PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP AKTA FIDUSIA BERDASARKAN PERMENKUMHAM NO 9 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN FIDUSIA ELEKTRONIK.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Notaris sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat terlebih

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

BAB III PENUTUP. pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan :

CIPTO SOENARYO ABSTRACT

BAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun hukum tidak tertulis. Hukum yang diberlakukan selanjutnya akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA., Meneropong Khazanah Notaris & PPAT Indonesia (kumpulan tulisan tentang Notaris dan PPAT), Citra Aditya Bakti, Bandung, 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut pihak-pihak sebaiknya dituangkan dalam suatu surat yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. law, zakerheidsstelling, atau zakerheidsrechten 1. Lembaga jaminan diperlukan. kegiatan-kegiatan dalam proyek pembangunan 2.

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : Memberikan Kredit Dengan Jaminan Fidusia. tahun 1999 tentang jaminan fidusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat di dalamnya. Menurut Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

DAFTAR PUSTAKA. Gandasubrata, H.R. Purwoto S., Renungan Hukum, Ikatan Hakim Indonesia Cabang Mahkamah Agung RI, Jakarta, 1998.

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung , 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lagi dalam pembuatan akta otentik yang merupakan perbuatan hukum yang

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

DAFTAR REFERENSI. Permasalahan hukum..., Ellen Mochfiyuni Adimihardja, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) saat ini, membuat masyarakat tidak

RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Prinsip dari negara hukum tersebut antara

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan dan Informasi, edisi no.2 Vol.1, 2005, hlm.34.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, PT. Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2002.

PERAN DAN FUNGSI COVERNOTE NOTARIS PADA PERALIHAN KREDIT (TAKE OVER) PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB NOTARIS SETELAH PUTUSAN MK NO. 49/PUU-X/2012. Dinny Fauzan, Yunanto, Triyono. Perdata Agraria ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia, juga turut berpengaruh pada

PENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23

Munir Fuady, 2000, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dan. meningkatnya kemajuan tersebut, maka semakin di perlukan berbagai

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Adjie, Habib, 2015, Penafsiran Tematik Hukum Notaris Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

Lex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu perjanjian accsoir yang ada dalam suatu perjanjian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. risiko yaitu yang paling mungkin terjadi adalah terjadinya tunggakan

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

BAB III PENUTUP. penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bentuk penyelesaian yang dilakukan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

fidusia online oleh notaris dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad, 2001, Etika Profesi Hukum, Cet. 2, Citra Aditya Bakti, Bandung.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. atau salah satunya sudah meninggal, maka anak yang masih di bawah umur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM. Ttd DR. AIDIR AMIN DAUD, SH, MH NIP

Daftar Pustaka. Adjie, Habib, 2009, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai. Pejabat Publik, Bandung: PT. Refika Aditama.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik materiil maupun spiritual. Salah satu cara untuk meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA. A, Kohar, 1984, Notarial Berkomunikasi,Alumni, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB 1 PENDAHULUAN. serorang professional bekerja karena integritas moral, intelektual, dan profesional

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL ADMINISTRASI HUKUM UMUM. Ttd DR. AIDIR AMIN DAUD, SH, MH NIP

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. antar warga negara, yakni antara individu satu dengan individu yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Negara Indonesia adalah negara hukum,

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

DAFTAR PUSTAKA. Adam Muhammad, Asal Usul Sejarah Notaris, Sinar Baru, Bandung, 1985., Notaris Berkomunikasi, Alumni, Bandung, 1984.

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK TESIS. Oleh. AMALIA YULIA NASTITI /MKn

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Penjelasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

Transkripsi:

