Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

PARTISIPASI PEMUDA DALAM MENGGUNAKAN HAK PILIH PADA PEMILU LEGISLATIF BAGI PARA PEMILIH PEMULA

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

PERILAKU MEMILIH PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KENDAL PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ainur Rofieq FISIP Universitas Islam 45 Bekasi

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

LAPORAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

Pengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

Pemilih Pemuda, Sudah Cerdas?

PANDUAN WAWANCARA. Panduan wawancara ini bersifat terbuka sebagai penuntun di lapangan penelitian, untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

ABSTRACT. Key Words : Direct local election, determinant factor of the triumph of candidate, personality factor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

ANDRI AFRIYANTO NIM UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

Peran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (pemilu) merupakan instrumen yang digunakan rakyat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

BAB I PENDAHULUAN. oleh warga negara adalah keikutsertaan dalam pemilihan umum. politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara

BAB II GAMBARAN AKTIVITAS HUMAS KPU PROVINSI JAWA TENGAH DALAM MERENCANAKAN KEGIATAN SOSIALISASI PILGUB JATENG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

Peraturan...

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN KERINCI TAHUN Artikel. Oleh: ADE CANDRA GUSTIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHANKEPALA DAERAH KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DI KELURAHAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

PILEG 2014 PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERILAKU PEMILIH PEMULA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN. Oleh: Samiruddin, Sulsalman Moita, dan Megawati A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Pada Pemilukada 2010 Di Kota Medan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

SKRIPSI. Non-Voting Dalam Pemilukada

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

ABSTRAK PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF

BAB V PENUTUP. 1. Latar belakang KPU Kabupaten Sleman melaksanakan pendidikan politik. UU No. 15 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu.

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKOHARJO T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasal 18 Undang - Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa, Negara Kesatuan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KPU (Komisi Pemilihan Umum) adalah lembaga penyelenggaraan pemilu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

Keywords: Voting Behavior, Election 2015, Gender, Program Compatibility, Money Politics, Party Machine

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

HUBUNGAN KESADARAN POLITIK DAN CIVIC DISPOSITION

PERILAKU PEREMPUAN ISLAM PEMILIH PADA PEMILUKADA PUTARAN II KOTA MEDAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis Perilaku Memilih Pemilih Pemula pada Proses Pemilihan Kepala Desa Laut Dendang Tahun 2016 Muhammad Fakhri Ali Khalehar *, Ade Adliana J.S *, Ivan Salim Zarkasyi**, Prayetno* *Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial **Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, Indonesia Diterima Pebruari 2017; Disetujui April 2017; Dipublikasikan Juni 2017 Abstrak Penelitian ini dilakukan di Desa Laut Dendang yang tahun 2016 lalu mengadakan pemilihan Kepala Desa. Penelitian ini terjadi karena melihat angka pemilih pemula antusias dalam memilih calon Kepala Desa, tetapi tidak tahu apa dasar mereka melakukan pemilihan. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui bagaimana perilaku memilih pemilih pemula pada proses pemilihan Kepala Desa tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa pendekatan yang digunakan oleh pemilih pemula pada pemilihan Kepala Desa tahun 2016 lebih banyak memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan sosiologis. Dari rekapitulasi table indicator, dari keempat pendekatan yang ditawarkan untuk menganalisis perilaku memilih pemilih pemula, pendekatan sosiologis memiliki angka persentasi lebih tinggi. Kata Kunci: Perilaku Memilih, Pemilih Pemula, Pemilihan Kepala Desa. Abstract This research is doing in Laut Dendang village, in 2016 hold an election head of village. This research happen because of number the beginner voters are enthusiastic in choose the candidate. But we don t know what is the base of voters to choose the candidate that they want to choose. Because of that,the Author want to know how the way from the voters in the process election of head of village 2016. The Method of research that used is quantitative method from the research we know the approach that used is sociologist approach and support by rational approach. From the recapitulation of table indicator from the forth approach that served for analysis beginner voters, sociologist approach has most high number of presentation. Keyword: The Behavior of Voters; The Beginner Voters; The Election Head of Village. How to Cite: Khalehar, M.F.A,, Ade A.J.S, Ivan S.Z., Prayetno, 2017, Perilaku Memilih Pemilih Pemula pada Proses Pemilihan Kepala Desa Laut Dendang Tahun 2016, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (1): 99-101. *Corresponding author: E-mail: khalehar_rei@yahoo.co.id; adeadliana@gmail.com; Ivansalim7@gmail.com; Eno.pray@gmail.com p-issn 2085-482X e-issn 2407-7429 99

