KONSENTRASI NITRAT DAN BAHAN ORGANIK TOTAL PADA SAAT PASANG DAN SURUT DI MUARA SUNGAI DEMAAN JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

STUDI SEBARAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN TELUK UJUNGBATU JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

Sebaran Nitrat (NO 3 ) dan Fosfat (PO 4 ) Di Perairan Karangsong Kabupaten Indramayu

KAJIAN PERSEBARAN KANDUNGAN NITRAT TERLARUT DI PERAIRAN TUGU SEMARANG Awan Bima Saputra, Muslim, Sri Yulina Wulandari*) Abstrak

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Studi Sebaran Parameter Fisika Kimia di Perairan Porong Kabupaten Sidoarjo Gabella Oktaviora Haryono, Muh. Yusuf, Hariadi

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

PENGARUH ARUS PERMUKAAN TERHADAP SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN GENUK SEMARANG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

KAJIAN KONSENTRASI NITRAT DAN SILIKAT PADA KONDISI PASANG DAN SURUT DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

Sebaran Kandungan Bahan Organik Total di Perairan Muara Sungai Porong Kabupaten Sidoarjo

SEBARAN KUALITAS PERAIRAN DITINJAU DARI ZAT HARA, OKSIGEN TERLARUT DAN ph DI PERAIRAN SELAT BALI BAGIAN SELATAN

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DALAM KAITANNYA DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PORONG KABUPATEN SIDOARJO

KARAKTERISTIK ARUS, SUHU DAN SALINITAS DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Studi Tentang Variabilitas Klorofil-a dan Net Primary Productivity di Perairan Morosari, Kecamatan Sayung, Demak. Abstrak

PENDAHULUAN Latar Belakang

SEBARAN SILIKAT SECARA HORIZONTAL OLEH ARUS DAN PASANG SURUT DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN TANJUNG MAS SEMARANG

KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARANG

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

Sebaran Material Organik dan Zat Hara Oleh Arus Pasang Surut di Muara Sungai Demaan, Jepara

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

SEBARAN KONSENTRASI ORTOFOSFAT DI LAPISAN PERMUKAAN PERAIRAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PENGAMBENGAN DAN ESTUARI PERANCAK, BALI

Kandungan Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar Perairan Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

ANALISIS KUALITAS AIR LAUT DI PERAIRAN SELAT BANGKA BAGIAN SELATAN ANALYSIS OF SEA WATER QUALITY IN THE SOUTHERN OF BANGKA STRAIT

SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI (MPT) DI PERAIRAN KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Distribusi Salinitas Akibat Pengaruh Pasang Surut Pasca Normalisasi di Sungai Banjir Kanal Barat Semarang

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

Kualitas Perairan Muara Sungsang ditinjau dari Konsentrasi Bahan Organik pada Kondisi Pasang Surut

PROFIL PARAMETER KIMIA OSEANOGRAFI PANTAI TIMUR SUMATERA Oleh: Fani Fadli 1), Joko Samiaji 2), Bintal Amin 2)

STUDI POLA ARUS DAN SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI LASEM, KABUPATEN REMBANG

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

Sebaran Nitrat Dan Fosfat Dalam Kaitannya dengan Kelimpahan Fitoplankton di Kepulauan Karimunjawa

DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID DAN TOTAL DISSOLVED SOLID DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BENGAWAN SOLO, GRESIK, JAWA TIMUR Betty Banjarnahor *),Warsito Atmodjo *), Hariyadi *)

SEBARAN HORIZONTAL KONSENTRASI NITRAT (NO 3 - ) DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON PADA BULAN SEPTEMBER 2013 DI PERAIRAN KOMODO NUSA TENGGARA TIMUR

Pola Arus di Perairan Paciran Jawa Timur pada Musim Peralihan Awal

Studi Sebaran Klorofil-a Secara Horizontal di Perairan Muara Sungai Silugonggo Kecamatan Batangan, Pati

Pola Sebaran Salinitas dan Suhu Pada Saat Pasang dan Surut di Perairan Selat Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Oleh

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Variasi Temporal dari Penyebaran Suhu di Muara Sungai Sario

