Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

, 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DI KAMPUNG KERAJAN DESA SUKAHAJI KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG

Sugiarti dan Vera Talumepa

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Nisa khoiriah INTISARI

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup 29

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

Kata Kunci : Penyuluhan, pengetahuan, sikap, ASI eksklusif Daftar Pustaka : 13 Pustaka ( ) 4 internet ( )

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. terdapat di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG ANAK BADUTA (12-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Transkripsi:

PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses menyusui sering disebabkan oleh beberapa ibu yang tidak mengerti cara yang benar untuk menyusui. Berdasarkan data UNICEF hanya 30% perempuan yang memberikan ASI eksklusif, hal ini menunjukkan bahwa bayi di Indonesia masih menerima ASI tidak eksklusif dan berdampak pada 13,9% angka kejadian kejadian diare pada bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu postpartum tentang manajemen laktasi yang terdiri dari rasa menyusui, manfaat menyusui, posisi menyusui yang benar, mengukur menyusui yang benar, teknik dan waktu makan yang benar di rumah sakit bersalin kartini Bandar lampung. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif, variabel penelitian, yaitu pengetahuan tentang manajemen laktasi. Sampel dalam penelitian ini dilakukan semua ibu post partum yang dirawat pada 10 Juni 2014-1 Juli 2014. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menggambarkan distribusi pengetahuan hasil untuk setiap frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden berusia 20-35 tahun (80%), kelahiran anak pertamanya (43,3%), sebagian besar pendidikan sekolah tinggi (66,7%), dan sebagian besar ibu nifas bekerja sebagai ibu rumah tangga (43,3%). Hasil penelitian tentang identifikasi pengetahuan responden adalah kurang sebanyak 14 orang (46,7%), sedangkan untuk kategori cukup baik 13 (43,3%), dan kategori baik hanya 3 orang (10%). Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu Nifas, Manajemen Laktasi LATAR BELAKANG Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah melahirkan dan pada masa menyusui selanjutnya. Bila manajemen laktasi tidak terlaksana maka akan berdampak penurunan pemberian ASI sehingga berdampak pada peningkatan angka gizi buruk dan gizi kurang yang beresiko pada peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi (Prasetyono, 2009). Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan ibu dan bayi. Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum. Kegagalan dalam proses laktasi sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham tentang cara menyusui yang benar, kegagalan menyusui sering dianggap sebagai problem pada anaknya saja. Selain itu ibu sering mengeluh bayinya sering menangis atau menolak menyusu, dan sebagainya yang sering diartikan bahwa ASI nya tidak cukup, atau ASI nya tidak enak, tidak baik ataupun pendapatnya sehingga sering menyebabkan diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui. Hal ini menunjukan bahwa bayi di Indonesia masih kurang mendapat Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif. Kejadian diare untuk bayi umur 0-28 hari sebesar 13,9%, umur 29 hari sampai 1 tahun sebesar 13,9%, dan untuk umur 1-4 tahun sebesar 13,10% (Depkes.go.id) Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti sangat penting, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan gizi dan zat lain pembentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit. Pemberian ASI secara ekslusif di usia 0-6 bulan di pandang sangat strategis, karena pada usia tersebut kondisi bayi masih [182]

