BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan suatu penduduk dapat tercapai apabila di dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang ada di dunia ini pajak merupakan unsur penting dan

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, aset-aset publik, dan fasilitas umum

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak penghasilan yang. suka manajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Ketidakpatuhan wajib pajak dapat

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

DAFTARISI HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa dekade lalu, pajak hanya dianggap sebagai pelengkap

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan kinerja perusahaan. Rahman, Moniruzzaman dan Sharif (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1, pajak merupakan kontribusi wajib kepada

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. subjek pajak badan. Penjelasan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. sumber migas dan non migas. Pelaksanaan perpajakan diatur oleh pemerintah Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB I PENDAHULUAN. adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pendapatan Negara negara yang diaturkan pada undang-undang dengan tidak mendapatkan timbal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Abstrak. Kata kunci: penghindaran pajak, corporate governance, koneksi politik, leverage, dan return on asset

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2011). Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam pembukaan Undang Undang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. kepada suatu masyarakat untuk selanjutnya digunakan bagi pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun pemerintah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memuat alokasi belanja negara disertai pemenuhannya melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, APBN seolah menjadi bahan bakar yang menentukan kemana kapal dapat berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor penggerak meraih tujuan bangsa serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur (Kementerian Keuangan Indonesia, dalam #SadarAPBN). Pemenuhan pendapatan negara terbesar dalam hal ini berasal dari sektor pembiayaan yang diterima dari masyarakat, yaitu penerimaan pembayaran pajak dengan presentase 82,6% dibandingakan penerimaan lainnya yaitu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan presentase 16,8% dan hibah dengan presentase 0,6% pada tahun 2016.(www.kemenkeu.go.id). Pajak yang merupakan salah satu presentase terbesar dalam penerimaan negara Indonesia ini tidak lepas dari peran pemerintah yang selalu berupaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak sebesar-besarnya seperti dengan menerapkan berbagai kebijakan perpajakan. Salah satu 1

2 upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada akhir ini untuk meningkatkan penerimaan pajak adalah dengan penerapan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty. Kebijakan tax amnesty ini ditandai dengan disahkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 yaitu Tentang Pengampunan Pajak pada tanggal 1 Juli 2016 oleh presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak bahwa salah satu tujuan pengampunan pajak atau tax amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Dengan disahkannya Undang-undang ini maka harapan dari pemerintah adalah perusahaan akan lebih taat dalam pembayaran pajak. Penerapan kebijakan tax amnesty ini memberikan keuntungan dan strategi tersendiri bagi perusahaan go public yang mengikuti program ini, karena dengan kebijakan ini secara tidak langsung pemerintah memberikan keringanan berupa pengampunan jika perusahaan mengungkapkan aset yang dimilikinya. Artinya hal ini menjadi opsi perusahaan, karena dengan mengikuti program yang diterapkan oleh pemerintah ini membuat beban pajak akan lebih sedikit dari pada perusahaan tidak mengikuti/mengungkapkan kemudian terbukti menyembunyikan asetnya di luar negeri. Hal ini menjadi suatu strategi perusahaan untuk mengikuti program yang di terapkan oleh pemerintah karena mengingat peranan pajak sebagai beban perusahaan. Maka dengan

3 diterapkannya kebijakan ini dapat memberikan insentif bagi perusahaan untuk meminimalkan beban pajaknya. Menurut Pohan (2013:3) Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham atau investor dalam memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara memperoleh laba maksimum. Pajak merupakan hal yang menjadi perhatian penting karena beban pajak akan mengurangi laba bersih dan sudah menjadi rahasia umum perusahaan menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Kurniasih & Sari, 2013). Hal ini menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antara pemerintah (fiskus) dengan perusahaan dimana fiskus sebagai prinsipal (pemangku kepentingan) menginginkan untuk memaksimalkan penerimaan dari sektor pajak sebesar-besarnya sedangkan perusahaan sebagai agen menginginkan pembayaran pajak yang seminimal mungkin kepada negara. Perbedaan kepentingan tersebut menyebabkan optimalisasi pemungutan pajak di Indonesia masih banyak mengalami kendala akibatnya efektivitas pemungutan pajak terus mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015 rata rata mencapai 3,74% (Kementerian Keuangan Republik Indonesia). Dapat dilihat bahwa penerimaan dari sektor pajak yang seharusnya diterima oleh negara tidak sebesar pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak. Hal ini dikarenakan perusahaan sebagai wajib pajak melakukan upaya efisiensi pembayaran

4 pajak. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan sebagai wajib pajak untuk mengefisiensi pembayaran pajak adalah dengan meminimalkan beban pajak perusahaan dalam batas yang tidak melanggar aturan yang berlaku/ilegal melalui perilaku penghindaran pajak (tax avoidance). Jacob (2014) menjelaskan bahwa tax avoidance merupakan suatu tindakan untuk melakukan pengurangan atau meminimalkan kewajiban pajak dengan hati-hati mengatur sedemikian rupa untuk mengambil keuntungan dari celah-celah dalam ketentuan hukum pajak. Oleh karena itu perilaku tax avoidance ini mencakup kegiatan perencanaan pajak yang legal atau yang mendekati grey area (Richardson et al.,2013). Memang tidak ada unsur pidana dari perilaku tax avoidance sebab perusahaan bertransaksi dengan baik, benar, disertai bukti akurat dan tidak menyalahi aturan. Berdasarkan KNKG (2006), perusahaan dituntut untuk memperbaiki dan meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) memperkenalkan konsep Good Corporate Governance (GCG). Perusahaan yang memiliki mekanisme good corporate governance yang baik maka akan berbanding lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pajakannya (Sartori, 2010). Banyaknya perusahaan yang melakukan

