*Keperluan korespondensi, HP: ,

dokumen-dokumen yang mirip
Nana Chintya, Bakti Mulyani*, dan Ashadi. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Khusnul Lusi Nursyam Syanas 1, Bakti Mulyani 2*, Sulistyo Saputro 2 1 Mahasiswa Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Dosen Program Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP: ,

Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Kimia FKIP,UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia

Keperluan korespondensi, HP : ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

*Keperluan Korespondensi, HP: ,

*Korespondensi, tel : ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126

*Keperluan korespondensi, HP ,

Herry Wijayanto, Suryadi Budi Utomo * dan Haryono. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

*Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, tel/fax: (0271) /648939, ABSTRAK

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. *Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia ABSTRAK

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta. *Keperluan Korespondensi: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI GAYA

* Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pembimbing Penelitian, P.Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3. Dosen PGSD FKIP UNS

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

57126, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: , ABSTRAK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Nur Jati Zahrah Saputri 1, Agung Nugroho Catur Saputro 2*, dan Haryono 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

Hasna Putri Azizah, Budi Utami* dan Haryono. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

57126, Indonesia. *Keperluan Korespondensi, telp: ,

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2 Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa S1 Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

*Keperluan korespondensi, HP ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

Keperluan korespondensi, HP: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

*Keperluan korespondensi, telp: ,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

*Keperluan korespondensi, telp: ,

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 2 Tahun 2017 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 128-134 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI MIPA 4 SMA AL - ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ita Dwi Purnamasari, Bakti Mulyani *, dan Sri Mulyani Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A Surakarta, Indonesia 57126 *Keperluan korespondensi, HP: 081393202573, e-mail: baktimulyani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran pada materi pokok Sistem Koloid. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Validasi data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar peserta didik pada materi pokok Sistem Koloid di SMA Al-Islam 1 Surakarta. Persentase ketercapaian minat belajar 53,85% pada siklus I, meningkat menjadi 76,92% pada siklus II dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik (pencapaian aspek pengetahuan pada siklus I adalah 69,23% kemudian meningkat menjadi 87,18% pada siklus II. Pada aspek sikap dan keterampilan pada siklus I adalah 100%). Kata Kunci:, minat belajar, prestasi belajar, Sistem Koloid PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ikut pula mempengaruhi pendidikannya. Dengan berkembangnya teknologi tersebut maka dibutuhkan pula usahausaha perbaikan pendidikan agar kualitas pendidikan juga semakin baik dan dapat bersaing dengan negaranegara lain. dalam hal ini pemerintah telah melakukan pembaharuan kurikulum, perbaikan strategi maupun metode pengajaran serta pengadaan buku untuk menunjang pembelajaran. Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum dari kurikulum 1994, 2004 (KBK), 2006 (KTSP), dan saat ini adalah kurikulum 2013. Sasaran pembelajaran di kurikulum 2013 mencakup pengembangan ranah sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan, seperti yang tersadur di Permendikbud No. 81a tahun 2013.Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna [1]. SMA Al-Islam 1 Surakarta telah menerapkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan wawancara dan observasi di sekolah tersebut, serta arsip nilai ulangan kimia dapat teridentifikasi permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 128

Berdasarkan hasil observasi, kelas XI MIPA 4 memiliki minat belajar yang rendah.hal tersebut ditunjukkan hasil analisis angket minat belajar peserta didik, dimana pada kelas tersebut peserta didik yang memiliki minat kategori tinggi sebesar 0% sedangkan untuk minat kategori sedang sebesar 48,72% dan untuk minat kategori rendah sebesar 51,28%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia, kelas XI MIPA 4 memiliki kelemahan dalam penerimaan materi kimia yang sifatnya hafalan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil nilai ulangan kimia kelas XI semester 1, dimana rata-rata kelas XI MIPA 4 pada materi senyawa hidrokarbon dan minyak bumi memiliki rata-rata kelas yang paling rendah dibandingkan dengan kelas yang lain yaitu sebesar 47,57%. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang dialami guru di kelas XI MIPA 4,banyak upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa, salah satunya dengan mengemas suatu pembelajaran dengan suatu model yang lebih menarik dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih adalah dengan mewujudkan pembelajaran yang menghadirkan suasana realistis yang bisa menghubungkan antara pengetahuan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa akan lebih memahami materi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari [2]. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mempermudah pemahaman siswa dengan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata [3].Pembelajaran kontekstual melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam mengkaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan yang nyata.dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Jadi, pengetahuan yang dimiliki oleh siswa merupakan hasil dari menemukan sendiri bukan semata-mata merupakan apa yang diberikan oleh guru [4].Pembelajaran berbasis CTL melibatkan delapan komponen pembelajaran produktif yaitu; membuat keterkaitanketerkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik (Authentic assessment) [2]. Dengan menggunakan model Learning, dapat menciptakan suasana yang lebih menarik dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan minat siswa menjadi lebih baik dan prestasi belajar menjadi meningkat. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta hasil belajar di dalam kelas [5].Berdasarkan penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa menerapkan penerapan pembelajaran CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi termokimia, ketuntasan pada siklus I sebesar 31,2% dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa meningkat 84,4% [6]Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, penting untuk dilakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar pada materi Sistem Koloid Kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus dilakukan dengan mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart [7] yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Sumber data 129