Muhammad Fakhri Ali Khalehar, Ade Adliana J.S, Ivan Salim Zarkasyi, Prayetno, Perilaku Memilih Pemilih PENDAHULUAN Pasca reformasi 1998, Indonesia mengalami perubahan system politik yang signifikan. Judul besar perubahan itu adalah demokratisasi, baik dalam kehidupan politik maupun dalam kehidupan ekonomi. Salah satu hak dasar warga negara yang harus dijamin adalah Pemilihan Umum, sesuai dengan pasal 28 UUD NRI Tahun 1945, yang berbunyi kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dalam undang-undang. Pemilihan Umum merupakan salah satu sarana bagi warga negara untuk memilih pejabat pemerintahan. Warga negara memiliki kemerdekaan dalam memilih dan menyampaikan aspirasi sesuai dengan pilihannya. Salah satu bagian dalam memilih dan menyampaikan aspirasi sesuai dengan pilihannya adalah pemilihan kepala desa secara langsung. Berlakunya peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa telah menciptakan system baru dalam proses pilkades dan tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan masyarakat dalam pemilihan kepala desa ini telah meningkatkan intensitas peran masyarakat pedesaan dalam mengembangkan kehidupan berdemokrasi. Desa merupakan satuan pemerintah terkecil yang melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu, desa juga merupakan wadah partisipasi rakyat dalam aktivitas politik dan pemerintah. Desa seharusnya merupakan media interaksi politik yang simple dan dengan demikian sangat potensial untuk dijadikan cerminan kehidupan demokrasi dalam suatu masyarakat negara. Salah satu kehidupan demokrasi dalam pemerintahan desa adalah diadaknnya pemilihan kepala desa secara langsung oleh masyarakat desa. Perilaku memilih dalam pemilihan umum termasuk dalam pemilihan umum memilih kepala desa secara langsung merupakan kajian yang menelusuri dalam memilih kandidat, para calon pemimpin atau calon kepala desa dengan latar belakang pilihan yang berbeda-beda, di antaranya ada dengan cara yang sangat rasional, identifikasi partai, cara yang terkadang didasari oleh ikatan-ikatan kekeluargaan atau ikatan primordial atau dengan ikatan-ikatan tertentu, dan sebagainya. Perilaku memilih dalam pemilihan kepala desa oleh setiap pemilih dapat dikategorikan beberapa kategori pemilih, salah satu di antaranya adalah pemilih pemula. Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum termasuk dalam pemilihan kepala desa secara langsung karena jumlah mereka yang sangat besar yang menarik perhatian para calon untuk mendulang suara perolehan suara mereka. Pemilih pemula (first time voter) adalah mereka yang berusia tujuh belas tahun pada hari pencoblosan dan atau yang sudah menikah serta tercatat dalam DPT. Pemilih pemula dalam setiap even pemilu nasional ataupun pemilukada selalu didominasi kalangan pelajar/siswa dan jumlah mereka relatif besar. Jumlah mereka yang besar membuat mereka sering menjadi sasaran partai politik maupun para politisi untuk mendongkrak perolehan suara. Menurut Anshary AZ, dkk. (2010: 48) potensi pemilih pemula dalam setiap momen pemilu sangatlah besar. Secara nasional diperkirakan dalam setiap pemilu jumlah pemilih pemula sekitar 20% dari keseluruhan jumlah pemilih. Potensi pemilih pemula dalam menggunakan hak 100