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

KAJIAN KONDISI DAN SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN SELATAN KABUPATEN SAMPANG, PROVINSI JAWA TIMUR

Pengaruh Arus Terhadap Sebaran Muatan Padatan Tersuspensi Di Pantai Slamaran Pekalongan

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

Proses Pasang Surut dalam Pola Fluktuasi Nutrien Fosfat di Muara Sungai Demaan, Jepara

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

KUALITAS NUTRIEN PERAIRAN TELUK HURUN, LAMPUNG

ANALYSIS OF TOTAL ORGANIC MATTER AND FITOPLANKTON ABUNDANCE IN THE DUMAI RIVER ESTUARY WATERS OF RIAU PROVINCE

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

SEBARAN HORIZONTAL SUHU, SALINITAS DAN KEKERUHAN DI PANTAI DUMOGA, SULAWESI UTARA

LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SEMAT JEPARA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

PENGARUH ARUS TERHADAP MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI KALIMAS, SURABAYA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

PENGUKURAN SEDIMEN TERLARUT DI MUARA DESA NUSAPATI KECAMATAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

BAB III BAHAN DAN METODE

SEBARAN HORIZONTAL KANDUNGAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN TELUK UJUNGBATU JEPARA

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

ANALISIS SEBARAN KLOROFIL-α DAN KUALITAS AIR DI EKOSISTEM SEKITAR PT KAYU LAPIS INDONESIA (PANTAI, MUARA, TAMBAK) KALIWUNGU KENDAL

JURNAL ANALISIS SALINITAS AIR PADA DOWN STREAM DAN MIDDLE STREAM SUNGAI PAMPANG MAKASSAR OLEH : ASWIN ARMIS D

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A TERHADAP NUTRIEN DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Analisis Sebaran Horizontal Klorofil-a Di Perairan Tugu Semarang Wisnu Dewanto, Aris Ismanto, Widianingsih*)

PENGARUH SALINITAS TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL KOLOID

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Sebaran Nutrien dan Oksigen Terlarut (DO) di Teluk Jakarta

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 528 534 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KONSENTRASI NITRAT DAN BAHAN ORGANIK TOTAL PADA SAAT PASANG DAN SURUT DI MUARA SUNGAI DEMAAN JEPARA Faustinus Rudolf, Lilik Maslukah, Azis Rifai Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang 50275 Telp.Fax (024) 7474698 faustinusrudolf@gmail.com Abstrak Muara Sungai Demaan adalah salah satu muara sungai yang digunakan oleh masyarakat untuk mencari ikan dan sebagai tempat berlabuh kapal nelayan. Aktivitas di sekitar muara sungai dan buangan limbah yang berasal dari daratan mengakibatkan perubahan kualitas perairan muara sungai Demaan. Hal ini dapat ditinjau pada perubahan konsentrasi nitrat dan bahan organik pada saat pasang dan surut yang berkaitan dengan faktor fisika kimia perairan, yaitu suhu, DO, salinitas dan ph. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsentrasi dan pola sebaran nitrat dan bahan organik pada saat pasang dan surut di muara Sungai Demaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014, dengan menggunakan metode deskriptif. Metode pemilihan lokasi dengan purposive sampling yang dilakukan di 6 stasiun dengan pertimbangan dapat mewakili wilayah sungai, muara sungai dan laut. Data yang diamati adalah konsentrasi nitrat, konsentrasi bahan organik, suhu, Salinitas, DO dan ph sebagai data primer. Permodelan arus laut menggunakan SMS 8.1 sebagai data sekunder. Pengolahan data menggunakan software ArcGIS 10.0 dan Surfer 11 untuk menganalisis model persebaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, ketika surut konsentrasi nitrat berkisar <0,001 0,344 mg/l dan bahan organik berkisar 103,41 132,13 mg/l, pada saat pasang konsentrasi nitrat berkisar 0,056 0,154 mg/l dan konsentrasi bahan organik berkisar 99,48 134,6 mg/l. Kata kunci: Nitrat, Bahan Organik, Arus Pasang Surut, Muara Sungai Demaan Abstract Demaan estuary is one of the estuaries was used as a fishing ground and as fisherman vessel port. Demaan estuary condition can give physical impacts (low water quality). It can be reviewed at the changes of concentrations nitrate and organic matter when high tide and low tide correlate with temperature, DO, salinitas and ph. This research aims to know the level of concentration and the pattern of distribution nitrate, organic matter when high and low tide on Demaan estuary. Research was done on March 2014 used descriptive method. Purposive sampling method to selected the location, six station which represented mouth of the river and sea. Research used primary data from concentration of nitrate and total organic matter, temperature, salinity, DO, and ph. The distribution of parameters processed by software ArcGIS 10.0 and Surfer 11, secondary data as a support variable are presented in the form of current vector and processed by SMS 8.1. The results showed that the value of concentration of nitrate and total organic matter decreased towards the sea. The range of nitrate concentration when low tide is<0,001-0,344 mg/l and the range of organic matter concentration is 103,41 132,13 mg/l. The range concentration of

