MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
POLA MAKAN DAN MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DIET PATTERN AND GOUT MANIFESTATION TO ELDERLY

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

dalam tubuh dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. b. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGARUH REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DI DESA MALANGGATEN KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

PENGARUH KONSUMSI JUS NANAS TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ASUPAN EMPING GORENG (PRODUK OLAHAN MELINJO Gnetum Gnemon ) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH LAKI-LAKI DEWASA

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gout (penyakit akibat pengendapan kristal Mono Sodium Urat/MSU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

Transkripsi:

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Jurnal Kota STIKES Kediri Selvia David Vol. Richard, 10, No.1, Karmiatun Juli 2017 MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI MANIFESTATION OF URID ACID IN LANSIA AT PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KEDIRI STIKES RS. Baptis Kediri Jl. Mayjend. Panjaitan No. 3B Kediri Telp. (0354) 683470 Email: selviadavid.richard@yahoo.co.id ABSTRAK Penyakit asam urat adalah masalah kesehatan umum yang banyak dialami mereka yang sudah 60 tahun keatas. Gejala asam urat yang dapat dirasakan yaitu kesemutan, nyeri pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari manifestasi asam urat pada lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskripsi. Populasi adalah lansia penderita asam urat di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri. Sampel dari penelitian ini adalah 35 Lansia penderita asam urat yang memeriksakan diri di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri yang diambil dengan menggunakan Consecutive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah manifestasi asam urat lansia. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mengalami peningkatan kadar asam urat yaitu 35 responden (100%). Kesimpulan dari penelitian ini manifestasi asam urat pada lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri paling banyak mengalami peningkatan kadar asam urat, dan saat kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri serta lansia sering mengalami serangan radang sendi berulang yang tidak menentu. Kata kunci: Manifestasi, asam urat, lansia ABSTRACT Uric acid disease is a common health problem that many experienced by those who have 60 years and above. Symptoms of uric acid that can be felt tingling, pain at night or early morning waking. The purpose of this study was to studi the manifestation of uric acid in elderly at Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri. The design used in this study was Description. The populations were elderly uric acid sufferers in Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri. Samples from this study were 35 Elderly geriatric patients who checked themselves at the Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri taken with Consecutive sampling. The variables in this study were elderly with manifestations of uric acid. Data were collected by questionnaire. The results showed that the majority increased uric acid levels were 35 respondents (100%). The conclusion of this study is manifestation of uric acid in elderly in Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri at most

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri increase of uric acid level, and when uric acid level increase not accompanied by pain symptom and elderly often experience of erratic inflammatory arthritis attacks. Keywords: Manifestation, uric acid, elderly Pendahuluan Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit gout atau penyakit pirai (arthritis pirai) adalah senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme (pemecahan) purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat DNA). Asam urat sebagian besar dieksresi melalu ginjal dan hanya sebagian kecil melalui saluran cerna (Syukri, 2007). Penyakit asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi Junaidi (2012). Asam urat bisa terjadi kepada siapa saja yang tidak melakukan pola hidup sehat dengan cara menjaga makanan yang dikonsumsi, mengatur istirahat dan olahraga (Sandjaya, 2014). Fase anakanak, lansia, dan ibu hamil merupakan fase paling bahaya apabila terserang penyakit asam urat, karena fase-fase ini manusia cenderung lebih rapuh dan tidak stabil (Sandjaya, 2014). Penyakit asam urat adalah masalah kesehatan umum yang banyak dialami mereka yang sudah 60 tahun keatas. Bagi para lansia, gejala yang ditimbulkan oleh asam urat bisa jadi sangat menyiksa, karena bisa jadi gejalanya lebih parah dari usia muda (Sandjaya, 2014). Menurut WHO, hampir 60% taraf kesehatan seseorang dipengaruhi oleh gaya hidupnya. Pola hidup yang sehat akan meningkatkan derajat kesehatan seseorang dan pola hidup yang tidak sehat akan menurunkan derajat kesehatan sehingga tubuh menjadi mudah terkena penyakit. Gejala asam urat yang dapat dirasakan yaitu kesemutan, nyeri pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. Gejala yang sering dirasakan lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri banyak yang mengeluhkan manifestasi asam urat seperti kesemutan linu dan nyeri. Rasa nyeri hebat pada persendian yang dirasakan berulang-ulang sangat mengganggu penderitanya. Berdasarkan pemeriksaan kadar asam urat yang dilakukan peneliti kepada 10 lansia penderita asam urat didapatkan hasil bahwa 10 (100%) mengalami manifestasi asam urat seperti kesemutan, linu dan nyeri pada sendi. Penyakit asam urat disebut pula dengan gout arthritis atau pirai dan termasuk bagian dari penyakit rematik. Penyakit ini akan muncul saat terjadi penumpukan kristal asam urat (monosodium urat) pada sendi akibat kadar asam urat yang terlalu berlebihan di dalam darah. Jika kadar asam urat di dalam darah terlalu berlebihan maka ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilanya. Uric acid atau asam urat merupakan produk akhir dari proses katabolisme purin. Dalam kadar yang normal, purin sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Jika kadarnya berlebihan, maka akan menyebabkan terbentuknya kristal asam urat, terjadi saat kita sering mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi. Makanan tinggi purin tersebut akhirnya melebihi batas kebutuhan purin yang berasal dari luar tubuh (15%). Semakin tinggi asupan purin yang masuk kedalam tubuh kita, maka semakin tinggi pula kadar asam urat yang terbentuk. Saat kadar asam urat yang terdapat di dalam tubuh melebihi ambang batasnya maka ginjal tidak mampu lagi mengeluarkanya, penumpukan kristal asam urat pada sendi serta jaringan yang kemudian menyebabkan timbulnya penyakit asam urat (Noormindhawati, 2014). Komplikasi dari tingginya kadar asam urat antara lain, batu ginjal, penyakit radang sendi dan kerusakan ginjal (Gagal ginjal) (Sandjaya, 2014). Gangguan lain penyakit asam urat yaitu gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung koroner, penyakit

