5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam landasan teori ini diuraikan teori-teori yang diungkapkan para ahli dari berbagai sumber yang mendukung penelitian. Landasan teori tersebut terdiri atas berbagai pustaka. Meskipun demikian dari sejumlah pustaka tersebut mengkaji objek yang sama, namun masing-masing pustaka memiliki ciri tersendiri. Perbedaan ini timbul karena adanya latar belakang pandangan dan penelitian yang diperoleh masing-masing ahli. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan sejumlah kajian yang berkaitan dengan (1) hasil belajar (2) pembelajaran IPA (3) pembelajaran kooperatif model picture and picture. 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan motorik, atau penguasaan nilai nilai sikap. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan yang dihasilkan digolongkan ke dalam hasil belajar. Misalnya perubahan perilaku yang terjadi karena kematangan. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman ( interaksi dengan lingkungan ) dimana proses mental dan emosional terjadi. Hasil belajar anak didik dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a. Motivasi adalah sebagai sumber motor penggerak aktivitas. b. Perhatian adalah pemusatan energi psikis ( pikiran dan perasaan terhadap suatu obyek ). c. Aktivitas adalah keadaan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran. Menurut H.Udin S Winata Putra ( 2004 ) perubahan perilaku pada hasil belajar dikelompokkan ke dalam 3 ranah yaitu pengetahuan ( kognitif ), ketrampilan motorik ( psikomotorik ), dan penguasaan nilai atau sikap ( afektif ). 5
6 2.1.2 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah Ilmu Pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis melalui suatu proses pengamatan, percobaan dan penemuan. Ketrampilan proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk bersikap dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pada jenjang SD IPA didefinisikan untuk mengamati apa yang terjadi, memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji ramalan ramalan di bawah kondisi kondisi untuk melihat kebenarannya ( Paolo dan Marten dalam Carm, 1995:5 ). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar IPA di Sekolah Dasar adalah mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dengan cara mengamati, memahami, menemukan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari. 2.1.3 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian,hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotor. Syah, Muhibbin ( 1997:91-92 ) menyatakan bahwa hasil belajar juga dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka angka.
7 Sedangkan aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan disekitarnya. Sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan definisi dan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasilbelajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah melakukan program belajar mengajar dalam bentuk tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan ketrampilan. Dengan demikian, hasil belajar IPA harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA yang telah tercantum dalam kurikulum dengan tidak melupakan hakekat IPA itu sendiri. Hasil belajar dikelompokkan berdasarkan hakekat sains yang meliputi IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA meliputi pencapaian produk, proses, dan sikap ilmiah. Dalam segi produk, siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari hari. Dari segi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, pengetahuan, dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari hari. Dari segi ilmiah siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda benda yang ada di sekitarnya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, dapat bekerjasama dan mandiri serta mengenal dan mengembangkan rasa cinta terhadap alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian hasil belajar yang dikembangkan di SD adalah hasil belajar yang mencakup penguasaan produk, proses, dan sikap ilmiah 2.1.4 Pembelajaran Kooperatif model Picture and Picture Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang populer dalam pembelajaran kooperatif adalah model picture and picture, model ini merupakan salah satu bentuk modell pembelajaran kooperatif. Sejak dipopulerkan sekitar tahun 2002 model pembelajaran ini mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru yang menjadi aktor didepan kelas, dan seolah-olah gurulah sebagai satusatunya sumber belajar.perkembangan teknonologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian rupa, dimana setiap orang dapat memperoleh informasi dari seluruh dunia
8 hanya di dalam kamar saja dengan layanan internet, maraknya penerbitan gurru dan sumber-sumber lain yang tidak kita duga. Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model pembelajaran apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik perhatian atau minat setiap peserta didik. Dan kreatif, setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk kalangan SD memang paling cocok karena hampir semua mata pelajaran dapat menggunakan model ini. Setiap model harus kita persiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan siswa menjadi jenuh. Modell pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar PBM tidak monoton. Dari namanya sudah bisa ditebak bahwa model pembelajaran picture and picture ini tentunya menggunakan media pembelajaran berupa gambar dan menekankan pada proses dan cara mereka berpikir dalam mengurutkan gambar yang tersedia. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dapat menggunakan Power Point atau software yang lain. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metodeteknik-taktik-dan-model-pembelajaran/ (15 November 2011). 2.1.4.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif model Picture and Picture Menurut Von Glaserfield (dalam Mikasa, 2007:7), pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang sudah mempunyai pengetahuan (guru) kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan (siswa). Siswalah yang menginterprestasikan serta mengkonstruksikan pemindahan pengetahuan
