertahun-tahun. Logam dan produk-produk yang bersifat elektrik merupakan komponen fundamental dari barang modal (Carreras Tafunell, 2005).

3 Tabel 1.1 Impor Barang Modal Tahun 1987 2016 Tahun Impor Barang Modal (Juta U$) 1987 2.435,5 1988 2.556,2 1989 3.765,5 1990 6.067,0 1991 7.676,6 1992 7.366,8 1993 7.146,9 1994 7.419,7 1995 8.691,7 1996 9.652,9 1997 9.284,0 1998 5.807,5 1999 3.060,0 2000 4.777,4 2001 4.831,5 2002 4.410,9 2003 4.191,6 2004 6.533,8 2005 8.288,4 2006 9.155,9 2007 11.449,6 2008 21.400,9 2009 20.438,5 2010 26.916,6 2011 33.108,4 2012 38.154,8 2013 31.531,9 2014 29.303,0 2015 24.737,3 2016 22.355,3 Sumber : Badan Pusat Statistik

4 Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan Impor Barang Modal di Indonesia pada periode 1987-2016 mengalami fluktuasi secara terus menerus. Impor barang modal terendah terjadi pada tahun 1987 yaitu 2.435,5 juta U$. Kemudian mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 1998 sebesar 5.807,5 juta U$ menjadi 3.060,0 juta U$ pada tahun 1999 karena terjadi krisis ekonomi pada waktu itu. Dan jumlah impor barang modal tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu mencapai 38.154,8 juta U$. Tabel 1.2 Nilai Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang dan Perubahannya Januari Oktober 2016 dan 2017 Golongan Penggunaan Barang 2016 2017 Perubahan Okt Jan-Okt Sep Okt Jan-Okt m-to-m (Juta US$) m-to-m y-o-y (%) Jan - Okt y - o - y (%) Peran thd Total Impor Nonmigas Jan- Okt'17 (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Impor 11.507,2 110.200,9 12.780,8 14.192,1 12.6678,0 1.411,3 11,04 14,95 100,00 Barang Konsumsi 966,4 10.085,6 1.121,3 1.252,3 11.445,0 131,0 11,68 13,48 9,03 Bahan Baku / Penolong 8.565,0 82.134,1 9.605,0 10.770,3 95.535,7 1.165,3 12,13 16,32 75,42 Barang Modal 1.975,8 17.981,2 2.054,5 2.169,5 19.697,3 1.15,0 5,60 9,54 15,55 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017 Dirinci dari Tabel 1.2 menurut golongan penggunaan barang ekonomi, diketahui bahwa selama Oktober 2017 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 75,89 persen dengan nilai US$10.770,3 juta, diikuti oleh impor barang modal 15,29 persen (US$2.169,5 juta), dan impor barang konsumsi 8,82 persen (US$1.252,3 juta). Apabila dibandingkan periode

5 yang sama tahun sebelumnya, selama Januari Oktober 2017 nilai impor barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal mengalami peningkatan masing-masing sebesar US$1.359,4 juta (13,48 persen), US$13.401,6 juta (16,32 persen), dan US$1.716,1 juta (9,54 persen). (Badan Pusat Statistik, 2017) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi impor barang modal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi impor barang modal yaitu kurs dollar Amerika, apabila kurs dollar tinggi terhadap rupiah maka dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi impor yang akan menurun. Menurut Gusti Agung Ayu dan I Wayan Yogi (2015) Variabel kurs sangat umum diteliti pengaruhnya terhadap impor. Selain itu Produk Domestik Bruto juga mempengaruhi impor barang modal di Indonesia. Impor dapat terjadi dikarenakan pendapatan dalam negeri meningkat sehingga kemampuan penduduk untuk membeli barang-barang impor pun meningkat (Sukirno, 2016). Faktor selanjutnya inflasi, Inflasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih murah daripada barang yang dihasilkan dalam negeri (Sukirno, 2016). Apabila harga barang naik secara terus menerus juga akan mempengaruhi permintaan terhadap impor. Faktor lain yang mempengaruhi impor barang modal yaitu cadangan devisa. Cadangan devisa suatu negara terdiri dari stok emas yang dimiliki dan mata uang-mata uang keras (Boediono, 2016). Apabila suatu negara mempunyai stok cadangan devisa yang banyak akan berpengaruh baik terhadap permintaan impor dan sebaliknya apabila stok cadangan devisa sedikit akan berpengaruh kurang baik pada permintaan impor.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Kurs Dollar Amerika terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh Cadangan Devisa terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh PDB terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia? C. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Kurs DollarAmerika terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh Cadangan Devisa terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh PDB terhadap Impor Barang Modal Di Indonesia.

