Pengembangan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments Berbasis Literasi di Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Hasil analisis data penelitian dan pengembangan buku ajar kewirausahaan, dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Beberapan hasil kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ayu Eka Putri, 2014

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V PEMBAHASAN. pythagoras dalam memecahkan masalah mengacu pada model pengembangan

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Jurnal Teknologi Pendidikan Volume 1 Nomor 2 Edisi Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development) atau R & D. Pemilihan penggunaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Penilaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

PENGEMBANGAN MODEL BUKU PANDUAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBELAJARAN DI SMK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan. tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Pengembangan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments Berbasis Literasi di Sekolah Dasar Vina Gayu Buana (1) 1 Universitas Nahdlatul Ulama Blitar Email: 1 vinagayu@gmail.com, DOI: https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i2.44 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk model pembelajaran Teams Games Tournaments berbasis literasi untuk siswa kelas III. Model pembelajaran ini akan dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah dasar. Produk yang dikembangkan yaitu perangkat pembelajaran dengan sintaks model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) berbasis literasi. Model pembelajaran yang dikembangkan merupakan modifikasi model pembelajaran TGT yang diinternalisasikan dengan literasi. Berdasarkan hasil ujicoba baik dari hasil validasi, dan hasil uji coba lapangan diperoleh hasil bahwa penilaian validasi diperoleh 90,91%, penilaian uji coba skala kecil diperoleh nilai 82,5% dan penilaian uji coba lapangan diperoleh hasil 92,5%. Berdasarkan konversi penilaian tersebut menunjukkan bahwa produk model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) berbasis literasi sangat valid, sangat praktis, dan sangat efektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan layak untuk digunakan. Kata kunci: literasi, model pembelajaran, teams games tournaments., PENDAHULUAN Pendidikan di sekolah dasar merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan di sekolah dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar pada siswa agar mampu mengembangkan kehidupannya dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan pada jenjang selanjutnya. Anak di sekolah dasar diberikan pengetahuan-pengetahuan dasar melalui beberapa mata pelajaran berdasarkan dengan tingkat usia anak. Salah satu mata pelajaran yang menjadi dasar adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar berfokus pada kemampuan literasi (baca-tulis). Literasi pada umumnya dimaknai sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk membaca, menulis, mendengar dan bertutur. Wagner (1987), Freire dan Maceo (1987), Nammudu (1989) dan Unsworth (1993) menyatakan bahwa konsep literasi mempunyai arti yang luas yaitu penguasaan suatu tahap ilmu yang berdasarkan keterpaduan antara keterampilan mendengar, berbicara, membaca, menulis, berhitung dan berpikir. Menurut UNESCO (2008) literasi adalah kemampuan mengenal, memahami, meramal, mencipta, berkomunikasi, menghitung, dan menggunakan bahan cetak dan penu-lisan dengan berbagai konteks. Literasi melibatkan satu kontinum pembelajaran yang memungkinkan seorang individu mencapai tujuannya, membangun pengetahuannya dan potensinya serta turut serta dalam pembinaan masyarakat. Kemajuan kemampuan membaca/literasi tingkat sekolah dasar di Indonesia pada umumnya masih rendah. Hal ini diperkuat data dari kajian tentang kemampuan literasi pelajar Indonesia pernah dipublikasikan oleh PISA (Programme for International Student Assessment, 2015) yang menyimpulkan rendahnya kemampuan literasi pelajar Indonesia yang berumur 15 tahun. Menurut PISA (2015), prestasi literasi pelajar Indonesia menduduki peringkat ke-66 dari 72 negara yang dijadikan sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan baca-tulis pelajar Indonesia jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain, misal dengan negara - 157 -