pilihnya dalam setiap pemilu menunjukkan pengaruh yang sangat besar dalam perolehan suara suatu partai politik atau seorang kandidat. Demikian pula dalam pemilihan kepala desa di Desa Laut Dendang dari DPT 11.088 terdapat 2048 pemilih pemula atau setara dengan 18,5%. Para pemilih pemula dalam pemilihan kepala desa Laut Dendang tahun 2016 yang lalu, menurut pengamatan penulis, antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena untuk pertama kali menggunakan hak pilih mereka. Jiwa muda dan coba-coba masih mewarnai alur berpikir para pemilih pemula. Sebagian besar dari mereka hanya melihat momen pemilu sebagai ajang partisipasi dengan memberikan hak suara mereka kepada partai dan tokoh yang mereka senangi. Antusiasme mereka untuk datang ke TPS tidak bisa langsung diterjemahkan bahwa kesadaran politik mereka sudah tinggi. Kebanyakan pemilih pemula baru sebatas partisipasi parokhial semata. Ini artinya partisipasi mereka belum mampu berkontribusi dalam menjaga dan menyehatkan proses demokrasi. Mereka masih membutuhkan pendewasaan politik sehingga mampu berpartisipasi aktif dan dapat berkontribusi positif dalam upaya menjaga dan menyukseskan demokratisasi. Berdasarkan fenomena inilah, penulis tertarik meneliti dan mendeskripsikan secara detail tentang perilaku memilih pemilih pemula pada proses pemilihan kepala desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian: di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah: sebelah barat berbebatasan dengan Desa Sampali, sebelah utara berbebatasan dengan Desa Sampali, sebelah timur berbebatasan dengan Desa Medan Estate, dan sebelah utara berbebatasan dengan Sungai Tembung. Populasi dan Sampel; populasi penelitian seluruh pemilih pemula, jumlahnya 880 orang (Sumber: data pemilih di Desa Laut Dendang). Pengambilan sampel diambil secara acak (random sampling) sebesar 10% dengan jumlah 88. Variabel dan Definisi Opersional; variabel tunggal yaitu perilaku memilih pemilih pemula pada proses pemilihan kepala desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. Definisi operasionalnya: pola sikap dan perilaku politik seseorang dalam melakukan perilaku memilihnya dalam pemilihan kepadal desa dengan didasari beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar. Pola sikap dan perilaku memilih dalam pemilihan kepala desa ini berdasarkan faktor sosiologis, psikologis, pilihan rasional, atau vote buying. Teknik Pengumpulan Data; dilakukan dengan dokumentasi dan penyebaran angket. 101

Muhammad Fakhri Ali Khalehar, Ade Adliana J.S, Ivan Salim Zarkasyi, Prayetno, Perilaku Memilih Pemilih HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Rekapitulasi Data Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Proses Pemiliahan Kepala Desa Laut Dendang 2016 berdasarkan Pendekatan Sosiologis Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Rata- Rata A 59.09% 46.59% 19.32% 13.63% 11.36% 30.68% 11.36% 27.43% B 36.36% 40.90% 42.04% 34.10% 26.14% 27.27% 21.60% 32.63% C 3.41% 3.41% 26.14% 21.59% 17.05% 12.50% 14.77% 14.12% D 1.14% 9.10% 12.50% 30.68% 45.45% 29.55% 52.27% 25.81% Jumlah 100% dari pendekatan sosiologis, ternyata 27.43% menyatakan memilih berdasarkan adanya keterkaitan dengan pendekatan sosiologis. Dimana berdasarkan table diatas maka diketahui bahwa keterkaitan itu terdapat pada keterkaitan mengetahui pentinya pemilihan kepala desa, mengetahui tujuan penyelenggaraan Pilkades, mengenal calon, mengenal calon berasal dari orang tua atau kerabat, menentukan pilihan berdasarkan pengaruh dari orang tua atau kerabat, menentukan pilihan dipengaruhi oleh adanya kesamaan agama dan menentukan pilihan dipengaruhi oleh adanya kesamaan suku. 32.63% atau seabagian besar terkait dengan butir-butir angket pada indicator pendekatan sosiologis. 14.12% atau sebagian kecilnya terkait dengan butirbutir yang ada pada pendekatan sosiologis. Dan 25.81% tidak terkait dengan pendekatan sosiologis. Tabel 2. Rekapitulasi Data Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Proses Pemiliahan Kepala Desa Laut Dendang 2016 Berdasarkan Pendekatan Psikologis Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Rata- Rata A 20.45% 9.10% 6.82% 13.63% 6.82% 22.73% 13.26% B 28.41% 19.32% 15.91% 25.00% 23.86% 21.59% 22.35% C 22.73% 23.86% 26.14% 17.05% 14.77% 19.32% 20.65% D 28.41% 47.72% 51.13% 44.32% 54.55% 36.36% 43.75% dari pendekatan psikologis, ternyata 13.26% menyatakan terkait dengan pendekatan. Dimana berdasarkan table diatas maka diketahui bahwa keterkaitan itu terdapat pada keterkaitan mengetahui calon dari kelompok perkumpulan masyarakat, mengenal calon dari media massa, mengenal calon dari teman sebaya, menentukan pilihan karena dipengaruhi ikatan yang kuat dengan kelompok perkumpulan masyarakat, menentukan pilihan karena memiliki keterikatan psikologis yang kuat dengan calon dan menentukan pilihan karena karena pengaruh sosialisasi dari calon. 22.35% atau sebagian besar memiliki keterkaitan dengan pendektan psikologis, 20.65% atau sebagian kecil memiliki keterkaitan dengan pendekatan psikologis dan 43.75% tidak memiliki keterkaitan dengan pendektan psikologis. 102

