Ainur Rofieq FISIP Universitas Islam 45 Bekasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ainur Rofieq FISIP Universitas Islam 45 Bekasi"

Transkripsi

1 PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 (SURVEY PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI ANGKATAN 2013/2014) Ainur Rofieq FISIP Universitas Islam 45 Bekasi Abstract Any elections there is always a novice group criteria voters the age of 17 years old and upward or has been married at the time of the election was held. Existing reality shows that s voters novice possessed of different characteristics with groups of voters and it has been choose. Question of the research are how political choice a student on the legislative election 2014 and what political factors inform the choices a student on the legislative election The results show that voters choice novice based by a factor of political vision and mission candidates. In addition in determining the choice is novice based on the consideration of the voters own. Kata kunci: Perilaku memilih, pemilih pemula, pemilu legislatif A. Pendahuluan Sejak kemerdekaan hingga tahun 2009 bangsa Indonesia telah menyelenggarakan sepuluh kali pemilihan umum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, dan Pelaksanaan pemilihan umum tersebut selalu terdapat pemilih pemula.hal ini didasarkan bahwa kriteria pemilih pemula merupakan mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau telah menikah pada saat pemilihan umum dilaksanakan. Berdasarkan data KPU, jumlah total pemilih yang telah terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah orang penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut 20-30%-nya adalah pemilih pemula.pada Pemilu 2004, jumlah pemilih pemula sekitar 27 juta dari 147 juta pemilih.pada Pemilu 2009 sekitar 36 juta pemilih dari 171 juta pemilih. Data BPS 2010 menunjukkan bahwa penduduk usia tahun berjumlah orang, usia tahun berjumlah orang. Dengan demikian, jumlah pemilih pemula sebanyak orang. 1 Dengan potensi yang sedemikian besar, tidak dapat 1 hp/2014/01/02/pemilih-pemula-pemilu potensi-besar-sosialisasi-programyang-belum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret

2 dipungkiri para pemilih pemula menjadi target para kandidat atau partai dalam pemilihan umum. Menurut Setiajid (2011), terdapat empat alasan mengapa pemilih pemula memiliki kedudukan strategis dalam setiap pelaksanaan pemilihan umum, yaitu: (1) alasan kuantitatif, dimana pemilih pemula secara kuantitatif mempunyai jumlah relatif banyak; (2) pemilih pemula merupakan satu bagian pemilih yang memiliki pola perilaku sendiri dan sulit diatur atau diprediksi; (3) kekhawatiran adanya kecenderungan untuk tidak memilih karena bingung banyaknya partai politik yang muncul yang pada akhirnya membuat pemilih pemula tidak memilih sama sekali; dan (4) setiap organisasi sosial politik menyatakan sebagai organisasi yang paling cocok menjadi sarana penyaluran aspirasi para pemilih pemula. Adapun karakter pemilih pemula dibandingkan dengan pemilih yang sudah pernah terlibat dalam pemilihan umum, menurut Setiajid (2011) adalah: (1) belum pernah memilih atau melakukan penentuan suara di dalam tempat pemungutan suara; (2) belum memiliki pengalaman memilih; (3) memiliki antusias yang tinggi; (4) kurang rasional; (5) memiliki semangat dan penuh gejolak; (6) menjadi sasaran peserta pemilihan umum karena jumlahnya yang banyak; dan (7) memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan berpartisipasi dalam pemilihan umum. Penelitian yang dilakukan oleh Setiajid (2011) mengenai orientasi politik yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Walikota Semarang tahun 2010, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya dipengaruhi oleh faktor orang tua, pilihan sendiri, media massa, partai politik dan iklan politik, dan faktor teman sepergaulan. Adapun faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan politik didasarkan pada pilihan sendiri. Oleh karena itu, secara psikologis pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang tua atau kelompok umur lainnya pada umumnya.pemilih pemula cenderung kritis, mandiri, independen, anti status quo atau 2