berasal dari guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, angket, tes, dan kajian dokumen. Teknik analisis data mengacu pada model analisis Miles dan Huberman [8] yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data menggunakan teknik triangulasi metode. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Siklus I dialokasikan waktu sebanyak 9 JP, dengan 4 kali pertemuan (7 JP) untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan (2 JP) untuk kegiatan evaluasi siklus I. 1 JP selama 40 menit. Pada tahap perencanaan, dilakukan penyusunan instrumen penelitian, RPP, soal tes pengetahuan, instrumen penilaian sikap (angket, lembar observasi, dan lembar wawancara), instrumen penilaian ke-terampilan (lembar observasi dan lembar penilaian laporan praktikum), dan instrumen penilaian minat belajar (angket, lembar observasi, dan lembar wawancara). Seluruh instrumen sebelum digunakan, divalidasi terlebih dahulu oleh dua panelis. Khusus untuk instrumen tes pengetahuan, angket sikap, dan angket minat belajar, sebelum digunakan diuji cobakan terlebih dahulu kemudian diukur realibilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 25 soal tes pengetahuan, 32 soal angket sikap, dan 32 soal angket minat belajar yang layak untuk digunakan. Untuk mendukung penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), 39 peserta didik di kelas XI MIPA 4 dibagi menjadi 10 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 peserta didik. Pelaksanaan Tindakan Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan apersepsi (konstruktivisme), orientasi, dan motivasi sehingga peserta didik lebih antusias dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru membagi peserta didik kedalam 10 kelompok dengan masing-masing anggota kelompok terdiri dari 4-3 siswa. Guru mendemonstrasikan secara singkat kegiatan pembelajaran hari tersebut (pemodelan). Berdasarkan penjelasan yang diberikan guru, siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan (bertanya). Peserta didikberdiskusi dalam kelompok dan memecahkan persoalan secara berkelompok (inkuiri). Beberapa kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas(masyarakat belajar). Guru memberikan motivasi kepada kelompok yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif. Pada kegiatan penutup setelah selesai mempresentasikan hasil diskusi tersebut, guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini (refleksi). Guru menyampaikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi sistem koloid selanjutnya untuk pertemuan yang akan datang. Guru memberikan penilaian terhadap hasil diskusi tiap kelompok (authentic assessment). Observasi dan Evaluasi Penilaian prestasi belajar aspek pengetahuan dilakukan melalui tes di akhir siklus I. Penilaian prestasi belajar aspek keterampilan dilakukan melalui observasi tes praktik dan penilaian laporan praktikum (keterampilan produk). Sedangkan, penilaian prestasi belajar aspek sikap dan minat belajar diukur melalui metode observasi, angket, dan wawancara. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan sedangkan pengisian angket dan wawancara dilakukan di akhir siklus I. Berdasarkan hasil pengukuran, persentase ketercapaian seluruh aspek di siklus I dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Persentase Ketercapaian Seluruh Aspek di Siklus I No Aspek Keter- Tar- Kriteria capaian get Ketercapaian (%) (%) 1. Sikap 100 75 Tercapai 2. Penget Belum 69,23 75 ahuan Tercapai 130