Tabel 3. Rekapitulasi Data Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Proses Pemiliahan Kepala Desa Laut Dendang 2016 Berdasarkan Pendekatan Rasional Tabel 8 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Rata-Rata A 7.95% 51.13% 19.32% 23.86% 25.57% B 17.05% 22.73% 34.09% 36.36% 27.56% C 29.55% 10.23% 19.32% 18.18% 19.32% D 45.45% 15.91% 27.27% 21.60% 27.56% Jumlah 100% dari pendekatan rasional, ternyata 25.57% menyatakan terkait dengan pendekatan rasional. Dimana berdasarkan table diatas maka diketahui bahwa keterkaitan itu terdapat pada mengenal calon dari sosialisasi yang dilakukan BPD, latar belakang tingkat pendidikan calon, adanya kampanye dari calon dan menentukan pilihan karena dipengaruhi program-program atau kebijakankebijakan yang ditawarkan/dijanjikan. 27.56% atau sebagian besar memiliki keterkaitan dengan pendekatan rasional, 19.32% atau sebagian kecil memiliki keterkaitan dengan pendekatan rasional. 27.56% tidak memiliki keterkaitan dengan pendekatan rasional.. Tabel 4. Rekapitulasi Data Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Proses Pemiliahan Kepala Desa Laut Dendang 2016 Berdasarkan Vote Buying Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Rata-Rata A 5.68% 5.68% 3.40% 4.92% B 4.55% 6.82% 9.10% 6.82% C 6.82% 10.23% 9.10% 8.72% D 82.95% 77.27% 78.40% 79.54% JUMLAH 100% dari pendekatan vote buying, ternyata 4.92% menyatakan terkait dengan pendekatan vote buying. Dimana berdasarkan table diatas maka diketahui bahwa keterkaitan itu terdapat pada pemberian-pemberian pribadi, pemberian-pemberian barang-barang kelompok dan menentukan pilihan karena pengaruh dari pemberian-pemberian berupa sejumlah uang. 6.82% atau sebagian besar memiliki keterkaitan dengan vote buying, 8.72% atau sebagian kecil memiliki keterkaitan dengan vote buying. Dan 79.54% tidak memiliki keterkaitan dengan pendekatan vote buying. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Perilaku Memilih Pemilih Pemula dalam Proses Pemilihan Kepala Desa Laut Dendang Tahun 2016, yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan pilihannya, perilaku memilih pemilih pemula lebih cenderung berbasis 103

