BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Survei Kesehatan Rumah

BAB 2 PERAN BAKTERI DALAM PATOGENESIS PENYAKIT PERIODONTAL. Dalam bab ini akan dibahas bakteri-bakteri patogen yang terlibat dan berbagai cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai plak, kalkulus dan peradangan gingiva. Penyakit periodontal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Kejadian ulkus lambung berkisar antara 5% - 10% dari total populasi

GASTROPATI HIPERTENSI PORTAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari harapan. Hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak

BAB I. PENDAHULUAN. orang pada tahun 2030 (Patel et al., 2012). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

BAB I PENDAHULUAN. reaksi imun berupa plak eritematosa, skuama berwarna putih keperakan berlapislapis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadinya diabetes melitus ini

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pendahuluan. Harmas Yazid Yusuf & Nani Murniati 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. respon terhadap stres adalah hippocampus. Hippocampus merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dihentikan sama sekali dengan upaya-upaya mencegah faktor penyebab

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebiasaan merokok berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS MN / PMN LPS. NLRP3 ASC Adaptor protein OLIGOMERASI INFLAMMASOME. IL-1β SEPSIS SURVIVAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiki 2 sistem imun yaitu sistem imun bawaan. (innate immunity) dan sistem imun adaptif (adaptive

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Penelitian yang dilakukan Sony (1990) menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi di usia 30 tahun. (Situmorang,

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena

BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penderita DM di dunia diperkirakan berjumlah > 150 juta dan dalam 25

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah mikroorganisme yang ditemukan pada plak gigi, dan sekitar 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirih merah merupakan salah satu tanaman yang sudah dikenal luas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama

PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

RESPON PERTAHANAN TERHADAP MIKROBIA PATOGEN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan

Skenario. terlalu sakit, berdarah saat menyikat gigi seminggu yang lalu dan kadang bisa

DAFTAR TABEL. sulkus gingiva berdasarkan waktu pengamatan 39

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan peranan penting dalam beberapa sistem biologis manusia. Diketahui bahwa endothelium-derived relaxing factor (EDRF) adalah salah satu NO yang telah banyak dilakukan penelitian dasar maupun klinis untuk mengetahui peran fisiologis dan patofisiologis dari NO. Kondisi infeksi yang kemudian menyebabkan respon inflamasi meningkatkan peran ganda nitric oxide, yaitu sebagai mediator sentral pertahanan host dan agen penting dalam patogenesis kerusakan host (Kroncke dkk., 1998; Yen-hwang dkk., 2005) Menurut Skaleric dkk. (2006), nitric oxide adalah vasodilator penting untuk regulasi aliran darah dan dikenal sebagai molekul bioregulator yang memperantarai sinyal intraseluler dan interseluler pada beberapa proses fisiologis. Bentuk inducibel nitric oxide synthase (inos) diekspresikan pada berbagai tipe sel, diantaranya makrofag, sel-sel vaskular otot polos, cardiac myocytes dan sel-sel glomerular mesangial. Ekspresi inos yang kuat menunjukkan peningkatan kadar NO yang tinggi. inos dapat diinduksi oleh endotoksin, sitokines, injuri mekanis, penyakit infeksi, kanker, hipoksia jaringan dan organ, serta stimulasi imunologis. inos dapat beraksi sebagai sitostatik/sitotoksik maupun sebagai antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen tertentu tergantung dosis yang digunakan. 1

2 Nitric oxide dalam sistem biologis terutama dihasilkan oleh deaminasi oksidatif asam amino L-arginine oleh anggota kelompok enzim nitric oxide synthase (NOS). Terdapat tiga isoform NOS, yaitu : isoform neuronal (nnos) yang diekspresikan dalam sistem saraf pusat dan peripheral. Isoform endothelial (enos) yang diekspresikan dalam endothelium. Sebaliknya isoform inducible (inos) tidak ditemukan pada jaringan sehat, namun gen diekspresikan dengan cepat sebagai respon terhadap stimulus pro-inflammatori seperti lipopolisakarida (LPS) bakteri. Jika isoform inos terekspresi maka akan memproduksi sejumlah besar nitric oxide dalam periode waktu lama. Nitric oxide dalam jumlah besar ini terkait dengan terjadinya injuri sel dan jaringan, sedangkan NO dalam jumlah kecil yang dihasilkan oleh constitutive NOS dianggap mempunyai peran yang menguntungkan (Gaspirc dkk., 2002; D Attillio dkk., 2004; Sharmaa dkk., 2012; Gajęcka dkk., 2013). Nitric oxide dapat dihasilkan di dalam jaringan melalui reduksi nitrit menjadi NO dalam kondisi asam dan terjadi penurunan kondisi host dalam keadaan terjadi penyakit. Inhibitor NOS tidak menghambat pembentukan NO ini, dan dalam proses inflamasi yang selanjutnya berkembang menjadi nekrosis jaringan yang didominasi oleh mekanisme regulasi pembentukan NO. NO mempunyai efek merusak melalui aksi langsung sitotoksik atau sitostatik seperti interaksinya dengan biomolekul lain dan melalui stimulasi pelepasan mediator pro-inflamatori. Peroksinitrit yang merupakan anion dari asam peroxynitrous dibentuk melalui reaksi langsung antara nitric oxide and anion superoksida yang memperantarai efek sitotoksik NO. NO juga berinteraksi cepat dengan protein yang mengandung besi (iron-containing proteins),