3. Ketera mpilan 4. Minat Belajar 100 75 Tercapai 53,85 75 Belum Tercapai Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa persentase ketuntasan prestasi belajar aspek sikap dan keterampilan sebesar 100%. Hasil ini telah melampaui target penelitian, yaitu 75% peserta didik tuntas. Sedangkan untuk aspek pengetahuan dan minat belajar, belum mencapai target penelitian yang ditetapkan. Refleksi Berdasarkan hasil siklus I, ketuntasan prestasi belajar aspek sikap dan keterampilan sudah melampaui target penelitian dan mencapai 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap dan keterampilan peserta didik di siklus I sudah sangat baik. Namun, untuk prestasi belajar aspek pengetahuan dan minat belajar belum mencapai target yang ditetapkan. Belum tercapainya ketuntasan aspek pengetahuan, disebabkan karena banyak peserta didik yang masih kesulitan dalam memahami istilah yang banyak terdapat di dalam konsep materi sistem koloid dan masih bingung dalam materi pembuatan koloid. Sedangkan untuk aspek minat belajar, belum tercapainya ketuntasan pada aspek tersebut, disebabkan karena masih kurangnya rasa suka dan tertarik peserta didik untuk ikut berpendapat dalam diskusi, masih kurangnya rasa ingin tahu peserta didik, masih kurangnya perhatian dan inisiatif peserta didik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan lebih lanjut yaitu dengan melangsungkan pembelajaran siklus II untuk meningkatkan ketercapaian setiap indikator dan mencapai target penelitian. Pembelajaran siklus II bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dirasa masih kurang di siklus I, memperbaiki dan meningkatkan ketercapaian indikator-indikator yang belum tuntas, meningkatkan ketercapaian dari indikator-indikator yang telah tuntas, dan mencapai target penelitian (khususnya untuk aspek pengetahuan dan minat belajar). Sedangkan, penilaian prestasi belajar untuk aspek sikap dan keterampilan tidak dilakukan di siklus II, karena ketercapaian kedua aspek tersebut sudah 100%. Siklus II Perencanaan Pembelajaran di siklus II dialokasikan waktu sebanyak 5 JP, dengan 1 kali pertemuan (3 JP) untuk penyampaian materi dan 1 kali pertemuan (2 JP) untuk evaluasi siklus II. 1 JP selama 40 menit. Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa RPP, dan soal tes pengetahuan. Sedangkan instrumen penilaian minat belajar menggunakan instrumen yang sama seperti pada siklus I. Seluruh instrumen penelitian sebelum digunakan, divalidasi terlebih dahulu oleh dua panelis. Instrumen soal tes pengetahuan, sebelum digunakan, diuji cobakan terlebih dahulu kemudian diukur realibilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 25 soal tes pengetahuan yang layak digunakan. Pembagian kelompok pada siklus II sama seperti pada siklus I, yaitu dari 39 peserta didik dibagi menjadi 10 kelompok. Namun bedanya, pada siklus II peserta didik yang telah tuntas di masing-masing kelompok diminta untuk berperan seperti teman belajar dan membantu teman sekelompoknya yang belum tuntas, sedangkan bagi yang belum tuntas diminta untuk lebih berani bertanya dan mau meminta bantuan kepada temannya yang telah tuntas. Pelaksanaan Tindakan Tahapan proses pembelajaran di siklus II sama seperti pada siklus I. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan, yaitu pemberian apersepsi, orientasi, dan motivasi. Kemudian masuk ke kegatan inti dengan menerapkan model pembelajaran pada materi Sistem Koloid. Setelah itu, 131