9 tersebut berdasarkan pengalaman yang mereka miliki masing masing. Karena itulah pembelajaran kooperatif model picture and picture merupakan model yang paling tepat digunakan, adapun langkah langkah pembelajarannya menurut Widyaiswara LPMP Jawa Tengah ( 2008:11 ) dalam makalah Pahyono adalah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar gambar kegiatan berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan/rangkuman. 2.1.4.2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture Pembelajaran picture and picture mempunyai kelemahan dan kelebihan apabila diimplementasikan dalam pembelajaran. Kelemahan pembelajaran model picture and picture diantaranya adalah memakan banyak waktu, banyak siswa yang pasif dan tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Sedangkan kelebihan model pembelajaran ini adalah guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis, dan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat. 2.2. Kajian yang Relevan Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan oleh Mustika Arif Jayanti yang berjudul Penerapan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan ketuntasan belajar dan keaktifan siswa. Hasil observasi didapatkan telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari kondisi awal sebelum ada
10 tindakan sebesar 61,76 % menjadi 91,18 % pada akhir tindakan. Demikian pula dengan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Adesta Panam Nugraha pada tahun 2010 yang berjudul Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran aktif type picture and picture. Sebelum dilakukan tindakan kelas dari 38 siswa yang tuntas belajar hanya 14 siswa atau sekitar 36,84 % dan setelah diadakan tindakan kelas ketuntasan belajar siswa sebanyak 38 siswa atau 100 %. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. 2.3 Kerangka Pikir IPA merupakan pengetahuan yang didapatkan dari proses mengamati, memahami, menemukan dan menerapkan pengetahuan yang didapatnya dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa seorang guru harus berupaya menerapkan berbagai metode dan model pembelajaran yang tepat sasaran. Upaya tersebut ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Pembelajaran yang dilakukan di lingkungan sekolah selama ini masih tradisional. Rutinitas di kelas selalu diisi dengan ceramah yang membosankan siswa. Anak dipaksa untuk menerima, mencatat dan menghafal materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, kompetensi siswa tidak digali untuk pembelajaran yang konstruktif dan menyenangkan. Oleh karena itu dalam menyampaikan pembelajaran harus ada model pembelajaran yang dapat membantu guru yang tepat guna dan berhasil guna dalam suasana gembira tanpa adanya perasaan tertekan. Atas uraian di atas dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa pendidik yang lain maka Penelitian Tindakan kelas ini mencoba menggunakan Pembelajaran Kooperatif model picture and picture dalam menyampaikan isi pelajaran Simbiosis dan rantai makanan supaya siswa dapat memahami pelajaran yang disampaikan. Di samping itu agar siswa tidak jenuh dengan rutinitas ceramah yang membosankan. Pembelajaran kooperatif model picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan gambar-gambar yang sesuai dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan
11 dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Berikut ini adalah kerangka berfikir meningkatkan haasil belajar IPA dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture: Kondisi Awal Belum menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture. Hasil belajar siswa masih rendah Tindakan Kondisi Akhir Menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture. Diduga melalui penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar tentang simbiosis dan rantai makanan. Siklus 1 Menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture tentang simbiosis dan rantai makanan. Siklus 2 Mengoptimalkan penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture Gambar 2.1 Skema Gambaran Kerangka Berfikir Dari gambar 2.1 dapat dilihat bagaimana alur penelitian yang dilakukan. Digambarkan pada kondisi awal pembelajaran sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture ternyata hasil belajar siswa masih rendah karena guru menggunakan model pembelajaran yang monoton sehingga siswa merasa jenuh dan
12 membosankan. Kemudian oleh guru dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran dalam 2 siklus. Pada siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model picture and picture dan ternyata hasil belajar anak ada peningkatan. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa maka dilakukan perbaikan pembelajaran siklus II dengan mengoptimalkan penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture. Pada siklus II ternyata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan selain itu siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran meskipun masih ada 4 siswa yang belum tuntas. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV semester 1 SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2011/2012.