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Jurnal Kota STIKES Kediri Selvia David Vol. Richard, 10, No.1, Karmiatun Juli 2017 yang sering menyertai penyakit asam urat antara lain, Diabetes, Hipertensi, Stroke, kadar lemak dalam darah meningkat dan sindroma metabolik (Noormindhawati, 2014). Pengaturan pola makan merupakan metode yang sangat efektif untuk jangka panjang guna mengurangi serangan gout (asam urat). Makanan yang kaya purin harus dihindari (Sandjaya, 2014). Metodologi Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Maret 2017-21 April 2017. Variabel dalam penelitian ini adalah manifestasi asam urat lansia. Pada penelitian ini populasinya adalah semua lansia penderita asam urat di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri. Besar sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan kurun waktu tertentu yaitu selama satu bulan. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 45 lansia penderita asam urat. Besar sampel yang didapatkan dalam kurun waktu satu bulan 35 lansia. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar kuesioner. Pertanyaan dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama tentang data demografi dengan jumlah 9 pertanyaan (jenis kelamin, pendidikan, umur, status perkawinan, riwayat pekerjaan, pekerjaan saat ini, agama, berat badan dan tinggi badan), kedua tentang data khusus tentang manifestasi asam urat. Pertanyaan mengenai manifestasi asam urat dalam bentuk pertanyaan dikotomi dengan jawaban ya dan tidak dengan jumlah 15 soal. Hasil Penelitian Tabel 1. Tabel Distribusi Manifestasi Asam Urat pada lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri pada Tanggal 21 Maret 21 April 2017 (n = 35) Indikator Manifestasi Asam Urat No. Soal Manifestasi Ya Tidak Total Peningkatan kadar asam urat 1 35 0 35 % 100 0 100 Tidak merasakan sakit sama sekali 2 19 16 35 % 54,3 45,7 100 Tidak disertai gejala nyeri 3 25 10 35 % 71,4 28,6 100 5 16 19 35 % 45,7 54,3 100 Nyeri 8 17 18 35 % 48,6 51,4 100 9 22 13 35 % 62,8 37,2 100 Bengkak 6 12 23 35 % 34,3 65,7 100 Merah, panas 7 5 30 35 % 14,2 85,8 100 10 25 10 35 % 71,4 28,6 100 Terjadi setelah satu sampai dua tahun 9 26 35 11 % 25,8 74,2 100

