I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA WISATA AGRO TAMBI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STEFFI FIKRI H

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mancanegera terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 kunjungan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

IV. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman

PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI CINDERAMATA DAN MAKANAN OLEH-OLEH DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR TKP Oleh: RINAWATI NUZULA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang sangat beragam dan melimpah yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bagi perekonomian bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki sektor pariwisata yang mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumberdaya alam, seni budaya, dan adat istiadat. Pada perkembangannya, Indonesia selalu diramaikan oleh banyaknya wisatawan mancanegara yang turut memberikan sumbangan devisa bagi Indonesia dari sektor pariwisata. Gambar 1 menunjukkan data jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia pada periode 2005-2010. 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2005-2010. Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa kontribusi pariwisata terhadap devisa negara cenderung fluktuatif. Hal ini disebabkan karena adanya isu terorisme yang berawal dari kasus pemboman yang terjadi di Bali pada akhir tahun 2004. Isu ini semakin santer ketika kasus pengeboman lain mulai terjadi beberapa kali, tidak hanya di Bali tetapi juga Jakarta. Isu mengenai terorisme ini

membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian khususnya dalam bidang pariwisata. Hal ini menyebabkan turunnya jumlah wisatawan, sehingga perolehan devisa negara cenderung menurun. Namun, karena gencarnya pemerintah melakukan promosi di bidang pariwisata, maka perolehan devisa meningkat dari tahun 2006 hingga sekarang. Tujuan pengunjung datang ke Indonesia berbedabeda, dapat dilihat pada Gambar 2. Lainnya 9,60% Bisnis 31,17% Liburan 59,23% Gambar 2. Tujuan Pengunjung Mancanegara Datang ke Indonesia Tahun 2010 Sumber : Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2010) Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung mancanegara datang ke Indonesia memiliki tujuan untuk berlibur yaitu sebanyak 59,23 persen dari total pengunjung mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya, pada Gambar 3 disajikan pula data perkembangan wisatawan domestik pada periode 2005-2010. 2

12400000 12200000 12000000 11800000 11600000 11400000 11200000 11000000 10800000 10600000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Gambar 3. Perkembangan Wisatawan Domestik Tahun 2005-2010 Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan terus meningkat selama selang waktu 2005-2010. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata terus berkembang dan meningkat selama periode 2005-2010 dan diperkirakan akan terus meningkat karena masih banyak sektor pariwisata yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sektor pariwisata memberikan efek ganda (multiplier effect) karena mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, sehingga memberikan distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Selain memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar, sektor pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional dan daya serap lapangan kerja di sektor industri pariwisata. Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan, bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun 2004 sampai 2007. Tabel 1 menunjukkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional. 3

Tabel 1. Kontribusi Pariwisata terhadap PDB Nasional Tahun 2004-2007 Uraian/ Tahun 2004 2005 2006 2007 Kontribusi terhadap PDB (Rp triliyun) Total PDB (Rp triliyun) Persentase kontribusi terhadap total PDB (%) 113,78 146,80 143,62 169,67 2.273,14 2.784,90 3.339,50 3.957,40 5,01 5,27 4,30 4,29 Sumber: BAPPENAS (2008) Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kontribusi nilai pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, persentase kontribusi pariwisata turun tipis menjadi 4,29 persen bila dibandingkan dengan total PDB nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,67 triliyun. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata terus berkembang setiap tahunnya. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam pengembangan suatu daerah. Pengembangan pariwisata ini tidak terlepas dari adanya sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan sebagai potensi daerah yang dimilikinya. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset wisata yang menjadi unggulan baik berupa keindahan alam, peninggalan budaya masa lampau maupun dari komoditas unggulan yang dimiliki daerah tersebut. Berbagai daerah di Indonesia memiliki keunggulan wisata tersendiri, seperti wisata budaya, wisata alam, wisata pedesaan maupun wisata agro (agrowisata). Beberapa tahun terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi suatu kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, gaya hidup, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia sehingga preferensi dan motivasi wisatawan berkembang secara dinamis. Saat ini, masyarakat memiliki kecenderungan memenuhi kebutuhan sekunder dalam bentuk menikmati udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan 4