3 tidak puas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. 2 Penerimaan dan penolakan pemilih dalam konteks kultur Indonesia, lebih banyak disebabkan oleh hubungan yang bersifat emosional dibandingkan rasional. Penilaian terhadap kandidat tidak selamanya bersifat rasional. Masyarakat mungkin menilai kandidat bukan berdasarkan kapabilitas kandidat, tetapi lebih didasarkan pada latar belakang sosial ekonomi dan ketokohannya. Mereka tidak mendasarkan pilihan pada kemampuan intelektual, wawasan, penguasaan, pengalaman pribadi bahkan visi, misi, dan program calon. Pilihan didasarkan pada keturunan, latar belakang organisasi, garis ideologis, bahkan tampilan fisik (Asfar, 2005). Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh pemilih pemula tersebut, maka fokus penelitian ini adalah melihat pilihan politik yang dilakukan oleh mahasiswa, terutama mereka yang baru pertama kali masuk ke jenjang perguruan tinggi. 2 hp/2014/01/02/pemilih-pemula-pemilu potensi-besar-sosialisasi-programyang-belum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret Secara akademik mereka dapat dikatakan sudah melek politik, karena mereka saat menjatuhkan pilihan politik pada pelaksanaan pemilihan umum sudah menempuh dua semester perkuliahan.asumsi yang diajukan adalah para mahasiswa tersebut telah memiliki bekal ilmu politik mengenai pemilihan umum itu sendiri, sehingga dalam memilih lebih didasarkan pada rasionalitas. Bagi sebagian pemilih pemula yang sudah faham dunia politik, memiliki segmentasi tersendiri, sehingga tidak jarang mereka menentukan pilihan yang sesuai dengan jiwa muda mereka. Selain faktor tersebut, mereka biasanya menentukan pilihan politik sebagaimana yang dipilih oleh peergroup-nya atau kelompok teman sebaya mereka. Selain faktor trend politik dan pilihan peergroup, pemilih pemula biasanya menggunakan hak pilih sebagaimana pilihan orang tua mereka. Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pilihan politik mahasiswa pada Pemilu Legislatif 2014?; dan (2) Faktor-faktor apa 3

4 yang mempengaruhi pilihan politik mahasiswa pada Pemilu Legislatif 2014? Sedangkan tujuan penelitian adalah: (1) Untuk mengidentifikasi pilihan politik mahasiswa pada Pemilu Legislatif 2014; dan (2) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik mahasiswa pada Pemilu Legislatif Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu politik dan pemerintahan terutama dalam kaitannya dengan perilaku memilih pemilih pemula pada pelaksanaan pemilihan umum. B. Tinjauan Pustaka B.1. Perilaku Pemilih Penjelasan teoritis tentang perilaku pemilih didasarkan pada dua pendekatan, yaitu pendekatan sosiologis dan pendekatan psikologis (Gaffar, 1992). Selain itu terdapat pendekatan lain yaitu pendekatan pilihan rasional (Newton and van Deth, 2005). Pendekatan sosiologis dikenal sebagai Aliran Columbia (the Columbia School of Electoral Behavior), sedangkan pendekatan psikologis dikenal dengan Aliran Michigan (the Michigan Survey Research Center). Pendekatan sosiologis lebih menekankan pada peranan faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang, sedangkan pendekatan psikologis lebih menekankan pada faktor psikologis seseorang dalam menentukan perilaku politiknya. Adapun pendekatan pilihan rasional melihat bahwa perilaku politik seseorang berdasarkan pertimbangan untung rugi yang didapat orang tersebut. Studi mengenai perilaku memilih juga dikembangkan oleh Dennis Kavanagh sebagaimana dikutip Riswandha Imawan (1995) sebagai berikut: 1. Structural Approach. Dalam pendekatan ini struktur sosial dipandang sebagai basis dari pengelompokan politik. Bahwa tingkah laku politik seseorang, termasuk dalam menentukan pilihan politiknya, ditentukan oleh pengelompokan sosialnya yang pada umumnya didasarkan atas kelas sosial, agama, desakota, bahasa dan nasionalisme. 2. Sociological Approach. Pendekatan ini berpendapat 4

