KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

PENERIMAAN DAN PENANGANAN PENGADUAN KOMPLAIN MASYARAKAT/ PUBLIC COMPLAIN RESERSE KRIMINAL POLRES loteng

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TENTANG PENYELIDIKAN DI LINGKUNGAN SIPROPAM POLRES BIMA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BAGIAN PERENCANAAN POLRES MATARAM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

LAPORAN HASIL VERIFIKASI DAN EVALUASI PEJABAT POLDA NTB YANG WAJIB MELAPORKAN LHKPN KE KPK-RI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) T E N T A N G PENERIMAAN SURAT PENGADUAN MASYARAKAT DAN PENDISTRIBUSIANNYA KEPADA BAGYANDUAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax.

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN

2 Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG REKRUTMEN DAN SELEKSI PENYIDIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

INSPEKTORAT PENGAWASAN UMUM DAERAH POLDA D.I.YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) T E N T A N G PENERIMAAN SURAT PENGADUAN MASYARAKAT DAN PENDISTRIBUSIANNYA KEPADA BAGYANDUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOTA DINAS Nomor: B/ND-398/IX/2017/Itwasda. Kepada : Yth. Koorspripim Polda NTB.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BUPATI POLEWALI MANDAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR RESORT BOJONEGORO LAPORAN PELAKSANAAN PELAYANAN BESUK TAHANAN SATTAHTI POLRES BOJONEGORO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

Transkripsi:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT

2 DAFTAR ISI l BAB I PENDAHULUAN...3 II BAB II PELAKSANAAN TUGAS...7 III BAB III ADMINISTRASI...11 IV BAB IV PENUTUP...12

3 1. Latar Belakang SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN a. dalam rangka menindaklanjuti tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan prima Polri sebagai bagian dari unsur penyelenggara Negara yang bebas KKN terkait tuntutan masyarakat terhadap Transparansi dan akuntabilitas dan Akuntabilitas Kinerja, maka jajaran Polda Sultra telah dan terus melakukan Reformasi Birokrasi di lingkungan Polri baik menyangkut aspek instrumental, Struktural dan kultural, agar kedepan Polri lebih dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal dan profesional, proaktif, peka dan peduli serta dinamis, sehingga Polri diharapkan dapat memberikan pelayanan Prima secara berhasil dan berdaya guna ; b. terkait peran Itwasda Polda Sultra sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah Kapolda yang bertugas menyelenggarakan pengawasan / pemeriksaan disemua unit unit kerja pada tingkat Polda dan Polres serta Pelayanan Pengaduan Masyarakat (public complain) tentang adanya penyimpangan tindakan anggota Polri / PNS Polri, maka Satker Itwasda saat ini dan kedepan dihadapkan kepada tantangan tugas yang multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas, antara lain selaku pengawas pelaksanaan tugas unit kerja Polri tingkat Polda dan Polres, melakukan pemeriksaan terhadap adanya penyimpangan / penyelewengan anggaran dan sebagai penjamin mutu (Quality Asurance) serta pengawas dan monitoring tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat ; c. bahwa pemberian pelayanan kepada Masyarakat merupakan kewajiban setiap anggota Polri / PNS sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang undangan yang pengawasannya diawasi oleh masyarakat dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik menuju Polri yang bersih dan berwibawa serta bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme ; b. bahwa hak untuk mendapatkan pelayanan merupakan harapan bagi warga masyarakat atas permasalahan yang disampaikan kepada Polri guna mendapatkan penyelesaian secara tuntas dan mendapatkan kepastian hukum ; c. bahwa untuk menindaklanjuti tuntutan aspirasi masyarakat dalam rangka penataan pelayanan Kepolisian kepada masyarakat secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu diatur penataan pelayanan kepada masyarakat terhadap berbagai permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat yang tersusun dalam Standart Operational Prosedur (SOP) Penanganan dan penyelesaian Dumas. -/ 2. Maksud...