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 529 nitrate when high tide range is 0,056 0,154 mg/l and the range of organic matter concentration is 99,48 134,6 mg/l. Key words: Nitrate, Organic Matter, Tidal Current, Demaan Estuary 1. Pendahuluan Muara sungai adalah perairan semi tertutup yang memiliki karakteristik unik karena terjadi pertemuan antara arus sungai dan arus pasang surut sehingga terjadi fluktuasi sifat fisika-kimia yang ekstrim. Secara umum wilayah muara sungai ini mempunyai peran ekologis penting antara lain sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut melalui sirkulasi pasang surut. Muara Sungai Demaan adalah tempat bermuaranya Sungai Wiso yang berada di Jepara. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat baik disepanjang sungai maupun dekat muara sungai, antara lain industri kehutanan disepanjang Sungai Wiso, dan di dekat muara sungai sebagai daerah penangkapan ikan, pembudidayaan ikan dan transportasi. Banyaknya aktivitas manusia di wilayah muara sungai dan buangan limbah dari daratan melalui sungai, maka akan mempengaruhi kualitas perairan di wilayah tersebut. Tingkat kualitas perairan di Muara Sungai Demaan dapat ditinjau dari perubahan konsentrasi bahan organik dan nitrat. Peningkatan bahan organik dan nitrat yang berlebihan, cepat atau lambat akan mempengaruhi kualitas air, yang kemudian akan mendukung terjadinya eutrofikasi dan bisa menyebabkan berkurangnya penetrasi cahaya pada kolom air (Cervetto et al., 2002). Kondisi hidro oseanografi seperti arus dan pasang surut memberikan pengaruh langsung terhadap tingkat konsentrasi nitrat dan bahan organik diperairan tersebut. Hal ini disebabkan sirkulasi arus dan pasang surut mampu mendistribusi nitrat dan bahan organik dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi dan pola sebaran nitrat dan bahan organik total di Muara Sungai Demaan Jepara 2. Materi dan Metode Penelitian A. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil labolatorium konsentrasi nitrat dan bahan organik total. Data sekunder berupapeta Rupa Bumi Digital Jepara skala 1 : 25.000 publikasi BAKOSURTANAL, data arus dan data pasang surut Jepara peramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maritim Semarang. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang diteliti atau dikaji pada waktu terbatas dan tempat tertentu untuk mendapatkan gambaran tentang situasi dan kondisi secara lokal (Suryabrata, 1983). Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengukuran di lapangan dan analisis data. Hasil akhir pada penelitian ini akan menggambarkan pola sebaran konsentrasi nitrat dan bahan organik total sehingga dapat mengetahui kesuburan perairan muara Sungai Demaan Jepara. Metode Penentuan Lokasi Metode penentuan lokasi dengan menggunakan purposive sampling method. Metode purposive yaitu penentuan lokasi sampling mempertimbangkan kriteria kriteria tertentu dalam penentuannya, sesuai dengan tujuan penelitian (Hadi, 2004 dalam Dianingrum, 2007). Pengambilan sampel dilakukan pada 6 stasiun pengamatan dengan pertimbangan dapat mewakili wilayah sungai, muara sungai, wilayah utara dan selatan muara sungai dan lebih jauh ke arah laut. Batasan penelitian ini adalah pengaruh faktor fisika-kimia perairan yang dipengaruhi pasang surut.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 530 Metode Penentuan Waktu Sampling Penentuan waktu pengambilan sampel dengan pemilihan pasang surut. Pengambilan sampel air laut saat surut pada pukul 07.00 WIB dan saat pasang pada pukul 15.00 WIB. Semua pengukuran data insitu dan pengambilan sampel air dilakukan di semua stasiun yang telah ditentukan koordinatnya dengan GPS. Gambar 1. Peta lokasi Penelitian Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data Secara Insitu Pengambilan Contoh Air Laut Pengukuran parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, DO dan ph dilakukan secara insitu pada setiap titik stasiun pengamatan dengan menggunakan water quality checker yang meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut. Pada saat pengukuran parameter, juga dilakukan pengambilan sampel air di permukaan (0,2d) menggunakan botol Nansen sebanyak 1000 ml untuk keperluan analisis nitrat dan bahan organik total. Analisis Nitrat dengan reduksi Cadmium Penentuan nilai konsentrasi nitrat ini menggunakan butir butir Cd yang berlapis Cu, dan yang dipasang dalam tabung kaca dimana sampel yang mengandung nitrat dialirkan. Sampel yang keluar dari tabung mengandung nitrit saja. Kadar nitrit tersebut ditentukan dengan cara analisa khusus untuk nitrit. Nilai nitrat diketahui dengan menganalisa kadar nitrit sehingga perbedaan kedua angka tersebut adalah kadar nitrat. Analisis Bahan Organik Penentuan nilai bahan organik total ini didasarkan dengan semua bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan senyawa kalium permanganat atau kalium dichromat. Oksidator yang digunakan pada penentuan TOM adalah KMnO 4, diasamkan dengan H 2 SO 4 dan didihkan beberapa saat. Dimana : a b.. = ml titran KMnO 4 untuk air sampel = ml titran KMnO 4 untuk larutan aquadest