yang pesat. Kecenderungan ini membuktikan bahwa tingginya permintaan terhadap agrowisata dan sekaligus sebagai peluang bagi pengembangan produkproduk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian. Agrowisata merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Deptan 2008). Agrowisata bukan hanya merupakan usaha dibidang jasa, namun juga dapat berperan sebagai media promosi produk-produk pertanian, media dalam bidang edukasi, peluang dalam pengembangan diversifikasi produk agribisnis, serta dapat membantu dalam pengembangan daerah. Agrowisata memiliki prospek yang cerah, karena masyarakat di jaman sekarang ini semakin membutuhkan sarana rekreasi yang alami dan bebas dari polusi udara. Indonesia memiliki banyak wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata khususnya Agrowisata, salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Tengah, jumlah wisatawan pengunjung obyek wisata di Jawa Tengah mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2009. Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah. Tabel 2. Data Perkembangan Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Jawa Tengah Tahun 2008-2009 Kategori 2008 (orang) 2009 (orang) Pertumbuhan (%) Wisatawan mancanegara Wisatawan domestik 302.977 308.519 1,83 16.253.107 21.515.598 32,28 Jumlah 16.556.084 21.824.117 31,18 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah (2010) Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik meningkat dari tahun 2008 hingga 2009. Total 5

wisatawan pada tahun 2009 sebesar 21.824.117. Jumlah tersebut mewakili 17,3 % dari jumlah total keseluruhan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berjumlah 126.267.730 orang (BPS 2010). Hal ini membuktikan bahwa provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata yang cukup besar. Tabel 3 menunjukkan 11 kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan signifikan dalam hal pariwisata. Tabel 3. Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang Mengalami Peningkatan Kunjungan Pariwisata Tahun 2006-2008 Kota 2006 2007 2008 Cilacap 189.855 201.821 212.679 Purbalingga 767.886 1.143.687 1.579.087 Kebumen 361.085 399.206 474.499 Wonosobo 170.495 208.708 231.147 Magelang 1.782.258 2.301.199 2.816.493 Sragen 190.673 219.756 220.133 Kudus 681.951 713.036 760.616 Jepara 724.414 892.692 1.016.976 Demak 760.624 784.507 957.162 Pemalang 167.021 183.502 224.270 Tegal 239.614 264.461 295.503 Sumber: Disbudpar Provinsi Jawa Tengah (2009) Berdasarkan Tabel 3, salah satu kota di Jawa Tengah yang mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata adalah Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wonosobo merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan termasuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pada Kabupaten Wonosobo terdapat beberapa tempat wisata seperti Dieng, Telaga Warna, Kawah, Candi dan Wisata Agro Tambi. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup besar bagi pendapatan daerah Wonosobo. Tabel 4 menunjukkan realisasi penerimaan dan tunggakan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata di Kabupaten Wonosobo pada tahun 2007-2011. 6

Tabel 4. Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Wonosobo dari Sektor Pariwisata Tahun 2007-2011. Tahun Anggaran (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp) Sisa Lebih/kurang (Rp) Persentase Lebih/kurang (%) 2007 337.000.000 456.681.820 119.681.820 35,51 2008 494.000.000 497.141.320 3.141.320 0,64 2009 550.500.000 580.675.150 30.175.150 5,48 2010 560.500.000 637.774.800 72.274.800 13,79 2011 670.500.000 794.203.350 123.703.350 18,45 Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo (2012), (diolah) Pada Tabel 4 terlihat bahwa pemerintah daerah selalu meningkatkan anggarannya khususnya sektor pariwisata setiap tahun. Realisasi penerimaan pendapatan daerah dari sektor pariwisata yang didapat melebihi anggaran yang telah ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dan akan memberikan dampak yang positif bagi daerah jika dikelola dengan baik. Wisata Agro Tambi merupakan salah satu tempat wisata yang diminati oleh para wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo. Wisata Agro ini terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Perkebunan teh yang terhampar luas dan berada di lereng Gunung Sindoro, mempunyai ketinggian 1.200 2.000 m diatas permukaan laut dan memiliki suhu udara rata-rata minimal 15 º C dengan suhu maksimal 24 º C. Agrowisata Tambi memiliki perkebunan teh dan dilengkapi oleh beberapa fasilitas seperti home stay, taman bermain, dan pabrik teh. Kegiatan yang dilakukan diantaranya berkeliling berjalan (tea walk) menelusuri kebun teh, dengan menikmati pemandangan. Pengunjung juga bisa mendapatkan penjelasan mengenai agronomi, pengolahan dan pemasaran teh. 1.2. Perumusan Masalah Wisata Agro Tambi merupakan suatu bentuk cabang usaha dari PT Tambi. Wisata Agro Tambi ini terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Wisata Agro Tambi ini telah berdiri selama 11 7