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP AKTA FIDUSIA BERDASARKAN PERMENKUMHAM NO 9 TAHUN 2013 TENTANG PENDAFTARAN FIDUSIA ELEKTRONIK Oleh : MOCHAMAD ERWIN RADITYO, S.H., M.Kn Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Sosial Sains Universitas Pembangunan Pancabudi ABSTRAK Pendaftaran Fidusia Online yang di daftarkan notaris adalah langkah awal dari di daftarkannya keseluruhan data terhadap objek fidusia.disini penulis tertarik untuk meneliti tentang Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Fidusia Berdasarkan Permenkumham No 9 Tahun 2013 Tentang Pendaftaran Fidusia Elektronik. dan disini penulis mengambil rumusan masalah, yaitu yang pertama bagaimana prosedur hukum pendaftaran fidusia secara elektronik, yang kedua Bagaimana tanggung jawab notaris terhadap akta fidusia yang didaftarkan secara elektronik, dan yang ketiga Apa saja hambatan- hambatan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan pendaftaran akta jaminan fidusia elektronik. Metode penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian Hukum Empiris.metode pengumpulan data menggunakan penelitian pustaka ( library research ) dan penelitian lapangan ( field research ) Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder.maka pengumpul datanya terdiri dari Studi Dokumen dan Wawancara. Pendaftaran fidusia secara manual dilakukan dikantor kemenkumham sedangkan secara elektronik dilakukan secara online di Aplikasi fidusia elektronik. Tanggung jawab notaris terkait dengan tanggung jawab materil akta fidusia yang dibuat nya, dimana akan digunakan dalam pendaftaran fidusia elektronik. Hambatan yang dialami notaris dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya dari segi sistem penginputan data, jaringan sistem pembayaran PNBP, pencetakan data, tanda tangan sertifikat jaminan fidusia, situs pendaftaran jaminan fidusia yang mengalami gagal akses, dan kelengkapan berkas. Kata Kunci : Tanggung Jawab Notaris, Fidusia Elektronik.

PENDAHULUAN Kehidupan bermasyarakat saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya di bidang dunia usaha, dan dengan perkembangan demikian ini, maka jasa notaris semakin dibutuhkan pula oleh masyarakat. hal ini terutama terkait dengan adanya keinginan dari masyarakat untuk menyatakan kehendak dengan alat bukti yang otentik. kebutuhan hukum dalam masyarakat dapat dilihat dengan semakin banyaknya bentuk perjanjian yang dituangkan dalam suatu akta notaris, dimana notaris merupakan salah satu pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. Notaris merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah, dalam hal ini negara, dimana negara telah memberikan kepercayaan kepada notaris untuk menjalankan sebagian urusan atau tugas negara, khususnya dalam bidang hukum perdata, sehingga keberadaan notaris menjawab kebutuhan masyarakat akan bantuan hukum yang netral dan berimbang dan dapat melindungi kepentingan hukum masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan notaris menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris Selanjutnya disebut UUJN, adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. notaris sebagai pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki oleh yang berkepentingan agar dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan dari pada itu memberikan grosse, salinan dan kutipannya kesemua itu dalam pembuatan akta yang oleh suatu peraturan umum tidak pula ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. Dari Pasal 1 UUJN ini kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa tugas pokok dari notaris ialah membuat akta-akta otentik. Adapun akta otentik itu menurut Pasal 1870 KUH Perdata berbunyi suatu akta otentik memberikan diantara para pihak beserta ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari pada mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya.makadalam menjalankan perannya, Seorang Notaris harus memiliki aspek kehati-hatian, kecermatan dan kejujuran yang merupakan hal mutlak dalam melaksanakan Jabatan Notaris tersebut. Disinilah letaknya arti penting dari profesi Notaris, ialah bahwa ia karena undang-undang diberi wewenang menciptakan alat pembuktian yang mutlak dalam pengertian bahwa apa yang tersebut dalam akta otentik itu pada pokoknya

dianggap benar. Hal ini sangat penting untuk mereka yang membutuhkan alat pembuktian untuk suatu keperluan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan suatu usaha. Untuk kepentingan pribadi maksudnya adalah membuat testamen, mengakui anak yang dilahirkan diluar kawin, memberikan dan menerima hibah, mengadakan pembagian waris. sedangkan untuk kepentingan suatu usaha adalah akta-akta yang dibuat untuk kepentingan usaha yaitu aktaakta mendirikan PT, Firma, CV, akta-akta yang mengenai transaksi dalam bidang usaha dan perdagangan, pemborongan pekerjaan, perjanjian kredit dan lainnya. Wewenang Notaris sebagai pejabat umum berdasarkan UUJN diperoleh secara atribusi, karena wewenang tersebut diciptakan dan diberikan oleh UUJN sendiri, bukan dari suatu lembaga misalnya Departemen Hukum dan Ham. sebagaimana diketahui bahwa Notaris sebagai pejabat umum yang bertanggung jawab terhadap kebenaran formal untuk seluruh bagian dari akta otentik yang dibuatnya, dimana akta tersebut memiliki bagian-bagian yaitu kepala akta, komparisi, badan/isi akta, dan akhir akta dan tidak bertanggungjawab secara materiil terhadap isi akta tersebut. Akta yang dapat dibuat oleh Notaris merupakan akta otentik. Adapun yang dimaksud dengan akta otentik adalah sebagaimana yang telah diatur oleh Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana aktanya dibuat. Jaminan fidusia diatur dalam undang - undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, sebagai lembaga yang memberikan perlindungan kepada para pihak terkait. fidusia yang berarti penyerahan hak milik atasdasar kepercayaan memberikan kedudukan kepada debitur untuk tetap menguasai barang jaminan, walaupun hanya sebagai peminjam pakai untuk sementara waktu atau tidak lagi sebagai pemilik. Dalam prakteknya terdapat kelemahan-kelemahan dalam penerapan perjanjian fidusia di lapangan, antara lain tidak dilakukannya pendaftaran objek jaminan fidusia karena hanya berhenti pada pembuatan akta otentik. Pendaftarannya di daftarkan di suatu lembaga jaminan, salah satu lembaga jaminan yangdikenal dalam sistem hukum jaminan di Indonesia adalah lembaga jaminan fidusia. Dalam praktek perbankan pun, jaminan kebendaan yang lebih banyak digunakan oleh bank adalah jaminan fidusia, sebagai lembaga jaminan atas benda bergerak. Dimana suatu akta otentik yang memuat jaminan fidusia harus di