7 D. Manfaat Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan masalah tingkat kurs dollar Amerika, inflasi, cadangan devisa dan produk pomestik bruto terhadap impor barang modal di Indonesia. 2. Sebagai salah satu sumber informasi tentang perkembangan kurs dollar Amerika, inflasi, cadangan devisa dan produk domestik bruto. E. Metode Penelitian 1. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model atau Model Koreksi Kesalahan mengasumsikan keberadaan suatu hubungan equilibrium jangka panjang antara dua atau lebih variabel ekonomi. Dalam jangka pendek, tentu saja, yang terjadi adalah disequilibrium.penulis dalam penelitian ini menggunakan replikasi model dari Lisa Revalina serta I Gusti Agung Ayu dan I Wayan Yogi, sebagai berikut : IBM t * = β 0 + β 1 KURS t + β 2 INF t + β 3 CAD.DEVISA t + β 4 PDB t + µ t Formulasi Jangka Panjang : IBM t * = β 0 + β 1 KURS t + β 2 INF t + β 3 CAD.DEVISA t + β 4 PDB t + µ t

8 Di mana : IBM = impor barang modal di Indonesia (juta U$) KURS = kurs dollar Amerika Serikat (rupiah/u$) INF = inflasi di Indonesia (persen) CAD.DEVISA = cadangan devisa di Indonesia (juta U$) PDB = produk domestik bruto di Indonesia (juta U$) β 1,β 2,β 3,β 4 = koefisien regresi βo = konstanta/intersep µ = unsur kesalahan (error term) model jangka panjang Formulasi Jangka Pendek : ΔIBM t = Ɣ 0 + Ɣ 1 ΔKURS t + Ɣ 2 ΔINF t + Ɣ 3 ΔCAD.DEVISA t + Ɣ 4 ΔPDB t + Di mana : Ɣ 5 KURS t-1 + Ɣ 6 INF t-1 + Ɣ 7 CAD.DEVISA t-1 + Ɣ 8 PDB t-1 + Ɣ 9 ECT + ɛ t Ɣ 0 = λβ 0 Ɣ 1 ; Ɣ 2 ; Ɣ 3 ; Ɣ 4, koefisien pengaruh jangka pendek Ɣ 5 = -λ ( 1 β 1 ), Ɣ 6 = -λ ( 1 β 2 ), Ɣ 7 = -λ ( 1 β 3 ), Ɣ 8 = -λ ( 1 β 4 ), untuk menghitung koefisien jangka panjang Ɣ 9 = λ ; λ koefisien adjustment ECT = KURS t-1 + INF t-1 + CAD.DEVISA t-1 + PDB t-1 Apabila koefisien ECT (Ɣ 9 atau λ) tidak signifikan dan nilainya tidak di antara 0-1, berarti hubungan ekuilibrium atau hubungan jangka panjang tidak terjadi. Hasil estimasi adalah tidak konsisten dengan teori ekonomi.

9 Tahap Tahap Pengujian: a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas (Uji VIF) Masalah multikolinearitas muncul jika terdapat hubungan yang sempurna diantara satu atau lebih variabel independent dalam model. Dalam kasus terdapat multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukan pengaruh murni dari variabel independent dalam model. Bila tujuan dari penelitian adalah mengukur arah besarnya variabel independent secara akurat atau tepat, masalah kolinearitas penting untuk diperhitungkan (Gujarati, 2010). 2. Uji Otokorelasi (Uji Breusch Godfrey) Otokorelasi terjadi apabila variabel masa lalu memiliki pengaruh terhadap nilai variabel masa kini, atau masa yang akan datang. Sehingga, masalah otokorelasi merupakan masalah khusus dari data time series (Gujarati, 2010). Pengujian untuk mencari keberadaan otokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Breusch Godfrey. 3. Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey Reset) Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi CLRM tentang linieritas model, sehingga sering disebut sebagai uji linieritas model (Gujarati, 2010). Dalam uji ini akan digunakan Uji Ramsey Reset yang dikenal dengan Uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of specification error.

10 4. Uji Normalitas (uji Jarque Bera) Uji normalitas atau error (u t ) sangat penting dilakukan, karena uji eksistensi model (uji F) maupun uji validitas pengaruh variabel independen (uji t) dan estimasi nilai variabel dependen mensyaratkan hal ini. Apabila asumsi tidak terpenuhi baik uji F maupun uji t dan estimasi nilai variabel dependen menjadi tidak valid (Gujarati, 2010). 5. Uji Heteroskedastisitas (Uji White) Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi tidak konstan atau berubahubah secara sistematik seiring dengan berubahnya nilai variabel independen (Gujarati, 2010). Pada pengujian ini dapat dilakukan uji white. b. Uji Kebaikan Model 1. Uji eksistensi model (uji F) Uji eksistensi model (uji F) ini bertujuan untuk mengetahui apakah model penduga yang telah dibentuk merupakan model yang tepat sebagai estimator dari fungsi Impor Barang Modal (Gujarati, 2010). 2. Interpretasi Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kebaikan model yaitu menunjukan seberapa besar variasi dari variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Secara verbal, R 2 mengukur proporsi atau presentasi dari variasi total pada Y yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati, 2010).

11 3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t) Untuk menguji variabel pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen digunakan Uji t yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi (Gujarati, 2010). 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif, yaitu metode pengumpulan data dengan melalui data yang sudah ada sebelumnya atau data sekunder yang merupakan data yang diperoleh dari mengumpulkan dokumen atau catatan yang mendukung penelitian ini. 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari mengumpulkan dokumen atau catatan yang mendukung penelitian ini. Data sekunder yang dipakai berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia 1987-2016. F. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini di kemukakan landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan dan bahan pendukung penelitian, seperti penelitian terdahulu maupun hipotesis penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang obyek penelitian, jenis dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya, penurunan model ECM dan metode analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi deskripsi data, analisis hasil penelitian dan interpretasi. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN