Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk metode deskriptif kuantitatif dan

KONDISI SANITASI DASAR MASYARAKAT DESA JATIMULYO, KECAMATAN TAMBAKREJO, KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

MODEL PEMBUATAN SEPTIC TANK

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Suharno ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN PAMULANG. Sri Haryanto

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

Keywords: source of clean water, household waste management, public toilets, Drainage

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

PENILAIAN RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN DI PULAU LUMU-LUMU KOTA MAKASSAR. Environmental Health Risk Assessment in Lumu-Lumu Island Makassar

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN FAKTOR IKLIM DENGAN PENYAKIT DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

Transkripsi:

Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Rany Hiola, M.Kes dan pembimbing II Lia Amalia SKM, M.Kes Abstrak Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi Negara berkembang. Munculnya kembali beberapa penyakit yang tergolong penyakit saluran pencernaan adalah akibat dari rendahnya sistem sanitasi di masyarakat Mencakup akses air bersih, penanganan sampah; vektor penyakit yang tidak terkendali; perumahan yang tidak sehat; pencemaran makanan oleh mikroba patogen, telur cacing dan lain-lain. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan wilayah pesisir danau limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 348 KK dengan jumlah sampel 186 KK tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari jumlah sampel 186 untuk sarana air bersih yang telah memenuhi syarat 178 KK (96%) dan yang tidak memenuhi syarat 8 KK (4%), untuk sarana kepemilikan jamban yang ada jamban hanya 60 KK (32%) dan yang tidak ada sekitar 126 KK (68%), untuk pengelolaan sampah yang dikumpul lalu dibakar sekitar 61 KK (31%) dan yang dibuang sembarangan sekitar 125 KK (67%), untuk saluran pembuangan air limbah yang ada hanya 44 KK (24%) dan yang tidak ada saluran pembuangan air limbah 142 KK (76%). Di sarankan bagi pemerintah agar dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kondisi lingkungan untuk tetap bersih, di Setiap rumah tangga harus memiliki jamban untuk mengatasi pencemaran air dan pencemaran tanah, bagi masyarakat untuk tidak membuang sampah di sembarangan tempat, ada baiknya sampah tersebut di olah menjadi pupuk atau di bakar, untuk SPAL agar dapat membuat peresapan agar terhindar dari penyakit berbasis lingkungan. Kata Kunci : Pesisir danau, Sanitasi Lingkungan

I. Pendahuluan Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi Negara berkembang. Pemerintah memiliki komitmen untuk pencapaian Millenium Developmert Goals (MDGs) yaitu: menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; memenuhi pendidikan dasar; mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; menurunkan angka kematian bayi; menurunkan angka kematian ibu melahirkan; memerangi HIV/Aids; malaria dan penyakit menular; menjamin kelestarian lingkungan hidup, serta mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses harus dipenuhi sesuai target MDGs pada tahun 2015 (Zulkifli, 2009). Sanitasi lingkungan adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk memantau dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah terjadinya pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan rantai penularan penyakit infeksi dan lainlain yang dapat membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia atau masyarakat (Chandra, 2006). Desa tabumela adalah salah satu desa yang berada di wilayah pesisir danau limboto yang terdapat di Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo dengan jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 2104 Jiwa. Daerah pesisir danau ini sering terendam banjir apabila di musim penghujan yang akhirnya dapat mengganggu sanitasi yang berada di wilayah tersebut. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi diatas penelitian merumuskan masalah yaitu Bagaimana Gambaran sanitasi lingkungan wilayah pesisir danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan

Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013. 2. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan wilayah pesisir danau di Desa Tabumela Kecamatan Tilango. a. Tujuan Khusus : Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui : Sarana air bersih, Kepemilikan jamban, Pengelolaan sampah rumah tangga, Saluran pembuangan air limbah pada masyarakat wilayah pesisir danau. II. Metode Penelitian 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan Desa Tabumela yang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tilango. Adapun waktu pelaksanaan dari penelitian ini yakni pada tanggal 28 April-5 Mei tahun 2013. 2.2 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan wilayah pesisir danau limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango. 2.3 Populasi dan Sampel Dari jumlah populasi 348 kepala keluarga, yang menjadi sampel penelitian yaitu 186 kepala keluarga. III. Hasil dan Pembahasan Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Sanitasi Lingkungan wilayah pesisir danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo yang meliputi, Sarana Air Bersih, Kepemilikan Jamban, Pengelolaan Sampah, dan Saluran Pembuangan Air Limbah. 3.1 Sarana air bersih Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Air Bersih Kepemilikan Sarana Air Bersih Sumur Gali Jenis Sarana Total Kepemilikan Sarana PDAM Milik Sendiri 8 102 110 Bukan Milik Sendiri 10 66 76 Total Jenis Sarana 18 168 186

dilakukan untuk kualitas air bersih Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Air Bersih Kualitas Air Bersih Warna Memenuhi syarat 178 Tidak memenuhi syarat 8 3.2 Kepemilikan Jamban dilakukan untuk kepemilikan jamban Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Kepemilikan Jamban Bau 181 dilakukan untuk jenis jamban Rasa 185 Total 186 186 186 Kepemilikan Jamban 5 Ada 60 32.3 Tidak ada 126 67.7 Total 186 100.0 1 Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Jenis Jamban Jenis Jamban Jamban dengan septic tank 57 95.0 Jamban tanpa septic tank 3 5.0 Total 60 100.0 dilakukan untuk yang tidak memiliki jamban berdasarkan tempat buang air besar Tabel 4.5 Distribusi Responden Yang Tidak Memiliki Jamban Berdasarkan Tempat Buang Air Besar Tempat Buang Air Besar Sungai/danau 78 61.9 Kebun/pekarangan 20 15.9 Menumpang di WC 22.2 tetangga 28 Total 126 100.0 3.3 Pengelolaan Sampah dilakukan untuk pengelolaan sampah