daftarkan di lembaga fidusia. jaminan Proses pendaftaran sertifikat fidusia yang membutuhkan waktu lama kini tidak akan terjadi lagi. Dikarenakan terhitung tanggal 5 Maret 2013, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) telah meluncurkan sistem fidusia elektronik, Kepala Humas Ditjen AHU, Sucipto memaparkansistem pendaftaran fidusia secara elektronik ini diluncurkan oleh Kemenkumham dalam rangka meningkatkan pelayanan Kementerian sesuai dengan amanat UU Pelayanan Publik yaitu UU Nomor 25 tahun 2009. Hadirnya sistem elektronik setiap permohonan pendaftaran akan selesai dalam waktu 7 menit dan Notaris bisa langsung mem-print out sertifikat itu sendiri setelah melakukan membayaran pada bankbank yang ditunjuk kemenkumham. kepala humas Ditjen AHU, Sucipto mengatakan sistem pendaftaran secara elektronik dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, sistem elektronik bisa meminimalisir korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), karena dalam melakukan pendaftaran sertifikat hanya bisadiakses notaris bersangkutan dengan pin dan user ID-nya. Jadi interaksi dengan petugas hampir tidak ada. Dikeluarkannya Permen kumham Nomor 9 Tahun 2013 tentang fidusia elektronik. notaris makin mendapatkan kemudahan dari pemerintah dalam masalah pelayanan publik terkait dengan pendaftaran jaminan fidusia akan tetapi pada kenyataannya dalam praktik, masih saja banyak dijumpai dalam fidusia elektronik masalah-masalah antara lain tidak tercantumnya objek yang dijaminkan pada sertifikat jaminan fidusia, uraian benda-benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam tampilan hanya tertulis sesuai yang tertuang/termaktub dalam akta notaris,disamping itu dengan kemudahan dan perlakukan terhormat yang diperoleh sebagaimana tersebut di atas, maka seorang notaris di hadapannya dapat dibuat sampai ribuan akta fidusia yang akan didaftarkan, dimana akta yang dibuat di hadapan notaris apakah sudah memenuhi syaratsyarat yang ditentukan sesuai dengan ketentuan Undang- undang Jabatan notaris nomor 30 tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014. Sistem online / elektronik memberikan tanggung jawab yang lebih berat pada notaris karena seluruh data terhadap pemberi dan penerima fidusia di input oleh notaris meskipun begitu pihak Kementrian Hukum dan Ham cq kanwil fidusia bukan berarti tidak mengkoreksi atau bertanggung jawab terhadapnya, pihak Kementerian Hukum dan Ham tetap bertanggung jawab untuk pendaftaran fidusia secara online karena data terlimpah padanya. terhadap kesesuaian antara nilai objek, nilai penjaminan, nilai fasilitas kredit, sampai dengan nama

debitur. hal ini sering menimbulkan kesalahan dimana dalam praktekmungkin akan ditemukan berbagai ketidaksinkronan antara nilai-nilai yang tercantum di dalam sertifikat jaminan fidusia dengan nilai seharusnya sebagaiman tercantum dalam perjanjian pembiayaannya, untuk itu notaris harus senantiasa bersikap teliti dan melakukan cross check ulang sebelum mendaftar. Dengan semakin banyaknya pendaftaran Akta Jaminan Fidusia yang didaftarkan oleh notaris, maka tanggung jawab notaris dalam mendaftarkannya harus menjadi suatu acuan penting bagi notaris tersebut.ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem fidusia online ini, khususnya bagi notaris. Salah satunya adalah mengenai tampilan sistem fidusia yang sebenarnya dapat berdampak hukum bagi notaris, di antaranya adalah tampilan identitas biodata pemberi fidusia, biodata penerima fidusia, objek fidusia, nilai objek fidusia, tanggal pendaftaran dan sebagainya.dimana dalam hal ini undang-undang jabatan notaris mengatur bahwa notaris tidak dibenarkan memalsukan identitas dan harus bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak serta menjaga kepentingan pihak yang terikat dalam perbuatan hukum. Bahwa terhadap permasalahan tersebut antara lain akan dikaji tanggung jawab notaris terhadap pelaksanaan pembuatan akta jaminan fidusia secara manual termasuk prosedur hukum pendaftaran akta jaminan fidusia secara elektronik dan hambatanhambatan yang timbul dalam pendaftaran fidusia secara elektronik. Rumusan Masalah. Adapun Rumusan Masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah prosedur hukum pendaftaran akta fidusia secara elektronik yang dibuat dihadapan notaris setelah terbitnya permenkumham nomor 9 Tahun 2013? 2. Bagaimana tanggung jawab notaris terhadap akta fidusia yang didaftarkan secara elektronik setelah terbitnya permenkumham nomor 9 tahun 2013? 3. Apakah yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan pendaftaran akta jaminan fidusia elektronik? Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui prosedur hukum pendaftaran akta fidusia secara elektronik yang dibuat dihadapan notaris setelah terbitnya permenkumham nomor 9 tahun 2013. 2. untuk mengetahui tanggung jawab notaris terhadap akta fidusia yang didaftarkan secara elektronik setelah terbitnya permenkumham

nomor 9 tahun 2013. Manfaat Penelitian. 1. Manfaat Teoritis Penulisan ini memberikan manfaat dan masukan dalam ilmu hukum yang dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya tanggung jawab notaris terhadap akta fidusia yang dibuat setelah terbit permenkumham nomor 8 tahun 2013 tentang fidusia elektronik. 2. Manfaat akademis. Secara akademis diharapkan skripsi ini dapat memberikan rujukan bagi upaya pengembangan ilmu hukum, dan berguna juga sebagai referensi bagi mahasiswa fakultas hukum yang melakukan kajian atau penelitian tentang hukum jaminan fidusia. 3. Manfaat praktis Secara praktis, bahwa penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan hukum tentang jaminan fidusia dan diharapkan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pegangan dan rujukan dalam pendaftaran fidusia elektronik bagi para pihak baik akademis, praktisi hukum, notaris dan pihak-pihak yang terkait. Metode Penelitian 1. Sifat penelitian Adapun sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sifat penelitian Deskriptif, sebagaimana dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang bagaimana pendaftaran fidusia secara elektronik setelah terbitnya Permenkumham No 9 Tahun 2013, ditinjau dari prosedur hukumnya, tanggung jawab notaris dan hambatan-hambatan yang terjadi ketika fidusia sudah didaftarkan secara elektronik dan bukan dengan manual lagi. maka metode penelitian dengan sifat penelitian deskriptif mampu memberikan hubungan prosedural antara pendaftaran fidusia elektronik dan pendaftaran fidusia secara manual. 2. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif, dimana penelitian ini mencari suatu kebenaran sejati terhadap suatu gejala-gejala hukum atau isu hukum yang berkembang di era zaman modern ini, dimana isu hukum yang dimaksud adalah pertanggungjawaban notaris terhadap akta fidusia berdasarkan permenkumham no 9 tahun 2013 tentang pendaftaran fidusia elektronik, penelitian ini mencari suatu gejala-gejala hukum yang timbul dari adanya pendaftaran fidusia secara elektronik setelah terbitnya permenkumhan no 9 tahun 2013, berusaha menemukan prosedur hukumnya, tanggung jawab notaris, dan hambatan yang yang terjadi. 3. Jenis penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam Penelitian Hukum Empiris.