4 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud penyusunan Pedoman Standa Operasional Prosedur Penanganan dan Penyelesaian Dumas adalah : ( SOP) 1) sebagai dasar dan pedoman implementasi dalam pelaksanaan kegiatan Sentra Pelayanan Propam Polri dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pengaduan terkait laporan pengaduan yang menyangkut tentang sikap dan perilaku anggota Polri / PNS Polri, secara terpusat dari tingkat Polda sampai kewilayahan, sehingga lebih terkoordinasi efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan ; 2) untuk menjelaskan prinsip prinsip dasar dari SOP Penanganan Pengaduan Masyarakat agar mudah dipahami dalam pelaksanaan tugas. b. Tujuan 3. Dasar : Tujuan penyusunan (SOP) Penanganan dan penyelesaian Dumas ini adalah : 1) untuk menjamin pehaman prinsip prinsip dasar terhadap SOP sehingga tidak ragu ragu dalam melakukan tindakan ; 2) terselenggaranya pengawasan dan pengendalian yang akuntabel dalam penanganan dan penuntasan Dumas ; 3) terselesaikannya Dumas secara cepat, tepat, tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan perundang undangan. a. Undang Undang nomor 28 tahun tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) ; b. Undang Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republi Indonesia ; c. Undang Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ; d. Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2003 tentang pemberhentian anggota Polri ; e. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2003 tentag Peraturan Disiplin Anggota Polri ; -/ f. Peraturan...

5 f. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2003 tentang Pelaksanaan teknis Institusional Peradilan Umum bagi Anggota Polri ; g. Peraturan Pemerintah nomor 68 tahun 1999 tentang tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara ; h. Grand Startegi Polri tahun 2004 2025 ; i. Renstra Polri 2010 2014 ; j. Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri ; k. Peraturan Kapolri No. 14 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri ; l. Peraturan Kapolri nomor 22 tahun 2011 tentang susunan organisasi dan tata kerja satuan organisasi tingkat Polda ; m. Peraturan Kapolri nomor 2 tahun 2012 tanggal 15 Januari 2012 tentang tata cara penanganan pengaduan masyarakat dilingkungan Polri. 4. Ruang Lingkup Adapun Ruang Lingkup penyusunan SOP Penanganan dan penyelesaian Dumas ini meliputi : a. pelaksanaan tugas pokok Fungsi dan peran Itwasda khususnya Subbag Dumasan Itwasda dalam penanganan laporan / pengaduan masyarakat atas penyimpangan yang dilakukan oleh anggota Polri / PNS Polri ; b. standar Kinerja Subbag Dumasan Itwasda Polda secara berhasil dan berdaya guna. 5. Sistematika Sistematika Penyusunan Pedoman Standar Operasional (SOP) Subbag Dumasan Itwasda Polda adalah sebagai berikut : -/ l. PENDAHULUAN...

6 I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang ; 2. Maksud dan Tujuan ; 3. Dasar ; 4. Ruang Lingkup dan ; 5. Sistematika ; II. PELAKSANAAN TUGAS 1. Tata Cara penanganan dan penyelesaian Dumas ; 2. Koordinasi ; 3. Prinsip Prinsip ; 4. Pengawasan dan Pengendalian. III. IV. ADMINISTRASI PENUTUP LAMPIRAN LAMPIRAN -/ Bab II...

7 BAB II PELAKSANAAN TUGAS 1. Tata Cara penanganan dan penyelesaian Dumas : a. Subbag Dumasan Itwasda bertugas menerima dan melakukan pencatatan pengaduan langsung maupun secara tidak yang diterima dari : 1). tromol Pos ; 2). website dan E-mail Polri; 3). telepon, Faximili atau SMS ; 4). Media Massa dan jejaring sosial ; 5). surat Dumas melalui Instansi pemerintah ; a) presiden RI melalui Setneg Ri ; b) DPRRI da DPRD ; c) kementrian / lembaga ; d) badan / komisi ; e) pemerintah daerah ; f) instansi penegak hukum ; g) instansi pengawas intern pemerintah lainnya ; h) surat Dumas melalui lembaga kemasyarakatan : (1) LSM ; (2) LBH / Advokat ; 6). surat Dumas melalui Toga, Todat, Tomas dan Toda. b. Penerimaan dan pencatatan Dumas secara langsung maupun tidak langsung ; c. Dumas yang telah dicatat kemudian dikelompokan berdasarkan jenis penyimpangan dengan kode masaalah sebagai berikut : 1). kode 01 penyalahgunaan wewenang ; 2). kode 02 pelayanan masyarakat; 3). kode 03 korupsi atau pungli ; 4). kode 04 kepegawaian dan ketenaga kerjaan ; 5). kode 05 pertanahan atau perumahan ; 6). kode 06 hukum dan peradilan HAM ; 7). kode 07 kewaspadaan nasional ; 8). kode 08 tata laksana atau regulasi ; 9). kode 09 lingkungan hidup (LH) ; 10). kode 10 umum / lain lain. -/ d. Dumas...