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengelolaan Sampah Tempat Pengelolaan Sampah Di kumpul lalu dibakar 61 32.8 Di buang sembarangan 125 67.2 Total 186 100.0 3.4 Saluran Pembuangan Air Limbah dilakukan untuk saluran pembuangan air limbah Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Saluran Pembuangan Air Limbah Saluran Pembuangan Air Limbah Ada 44 24.7 Tidak ada 142 75.3 Total 186 100.0 dilakukan untuk jenis pembuangan air limbah Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembuangan Air Limbah Jenis Pembuangan Air Limbah Permanen 30 16.7 Non permanen 14 8.1 Tidak memiliki 142 75.3 Total 186 100.0 Pembahasan 1. Sarana Air Bersih Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan sarana air bersih yang terbanyak terdapat pada milik sendiri yaitu sebanyak 110 (59,1%) dan distribusi responden yang bukan milik sendiri yaitu sebanyak 76 (40,9%). Sebagian besar telah berasal dari air PDAM sebanyak 168 (90,3%) dan yang berasal dari sumur gali sebanyak 18 (9,7%). Kepemilikan sarana air bersih yang ditemukan pada sebagian besar responden yaitu menggunakan air PDAM karena pemerintah telah mengupayakan air PDAM untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat sedangkan yang tidak memiliki sarana

air bersih mereka harus mengangkut air dari sumur atau membeli air PDAM dari tetangga demi mendapatkan air bersih. Ditinjau dari ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat (Mubarak dan chayatin. 2009: 298). 2. Kepemilikan Jamban Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan kepemilikan jamban yang terbanyak terdapat pada tidak adanya jamban sebanyak 126 (67,7%) dan distribusi responden yang ada jamban yaitu sebanyak 60 (32,3%). Menurut Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya, dan kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya. Tidak adanya jamban di pengaruhi oleh faktor ekonomi dimana kepala keluarga belum mampu membuat jamban dengan harga kloset yang mereka anggap masih sangat mahal dan mereka juga menganggap bahwa jamban belum menjadi prioritas utama, adapula yang menggunakan sungai/danau untuk buang air besar hal ini di karenakan di dekat desa tersebut terdapat sungai yang bermuara dari danau, Menurut Chandra (2009) pembuangan tinja yang tidak baik dan sembarangan akan dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan karena penyakit yang tergolong water borne disease akan mudah terjangkit. 3. Pengelolaan sampah Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh distribusi responden terhadap pengelolaan sampah yang terbanyak yaitu dibuang sembarangan 125

(67,2%) sedangkan yang dikumpul lalu di bakar 61 (32,8%). Sesuai dengan hasil yang diperoleh sampah paling banyak dibuang sembarangan di bandingkan dengan sampah yang di kumpul lalu dibakar karena di desa tersebut berada di pinggiran sungai dan danau, sehingga mereka menganggap bahwa hal ini sangat mudah untuk dilakukan. 4. Saluran pembuangan air limbah Berdasarkan tabel 4.8 di peroleh distribusi responden terhadap jenis pembuangan air limbah yang terbanyak yaitu tidak memiliki 142 (75,3%), permanen 30 (16,7%) sedangkan yang terendah yaitu 14 non permanen (8,1%). kenyataannya masih banyak rumah yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah. mereka hanya membiarkan air limbahnya tergenang, sehingga masyarakat memiliki cara tersendiri agar air limbahnya tidak merembes sampai kerumah mereka, dengan cara mereka menumpukkan sampah di sekitaran air limbah yang tergenang yang pada akhirnya bisa merusak pemandangan sekitarnya. IV. Penutup Simpulan 1. Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat wilayah pesisir danau berasal dari PDAM sebanyak 90,3% dan yang dari sumur gali hanya 9,7%. Untuk air yang telah memenuhi syarat yaitu 95,7% dan yang belum memenuhi syarat yaitu 4,3% 2. Kepemilikan jamban responden yang memiliki jamban hanya 32,3% dan yang tidak memiliki jamban sebanyak 67,7%. 3. Pengelolaan sampah dimana sampah mereka yang dibuang sembarangan sebanyak 125 responden (67%) dan dikumpulkan lalu dibakar sebanyak 61 responden (33%) 4. Saluran pembuangan air limbah yang memiliki saluran permanen hanya 30 responden (16%) yang langsung di alirkan kedanau atau kesungai dan yang tidak memiliki ada sekitar 142 responden (76%). Saran 1. Di harapkan bagi pemerintah agar dapat memberikan penyuluhan

kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kondisi lingkungan untuk selalu bersih. 2. Di harapkan Setiap rumah tangga harus memiliki jamban untuk mengatasi pencemaran air dan pencemaran tanah sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit menular yang dibawa oleh lalat. 3. Untuk sarana pengelolaan sampah di harapkan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah di sembarangan tempat, ada baiknya sampah tersebut di olah menjadi pupuk atau di bakar. 4. Untuk saluran pembuangan air limbah di harapkan kepada masyarakat agar dapat membuat peresapan apabila tidak memungkinkan untuk membuat saluran pembuangan agar terhindar dari penyakit berbasis lingkungan. Daftar Pustaka Chandra. B. 2009. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. kedokteran Jakarta. Buku Zulkifli. H. 2009. Analisis resiko kesehatan lingkungan kota Palembang sebagai dasar pertimbangan perbaikan system sanitasi perkotaan. Jurnal, fakultas MIPA Universitas Siwijaya. Notoatmodjo. S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. PT Rineka Cipta. Mubarak. W & Chayatin. 2009. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta. Salemba Medika