sangat labil dan rentan terhadap berbagai tujuan laktasi, manfaat laktasi dan langkahlangkah penyakit. Cakupan bayi yang mendapatkan menyusui dengan benar. ASI Ekslusif di Provinsi Lampung tahun Berdasarkan uraian latar belakang di 2011 sebesar 29,24% dimana angka ini atas maka peneliti tertarik untuk masih ada dibawah target yang diharapkan melakukan penelitian tentang Gambaran yaitu 60% (Profil kesehatan provinsi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang lampung, 2011). Manajemen Laktasi Di Rumah Bersalin Data Riset Kesehatan Dasar Kartini Tahun 2014. (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini METODE memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan Desain penelitian merupakan bentuk hanya 15,3 persen. Hal ini disebabkan rancangan yang digunakan dalam kesadaran masyarakat dalam mendorong melakukan prosedur tindakan peningkatan pemberian ASI masih relatif (Hidayat,2008). Desain penelitian yang rendah. Padahal kandungan ASI kaya akan digunakan dalam penelitian ini adalah karotenoid dan selenium, sehingga ASI deskriptif, yaitu suatu metode penelitian berperan dalam sistem pertahanan tubuh yang dilakukan dengan tujuan utama untuk bayi untuk mencegah berbagai penyakit. membuat gambaran atau deskripsi tentang Setiap tetes ASI juga mengandung mineral suatu keadaan secara objektif. Metode dan enzim untuk pencegahan penyakit dan penelitian deskriptif digunakan untuk antibodi yang lebih efektif dibandingkan memecahkan masalah atau menjawab dengan kandungan yang terdapat dalam permasalahan yang sedang terjadi pada susu formula (Depkes.go.id). situasi sekarang ini (Notoatmodjo, 2010). Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Populasi adalah keseluruhan objek bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti sangat penelitian atau objek yang diteliti tersebut penting, terutama menyangkut pemenuhan (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam kebutuhan gizi dan zat lain pembentuk penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di kekebalan tubuh terhadap penyakit. wilayah Rumah Bersalin Kartini Bandar Pemberian ASI secara ekslusif di usia 0-6 Lampung tahun 2014. Berdasarkan laporan bulan di pandang sangat strategis, karena bulanan Rumah Bersalin Kartini Bandar pada usia tersebut kondisi bayi masih Lampung jumlah ibu nifas pada bulan sangat labil dan rentan terhadap berbagai April-Mei 2014 sebanyak 30 orang ibu penyakit. Cakupan bayi yang mendapatkan nifas. Kriteria inklusi adalah karakteristik ASI Ekslusif di Provinsi Lampung tahun sampel yang dapat dimasukkan yang layak 2011 sebesar 29,24% dimana angka ini untuk diteliti (Notoatmodjo, 2010). masih ada dibawah target yang diharapkan Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: yaitu 60% (Profil kesehatan provinsi a. Ibu post partum yang melahirkan di RB lampung, 2011). Kartini dalam rentang 1-40 hari. Berdasarkan hasil pre survei tanggal b. Dapat berkomunikasi dengan baik. 10 April 2014 di Rumah Bersalin Kartini Bersedia menjadi responden. Bandar Lampung terhadap 10 orang ibu Penelitian ini menggunakan total nifas melalui kuesioner yang dibagikan populasi yaitu seluruh ibu nifas di wilayah terdapat 7 orang ibu tidak mengerti tentang Rumah Bersalin Kartini Bandar lampung manfaat laktasi, posisi menyusui yang dengan jumlah 30 orang ibu nifas. benar, langkah-langkah menyusui dengan Penelitian ini dilakukan di Rumah benar dan teknik menyusui yang benar, 2 Bersalin Kartini Bandar Lampung Tahun orang ibu mengetahui langakah-langkah 2014 pada tanggal 10 Juni 2014 01 Juli menyusui dengan benar dan hanya 1 orang 2014. ibu yang mengetahui pengertian laktasi, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar [183]

kuesioner. Pada penelitian ini, data diambil dari responden yang sebelumnya dimintai persetujuan. Kemudian lembar kuesioner bahwa sebagian ibu nifas mempunyai dibagikan dan diisi oleh responden dengan pengetahuan cukup baik tentang pengertian cara memberi tanda ceklist ( ). Setelah laktasi yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). selesai diisi, lembar kuesioner langsung Tabel 2: Distribusi Frekuensi Pengetahuan dikembalikan kepada peneliti pada hari itu Ibu Nifas tentang Tujuan juga. Dalam proses pengambilan data, Pemberian Laktasi peneliti memberikan secara langsung kuesioner yang akan diisi oleh responden. Tujuan Pemberian Pada penelitian ini digunakan kuesioner Laktasi f % tertutup, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis Baik 10 33,3 yang digunakan untuk memperoleh Cukup 15 50 informasi dari responden dalam arti Kurang 5 16,7 laporan tentang hal-hal ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto,2010). Kuesioner tersebut berisi 30 soal bahwa sebagian ibu nifas mempunyai pertanyaan tentang manajemen laktasi pengetahuan cukup baik tentang tujuan dengan rincian sebagai berikut : Nomor 1- pemberian laktasi yaitu sebanyak 15 orang 4 tentang pengertian laktasi, nomor 5-8 (50%). tujuan laktasi, nomor 9-14 tentang manfaat laktasi, nomor 15-16 tentang posisi Tabel 3: Distribusi Frekuensi Pengetahuan menyusui dengan benar, nomor 17-22 Ibu Nifas tentang Manfaat Laktasi tentang langkah-langkah menyusui dengan benar, nomor 23-24 tentang cara Manfaat Laktasi f % pengamatan menyusui dengan benar, Baik 16 53,3 nomor 25-30 tentang waktu menyusui Cukup 10 33,3 dengan jawaban pilihan yang benar yang Kurang 4 13,4 sudah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Data-data hasil penelitian diolah melalui proses editing, coding, entrying, dan cleaning. Analisis data yang bahwa sebagian ibu nifas mempunyai digunakan adalah analisis univariat pengetahuan baik tentang manfaat laktasi bertujuan untuk menjelaskan atau yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. dalam analisis ini Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pengetahuan hanya menghasilkan distribusi frekuensi. Ibu Nifas tentang Posisi Menyusui HASIL yang Benar Posisi Menyusui f % Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pengertian Laktasi Pengertian Laktasi f % Baik 8 26,7 Cukup 20 66,7 Kurang 2 6,7 yang Benar Baik 7 23,3 Kurang 23 76,7 bahwa sebagian besar ibu nifas mempunyai pengetahuan kurang tentang posisi menyusui yang benar yaitu sebanyak 23 orang (76,7%). [184]