5 bahwa tingkah laku politik seseorang dipengaruhi oleh identifikasi serta norma-norma yang dianut oleh satu kelompok. Dalam pendekatan ini, mobilitas seseorang untuk keluar dari satu kelompok dan bergabung dengan kelompok lain masih dimungkinkan. 3. Ecological Approach. Pendekatan ini memandang faktor-faktor yang bersifat ekologis, seperti daerah, sangat menentukan tingkah laku politik seseorang. Misalnya, dalam pendekatan ini percaya bahwa mereka yang lahir dan dibesarkan di daerah pesisir pantai lebih bersikap demokratis dibandingkan dengan mereka yang berada di pegunungan. 4. Social Psychological Approach. Dalam pendekatan ini tingkah laku dan keputusan politik seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor internal, seperti sistem kepercayaan, dan faktor eksternal, seperti pengalaman politik. Pendekatan ini memandang bahwa tingkah laku dan kepercayaan individu menentukan dan membentuk norma-norma kelompok. 5. Rational Choice Approach. Pendekatan ini memandang bahwa semakin modernnya serta makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka masyarakat akan selalu memperhitungkan keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh bila melakukan satu tindakan politik. Teori-teori mengenai voting behavior umumnya mengacu kepada status sosio-ekonomi, agama, umur, golongan, lingkungan kerja, tempat kerja, pergaulan, gender, dan sebagainya, sebagai determinan utama dalam menentukan suatu pilihan. Selain itu, voting behavior juga ditentukan oleh berbagai kelompok penekan (pressure group) serta para pembentuk opini (opinion leaders) (Indarti, 2003). Pendekatan psikologis muncul sebagai reaksi atas kelemahan pendekatan sosiologis. Pendekatan ini menggunakan konsep psikologi, terutama konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku pemilih. Menurut pendekatan ini, para pemilih menentukan pilihan karena pengaruh 5

6 psikologis yang terdapat dalam dirinya sebagai hasil dari pengaruh sosialisasi. Bahwa sikap seseorang merupakan refleksi dari kepribadian seseorang serta menjadi variabel yang menentukan dalam mempengaruhi perilaku politiknya (Gaffar, 1992). Pendekatan rasional diawali oleh karya Anthony Downs yang menyatakan bahwa modernisasi akan meningkatkan daya nalar warga masyarakat. Peningkatan daya nalar masyarakat akan berpengaruh pada tindakan politiknya. Mereka akan selalu berpikir memberikan dukungan pada satu partai dalam kerangka berpikir keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, dukungan pada satu partai dengan harapan memperoleh keuntungan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan sikap (Imawan, 1995). Menurut Nursal (2004), pendekatan pilihan rasional pada umumnya terkait dengan dua orientasi utama, yaitu orientasi isu dan orientasi kandidat.orientasi kandidat mengacu pada sikap seseorang terhadap pribadi kandidat tanpa memperdulikan asal partai. Kualitas kandidat seringkali menentukan keputusan pilihan dibandingkan dengan isu. Hal ini dikarenakan orang lebih mudah memperoleh informasi mengenai fakta seseorang dibandingkan dengan fakta mengenai isu. B.2. Pemilihan Umum Pemilihan umum di negaranegara demokrasi merupakan tolak ukur dari demokrasi itu sendiri.hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan dengan agak akurat partisipasi dan aspirasi masyarakat (Budiardjo, 2008). Pemilihan umum merupakan media dan mekanisme pelibatan rakyat dalam wilayah demokrasi untuk menentukan keputusan politik yang strategis, dimana suara setiap rakyat diwujudkan dalam bentuk hak pilih yang merupakan wujud kontrak sosial antara negara dan rakyat. Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat 6

7 Daerah menyebutkan bahwa pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pemilihan umum yang demokratis membutuhkan kondisikondisi tertentu, seperti hak seseorang untuk memilih, pemilihan yang bersifat rahasia, lembaga pelaksana pemilihan dan penghitungan suara yang netral, kebebasan dan kesetaraan dalam memilih, kebebasan untuk para kandidat dan partai untuk mengikuti pemilihan, dan tidak adanya batasanbatasan dalam memilih (Newton and van Deth, 2005). Selain itu, pemilihan yang bebas membutuhkan hak-hak dasar dalam demokrasi, meliputi: kebebasan berbicara, berkelompok, dan berserikat, akses terhadap berita yang akurat dan berimbang, serta partai-partai yang tidak terlalu timpang dalam sumberdaya (Newton and van Deth, 2005). C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berusaha menarik realitas tersebut sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi atau fenomena tertentu (Bungin, 2009).Oleh karena itu, penelitian ini tidak menguji hipotesis atau membuat suatu generalisasi, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti (Bungin, 2009). Dalam penelitian ini populasi adalah pemilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi Angkatan 2013/2014 yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum tahun 2014.Berdasarkan perhitungan diperoleh sampel pemilih pemula sebanyak 58 orang yang didistribusikan secara proporsional di empat program studi yang ada di 7