tetangga Thailand yang menduduki peringkat ke-59. Faktor yang menyebabkan minat baca rendah yaitu belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 2 Arjosari diperoleh hasil bahwa kemampuan membaca siswa kelas 3 masih rendah, guru belum menerapkan pembelajaran siswa yang mendorong untuk berpikir kritis, menyampaikan pendapat, dan membiasakan membaca. Kegiatan literasi di kelas masih terbatas pada kegiatan yang bersifat teoritik, belum pada tingkatan internalisasi dan dalam bentuk yang dilakukan sehari-hari. Adanya permasalahan rendahnya kemampuan literasi tersebut, khususnya murid-murid sekolah dasar di SD Negeri 2 Arjosari. Dalam pembelajaran perlu digerakkan literasi. Dengan demikian perlu teorobosan desain pembelajaran dengan kegiatan yang menarik dan bermakna. Model pembelajaran yang didesain yaitu model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) berbasis literasi. Pengembangan model pembelajaran dalam hal ini yaitu model pembelajaran TGT yang dimodifikasi dan didesain dengan internalisasi literasi dalam pembelajarannya. Peneliti memilih Teams Games Tournaments karena model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan permainan. Permainan jika diterapkan dalam pembelajaran dapat merangsang minat siswa dalam aktivitas kelas, sehingga siswa menjadi termotivasi dan memiliki minat untuk belajar. Model pembelajaran yang didesain akan dikembangkan secara lebih operasional sehingga mudah untuk diimplementasikan di sekolah dasar. Model pembelajaran yang dikembangkan ini berkontribusi menghasilkan desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan yang dapat menumbuhkan literasi siswa. METODE Model penelitian dan pengembangan yang digunakan yaitu model Dick & Carey. Tahapan model penelitian dan pengembangan Dick & Carey (1983) ada 10 langkah. Akan tetapi dalam penelitian dan pengembangan ini beberapa tahapan Dick & Carey disusun dengan modifikasi dan disesuaikan kebutuhan penelitian tanpa mengurangi subtansi prosedur pengembangan produk. Berikut langkah model penelitian dan Dick Carey yang dilaksanakan (1) megidentifikasi kebutuhan untuk menentukan tujuan umum pembelajaran (Identify Insructional Goals); (2) melakukan analisis pembelajaran (Conduct Instructional Analysis); (3) mengidentifikasi karakteristik peserta didik (analyze Leaner and Contents); (4) merumuskan tujuan pembelajaran (Write Performance Objectives); (5) mengembangkan instrument penelitian (Develop Asessment Instrument); (6) mengembangkan strategi pembelajaran (Develop Instructional Strategi); (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran (Develop & Select Insructional Material); (8) mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction); (9) merevisi produk pembelajaran (Revise Instruction). Adapun langkahlangkah tersebut diilustrasikan melalui gambar dibawah ini. - 158 -

Gambar 1 Langkah Desain Pembelajaran Model Dick & Carey (Zulkipli 2016). HASIL Berdasarkan hasil penilaian validasi ahli terhadap produk model pembelajaran TGT berbasis literasi diperoleh hasil perhitungan persentase sebesar 90,91%. Kemudian dikonversikan dengan table konversi menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT berbasis literasi dalam kualifikasi sangat valid/layak sehingga secara umum tidak perlu revisi. Peneliti memerhatikan beberapa saran yang telah diberikan oleh ahli pembelajaran untuk penyempurnaan model TGT berbasis literasi yang telah dikembangkan. Beberapa saran ahli pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 data Hasil Revisi Uji Coba Ahli Pembelajaran Terhadap Model Pembelajaran No. Deskriptor yang direvisi Masukan Revisi 1 Model pembelajaran yang dikembangkan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan fisik Siswa cenderung duduk dan di dalam kelas sehingga belum mendorong siswa untuk melakukan kegiatan fisik. Oleh sebab itu, disarankan model TGT bisa dikombinasikan dengan wawancara kepada warga sekolah yang memiliki pekerjaan (contoh: guru, penjual makanan di kantin, atau tim kebersihan). direvisi - 159 -

2 Model Pembelajaran menyajikan materi yang diajarkan mulai dari konkret ke abstrak 3 Model pembelajaran yang dikembangkan memanfaatkan bendabenda yang konkret yang ada di sekitar siswa Kegiatan pembelajaran TGT dalam konteks ini masih belum menyajikan materi yang bersifat konkret, penyajian materi masih bersifat pictorial. Oleh sebab itu disarankan sebelum siswa mendalami materi melalui membaca bacaan yang telah disediakan, siswa dapat memelajari secara konkret terlebih dahulu. Contohnya: pengenalan pecahan menggunakan jelly/benda yang dapat dibagi-bagi direvisi direvisi Produk model pembelajaran Teams Games Tornaments berbasis literasi selanjutnya diujicobakan kepada siswa kelas III Sekolah Dasar di SD Negeri Arjosari 2. Prosedur pada uji coba ini yaitu peneliti bekerjasama dengan guru kelas, peneliti sebagai observer selama pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, guru dan siswa mengisi angket kepraktisan dan keefektifan dengan cara memberikan penilaian, komentar, dan saran. Berdasarkan pegolahan data uji coba kelompok kecil diperoleh hasil 82,5%. Hasil persentase analisis data tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan dan diperoleh bahwa model pembelajaran TGT bebasis literasi termasuk pada kriteria praktis dan efektif, sehingga layak untuk digunakan. Peneliti memerhatikan beberapa saran yang telah diberikan oleh subjek uji coba untuk penyempurnaan model TGT berbasis literasi yang telah dikembangkan. Beberapa saran ahli pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini Tabel 2 data Hasil Revisi dari Subjek Uji Coba Terhadap Model Pembelajaran No. Deskriptor yang direvisi Masukan Revisi 1 Kemudahan dalam memahami setiap langkah dalam penerapan model 2 Kesesuaian waktu yang disediakan dengan proses pembelajaran secara keseluruhan yang dilaksanakan Langkah-langkah model pembelajaran dituliskan secara rinci dan detail Alokasi waktu ditambah agar pembelajaran dapat maksimal revisi revisi Kemudian setelah diperoleh hasil ujicoba kelompok kecil, kemudian Produk model pembelajaran Teams Games Tornaments berbasis literasi selanjutnya diujicobakan pada uji coba lapangan II. Berdasarkan pegolahan data uji coba lapangan II diperoleh hasil 92,5%. Hasil persentase analisis data tersebut dibandingkan dengan - 160 -