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri Indikator Manifestasi Asam Urat No. Soal Manifestasi Ya Tidak Total Terbentuk tofi 4 5 30 35 % 14,2 85,8 100 Perubahan bentuk pada sendi-sendi 12 3 32 35 % 8,6 91,4 100 Rasa sakit terus-menerus 13 23 12 35 % 65,8 34,2 100 14 17 18 35 % 48,6 51,4 100 Suhu badan tinggi 15 2 33 35 % 5,8 94,2 100 Dari data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas mengalami peningkatan kadar asam urat pada soal 1 yaitu 35 responden (100%) dan paling banyak menjawab ya pada soal no 3 tentang saat kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri sebanyak 25 responden (71,4%). Sebagian besar menjawab ya pada soal 10 tentang apakah anda mengalami serangan radang sendi berulang yang tidak menentu sebanyak 25 responden (71,4%). Pembahasan Manifestasi asam urat pada Lansia dengan asam urat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 21 Maret 21 April 2017 terhadap 35 responden didapatkan bahwa mayoritas mengalami peningkatan kadar asam urat pada soal 1 yaitu 35 responden (100%) dan paling banyak menjawab ya pada soal no 3 tentang saat kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri sebanyak 25 responden (71,4%). Sebagian besar menjawab ya pada soal 10 tentang apakah anda mengalami serangan radang sendi berulang yang tidak menentu sebanyak 25 responden (71,4%). Asam urat merupakan sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi (Istianty & Rusilanti, 2013). Mengonsumsi secara berlebihan makanan yang mengandung purin tinggi sehingga terjadi metabolisme purin di dalam tubuh. Namun, karena purin yang masuk ke tubuh dalam jumlah banyak, maka kadar asam urat di dalam tubuh pun meningkat. Meningkatnya kadar asam urat menyebabkan ginjal tidak mampu mengekskresikan asam urat. Asam urat yang tidak dapat diekskresikan menumpuk dan mengkristal di daerah persendian. Hal ini menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada sedi (Herliana, 2013). Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, suku bangsa (Dewanti, 2010). Sedangkan faktor resiko yang mempengaruhi peningkatan kadar asam urat adalah usia, jenis kelamin, konsumsi purin dan obatobatan (Nikmah, 2015). Menurut Fauzi (2014). Tahap Asimtomatik tanda-tanda penyakit asam urat pada permulaan biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat. Penderita pada tahap asimtomatik tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofus maupun batu ginjal atau batu urat di seluruh kemih. Tahap Akut asam urat biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari. Tahap Interkritikal asam urat adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya terjadi setelah satu sampai dua tahun kemudian. Tahap Kronik pada tahap kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan demorfasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Jurnal Kota STIKES Kediri Selvia David Vol. Richard, 10, No.1, Karmiatun Juli 2017 semula. Hal ini disebut gejala irreversible atau arthritis gout kronis. Pada kondisi ini frekuensi kambuh akan semakin sering. Kondisi juga disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan bisa tinggi. Bila demikian, bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau lumpuh karena sendi menjadi kakukaku tidak bisa ditekuk. Manifestasi asam urat pada lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri dengan jumlah keseluruhan responden yaitu 35 responden, manifestasi asam urat mayoritas mengalami peningkatan kadar asam urat dan kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri karena pada tahap asimtomatik penyakit asam urat rata-rata tidak dirasakan oleh lansia sehingga lansia tidak merasakan sakit sama sekali, hal tersebut akan berdampak pada terjadinya komplikasi asam urat seperti penyakit radang sendi. Selain itu lansia mengalami serangan radang sendi berulang yang tidak menentu, sebanyak 25 responden (71,4%), hal ini disebabkan oleh pola konsumsi seseorang dipicu oleh kebiasaan seseorang mengkonsumsi makanan dengan tingkat purin yang tinggi sehingga mempengaruhi kadar asam urat didalam tubuh, apabila kondisi terus berlanjut akan menyebabkan asam urat yang kronis. Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus menerus dan dapat menimbulkan timbunan kristal asam urat didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang yang dapat menyebabkan persendian pada lansia sulit untuk digerakkan. Menurut Damayanti (2012) Asam urat terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 tahun, sedangkan pada perempuan, presentase asam urat mulai didapat setelah memasuki masa menopause. Kejadian asam urat baik di negara maju ataupun negara berkembang semakin meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan dengan peningkatan usia seseorang. Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen yang dapat membantu membuang asam urat sedagkan perempuan memiliki hormon estrogen yang ikut membantu membuang asam urat lewat urin. Penderita asam urat lebih sering terjadi pada laki-laki hal ini disebabkan karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada wanita, hal ini berkaitan dengan hormon estrogen, peran hormon estrogen ini membantu mengeluarkan asam urat melalui urin. Laki-laki tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga akibatnya asam urat sulit diekskresikan melalui urin dan hal inilah yang menyebabkan resiko peningkatan kadar asam urat lebih tinggi dari pada laki-laki. Selain jenis kelamin, usia juga mempengaruhi kadar asam urat dimana penderita asam urat lebih banyak dialami oleh lansia karena semakin bertambahnya usia kadar asam urat di dalam darah semakin bertambah sehingga akan membentuk menyerupai kristal. Berdasarkan hasil penelitian asam urat yang terjadi pada lansia, paling sering mengalami peningkatan kadar asam urat, peningkatan kadar asam urat tersebut tidak disertai gejala nyeri, serta serangan radang sendi berulang yang tidak menentu. Pola makan lansia berdasarkan jenis makanan paling banyak dalam mengkonsumsi makanan karbohidrat kurang yaitu (40%), pola makan lansia dalam mengkonsumsi protein hewani didapatkan mayoritas pola makannya baik (88,6%), sedangkan pola makan lansia dalam mengkonsumsi protein nabati paling banyak cukup sebanyak (48,6%), lebih dari 50% didapatkan pola makan lansia dalam mengkonsumsi lemak jenuh baik sebanyak (54,3%), pola makan lemak tidak jenuh mayoritas baik sebanyak (97,1%), mayoritas lansia dalam mengkonsumsi vitamin dan mineral kurang yaitu (100%) sedangkan dari jumlah kalori makanan lebih dari 50% baik yaitu (57,2), pola makan teratur lansia lebih dari 50% baik sebanyak (57,2%). Manifestasi asam urat paling rendah didapatkan pada saat terjadi kekambuhan disertai suhu badan tinggi, pada pola makan berdasarkan hasil manifestasi didapatkan nilai paling rendah sebesar (5,7%) dengan manifestasi pola makan karbohidrat kurang sebanyak

Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri (41,7%), pada protein hewani didapatkan mayoritas pola makan baik sebanyak (82,1%), pada protein nabati sebagian besar pola makan cukup sebanyak (72,2%), sedangkan dari jenis makanan lemak jenuh mayoritas pola makan lansia baik yaitu (100%), lemak tidak jenuh didapatkan mayoritas pola makan baik yaitu (91,7%), berdasarkan vitamin dan mineral yang paling banyak pola makan lansia kurang sebanyak (3,8%), berdasrkan jumlah kalori makanan didapatkan sebagian besar pola makan lansia cukup (75,0%), sedangkan pada pola makan teratur diperoleh sebagian besar lansia pola makan cukup sebanyak (70,0%). Kesimpulan Manifestasi asam urat pada lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri paling banyak mengalami peningkatan kadar asam urat, dan saat kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri serta lansia sering mengalami serangan radang sendi berulang yang tidak menentu. Saran Setelah dilakukan penelitian ini maka peneliti perlu menyampaikan saransaran bagi pasien sebagai informasi untuk meningkatkan pola makan sehat seperti mengatur jenis makanan, jumlah kalori makanan dan pola makan teratur sehingga dapat menurunkan manifestasi asam urat yang akan menciptakan kualitas hidup yang baik sesuai harapan pasien. Dan dapat menjadi acuan perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan terkait manifestasi asam urat seperti peningkatan kadar asam urat dan saat kadar asam urat meningkat tidak disertai gejala nyeri serta serangan radang sendi berulang yang tidak menentu yang dialami pada lansia sebagai kompetensi perawat untuk meningkatkan peran perawat (care provider) dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien penderita asam urat. Daftar Pustaka Damayanti, D. (2012). Mencegah Dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Araska. Dewanti S., (2010). Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes Mellitus, & Asam Urat, sidowayah-klaten: Kawan kata Fauzi, I. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat, Diabetes & Hipertensi, Yogyakarta: Araska Herliana, E. (2013). Penyakit Asam Urat kandas berkat herbal, Jakarta: Fmedia Istianty, A., dan Rusilanti. (2013). Gizi terapan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Junaidi, I. (2012). Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT Bhuna Ilmu Populer. Nikmah, Maul. (2015). Terapi gizi pada pada penyakit hiperuresemia. http://www.academia.edu diagses pada tanggal 22 juli 2017 jam 18.45 Noormindhawati, L. (2014). Tahukah anda? Makanan Berbahaya untuk Asam Urat, Jakarta timur: Niaga swadaya Sandjaya, H. (2014). Buku sakti pencegahan & penangkal asam urat. Yogyakarta: mantra books Syukri, Maimun. (2007). Asam Urat dan Hiperurisemia. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol 40: 52-55.