a. Penelitian Hukum Empiris Penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris, dimana penelitian ini menggunakan data primerkemudian dilanjutkan dengan data sekunder, yang tetap bertumpu pada premis normatif, defenisi operasionalnya diambil dari peraturan undangundang, dimana peneliti hendak meneliti efektifitas dari undangundang, hipotesis terkadang diperlukan dimana peneliti ingin mencari perbandingan antara pendaftaran fidusia elektronik dan secara manual, dikarenakan alat pengumpul datanya menggunakan data primer dan data sekunder, maka pengumpul datanya terdiri dari wawancara kemudian dialnjutkan dengan studi dokumen. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini mencangkup: a. Penelitian Pustaka ( library research ) Peneliti mencari jawaban dari rumusan masalah bersumber pada sumber bacaan (referensi ), literature buku, majalah, jurnal, internet, dan sumber lainnya. b. Penelitian lapangan. Penelitian lapangan yang digunakan peneliti yaitu meneliti pada kantor notaris Rudy Aroha Sitepu SH, yang melalukan pendaftaran fidusia secara elektronik. Meneliti dengan praktek melakukan pendaftaran fidusia secara elektronik dan mengamati akta fidusia yang dibuat, serta melakukan wawancara dengan notaris Rudy Aroha Sitepu terkait pendaftaran fidusia elektronik dan fidusia manual. 5. Jenis Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan : a. Data primer Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh langsung dari sumbernya melalui wawancara dengan narasumber. b. Data sekunder Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,bahan hukum primer dalam penelitian ini berupaperaturan perundangundangan, hierarki peraturan perundang-undangan, dan jenis peraturan perundang undangan.sedangkan bahan hukum sekunder berupa bukubuku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk skripsi, jurnal ilmiah, dan internet yang berkaitan dengan penelitian. HASIL Tanggung jawab merupakan keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa -apa boleh di tuntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya), Menerima pembebanan, sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan

tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Ridwan Halim mendefinisikan tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun kekuasaan. Pendaftaran fidusia secara elektronik memberikan kemudahan kepada pemohon sekaligus sebagai suatu tujuan untuk meningkatkan pelayanan kemenkumham kepada masyarakat yang sangat membutuhkan sertifikat jaminan fidusia.karena pendaftaran hanya dilakukan secara online di komputer tanpa harus datang ke kantor wilayah Kementrian Hukum dan Ham, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengantri dan biaya yang besar untuk mendaftar jaminan fidusia. Analisis Data Analisis data yang digunakan peneliti menggunakan analisis kualitatif, dimana menganalisis data yang bersumber dari bahan hukum berdasarkan konsep, teori, peraturan perundangundangan, doktrin, prinsip hukum, pendapat pakar, dan pandangan peneliti sendiri. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan mengenai Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Fidusia Berdasarkan Permenkumham No 9 Tahun 2013 Tentang Pendaftaran Fidusia Elektronik, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Adapun prosedur pendaftaran fidusia secara manual, didaftarkan pada kantor kementerian hukum dan ham kabupaten kota, pemohon melakukan pendaftaran langsung dengan mengisi formulir jaminan fidusia yang sudah di siapkan oleh kantor kemenkumham tersebut, kemudian pihak kemenkumham akan mengoreksi kesesuaian berkas yang diajukan, setelah berkas di periksa dan memenuhi syarat maka sertifikat fidusia akan diterbitkan. Karena pendaftaran fidusia secara manual membutuhkan waktu untuk mengoreksi seluruh berkas yang diajukan pemohon maka sertifikat fidusia tidak dapat di cetak saat itu juga, karena pemohon harus mengantri, dan sertifikat fidusia terkadang akan terbit hingga berbulan-bulan. 2. Tanggung jawab notaris diperlukan terkait dengan