Muhammad Fakhri Ali Khalehar, Ade Adliana J.S, Ivan Salim Zarkasyi, Prayetno, Perilaku Memilih Pemilih pendekatan sosiologis (60.06%) dan pendekatan rasional (53.13%). Sedangkan perilaku memilih pemilih pemula dalam proses pemilihan kepala desa tersebut kecenderungannya kecil dalam pendekatan psikologis dan vote buying. Penjelasannya sebagai berikut. Berdasarkan tabel rekapitulasi pada indikator-indikator diatas, pemilih pemula yang cenderung dipengaruhi menggunakan pendekatan sosiologis. Hasilnya sebesar 27.43% perilaku memilih pemilih pemula dalam proses pemilihan kepala desa sangat dipengaruhi oleh orang tua atau kerabatnya, kemudian karena adanya kesamaan suku dan agama. Kemudian 32.63% sebagian besar dipengaruhi oleh orang tua atau kerabatnya serta karena adanya kesamaan suku dan agama. Selanjutnya kecenderungan berikutnya, perilaku memilih pemilih pemula dipengaruhi oleh pendekatan rasional. Pemilih pemula dalam perilaku memilihnya yang cenderung menentukan pilihan berdasarkan latar belakang pendidikan calon, menentukan pilihan karena dipengaruhi oleh program-program yang akan dilaksanakan yang disampaikan atau yang dijanjikan/ditawarkan saat kampanye dari calon sebesar 25.57%. Kemudian pemilih pemula sebagian besar dalam menentukan pilihannya karena dipengaruhi oleh program-program yang akan dilaksanakan yang disampaikan atau yang dijanjikan/ditawarkan saat kampanye sebesar 27.56%. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilih pemula di wilayah pedesaan sudah mulai rasional dalam menentukan pilihannya. Kemudian kecenderungannya kecil dari pengaruh yang berdasarkan pendekatan psikologis, hanya 13.26% menyatakan sangat terkait dengan menentukan pilihan karena memiliki keterikatan psikologis yang kuat dengan calon dan menentukan pilihan karena karena pengaruh sosialisasi dari calon. Kemudian hanya 22.35% menunjukkan sebagian besar memiliki keterkaitan dengan pendektan psikologis. Selanjutnya pendekatan vote buying, hanya 4.92% menyatakan terkait dengan pendekatan vote buying yaitu menentukan pilihan karena pengaruh dari pemberianpemberian pribadi, dan menentukan pilihan karena pengaruh dari pemberianpemberian barang-barang kelompok. Kemudian 6.82% atau sebagian besar memiliki keterkaitan dengan vote buying. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah. 2011. Dinamika politik pilkades di era otonomi daerah studi tentang relasi politik calon kepala desa dengan para pemilih pilkades. Dalam jurnal tamanpraja vol. 1 no. 1 Apriliani. Dwi rahmat, Suhadi, Saharjo. 2014. Orientasi politik pemilih pemula dalam pemilihanlegislatif tahun 2014. Dalam jurnal ppkn UNJ online. Vol 2 no. 4Anshary AZ, Hafiz, dkk. 2010. Modul 1: Pemilu untuk Pemula. Jakarta: Komisi Pemilihan Umum. Apter, D.E. 1985. Pengantar Analisa Politik. Jakarta: LP3ES. Aspinall, E., dan Sukmajati, Made. 2015. Politik Uang di Indonesia: Patronase dan Klientelisme pada Pemilu Legislatif 2014. Yogyakarta: PolGrov. Efriza. 2012. Political Explorer: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung. Alfabeta. Gaffar, J.M. 2013. Demokrasi Dan Pemilu Di Indonesia. Jakarta: Konstitusi Press. Gaffar, A. 1992. Javanese Voters. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halking dan Mukmin, Budi Ali. 2015. Memahami Dasar-Dasar Ilmu Politik. Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Mujani, Saiful, Liddle, R. William; dan Ambardi, Kuskrido. 2012. Kuasa Rakyat: Analisis tentang Perilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden 104

Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: Mizan Publika. Plano, J.C. Dkk. 1985. Kamus Analisa Politik. Jakarta: CV. Rajawali. Sahab, A. 2012. Buku Ajar Perilaku Politik. Surabaya: Revka Petra Media. Saputra. Ujang. 2014. Perilaku politik pemilih pemula pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 di desa naga mahap kabupaten sekadau.dalam jurnal ilmu politik. Vol. 2 no. 4 Sastroatmodjo, S. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Setiajid. 2011. Orientasi Politik yang Memmpengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010 (Studi Kasus Pemilih Pemula di Kota Semarang). Dalam Jurnal Integralistik, Nomor 1/Tahun XXII/2011, Januari-Juni 2011, hal. 18-33. Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rafika Aditya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Yusuf, A.M. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatit, & Gabungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 105