Pengetahuan Minat Sikap Ketrampilan Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 2 Tahun 2017 Hal. 128-134 kegiatan penutup, yaitu dengan memberikan post tes. Adapun perbedaannya dengan siklus I, untuk meningkatkan ketercapaian aspek pengetahuan, seluruh indikator tetap disampaikan, namun pada indikator-indikator yang belum tuntas yaitu pada indikator kompetensi nomor 3 (mengidentifikasi sifat-sifat koloid), indikator kompetensi nomor 4 (cara pembuatan koloid), diberikan alokasi waktu yang lebih lama saat pembahasan soal, serta diberikan penekanan lebih saat pembelajaran. Observasi dan Evaluasi Penilaian prestasi belajar aspek pengetahuan dilakukan melalui tes di akhir siklus II. Sedangkan, penilaian minat belajar diukur melalui metode observasi, angket, dan wawancara. Observasi dilakukan saat proses penjelasan materi sedangkan pengisian angket dan wawancara dilakukan di akhir siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, persentase ketercapaian seluruh aspek di siklus II dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Ketercapaian Seluruh Aspek di Siklus II No Aspek Keter- Tar- Kriteria capaian get Ketercapaian (%) (%) 1. Penget ahuan 87,18 75 Tercapai 2. Minat Belajar 76,92 75 Tercapai Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa persentase ketuntasan prestasi belajar aspek pengetahuan dan interaksi sosial telah mencapai target penelitian yang ditetapkan. ` Refleksi Berdasarkan hasil siklus II, diketahui bahwa persentase ketuntasan aspek pengetahuan dan minat belajar telah mencapai target yang ditetapkan. Jumlah ketuntasan peserta didik juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Learning (CTL) pada materi Sistem Koloid telah berhasil meningkatkan prestasi belajar dan minat belajar peserta didik. Penelitian diakhiri di siklus II, karena minat belajar dan prestasi belajar peserta didik baik aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan sudah mencapai target yang ditetapkan dan telah mengalami peningkatan yang signifikan. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Secara umum, histogram peningkatan ketercapaian seluruh aspek di setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 1. 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Siklus II Gambar 1. Histogram Peningkatan Ketercapaian Seluruh Aspek di Setiap Siklus Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa setelah di beri tindakan, terjadi peningkatan ketercapaian baik dari minat belajar maupun prestasi belajar peserta didik. Persentase ketercapaian minat belajar 53,85% pada siklus I, dan meningkat menjadi 76,92% pada siklus II. Persentase ketercapaian peserta didik untuk aspek sikap dan keterampilan pada siklus I adalah 100%. Persentase ketuntasan peserta didik untuk aspek pengetahuan pada siklus I adalah 69,23%, kemudian meningkat menjadi 87,18% pada siklus II. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan persentase ketercapaian baik dari prestasi belajar (sikap, pengetahuan, dan keterampilan), maupun dari minat belajar peserta didik. 132

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan prestasi belajar dan minat belajar peserta didik kelas XI MIPA 4, menurut peneliti adalah model pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran. Dilihat dari sisi minat belajar, penerapan model pembelajaran pada materi Sistem Koloid yaitu dapat menghadirkan suasana yang realistis dengan menghubungkan antara pengetahuan yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa akan lebih memahami materi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menuntut peserta didik untuk lebih aktif saat pembelajaran diskusi dan presentasi. Sedangkan jika dilihat dari sisi prestasi belajar, penerapan model Learning (CTL) pada materi Sistem Koloid menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan fokus saat pembelajaran. Penerapan model CTL menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan saling membantu dalam memahami materi dengan belajar kelompok sehingga mempermudah pemahaman. Pada akhir pembelajaran, peneliti melakukan wawancara pada beberapa peserta didik kelas XI MIPA 4 untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap penerapan model Learning (CTL) pada materi Sistem Koloid. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar peserta didik memberikan tanggapan positif. Menurut mereka, penerapan model pembelajaran memudahkan mereka dalam memahami materi tanpa merasa jenuh saat pembelajaran. Secara keseluruhan, penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi Sistem Koloid dapat dikatakan berhasil karena seluruh indikator minat belajar dan prestasi belajar yang diukur telah mencapai target yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran pada materi Sistem Koloid dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar pada materi Sistem Koloid kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Drs. Abdul Halim selaku Kepala SMA Al-Islam 1 Surakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Al- Islam 1 Surakarta, Dra. Sri Hari Triana selaku guru bidang studi kimia SMA Al- Islam 1 Surakarta yang telah memberikan izin menggunakan kelasnya untuk penelitian, dan peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Al-Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 selaku subjek penelitian yang telah memberikan respon yang baik dalam pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN [1] Kemendikbud, 2013, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Kemen-dikbud, Jakarta. [2] Johnson, E.B. (2009). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Terj. Ibnu Setiawan. Bandung: MLC (Buku asli diterbitkan 2002). [3] Hudson, C. C & Whisler, V. R. (2005). Contextual Teaching and Learning For Practitioners. Valdosta State University [4] Rahmad, M., Ahmad, S., Azizahwati. (2010). Penerapan pen-dekatan Contextual Teaching Learning 133

dalam meningkatkan ke-terampilan psikomotorik Kimia siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Ukui. Jurnal Geliga Sains 4 (1), 32-37. [5] Arikunto, S., 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. [6] Rahmah, B.A. (2015). Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Disertai Praktikum Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 4(4), 217-221 [7] Suyadi, 2011, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Diva Press, Yogyakarta. [8] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung. 134