8 d. Dumas yang telah catat melalui buku register maupun di input kedalam komputer kemudian dilakukan Analisa berdasarkan bobot permasalahan yang diadukan kemudian Meneruskan atau menyalurkan disertai dengan arahan kepada ; 1). Dit Reskrim Um / Sus berkaitan dengan tindak pidana ; 2). Bid Propam dengan pelanggaran disiplin / kode etik ; 3). Kasatker dilingkungan Polda berkaitan dengan pelayanan Polri sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. e. Dalam hal penanganan pengaduan Masyarakat Subbag Dumasan Itwasda dapat melaksanakan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung setelah dilakukan penelaahan dan pengelompokan atas Dumas yang berkadar Pengawasan dan perkara / kasus yang bersifat khusus ; f. Membuat laporan hasil pengecekan / investigasi dan pemeriksaan dan kemudian melaporkan hasilnya kepada Irwasda dan diteruskan kepada Kapolda dan Irwasum Polri ; g. penyelesaian Dumas secara tidak langsung maupun langsung yang diterima Subbag Dumasan Itwasda setelah menerima tanggapan dari Kasatker / Kasatwil dan setelah dilakukan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung, oleh Subbag Dumasan Itwasda melakukan : 1). terhadap terlapor (anggota Polri) : a) setelah menerima tanggapan dari Kasatker / Kasatwil dan setelah dilakukan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan secara langsung tidak mengandung kebenaran dan atau tidak ditemukan bukti, kemudian membuat surat / arahan kepada Kasatker / Kasatwil untuk segera mengembalikan nama baik terlapor ; b) hasil tanggapan dan pengecekan / investigasi dan pemeriksaan ditemukan bukti dan mengandung kebenaran meminta kepada Kasatker/ Kasatwil untuk melakukan proses hukum yang berlaku di lingkungan Polri maupun ketentuan perundang undangan lainnya 2). apabila dari hasil pemeriksaan / penyidikan Dumas yang dilaporkan tidak terbukti Subbag Dumasan Itwasda dapat meminta kepada Kasatker / Kasatwil untuk menghentikan proses pemeriksaan / penyidikan dan menginformasikan kepada pengadu / pelapor. 3). dalam jangka waktu 20 setelah diterimanya pengaduan dari masyarakat dan pelimpahan tidak terpenuhi, Subbag Dumasan Itwasda selaku penanggung jawab penanganan Dumas pada tingkat Polda dan Polres dapat meminta pertanggung jawaban secara tertulis disertai dengan alasan yang sah dan dapat dipertanggungjawaban dari Kasatker / Kasatwil untuk diteruskan ke Irwasum Polri. -/ 4. Status...

4). Status penyelesaian dikategorikan : 9 a) status dalam proses (P) yaitu penanganan Dumas yang masih dalam proses penanganan ; b) status selesai tidak benar (STB) yaitu penanganan Dumas secara tuntas, namun laporan pengaduan tidak terbukti kebenarannya karena tidak didukung dengan alat bukti yang cukup ; c) status selesai benar SB) yaitu Dumas yang ditangani secara tuntas : (1) terhadap perkara pelanggaran kode etik profesi Polri atau disiplin telah mendapatkan rekomendasi putusan sidang kode etik profesi Polri atau putusan sidang disiplin ; (2) terhadap perkara pidana telah dikirimkan ke Kejaksaan dan dinatakan lengkap (P.21) atau diterbitkannya surat penghentian penyidikan (SP3) ; (3) dumas yang bukan wewenang Polri Subbag Dumasan Itwasda melimpahkan Dumas ke instansi lain. 2. Koordinasi penanganan Dumas di tingkat Polda dan Polres : a. Subbag Dumasan Itwasda bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh Dumas yang diterima dan ditangani ditingkat Polda dan Polres ; b. Subbag Dumasan Itwasda melalui Irwasda melaporkan ke Kapolda dan Irwasum Polri ; c. untuk kasus / perkara yang bersifat khusus Subbag Dumasan Itwasda dapat berkoordinasi dengan Bag Dumas Itwasum Polri, Kompolnas, Komnas Ham, organisasi kemasyarakatan, LBH / Advokat, pengadu /pelapor dan lain lain ; d. dalam hal Dumas yang ditujukan kepada Kapolda dan pejabat dilingkungan Polda dan Polres, untuk tertibnya administrasi Subbag Dumasan Itwasda Polda Sultra berkewajiban memberikan jawaban kepada pengadu / pelapor. 3. Prinsip prinsip dalam penanganan dan penyelesaian pengaduan masyarakat yaitu a. Kepastian hukum yaitu penanganan Dumas yang telah dilaksanakan sesuai prosedur dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis ; b. transparan yaitu penanganan Dumas yang dilakukan berdasarkan mekanisme secara jelas dan terbuka agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan dan tindak lanjutnya ; c. visibel yaitu informasi tindak lanjut penanganan Dumas disampaikan secara jelas,akurat dan nyata berdasarkan fakta fakta dan data yang ditemukan ; d. accessible yaitu tempat penanganan Dumas mudah didatangi dijangkau dan dihubungi masyarakat atau pengadu / pelapor ; e. koordinasi yaitu hubungan atau kerjasama dalam penanganan Dumas oleh antar pejawabat yang berwenang dan terkait, berdasarkan mekanisme dan tata kerja dan prosedur secara sinergi ; -/ d. efektif...