kriteria yang telah ditentukan dan diperoleh bahwa model pembelajaran TGT bebasis literasi termasuk pada kriteria sangat praktis dan sangat efektif, sehingga layak untuk digunakan. Peneliti memerhatikan beberapa saran yang telah diberikan oleh subjek uji coba untuk penyempurnaan model TGT berbasis literasi yang telah dikembangkan. Beberapa saran ahli pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 data Hasil Revisi dari Subjek Uji Coba Terhadap Model Pembelajaran No. Deskriptor yang direvisi Masukan Revisi 1 Secara keseluruhan Model pembelajaran yang dikembangkan sudah baik revisi Meskipun secara keseluruhan produk yang dikembangkan termasuk pada kriteria valid, praktis, dan efektif dan layak digunakan. Namun ada beberapa aspek yan pelru direvisi. Revisi produk berdasarkan saran dan masukan dari ahli pembelajaran dan uji coba lapangan. PEMBAHASAN Produk yang telah dikembangkan yaitu model pembelajaran Teams Games Tournament berbasis literasi untuk siswa kelas III Sekolah Dasar. Produk yang dihasilkan sudah divalidasi oleh ahli pembelajaran dan telah diujicobakan pada uji coba lapangan I dan uji coba lapangan II. Produk yang telah dikembangkan didesain khusus sesuai analisis kebutuhan empirik yang ada di lapangan. Dalam mendesain model pembelajaran, peneliti memerhatikan beberapa komponen-komponen dalam pembelajaran. Komponen-komponen yang dimaksud meliputi siswa, isi pembelajaran, tujuan, pengalaman belajar, model pembelajaran, sumber dan media, serta penilaian. Siswa merupakan bagian dari tolak ukur keberhasilan Pendidikan. Hal ini dikarenakan didasarkan atas tujuan Pendidikan Nasional pada undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Isi pembelajaran/materi merupakan kerangka mulai dari bentuk paling sederhana sampai bentuk kompleks sebagai suatu aktivitas dalam pembelajaran. Materi yang disajikan pada tingkatan aplikatif, konkrit, dan bermakna bagi siswa dengan menggunakan gambar, dialog, dan lain-lain. Sehubungan dengan hal itu Kemp (1980) menyatakan bahwa proses dan hasil belajar siswa dapat meningat jika isi materi ajar diorganisasi menjadi urutan-urutan yang bermakna. Piaget juga menyatakan bahwa siswa usia anak sekolah dasar berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret, dimana siswa dalam tahap berpikir secara konkrit belum mampu memahami materi abstrak (Sagala, 2013). Oleh karena itu dalam penyajian materi disajikan secara aplikatif, konkrit, dan bermakna. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut. ada tiga domain dalam pembelajaran menurut Bloon & Karthwoll dalam Sanjaya (2008), antara lain Kognitif, afektif, dan Psikomotor. Dalam perumusan tujuan pembelajaran Amiruddin (2016) - 161 -