8 lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan dari buku, jurnal, laporan penelitian, Ilmu Politik Universitas Islam 45 dokumen, dan sumber tertulis Bekasi. lainnya yang berhubungan dengan Data yang diperoleh penelitian ini. dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. D. Hasil dan Pembahasan Teknik analisis kualitatif ditujukan Dalam negara demokratis untuk memberikan penjelasan partisipasi merupakan penerapan dari terhadap permasalahan yang penyelenggaraan kekuasaan politik diajukan dalam pertanyaan penelitian yang sah oleh rakyat.partisipasi (research question). Sedangkan politik dilakukan salah satunya teknik analisis kuantitatif digunakan adalah ikut memilih pimpinan negara untuk menganalisis kuesioner yang dan mempengaruhi kebijakan publik kemudian disajikan dalam tabel dalam bentuk memberikan suara frekuensi dan tabulasi silang dengan dalam pemilu. Untuk mengetahui melihat kecenderungan prosentase. pengenalan responden terhadap Teknik pengumpulan data pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun primer dilakukan dengan kuesioner, 2014 sebagaimana data pada Tabel 1 dimana responden mengisi sejumlah berikut: pertanyaan penelitian. Untuk data sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan sumber yang berasal Tabel 1.Pengenalan Responden terhadap Adanya Pemilu Legislatif 2014 Pernyataan No Program Studi Ya % Tidak % (1) (2) (4) (5) (6) (7) 1 Ilmu Pemerintahan Ilmu Administrasi Negara Psikologi Manajemen Administrasi 5 0 Total

9 Pengenalan mahasiswa terhadap pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2014 menunjukkan sebanyak 57 mahasiswa dari 58 mahasiswa atau sebesar 98% mengetahui adanya Pemilu Legislatif Hanya 1 orang mahasiswa atau 2% saja yang tidak mengetahui adanya Pemilu Legislatif Demikian pula untuk mengetahui apakah responden ikut memilih anggota legislatif pada Pemilu Legislatif tahun 2014 sebagaimana data Tabel 2 berikut: Tabel 2.Keikutsertaan Responden pada Pemilu Legislatif 2014 No Program Studi Pernyataan Ya % Tidak % (1) (2) (4) (5) (6) (7) 1 Ilmu Pemerintahan Ilmu Administrasi Negara Psikologi Manajemen Administrasi 5 0 Total Meskipun jumlah mahasiswa yang mengetahui pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 sangat banyak mencapai 98%, namun dalam keikutsertaan dalam proses pemungutan suara sebanyak 51 orang atau sebesar 87% yang mencoblos. Sedangkan sebanyak 7 orang atau sebesar 13% yang tidak mengikuti proses pemilihan umum. Dalam hal mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan perilaku pemilih pemula pada saat Pemilu Legislatif tahun 2014 dilaksanakan adalah bagaimana sikap pemilih pemula menjelang pelaksanaanpemilu legislatif tersebut. Adapun perolehan data dari lapangan sebagaimana Tabel 3 berikut. 9

10 Tabel 3.Sikap Responden Menjelang Pemilu Legislatif 2014 No Program Studi Pernyataan Antusias % Biasa % Tidak Tertarik % (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Ilmu Pemerintahan Ilmu Administrasi Negara Psikologi Manajemen Administrasi Total Berdasarkan data Tabel 3 menunjukkan bahwa sikap pemilih menjelang pelaksanaan pemilu legislatif ternyata bersikap biasa saja, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 50%. Sebanyak 28 responden atau sebesar 48% bersikap sangat antusias, dan sebanyak 1 orang atau sebesar 2% yang bersikap tidak tertarik. Demikian pula dalam melihat alasan pemilih pemula bersikap menjelang pelaksanan Pemilu Legislatif tahun 2014 berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh untuk mengkonfirmasi sikap pemilih pemula menjelang pelaksanaan pemilu legislatif tersebut menurut pendapat mereka adalah sebagaimana data Tabel 4 berikut: 10

