Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

tokoh masyarakat. Estetika dan peningkatan pendapatan rumah tangga menjadi faktor pendorong RT lain untuk mereplikasi model.

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Diah Rina K. Seminar Dosen Fakultas Pertanian UMY 21 Mei 2016

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA PENDAHULUAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. 1. Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

KODE: 26 / /011/E/RDHP/2013 PENDAMPINGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI PROVINSI BENGKULU

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

DENAH LOKASI OBJEK OBJEK MODEL KRPL +++ Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PERANAN PKK DALAM PENINGKATAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN RUMAH SEHAT

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

32,1,30,3,28,5,26,7,24,9,22,11,20,13,18,15 2,31,4,29,6,27,8,25,10,23,12,21,14,19,16,17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DI PERDESAAN

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

IX STRATEGI PENGELOLAAN USDT BERKELANJUTAN

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

ADOPSI TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK DALAM PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN PERKOTAAN DI KOTA SERANG PROVINSI BANTEN

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

ANALISIS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L) ORGANIK DALAM POLYBAG DENGAN KONSEP KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR TABEL. 1. Produksi tanaman sayuran menurut kabupaten/kota dan jenis sayuran di Provinsi Lampung

BAB 2 Perencanaan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

Transkripsi:

Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu dibangun dari kumpulan rumah tangga agar mampu mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, tanaman obat, maupun ternak dan ikan. Secara umum M-KRPL bertujuan untuk : 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah-buahan, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga;. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan; 3. Memelihara sumberdaya genetik/plasma nutfah lokal; 4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Litbang Pertanian ditugaskan untuk membangun percontohan m-krpl di daerah. Sejak 011 hingga 013 telah terbangun 4 unit percontohan m-krpl yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota se NTB. Di Kabupaten Dompu telah dibangun 3 (tiga) unit m-krpl, yaitu m-krpl Berkah, Desa Nusa Jaya, Kecamatan Manggalewa yang dibangun tahun 01; m-krpl Lapa Nae, Desa Kramabura, Kecamatan Dompu dan m-krpl Lestari, Desa Tembalae, Kecamatan Pajo, keduanya dibangun tahun 013. Tahapan Implementasi m-krpl 1. Pendekatan 1 / 6

Pendekatan yang digunakan dalam membangun m-krpl adalah pendekatan sistem. Konsep sistem merupakan suatu metodologi penyelesaian masalah yang dimulai dengan mendefinisikan atau merumuskan tujuan dan hasil secara tentatif, yaitu suatu sistem operasi yang secara efektif dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Permasalahan tersebut dapat dalam bentuk perbedaan kepentingan (conflict of interest) atau keterbatasan sumber daya. Beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, yaitu: (1) analisis kebutuhan, bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dari semua stakeholders yang terlibat dalam sistem; () formulasi permasalahan yang merupakan kombinasi dari semua permasalahan yang ada dalam sistem; (3) identifikasi sistem, yaitu menentukan variabel-variabel sistem dalam rangka memenuhi kebutuhan semua stakeholders dalam sistem; (4) pemodelan abstrak, pada tahap ini mencakup suatu proses interaktif antara analis sistem dengan pembuat keputusan yang menggunakan model untuk mengeksplorasi dampak dari berbagai alternatif dan variabel keputusan terhadap berbagai kriteria sistem; (5) implementasi model, tujuan utamanya memberikan wujud fisik dari sistem yang diinginkan; (6) operasi, pada tahap ini akan dilakukan validasi sistem dan pada tahap ini pula sering terjadi modifikasi-modifikasi tambahan, karena cepatnya perubahan lingkungan dimana sistem tersebut berfungsi. Unit terkecil dari perhatian m-krpl adalah rumah tangga sebagai pusat alokasi sumber daya, produksi dan konsumsi. Konsep kawasan (kelompok, RT, dusun) dalam pengembangan RPL diharapkan dapat mengimplementasikan hubungan komunal, kegiatan ekonomi dan lingkungan secara harmonis. Dalam kawasan diharapkan akan terjadi penghimpunan tenaga dan daya, pemusatan dukungan input dan output serta difusi teknologi lebih efektif dan partisipatif. Pada setiap tahap kegiatan mulai dari penentuan kelompok sasaran, pemilihan komoditas yang akan dikembangkan serta pilihan inovasi teknologi yang sesuai dengan kondisi biofisik, agroklimat serta sosial ekonomi kelompok sasaran dilakukan dengan pendekatan partisipatif.. Teknologi yang dikembangkan Teknologi yang digunakan bersifat komplementer antara teknofarming dan ekofarming (eko-tek nofarming ). Ekoteknofarming dianggap sebagai skenario yang tepat untuk mencapai RPL bervisikan / 6