3 thiols, dan kelompok oksigen reaktif. Skaleric dkk. (2006) menyebutkan bahwa ekspresi inos menyebabkan pembentukan sejumlah besar NO. inos disintesis sebagai respon terhadap endotoksin, endogen dan eksogen seperti lipopolisakarida bakteri, injuri mekanis, hipoksia, stimulasi imunologis, sitokin pro-inflamatori (IL- 1β, IL-4, IL-6, IL-8 and IL-10 INF-γ, TNF-α) dan alergen (Gaspirc dkk., 2002; D Attillio dkk., 2004; Sharmaa dkk., 2012; Gajęcka dkk., 2013). Gingivitis adalah peradangan gingiva kronis yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, seperti Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia dan Actinobacillus actinomycetemcomitans, yang akan menstimulasi makrofag untuk mengeluarkan NO. Jumlah NO meningkat pada jaringan gingiva yang mengalami inflamasi. Pada keadaan infeksi dan keadaan yang memunculkan respon inflamasi, NO memainkan peran ganda yaitu sebagai mediator sentral pertahanan host, namun juga sebagai agen penting dalam patogenesis kerusakan host. Nitric oxide dalam jumlah kecil yang dipicu oleh neuronal (enos) dan endotelial (enos) menghasilkan efek yang menguntungkan, namun inos dalam jumlah besar yang dipicu oleh inflmasi dan produk bakteri dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan (Gaspirc dkk., 2002; Newman dkk., 2006; Sharmaa dkk., 2012; Skaleric dkk., 2006). Povidone iodine merupakan iodine kompleks yang berfungsi sebagai antiseptik, mampu membunuh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, dan spora bakteri. Selain sebagai obat kumur (mouthwash) yang digunakan setelah gosok gigi, povidone iodine gargle digunakan untuk mengatasi infeksi-infeksi mulut dan tenggorok, seperti gingivitis dan sariawan (Setiabudi, 2007).

4 Penggunaan povidone iodine sebagai obat kumur pada penderita gingivitis dapat mengurangi bakteri patogen di dalam mulut khususnya di dalam cairan krevikular gingiva sehingga mengurangi produk bakteri dan diharapkan mencegah pelepasan inos berlebih yang dapat menghasilkan efek merusak jaringan. Untuk mengukur kadar inos dilakukan pemeriksaan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) yang diambil dari cairan sulkus gingiva B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan kadar inos pada penderita gingivitis sedang dan berat, sebelum dan sesudah pemberian obat kumur povidone iodine 1%? 2. Seberapa besar perbedaan kadar inos pada gingivitis sedang dan berat? C, Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui kadar inos pada penderita gingivitis sedang dan berat sebelum dan sesudah pemberian obat kumur povidone iodine 1%. 2. Mengetahui perbedaan kadar inos pada penderita gingivitis sedang dan berat. 3. Sebagai acuan atau referensi penelitian lebih lanjut.

5 D. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui kadar inos pada penderita gingivitis sedang dan berat, diharapkan : 1. Dapat memberikan informasi mengenai kadar inos dan pengaruhnya pada penderita gingivitis sehingga diharapkan dokter gigi dapat meminimalkan inflamasi, kerusakan dan nekrosis jaringan yang terjadi, dan mencegah kerusakan jaringan periodontal lebih lanjut. 2. Dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu kedokteran gigi dan khususnya ilmu periodonsi. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang telah dipublikasikan oleh peneliti terdahulu adalah Inducible nitric oxide synthase in gingiva tissues of chronic periodontitis with and without diabetes: immunohistochemistry and RT-PCR study (Shaker dkk., 2013). Metode pengujian yang dilakukan menggunakan immunohistochemistry and RT-PCR study. Hirose dkk. (2001) melaporkan expression of cytokines and inducible nitric oxide synthase in inflamed gingival tissue. Perbedaan dengan penelitian ini adalah kadar inducible nitric oxide synthase diukur dari cairan sulkus gingiva penderita gingivitis sedang dan berat yang diperlakukan dengan obat kumur PVP-I 1%. Metode pengujian yang dilakukan menggunakan ELISA kit dengan panjang gelombang 450 nm. Sepanjang pengetahuan penulis belum terdapat karya atau pendapat yang pernah

6 ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.