11 Tabel 4.Alasan Responden Bersikap Menjelang Pemilu Legislatif 2014 No Pernyataan Program Studi IP IAN PSI MA Jumlah % (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Baru mencoblos pertama kali Rasa tanggung jawab sebagai warga negara Ajakan orang tua Ajakan rekan sebaya/kampus Ajakan tim sukses kandidat Tidak terdaftar sebagai pemilih Bingung akan banyaknya kandidat Pemberian materi dari kandidat Lain-lain Total Sebagian besar responden, yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar 58% menyatakan bahwa alasan mereka memilih disebabkan oleh rasa tanggung jawab sebagai seorang warga negara. Sebanyak 11 orang atau sebesar 18% yang menyatakan karena baru pertama kali mengikuti pemilihan umum. Sedangkan sisanya lebih dikarenakan karena bingung akan banyaknya kandidat, tidak terdaftar sebagai pemilih, ajakan tim sukses kandidat, ajakan orang tua, dan lain-lain.sedangkan alasan utama responden memilih kandidat anggota legislatif sebagaimana data Tabel 5 berikut: 11

12 Tabel 5.Alasan Responden Memilih Kandidat Anggota Legislatif No Pernyataan Program Studi IP IAN PSI MA Jumlah % (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Incumbent Visi, misi dan program yang ditawarkan Asal bukan incumbent Latar belakang pendidikan kandidat Latar belakang orangtua kandidat Latar belakang pengalaman politik kandidat Latar belakang pekerjaan kandidat Popularitas kandidat Pemberian materi kandidat Latar belakang partai pengusung kandidat Kemampuan kandidat mengatasi persoalan Tidak tahu Total Alasan utama responden memilih kandidat anggota legislatif adalah karena visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh kandidat, dimana dari 58 orang responden sebanyak 27 orang atau sebesar 46% menyatakan memilih karena faktor tersebut. Sebanyak 8 orang atau sebesar 13% memilih karena faktor latar belakang pendidikan kandidat. Sedangkan yang lain memilih kandidat didasarkan pada kemampuan kandidat mengatasi persoalan, latar belakang pengalaman politik kandidat, popularitas kandidat, pemberian materi kandidat, latar belakang partai pengusung kandidat, bahkan ada yang tidak tahu sama sekali. Pada Tabel 6berikut menampilkan tentang sumber informasi utama yang diperoleh responden mengenai kandidat anggota legislatif sebagai berikut: 12

13 Tabel 6.Sumber Informasi Responden Mengenai Kandidat Anggota Legislatif No Pernyataan Program Studi IP IAN PSI MA Jumlah % (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Iklan TV/Radio, spanduk, pamflet, dsb Suami/istri Orang tua Keluarga/kerabat Teman sepergaulan Tokoh masyarakat Organisasi sosial tempat saya bergabung Lingkungan tempat saya kuliah Pilihan warga tempat saya tinggal Program yang ditawarkan Dicalonkan oleh partai pilihan saya Suka pada figur kandidat Tidak tahu Total Adapun yang menjadi sumber informasi responden ketika memilih kandidat anggota legislatif, berdasarkan hasil data lapangan menunjukkan bahwa sebanyak 43 responden atau sebesar 74% berasal dari iklan TV/radio, spanduk, pamflet, dan sebagainya. Sebanyak 5 orang atau sebesar 9% yang menyatakan karena suka pada figur kandidat. Adapun yang lain menyatakan bahwa informasi mengenai kandidat diperoleh dari orang tua, teman sepergaulan, tokoh masyarakat, organisasi sosial, lingkungan kuliah, dan pilihan warga. Sedangkan yang menjadi sumber pertimbangan responden 13