Tabel 5: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tabel 8: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Langkahlangkah Ibu Nifas Tentang Manajemen Menyusui dengan Benar Laktasi Langkah Menyusui dengan Benar f % Baik 5 16,7 Cukup 16 53,3 Kurang 9 30 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian ibu nifas mempunyai pengetahuan cukup baik tentang langkahlangkah menyusui dengan benar yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Tabel 6: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik Menyusui yang Benar Teknik Menyusui yang Benar f % Baik 11 36,7 Kurang 19 63,3 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian ibu nifas mempunyai pengetahuan kurang baik tentang teknik menyusui yang benar yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Tabel 7: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Waktu Menyusui Waktu Menyusui f % Baik 4 13,4 Cukup 19 63,3 Kurang 7 23,3 bahwa sebagian ibu nifas mempunyai pengetahuan cukup baik tentang waktu menyusui yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Tingkat Pengetahuan f % Baik 3 10 Cukup 13 43,3 Kurang 14 46,7 Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi pengetahuan ibu nifas secara umum tentang manajemen laktasi di Rumah Bersalin Kartini Bandar Lampung tahun 2014, dapat diketahui sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 14 orang (46,7%). PEMBAHASAN Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pengertian Laktasi pengertian laktasi diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup baik (66,7%). Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang mengetahui pengertian laktasi cukup baik yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. bahwa cukupnya pengetahuan ibu nifas tentang pengertian laktasi karena responden belum memahami pengertian laktasi secara spesifik disebabkan belum adanya program tentang penyuluhan manajemen laktasi yang ditetapkan di RB Kartini Bandar Lampung. Diharapkan bidan dapat memberikan informasi atau [185]

penyuluhan tentang manajemen laktasi pada saat ibu berkunjung ke klinik. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tujuan Pemberian Laktasi tujuan pemberian laktasi diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup baik (50%). Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang mengetahui tujuan pemberian laktasi cukup baik yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Menurut Wawan dan Dewi (2010) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan dan pekerjaan. Disebutkan juga dalam teori Mubarak, dkk (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor yaitu pendidikan. bahwa cukupnya pengetahuan ibu nifas tentang tujuan pemberian laktasi karena responden belum memahami tujuan pemberian laktasi secara spesifik disebabkan belum adanya program tentang penyuluhan manajemen laktasi yang ditetapkan di RB Kartini Bandar Lampung. Diharapkan bidan dapat memberikan informasi atau penyuluhan tentang manajemen laktasi pada saat ibu berkunjung ke klinik. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Laktasi manfaat laktasi diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik (53,3%). Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang mengetahui manfaat laktasi baik yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. bahwa baiknya pengetahuan ibu nifas tentang manfaat laktasi dalam kategori baik disebabkan karena responden dapat memahami manfaat laktasi atau manfaat menyusui bagi bayinya. Karena manfaat ASI sangat penting untuk kekebalan tubuh secara alami. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Posisi Menyusui yang Benar posisi menyusui yang benar diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang (76,7%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian responden tidak mengerti tentang posisi menyusui yang benar. Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang tidak mengetahui posisi mnyusui yang benar yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA.. Dan kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang posisi menyusui yang benar disebabkan karena pengalaman ibu yang baru melahirkan anak pertamanya. bahwa kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang posisi menyusui yang benar disebabkan karena responden tidak mengetahui dan tidak paham bagaimana posisi menyusui yang benar. Diharapkan [186]

bidan dapat memberikan contoh Pengetahuan Ibu Nifas tentang Teknik bagaimana posisi-posisi menyusui yang Menyusui yang Benar benar dengan cara diperagakan atau memperlihatkan gambarnya saja pada saat ibu berkunjung ke klinik. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Langkah-langkah Menyusui dengan Benar langkah-langkah menyusui dengan benar diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup (53,3%). Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang mengetahui langkah-langkah menyusui dengan benar cukup baik yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. bahwa cukupnya pengetahuan ibu nifas tentang langkah-langkah menyusui dengan benar disebabkan karena responden tidak memahami apa saja langkah-langkah menyusui yang benar. Diharapkan bidan dapat memberikan contoh bagaimana langkah-langkah menyusui yang benar dengan cara diperagakan atau memperlihatkan gambarnya saja pada saat ibu berkunjung ke klinik teknik menyusui yang benar diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang (63,3%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian responden tidak mengerti tentang teknik menyusui yang benar. Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang tidak mengetahui teknik mnyusui yang benar yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Dan kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar disebabkan karena pengalaman ibu yang baru melahirkan anak pertamanya. Menurut Wawan dan Dewi (2010) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan dan pekerjaan. Disebutkan juga dalam teori Mubarak, dkk (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor yaitu pendidikan. Dalam hal ini, memang benar pendidikan akan sangat berpengaruh dalam hal pengetahuan responden. Namun, tidak semua yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki wawasan tinggi juga terhadap suatu objek tertentu. bahwa kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar disebabkan karena responden tidak mengetahui bagaimana teknik menyusui yang benar. Diharapkan bidan dapat memberi contoh bagaimana teknik-teknik menyusui yang benar dengan cara diperagakan atau memperlihatkan gambarnya saja pada saat ibu berkunjung ke klinik. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Waktu Menyusui [187]