menyatakan bahwa rumusan tujuan pembelajaran mencakup ABCD yaitu A bermakna Audience, B bermakna Behaviour, C bermakna Condition, dan D bermakna Degree. Pengalaman belajar merupakan sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa ada beberapa pertimbangan dalam menentukan pengalaman belajar, antara lain: pengalaman belajar sesuai dengan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai, sesuai dengan jenis bahan atau materi siswa, ketersediaan sumber belajar, dan pengalaman belajar harus sesuai dengan karakteristik siswa. Model pembelajaran menurut Akbar (2013) merupakan pola dalam merancang pembelajaran/ dapat didefinisikan sebagai langkah pembelajaran dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran meskipun kurikulum berorientasi konstruktivistik masih ada begitu banyak guru yang cara mengajarnya masih cenderung konvensional. Model pembelajaran TGT berbasis literasi memungkinkan siswa melakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Model pembelajaran yang dikembangkan merupakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) yang diinternalisasikan dengan kegiatan literasi. Dimana model pembelajaran ini menerapkan pembelajaran yang aktif, yaitu siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan mendorong siswa dalam berpikir secara kritis dan mampu menyampaikan pendapat tanpa memiliki rasa ragu. Sumber dan media merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya menunjuk pada suatu objek serupa. Menurut USAID dalam Akbar (2013) jika kedua objek difungsikan ia disebut media sedangkan bendanya sendiri disebut sumber belajar. Hal ini didukung dengan pendapat oleh Sanjaya (2008) media bukan berupa alat atau bahan saja akan tetapi hal-hal lain yang digunakan oleh siswa dalam memperoleh pengetahuan. Penilaian merupakan pengukuran ketercapaian program Pendidikan. Menurut Amiruddin (2016) penilaian yang baik mensyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar. Demikian pula pembelajaran akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian yang efektif dari guru. Majid (2017) menyatakan langkah yang guru lakukan dalam rangkaian aktivitas pembelajaran meliputi penyusunan rencana pengajaran, proses belajar mengajar, penilaian, analisis dan umpan balik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu mengembangkan penilaian sebagai alat untuk mengukur ketercapaian pembelajaran. Dalam pengembangan penilaian pada perangkat yang dikembangkan, penilaian disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi. Penilaian yang dikembangkan meliputi instrument penilaian proses dan hasil. Pengembangan produk yang dikembangkan adalah model pembelajaran TGT berbasis literasi. Dari hasil validasi dan hasil uji coba lapangan yang dilakukan melalui pemberian angket dan observasi menggambarkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan sudah bisa dikategorikan layak untuk digunakan dan mampu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran walaupun tidak menutup kemungkinan revisi masih harus dilakukan mengingat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berjalan dengan sangat cepat. KESIMPULAN Berdasarkan paparan hasil dan pembahasan dapat dideskripsikan bahwa (1) berdasarkan hasil penilaian validasi ahli pembelajaran diperoleh nilai 90,91%. Setelah dikonversikan dengan hasil tabel konversi menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan sangat valid sehingga secara umum tidak perlu direvisi; (2) hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan di kelas III SD Negeri Arjosari 2 yang diperoleh dari angket subjek coba diperoleh nilai 82,5%. Setelah dikonversikan dengan hasil tabel konversi menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan sangat praktis dan layak digunakan; (3) hasil hasil uji coba lapangan yang diperoleh dari angket subjek coba diperoleh nilai 92,5%. Setelah dikonversikan dengan hasil tabel - 162 -

konversi menunjukkan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan sangat praktis dan layak digunakan. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran pemanfaatan, desiminasi, dan saran pengembangan produk lebih lanjut. Saran pemanfaatan produk ini meliputi, (1) model yang dikembangkan hendaknya dapat diterapkan oleh pendidik di kelas III sekolah dasar; (2) pelaksanaan model sebaiknya dilakukan dengan mengondisikan waktu pada setiap aktivitas peserta didik agar pembelajaran berjalan dengan lancar. Saran desiminasi yaitu model pembelajaran yang dikembangkan ini dibuat berdasarkan kebutuhan lapangan pada saat penelitian. Jika produk ini akan dipakai oleh pihak lain maka perlu diperhatikan kebutuhan lapangan, yang artinya model ini dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengembangan produk lebih lanjut, peneliti memberikan saran yaitu (1) mengembangkan CD pembelajaran interaktif dengan mengimplementasikan model yang dikembangkan; (2) pengembangan model pembelajaran mengutamakan kualitas daripada kuantitas materi pembelajaran, agar alokasi waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. DAFTAR RUJUKAN Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Amirudin. 2016. Perencanaan Pembelajaran (Konsep dan Implementasi). Yogyakarta: Paramailmu. Freire, P. & Maceo, D.1987. Reading the World and the World. Massachu-sets: Bergin and Garvey Publica-tion. Kemp, J.E. 1980. Instructional Desing A Plan For Unit and Course Development (2nd). Belmond, California. Dames, S Lake Publication. Majid, A. 2017. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nammudu, K. 1989. Mind Across: Pupils and Their Community. Ottawa: International Development Research Centre. Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia Group. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wagner, D. A. 1987. Literacy Futures: Five Common Problellin a chang-ing World Vol.1. Pergamon Press. Zulkipli, dkk. 2016. Pengembangan Modul Sistem Keamanan Jaringan Berbasis Simulasi Cisco. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian, dan Pengembangan 1 (3), hal 399-408. - 163 -