14 ketika memilih kandidat anggota legislatif sebagaimana data pada Tabel 7 berikut: Tabel 7.Sumber Pertimbangan Responden Ketika Memilih Kandidat Anggota Legislatif No Pernyataan Program Studi IP IAN PSI MA Jumlah % (1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Orang tua Suami/istri Teman sebaya Pertimbangan sendiri Tidak ada pertimbangan Lain-lain Total Sumber pertimbangan responden ketika memilih kandidat legislatif menurut 37 responden atau sebesar 64% berasal dari diri mereka sendiri. Sebanyak 8 orang atau sebesar 14% menyatakan orang tua sebagai sumber pertimbangan dalam memilih. Sedangkan yang lain menyatakan pengaruh teman sebaya, tidak adanya pertimbangan, dan lainlain sebagai sumber pertimbangan dalam memilih kandidat. E. Simpulan dan Saran Terdapat beberapa faktor yang melatari perilaku memilih pada pemilih pemula saat Pemilu Legislatif tahun Meskipun dapat dikatakan sebanyak 29 orang bersikap biasa-biasa saja dalam menyambut pemilu legislatif tersebut. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan antusiasme mereka dalam menggunakan hak pilih. Terbukti sekitar 51 dari 58 jumlah responden yang diambil menyatakan menggunakan hak pilih mereka. Faktor keinginan yang besar untuk merasakan pengalaman dengan menggunakan hak pilih tercermin dari hasil temuan lapangan yang 14

15 menunjukkan mayoritas responden menyatakan tetap memilih sebagai bentuk tanggung jawab sebagai warga negara.keunikan yang khas pada pemilih pemula adalah sebagian besar dari mereka menggunakan pengaruh promosi kampanye visual dalam menentukan pilihan mereka. Iklan tv/radio, poster, spanduk dan baliho kandidat anggota legislatif menjadi alat yang sangat efektif bagi pemilih pemula dalam menentukan pilihan mereka. Dari beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku memilih para pemilih pemula, dapat diketahui bahwa para pemilih pemula memiliki pertimbangan sendiri dalam memutuskan memilih kandidat anggota legislatif. Selain itu, dalam hal rasionalisasi pilihan menunjukkan bahwa pilihan politik pemilih pemula didasarkan pada visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh kandidat anggota legislatif. Daftar Pustaka Asfar, Muhammad, Pilkada dan Penciptaan Pemerintahan yang Representatif, dalam Ahmad Nadir Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia, Malang: Averroes Press. Budiardjo, Miriam Dasardasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia. Bungin, H.M. Burhan Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media. Gaffar, Afan The Javanese Voters: A Case Study of Election under a Hegemonic Party System, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press /01/02/pemilih-pemulapemilu-2014-potensi-besarsosialisasi-program-yangbelum-merata/id/ diakses tanggal 18 Maret Imawan, Riswandha, Dinamika Pemilih dalam Pemilu 1992 dalam M. Sudibjo (Penyunting) Pemilihan Umum 1992: Suatu Evaluasi, Jakarta: Center for Strategic and International Studies. Indarti, Erlyn, Dinamika Politik Lokal dalam Pemilihan Gubernur di Jawa Tengah, dalam Satoto, Darmanto Jatman, dkk Pilkada di Era Otonomi: Berlayar Sambil Menambal Lubang di Kapal, Semarang: Komite Peduli Pemilihan Gubernur Jateng , Dewan Riset Daerah Jawa Tengah, dan CV Aneka Ilmu. Newton, Kenneth and Jan W. van Deth Foundations of Comparative Politics, New York: Cambridge University Press. Nursal, Adman Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, Jakarta: Gramedia. 15

16 Setiajid, Orientasi Politik yang Mempengaruhi Pemilih Pemula dalam Menggunakan Hak Pilihnya pada Pemilihan Walikota Semarang Tahun 2010 (Studi Kasus Pemilih Pemula di Kota Semarang), Integralistik, No. 1/Th. XXII/2011, Januari-Juni 2011, hal Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 16

PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF

PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF JURNAL ASPIRASI Vol. 6. 1Agustus 2015 PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILU LEGISLATIF 2014 (Survey pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 Bekasi Angkatan 2013/2014)

Lebih terperinci

Yanto Supriyatno Fisip Universitas Islam 45 Bekasi

Yanto Supriyatno Fisip Universitas Islam 45 Bekasi PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 (SURVEI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM 45 TAHUN ANGKATAN 2014/2015) Yanto Supriyatno Fisip Universitas Islam 45 Bekasi yanto.supriyatno@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilih kelompok pemula di Indonesia dari pemilu ke pemilu terus bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap yang terdaftar tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih 1. Perilaku Pemilih Sikap politik seseorang terhadap objek politik yang terwujud dalam tindakan atau aktivitas politik merupakan perilaku politik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2014 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Disebut tahun politik antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang melibatkan setidaknya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit.