waktu menyusui dengan benar diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup (63,3%). Hasil diatas memperlihatkan bahwa terdapat responden yang mengetahui waktu menyusui cukup baik yang berkaitan dengan rentang umur responden yang sesuai antara 20-35 tahun dan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar berpendidikan SMA. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. bahwa cukupnya pengetahuan ibu nifas tentang waktu menyusui karena responden belum memahami waktu menyusui yang tepat disebabkan belum adanya program tentang penyuluhan manajemen laktasi yang ditetapkan di RB Kartini Bandar Lampung. Diharapkan bidan dapat memberikan informasi atau penyuluhan tentang manajemen laktasi pada saat ibu berkunjung ke klinik. informasi tentang manajemen laktasi pada saat ibu berkunjung ke klinik. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manajemen Laktasi Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan pada ibu nifas di Rumah Bersalin Kartini Bandar Lampung tahun 2014 tentang Manajemen Laktasi yang terdiri dari pengertian laktasi, tujuan pemberian laktasi, manfaat laktasi, posisi menyusui dengan benar, langkah-langkah menyusui dengan benar, teknik menyusui dengan benar dan waktu menyusui, dapat diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang (10%), pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (43,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 orang (46,7%). Dapat disimpulkan sebagian besar pengetahuan ibu nifas tentang manajemen laktasi di Rumah Bersalin Kartini Bandar Lampung lebih tinggi pada kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Hal ini disebabkan karena responden jarang mendapat penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan saat ibu berkunjung ke klinik. Hal ini sejalan dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Menurut Wawan dan Dewi (2010) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah pendidikan dan pekerjaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Parlin Alin di RSIA Mutiara Hati Gading Rejo Tanggamus dengan melibatkan 20 responden menyatakan hal sebaliknya, hasil penelitiannya menunjukan bahwa secara keseluruhan pengetahuan ibu menyusui tentang manajemen laktasi pada periode postnatal adalah baik yaitu sebesar 73,24%. Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang beredar di masyarakat baik di media massa maupun elektronik. Diharapkan dengan pengetahuan ibu nifas tentang manajemen laktasi yang benar ibu tidak memberikan susu formula untuk bayinya, karena manfaat memberikan ASI jauh lebih baik daripada susu formula. Selain itu juga ibu dapat memahami posisi meyusui, langkahlangkah menyusui dan teknik menyusui yang benar serta waktu menyusui yang tepat. Manajemen laktasi yang benar dapat mengurangi bayi tersedak, tidak menyebabkan bayi menelan terlalu banyak sehingga muntah, menurunkan resiko gizi berlebih, meningkatkan kesehatan di masa kanak-kanaknya, meningkatkan kekebalan tubuh, menekan resiko alergi pada bayi, bercak-kulit, diare, infeksi saluran nafas, dan tidak membuat berat badan bayi turun serta membantu meningkatkan kecerdasan pada bayi. [188]

KESIMPULAN umum tentang manajemen laktasi di Rumah Bersalin Kartini Bandar Lampung dalam kategori kurang yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), kategori cukup sebanyak 13 orang (43,3%) dan kategori baik sebanyak 3 orang (10%). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan: 1. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang pengertian laktasi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). 2. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tujuan pemberian laktasi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 15 orang (50%). 3. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang manfaat laktasi dalam kategori baik yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). 4. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang posisi menyusui yang benar dalam kategori kurang yaitu 23 orang (76,7%). 5. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang langkah-langkah menyusui dengan benar dalam kategori cukup yaitu 16 orang (53,3%). 6. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui yang benar dalam kategori kurang yaitu 19 orang (63,3%). 7. Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang waktu menyusui dalam kategori cukup yaitu 19 orang (63,3%). 8. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu nifas secara * Perawat alumni Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. ** Dosen pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI. 2011. Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php?v w=2&id=1450 Hidayat, A. Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2011, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2011, Bandar Lampung. [189]

[190]