pertanian berkelanjutan yang berbasis ilmu pengetahuan dan sumber daya lokal. Integrasi tanaman, ternak dan ikan secara terpadu memungkinkan aliran energi/rantai makanan dapat berlangsung secara seimbang, harmonis dan nir limbah ( zero waste ). Dengan demikian akan terbangun m-krpl dengan penggunaan input luar rendah atau Low External Input and Sustainable Agricultura (LEISA). Prinsip pengembangan m-krpl adalah pemanfaatan sumber daya pekarangan yang ramah lingkungan dan produktif untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran rumah tangga harian, sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya. 3. Pemilihan komoditas yang dikembangkan Pemilihan komoditas mempertimbangkan: a) pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan; b) komoditas untuk pekarangan adalah yang sesuai dengan kondisi biofisik, agroklimat dan sosial ekonomi masyarakat setempat, antara lain: tanaman diutamakan yang sudah biasa dikonsumsi masyarakat setempat (sayuran, buah-buahan, rempah dan obat); c) pada pekarangan yang lebih luas dan memungkinkan, dapat ditambahkan ternak/ikan yang terintegrasi secara harmonis dengan prinsip zero waste. Untuk memudahkan dalam penerapan teknologi, lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan dan perdesaan (Kementan, 011). Pekarangan perkotaan, dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) perumahan Tipe 1, dengan total luas lahan sekitar 36 m ; () perumahan Tipe 36, luas lahan sekitar 7 m ; (3) perumahan Tipe 45, luas lahan sekitar 90 m ; dan (4) perumahan Tipe 54 atau 60, luas lahan sekitar 10 m. Pekarangan perdesaan, dikelompkan menjadi 4, yaitu (1) pekarangan sangat sempit (tanpa halaman), () pekarangan sempit (<10 m 3 / 6

), (3) pekarangan sedang (10-400 m ), dan (4) pekarangan luas (>400 m ). Pemilihan komoditas yang akan diusahakan disesuaikan dengan strata pekarangan, kondisi biofisik dan sosial ekonomi masyarakat. Petani yang dilibatkan dalam kegiatan m-krpl adalah petani yang bersedia bekerjasama dan berpartisipasi dalam menerapkan teknologi yang akan dikembangkan dalam satu kawasan dengan jumlah petani >5 Kepala Keluarga (KK). 4. Pembinaan dan pengawalan teknologi Pembinaan menuju lestari dilakukan dengan: a) melibatkan petugas lapangan dan ketua kelompok secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan; b) kontinyuitas ketersediaan bibit dengan membangun kebun bibit desa (KBD) yang dikelola secara ekonomis dan berkelanjutan; c) pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan harapan dan memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi terhadap kebutuhan hidup layak (KHL) petani. Salah satu tujuan pengelolaan m-krpl adalah melakukan konservasi sumber daya genetik lokal (sumber daya alam hayati). Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990, konservasi sumberdaya alam hayati diartikan sebagai pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi sumberdaya alam hayati dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu: (1) perlindungan sistem penyangga kehidupan; () pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan (3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam konteks M-KRPL, konservasi keanekaragaman sumberdaya hayati lokal ( local biodiversity ) merupakan bagian tak terpisahkan dari pengertian konservasi sumberdaya alam hayati. 4 / 6

PERAN PENYULUH PERTANIAN Dari uraian tahapan implementasi m-krpl diatas terlihat jelas bahwa penyuluh pertanian lapangan (PPL) memiliki peran strategis dalam setiap tahapan implementasi m-krpl. Oleh karena itu dalam implementasi m-krpl yang dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, penyuluh pertanian lapangan (PPL) dilibatkan secara langsung sebagai petugas pembina lapangan bagi kelompok m-krpl yang ada di wilayah kerjanya. Tugas PPL dalam implementasi m-krpl antara lain: 1. Mengidentifiksi kelompok calon peserta m-krpl. Mengidentifikasi sumberdaya yang tersedia di calon lokasi m-krpl 3. Mengkoordinasikan perencanaan dengan dinas/instansi dan pihak terkait setempat 4. Mengidentifikasi kebutuhan teknologi dan komoditas yang akan dikembangkan 5. Melakukan pembinaan kelompok 6. Melakukan pengamatan kemajuan kelompok m-krpl 7. Menyebarkan informasi m-krpl ke kelompok lain di wilayah kerjanya Hasil Kegiatan MKRPL Dari tiga unit m-krpl yang dilaksanakan di Kabupaten Dompu, Kelompok Lapa Na E adalah kelompok dengan penampilan m-krpl terbaik. Hal ini dapat dilihat dari keragaan tanaman yang diusahakan di pekarangan baik jumlah jenis maupun jumlah tanaman per jenis. Jenis tanaman yang paling banyak diusahakan adalah cabai, terong, tomat, sawi, bayam, mentimun dan labu. Dalam satu tahun pembinaan, jumlah peserta m-krpl terus bertambah dari 35 rumah tangga menjadi lebih dari 50 rumah tangga. Keberhasilan m-krpl Lapa Na E selain didukung oleh beberapa faktor, antara lain: - Lahan pekarangan cukup luas yaitu rata-rata 00 m per rumah tangga. - Air tersedia sepanjang tahun, karena dilalui oleh saluran induk irigasi teknis - Kekompakan dan partisipasi anggota kelompoknya cukup baik. - PPL pembinanya cukup aktif - Dukungan pemerintah daerah cukup baik (Aparat Desa, PKK). 5 / 6

Hasil kajian BPTP NTB menunjukan bahwa pemanfaatan pekarangan secara optimal dapat menghemat pengeluaran rumah tangga antara Rp 00.000 s/d 500.000 perbulan. Bupati Dompu dalam acara Temu Lapang di Kelompok m-krpl Lapa Na E mengajak seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Dompu untuk memanfaatkan pekarangannya dengan aneka tanaman, ternak maupun ikan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga sekaligus menghemat pengeluaran rumah tangga sehari-hari. 6 / 6