DAFTAR PUSTAKA. Dieter, Roth.2008.Studi Pemilu Empiris, Sumber, Teori-teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrich-Nauman-Stiftung Die Freiheit. DAFTAR PUSTAKA Abdul Munir Mulkhan, 2009. Politik Santri. Kanisius, Yogyakarta Almond. A Gabrriel dan Verba. 1990. Budaya Politik Tingkah laku Politik dan Demokrasi di Lima Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Voting Behavior. Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Voting Behavior. Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Voting Behavior 1. Definisi Voting Behavior Perilaku pemilih (voting behavior) merupakan tingkah laku seseorang dalam menentukan pilihannya yang dirasa paling disukai atau

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang

PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang PERILAKU MEMILIH GENERASI MUDA KELUARGA ANGGOTA POLRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TENGAH 2013 Studi di Asrama Polisi Sendangmulyo Kota Semarang Oleh : Radityo Pambayun Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) menjadi bagian terpenting dalam penyelenggaraan demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia. Pemilu sering diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengikutsertakan warga negaranya dalam proses politik, termasuk

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013

TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 TINGKAT PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2013 Yuliantika 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Peran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula

Peran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula Peran Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi Politik untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pada Pemilih Pemula Asmika Rahman Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KENDAL PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

PERILAKU MEMILIH PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KENDAL PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 PERILAKU MEMILIH PEMILIH PEMULA MASYARAKAT KENDAL PADA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 Oleh : Khairul Azmi 14010111140124 Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pemilih pemula yang tercatat dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dangan nama lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah suatu kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP Setelah menjelaskan berbagai hal pada bab 3, 4, dan 5, pada bab akhir ini saya akan menutup tulisan ini dengan merangkum jawaban atas beberapa pertanyaan penelitian. Untuk tujuan itu, saya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 A. Perilaku Pemilih Dan Pilpres 2014 Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2017, 5 (4): 1693-1704 ISSN 2477-2458 (Online), ISSN 2477-2631 (cetak) ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI

Lebih terperinci

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego Buay Subing di Desa Labuhan Ratu Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Partisipasi politik masyarakat merupakan syarat pokok yang harus dilakukan oleh setiap warga negara terutama pada negara yang menganut paham demokrasi. Tingginya

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH DI KOTA TEGAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

STUDI PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH DI KOTA TEGAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 STUDI PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH DI KOTA TEGAL DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DAN PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 (STUDI KASUS KECAMATAN TEGAL TIMUR DAN MARGADANA) Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan umum. Perilaku memilih dapat ditujukan dalam memberikan suara. Kepala Daerah dalam Pemilukada secara langsung. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Pemilih Keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016,

Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 3, Agustus Desember 2016, 375 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Persepsi Keberhasilan Implementasi Kebijakan Terhadap Pilihan Walikota Masyarakat Pilkada Kota Surabaya Tahun 2015 Yohanes Bima Octaviantoro Email : yohanesbima42@yahoo.co.id

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pemilihan tipe penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk melakukan pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perjalanan demokrasi di Indonesia secara bertahap terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut berbagai kajiannya tentang politik, para sarjana politik sepakat bahwa demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang paling baik. Sistem ini telah memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat, hal tersebut sebagaimana dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan disebagianbesar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Mengenai Pemilih 1. Definisi Pemilih Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, pemilih diartikan sebagai Warga Negara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan perilaku pemilih memiliki signifikansi yang kuat. Terdapat hubungan positif antara konsumsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Perilaku Pemilih 1. Perilaku Memilih Ramlan Surbakti (2010:185) memandang perilaku memilih sebagai keikutsertaan warga negara dalam pemilu yang juga menjadi serangkaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Political Marketing, Decision to choose. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Political Marketing, Decision to choose. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a local election in Indonesia, needs to be examined several factors that can be used by a candidate to win the election. darting through the use of political marketing is needed to be able

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula

Bab V. Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula Bab V Analisis Pengambilan Keputusan Pemilih Pemula Variabel dalam pengambilan keputusan pemilih pemula dari temuan penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah masukan yang diterima