5 perilaku tax avoidance membuktikan bahwa good corporate governance belum sepenuhnya dilakukan dengan baik oleh perusahaan-perusahaan publik di Indonesia Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER- 01/MBU/2011 pasal 3, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik menerapkan lima prisip utama, yaitu transparasi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responbility), kemandirian (independency), dan kewajaran (fairness). Baik buruknya tata kelola perusahaan tercemin dari kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit (Desai & Dharmapala, 2007). Dilihat dari sisi prinsipal, perilaku tax avoidance diharapkan mampu meningkatkan keuntungan perusahaan untuk jangka panjang, namun pelaksanaannya dilakukan oleh manajer (Desai & Dharmapala, 2006). Peran tata kelola perusahaan diharapkan mampu mengendalikan akibat dari masalah keagenan terhadap perilaku tax avoidance. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dapat secara langsung mempengaruhi tarif efektif perusahaan dalam membayar pajak yang memicu pada perilaku tax avoidance. Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham

6 tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah Return On Assets. Return On Assets (ROA) merupakan suatu indikator yang mencerminkan kinerja operasional perusahaan dan dapat dijadikan sebagai pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aset (Kurniasih & Sari, 2013). ROA yang positif menunjukan bahwa dari total aset yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberikan laba perusahaan (Prakosa, 2014). Semakin tingginya nilai ROA yang mampu diraih oleh perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut dapat dikategorikan baik. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk melakukan upaya efisiensi dalam kewajiban pembayaran pajak melalui perilaku tax avoidance. Sebaliknya, semakin rendah nilai ROA, semakin rendah produktivitas aset dan semakin rendah tingkat profitabilitas perusahaan, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk melakukan upaya efisiensi dalam kewajiban pembayaran pajak melalui perilaku tax avoidance (Chen et al, 2010). Selain karakteristik keuangan perusahaan yaitu profitabilitas yang diukur dengan ROA, pada penelitian ini ada karakteristik keuangan lain yaitu Leverage yang menggambarkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap utang dalam membiayai kegiatan operasinya. Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Leverage menggambarkan hubungan antara total assets dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan utang untuk

7 meningkatkan laba (Husnan, 2002). Pada umumnya perusahaan menggunakan utang kepada pihak ketiga dalam menjalankan aktivitas operasi perusahaan. Penambahan sejumlah utang suatu perusahaan akan menimbulkan beban bunga yang menjadi pengurang beban pajak perusahaan (Kurniasih dan Sari, 2013). Penelitian mengenai Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan leverage telah banyak dilakukan di Indonesia, diantaranya Kurniasih dan Sari (2013); Meilinda dan Cahyonowati (2013); Puspita dan Harto (2014);Handayani (2015); Yendrawati (2016). Secara keseluruhan penelitian-penelitian tersebut mengambil fenomena perilaku tax avoidance terkait upaya pemerintah dalam memaksimalkan penerimaan pajak yaitu dengan perubahan tarif PPh badan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengambil fenomena perilaku tax avoidance terkait upaya pemerintah dalam memaksimalkan penerimaan pajak pada tahun 2016 yaitu dengan penerapan tax amnesty. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PERILAKU TAX AVOIDANCE: DAMPAK PENERAPAN TAX AMNESTY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2016).

8 B. Rumusan Masalah 1. Apakah good corporate governance berpengaruh terhadap perilaku Tax avoidance? 2. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap perilaku Tax avoidance? 3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap perilaku Tax avoidance? 4. Apakah terdapat perbedaan perilaku tax avoidance antara sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty? 5. Apakah terdapat perbedaan perilaku tax avoidance antara perusahaan yang mengikuti tax amnesty sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty? 6. Apakah terdapat perbedaan perilaku tax avoidance antara perusahaan yang tidak mengikuti tax amnesty sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalis pengaruh good corporate governance terhadap perilaku Tax avoidance. 2. Untuk menganalis pengaruh Profitabilitas terhadap perilaku Tax avoidance. 3. Untuk menganalis pengaruh Leverage terhadap perilaku Tax avoidance. 4. Untuk menganalisis perbedaan perilaku tax avoidance antara sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty.

9 5. Untuk menganalisis perbedaan perilaku tax avoidance antara perusahaan yang mengikuti tax amnesty sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty. 6. Untuk menganalisis perbedaan perilaku tax avoidance antara perusahaan yang tidak mengikuti tax amnesty sebelum dan sesudah penerapan tax amnesty. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan tambahan informasi, wawasan dan referensi di

10 E. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan terbagi dalam bab-bab berikut ini: BAB I PENDAHULUAN Bab ini adalah bentuk ringkas dari keseluruhan isi penelitian dan gambaran permasalahan yang diangkat peneliti. Berisi tentang latar belakang masalah yang menjeaskan mengenai alasan-alasan yang mendukung permasalahan dari penelitian, rumusan masalah mengenai masalah-masalah yang nantinya akan dicari jawabannya melalui pengujian, tujuan penelitian untuk mencari jawaban dari perumusan masalah, manfaat penelitian yang menjelaskan hal-hal bermanfaat yang ingin diperoleh dengan dilakukannya penelitian, dan sistematika penulisan yang memberikan gambaran alur penulisan dari awal sampai akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini adalah dasar analisis dari penelitian yang akan menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian. Berisi variabel dependen, variabel independen, penelitian terdahulu, kerangka teori yang memberikan gambaran alur hubungan variabel, dan hubungan antar variabel yang dijelaskan dalam pengembangan hipotesis. Ringkasnya bab ini menjelaskan landasan yang kuat sebagai perbandingan antara teori dan praktek yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat menjawab permasalahan peneltian secara sistematis, sehingga bab ini

11 berisi tentang jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum hasil penelitian, hasil pengujian asumsi, dan pembahasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian serta untuk penelitian selanjutnya.