10 d. efektif dan efisien yaitu penanganan Dumas dilaksanakan tepat sasaran, tepat guna dan tepat manfaat dengan mempertimbangkan tenaga, waktu dan biaya ; e. akuntabel yaitu harus dapat dipertanggungjawabkan baik proses maupun tindak lanjutnya ; f. objektif yaitu berdasarkan fakta atau bukti tanpa dipengaruhi prasangf.ka interprestasi, kepentingan pribadi dan golongan atau kepentingan pihak tertentu g. proporsional yaitu mengutamakan kepentingan pelaksanaan tugas dan kewenangan dengantetap memperhatikan adanya kepentingan yang sah lainnya secara seimbang. 4. Dalam melakukan pengawasan dan pengendalian tindak lanjut penanganan dan penyelesaian Dumas, Subbag Dumasan Itwasda dapat melaksanakan kegiatan diantaranya : a. pemantauan atau monitoring tindak lanjut penanganan Dumas; b. supervisi kesatuan yang menangani Dumas ; c. meminta laporan hasil penanganan Dumas kepada Satker / Satwil yang menangani Dumas ; d. evaluasi data Dumas dan hasil penangananya ; e. meminta dilaksanakan gelar perkara atas proses penyidikan perkara ; f. klarifikasi langsung kepada terlapor dengan melakukan pemanggilan melalui surat resmi yang ditujukan ke Kasatker / Kasatwil; g. melaksanakan pengecekan bersama Tim gabungan bersama Dit Reskrim dan Bid Propam. -/ Bab III...

11 BAB III ADMINISTARSI Penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan dan Penyelesaian Dumas secara umum menggunakan Tata Naskah Tulisan Dinas serta telah disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Kapolri Nomor 2 tahun 2012 tentang Tata Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat Dilingkungan Polri serta ketentuan ketentuan lainnya. -/ IV. Penutup...

12 BAB IV PENUTUP 1. Demikianlah penyusunan Pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP) Penanganan dan Penyelesaian Dumas untuk digunakan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan ; 2. Sebagai pedoman, acuan dan kerangka kerja bagi Subbag Dumasan Itwasda dalam rangka penyelenggaraan implementasi penanganan dan penyelesaian Dumas di Polda Sultra dan jajaranya ; 3. Standar Operasional Prosedur ( SOP) ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan. Panda : 01 Januari 2016 a.n KEPALA KEPOLISIAN RESORT BIMA KASI PROPAM I KADEK SUMERTA S.H IPDA NRP 79060422

LAMPIRAN ADMINISTRASI PENANGANA DUMAS DI POLRES BIMA 1. CONTOH LAPORAN PENERIMAAN PENGADUAN ; KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA LAPORAN PENGADUAN Nomor : Lap.Duan / / / VII / 2016 / Si Propam 1. Siapa :... a. Pelapor : Identitas Jelas. CONTOH b. Terlapor : Nama, pangkat/nrp, Jabatan/ kesatuan, alamat No. HP/ Telepon.. Apa yang diadukan :.... Kapan terjadi :.... Kronologis aduan :.... Kode dan jenis aduan :.... Keinginan pelapor : Yang menerima laporan Panda, Januari 2016 Pelapor NAMA PANGKAT DAN NRP NAMA JELAS Diketahui : a.n KEPALA KEPOLISIAN RESORT BIMA KASI PROPAM I KADEK SUMERTA S.H IPDA NRP 79060422