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilih pemula merupakan salah satu segmen pemilih dalam pemilihan umum yang menjadi sorotan dalam pemilihan umum 2014 silam. Kategori pemilih pemula sendiri, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIK. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang BAB II KAJIAN TEORETIK Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian ang akan dilakukan, adalah teori mengenai

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : Topan Umboh Abstrak Partsipasi politik politik pemula

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai

Bab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi sebagai pilar penting dalam sistem politik sebuah Negara, termasuk Indonesia yang sudah diterapkan dalam pemilihan secara langsung seperti legislatif, Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parameter paling utama untuk melihat ada atau tidaknya pembangunan politik di sebuah negara adalah demokrasi. Meskipun sebenarnya demokrasi tidak sepenuhnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan rakyat didalam konstitusinya. Hal ini menunjukkan bahwa kedaulatan rakyat merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap

Lebih terperinci

Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin

Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin Pengaruh Komunikasi Politik Pasangan Calon Kepala Daerah Terhadap Pemilih Dikalangan Mahasiswa Di Banjarmasin Samsul Rani Fakultas Dakwah Dan Komunikasi IAIN Antasari This study aims to determine the effect

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut Sudiono Sastroatmodjo (1995: 3) adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut Sudiono Sastroatmodjo (1995: 3) adalah : 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih 1. Pengertian Perilaku Pemilih Pada umumnya perilaku politik ditentukan oleh faktor internal dan individu itu sendiri seperti idealisme, tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis Perilaku Memilih Pemilih Pemula pada Proses Pemilihan Kepala Desa Laut Dendang Tahun 2016 Muhammad Fakhri

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tingkat Partisipasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pada Pemilu Presiden 2014 Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.HASIL PENELITIAN PERAN MEDIA MASSA DALAM MEMPENGARUHI PERSPEKTIF DAN SIKAP MEMILIH PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2014 Dalam bab ini penulis menyampaikan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 PENDIDIKAN PEMILIH (VOTER S EDUCATION) BAGI PEMILIH PEMULA SERTA URGENSINYA DALAM PEMBANGUNAN DEMOKRASI 1 Suryanef, 2 Al

Lebih terperinci

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Indonesia sebagai salah satu negara penganut demokrasi, sudah tentu melaksanakan pemilu sebagai perwujudan kedaulatanan rakyat. Seperti yang tertulis dalam Undang-undang

Lebih terperinci

Keywords: Voting Behavior, Election 2015, Gender, Program Compatibility, Money Politics, Party Machine

Keywords: Voting Behavior, Election 2015, Gender, Program Compatibility, Money Politics, Party Machine Perilaku Memilih Perempuan dalam Kemenangan Kandidat Perempuan Pada Pilkada Kabupaten Klaten Tahun 2015 Abstrak Mohamad Irfan Nuryadin Tulisan ini mengkaji perilaku memilih masyarakat di Kecamatan Klaten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang 259 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan implikasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi. Pemilu menjadi sarana pembelajaran dalam mempraktikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum kepala daerah merupakan sarana pelaksana kedaulatan rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara republik Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman segala sesuatu aktifitas kerja dilakukan secara efektif dan efisien serta dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 12 Dr. Fakultas PASCASARJANA Perilaku Pemilih Heri Budianto.M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Konsep dan Definisi Perilaku Pemilih

Lebih terperinci

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari

I. PENDAHULUAN. diperuntukkan untuk rakyat. Pemilihan umum merupakan bagian dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan sebuah wacana yang dikembangkan dengan tujuan untuk menampung aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. Secara sederhana demokrasi dapat diartikan

Lebih terperinci

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) sudah diambang pintu Salah satu tantangan baru. Memilihan umum (pemilu) dalam era reformasi dan demokrasi, merupakan suatu

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mewujudkan sistem demokrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam

I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam pemilihan. Marketing politik digunakan untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat agar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjelang Pemilihan Umum 2014, lahir gerakan-gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat untuk mendukung jalannya pemilihan umum. Aktivitas gerakan-gerakan tersebut beragam, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian

Lebih terperinci

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu Oleh: Hardinata Abstract In the culture of Elections in Indonesia, one of new challenge for Indonesia is the Regional Election directly initiated

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa yang dilakukan beserta pemaparan bahasan yang didukung oleh teori-teori mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi bagi

Lebih terperinci