tahun. Produk yang ditawarkan di wisata agro ini berupa jasa. Harga paket wisata yang ditawarkan di wisata agro ini bermacam-macam sesuai dengan fasilitas yang akan didapatkan oleh pengunjung. Fasilitas yang ditawarkan oleh Wisata Agro Tambi antara lain tea walk, wisata kebun dan pabrik, ruang pertemuan, home stay, jamuan makanan tradisional dan teh, outbound, serta fasilitas tambahan seperti musik dan tarian tradisional. Jika ingin menikmati agrowisata ini pengunjung harus datang bersama rombongan dengan jumlah minimal sepuluh orang sesuai dengan paket yang tersedia. Melihat kondisi usaha saat ini, maka dilakukan analisis kelayakan usaha (skenario I) untuk melihat apakah usaha yang sudah berjalan ini layak untuk dijalankan. Saat ini Wisata Agro Tambi memiliki berbagai fasilitas, fasilitas ini bukan hanya terkait dengan kegiatan utama dari wisata agro saja, tetapi Wisata Agro Tambi ini juga memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan utama dari wisata agro. Wisata Agro Tambi memiliki mini market yang menjual berbagai macam oleh-oleh, seperti kaos berlogo Tambi, penutup kepala, slayer, teh, dan berbagai makanan khas Wonosobo. Namun, sejauh ini mini market tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pihak Wisata Agro Tambi. Wisata Agro Tambi menyediakan mini market ini hanya sekedar sebagai fasilitas bagi wisatawan yang ingin berbelanja oleh-oleh ketika berkunjung ke wisata agro ini, sehingga mereka tidak memperoleh pendapatan dari hasil penjualan produk mini market tersebut. Adanya peluang untuk mendapatkan tambahan manfaat ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh Wisata Agro Tambi. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang didapat jika mini market tersebut dikelola langsung oleh perusahaan diperlukan analisis kelayakan usaha dengan metode Incremental Net Benefit (skenario II). Melihat kondisi perekonomian sekarang ini, untuk mendirikan suatu usaha dengan biaya yang cukup besar, kecil kemungkinan menggunakan modal sendiri. Agar dapat mengetahui manfaat yang diperoleh jika melakukan pinjaman, maka dilakukan analisis kelayakan usaha dengan skenario pinjam (skenario III). Selain itu, di dalam lingkungan usaha juga terdapat beberapa ketidakpastian berupa perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dan akan mempengaruhi kelayakan usaha ini. Perubahan tersebut antara lain penurunan penjualan paket wisata dan 8

kenaikan gaji karyawan tetap. Penurunan penjualan paket ini disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan yang dapat terjadi jika terdapat isu bencana alam melihat letak Wisata Agro Tambi ini yang berada di bawah lereng gunung. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi kelayakan usaha dalam melakukan penilaian terhadap aspek-aspek usaha baik aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Studi kelayakan usaha juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek nonfinansial? 2) Bagaimana kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial? 3) Bagaimana sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi apabila terjadi penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap menggunakan switching value? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dilihat dari aspek nonfinansial. 2) Menganalisis kelayakan usaha Wisata Agro Tambi dari aspek finansial. 3) Menganalisis sensitivitas usaha Wisata Agro Tambi jika mengalami penurunan penjualan paket wisata dan kenaikan gaji karyawan tetap. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1) Perusahaan, sebagai informasi bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam mempertahankan posisi perusahaan pada tempat yang kompetitif dalam industri pariwisata 2) Pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pelaku usaha dan pemerintah dalam mengembangkan usaha sejenis serta dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 9