tanggung jawab materil akta fidusia yang dibuat di hadapannya, akta fidusia yang dibuat harus dipertanggungjawabkan kebenarannya, mulai dari pihak penerima fidusia. pemberi fidusia, objek fidusia, nilai jaminan, dan lain sebagainya. Dimana akta notaris tersebut akan dijadikan pedoman dalam pendaftaran jaminan fidusia di kemekumham. Akta fidusia yang dibuat oleh notaris merupakan kunci dari ketepatan atau kecermatan pada identitas untuk pendaftaran fidusia. Oleh karena itu notaris di tuntut penuh serta bertanggung jawab terhadap kebenaran akta yang dibuatnya.tanggung jawab notaris semakin diperhatikan ketika melakukan pendaftaran jaminan fidusia melalui online. Dalam melakukan pendaftaran online notaris di tuntut untuk mengerti berbagai macam menu yang ada dalam aplikasi fidusia online yang merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang notaris sebagai pejabat yang berwenang terhadap akta jaminan fidusia yang harus di daftar. 3. Hambatan yang dialami notaris ketika melakukan pendaftaran fidusia secara elektronik dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya adalah: 1. dari segi sistem penginputan data 2. dari segi jaringan sistem pembayaran pnbp. 3. dari segi pencetakan data. 4. dari segi tanda tangan sertifikat jaminan fidusia. 5. dari segi situs pendaftaran jaminan fidusia yang mengalami gagal akses. 6. dari segi kelengkapan berkas. A. Buku DAFTAR PUSTAKA Adjie Habib, Hukum Notaris Indonesia, Refika Aditama, Jakarta,2008. Andreas Albertus Andi Prajitno, Hukum Fidusia, Selaras, Jakarta, 2010 Bachtiar Effendi Herlin, Hukum Kenotariatan Dalam Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Bandung, 2006, Badrulzaman Darus Mariam, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 2005. Bahsan M, Hukum Jaminan Dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 Buntarman Gunawan, Hukum Jaminan Fidusia, Erresco, Bandung, 2004, Dewi Santia, Diradja Fauwas,R.M,Panduan Teori & Praktik Notaris, Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2011 E.Sumaryono, Etika Profesi Hukum;Norma-Norma

Bagi Penegak Hukum, Kanisivs, Yogyakarta, 1995. G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1983 H.R. Daeng Naja, Teknik Pembuatan Akta Buku Wajib Kenotariatan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2012 Ida Ayu Made Widyari, Akibat Hukum Pendaftaran Jaminan Fidusia Dalam Sistem Online, Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana, 2015 Jumhana Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003. Kamello Tan, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, Bandung: Alumni. 2014 Mahja Djuhad, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Jakarta, Durat Bahagia 2005. Notodisoerjo R.Soegondo, Hukum Notariat Di Indonesia, Rajawali, Jakarta, 1982, Ridwan Halim, Hukum Administrasi Negara Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988. Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006. Satrio J, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005 Sjaifurrachman dan Adjie Habib,.Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam Perbuatan Akta, CV. Mandar Maju, Bandung, 2011 Subekti Prof R., Tjitrosudibio R, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,Pradnya Paramita, Jakarta, 1983. Sunarto, Peran Aktif Hakim Dalam Perkara Perdata, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009. Susanti Ochtorina Dyah, Efendi A an, Penelitian Hukum ( Legal Research ), Jakarta: Sinar Grafika. 2014 Tambunan, B.G, Fred, Mencermati Pokok-Pokok Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999Tentang Fidusia, Erlangga, Jakarta, 1999. Tedjosaputra Liliana, Etika Profesi Notaris Dalam Penegakan Hukum Pidana, Bigraf Publishing, Yogyakarta, 1995 Tiong Hoey Oey, Fidusia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta,1984.

Tjitrosudibio.R dan Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cet. 31, PT. Pradaya Paramita, Jakarta, 2001. Usman Racmadi, Hukum Jaminan Keperdataan, Cetakan II, Sinar Grafika, Jakarta, 2009 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2003 Widjaja Gunawan dan Yani Ahmad, Jaminan Fidusia, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007. Yuni Astria, Tanggung Jawab Notaris Dalam Menciptakan Hak Dan Kewajiban Yang Seimbang, Bagi Para Pihak Pada Pembuatan Akta Perjanjian Kredit Bank, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Panca Budi, Tahun 2016 B. Peraturan Perundangundangan Undang-undang No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia Undang-Undang No 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Dan Biaya Akta Jaminan Fidusia Permenkumham No 10 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik Permenkumham No 9 Tahun 2013 Tentang Pemberlakuan Pendaftaran Fidusia Elektronik C. Jurnal : Elson Surjadi Butarbutar-butar, Tinjauan Yuridis Cybernotary Terhadap Fidusia OnlineDi Indonesia1, Lex Et Societatis, Vol. II/No. 4/Mei/2014 Gladys Octavinadya Melati, Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pendaftaran Fidusia Online Terhadap Penerima Fidusia, Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Edisi 3 Januari-Juni 2015. D. Berita Online http://www.hukumonline.com/ber ita/baca/lt513748e798da3/ kemenkumham-luncurkan sistem- fidusia-online, diakses tanggal 20Februari 2018