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 531 31.6 = Seperlima dari BM KMnO 4, karena tiap mol KMnO 4 melepaskan 5 oksigen dalam reaksi ini 0.01 = normalitas KMnO 4 Metode Analisis Data Data hasil laboratorium nitrat dan bahan organikdiolah dengan menggunakan Arc GIS 10.0 dan Surfer 11.0 untuk dilihat pola sebarannya. Data pasang surut diolah menggunakan software Microsoft Excel. Data pasang surut digunakan untuk menentukan waktu pengambilan sampel. Permodelan hidrodinamika 2D menggunakan software SMS (Sea water Modelling System) sesuai dengan modul ADCIRC menggunakan input data pasang surut dan batimetri. Hasil permodelan diverifikasi dengan membandingkan pola arus hasil model dengan pola arus hasil pengukuran lapangan BMKG. 3. Hasil dan Pembahasan Nitrat Hasil analisis laboratorium untuk konsentrasi nitrat saat surut berkisar antara <0,001 s.d. 0,344 mg/l dan saat pasang berkisar antara 0,073 s.d. 0,154 mg/l disajikan dalam Tabel 1. Pola sebaran konsentrasi nitrat pada saat pasang dan surut dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 1. Hasil analisis laboratorium konsentrasi nitrat saat surut dan pasang Stasiun Kadar NO 3 (mg/l) Kadar NO 3 (mg/l) Pengamatan (Surut) (Pasang) Stasiun 1 <0,001 0,073 Stasiun 2 <0,001 0,153 Stasiun 3 0,007 0,056 Stasiun 4 0,344 0,074 Stasiun 5 0,209 0,154 Stasiun 6 0,008 0,145 Rata - rata 0,095 0,109 Standar Deviasi 0,147 0,046 (a) (b) Gambar 2. Sebaran konsentrasi nitrat (a) saat surut (b) saat pasang Nilai konsentrasi nitrat pada saat surut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai konsentrasi nitrat pada saat pasang. Nilai konsentrasi tertinggi nitrat pada saat surut mencapai 0,344 mg/l, sedangkan nilai konsentrasi tertinggi pada saat pasang mencapai 0,154 mg/l. Hal ini disebabkan karena pada saat surut arus bergerak menuju ke laut sehingga semua material yang berasal dari daratan terbawa menuju laut. Reasheed et al., (2002) dalam Manasrah et al., (2006)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 532 menyatakan bahwa arus berperan dalam penyebaran suatu nutrien. Konsentrasi suatu elemen seperti nitrat di suatu perairan dipengaruhi oleh arus dan menempatkan sungai sebagai sumber utama nutrien di perairan laut (Montani et al., 1998). Ditambahkan oleh Muchtar (2001) yaitu semakin ke wilayah lepas pantai atau daerah yang jauh dari estuari kadar nitrat semakin rendah, di mana estuari sebagai sumber utama nutrien di perairan laut. Sedangkan pada saat pasang, muara sungai akan didominasi oleh air laut. Air laut akan mengencerkan nitrat yang berada di daerah muara, sehingga konsentrasi nitrat pada saat pasang lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi nitrat pada saat surut. Bahan Organik Total Hasil analisis laboratorium untuk konsentrasi bahan organik pada saat surut berkisar antara 103,41 s.d. 132,13 mg/l dan saat pasang berkisar antara 99,48 s.d. 134,6 mg/l. Nilai konsentrasi bahan organik pada saat pasang dan surut secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 2. Pola sebaran konsentrasi bahan organik dapat dilihat pada Gambar 3. Tabel 2. Hasil analisis laboratorium konsentrasi bahan organik saat surut dan pasang Konsentrasi Bahan Konsentrasi Bahan Stasiun Organik (mg/l) Organik (mg/l) Pengamatan (Surut) (Pasang) Stasiun 1 114,9 128,74 (a) (b) Stasiun 2 120,64 134,6 Stasiun 3 132,13 128,74 Stasiun 4 114,9 99,48 Stasiun 5 109,15 105,34 Stasiun 6 103,41 111,19 Rata rata 115,85 118,01 Standar Deviasi 9,86 14,53 Gambar 3. Sebaran konsentrasi bahan organik (a) saat surut (b) saat pasang Nilai konsentrasi bahan organik pada saat surut dan pasang tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. Ketika surut konsentrasi bahan organik tertinggi terdapat pada stasiun 3 (132,13 mg/l) yang terletak di mulut muara Sungai Demaan, dan ketika pasang pada stasiun 2 (134,6 mg/l) yang terletak di badan sungai. Hal ini berkaitan dengan sumber bahan organik terbesar berasal dari daratan yang terbawa oleh aliran sungai. Nilai konsentrasi bahan organik saat surut maupun pasang menunjukkan bahwa konsentrasinya semakin mengalami penurunan ketika menuju ke arah laut. Libes (1971) menyatakan bahwa bahan organik terlarut, partikel bahan organik, dan organik karbon sangat tinggi di daerah pantai dan rendah di daerah laut terbuka. Ditambahkan oleh Nybakken (1992) bahwa sumber penting bahan organik berasal dari daratan melalui sungai sehingga di daerah yang berdekatan dengan estuari terdapat sejumlah besar bahan organik. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penurunan konsentrasi bahan organik banyak dipengaruhi oleh letak stasiun, di mana

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 533 semakin jauh dari sumber dalam hal ini Sungai Demaan maka konsentrasi bahan organik rendah dan sebaliknya konsentrasi bahan organik tinggi ketika berada didekat sumber. Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Perairan Berikut inihasil dari pengukuran insitu faktor fisika dan kimia perairan (ph, salinitas, suhu dan DO) selama penelitian. Tabel 3. Data pengukuran lapangan Stasiun Kedalaman Temperatur Salinitas ( ) DO (mg/l) ph (m) ( C) P S P S P S P S P S 1 1,8 1,0 31,9 29,7 30 24 3,42 6,26 3,30 3,04 2 2,2 1,0 32,3 29,6 33 25 3,82 6,27 3,82 3,08 3 2,1 1,3 32,5 29,7 34 26 6,30 10,70 6,30 7,86 4 1,9 0,8 31,9 29,5 35 27 8,29 11,15 8,29 8,16 5 1,5 1,0 31,7 29,1 35 27 7,68 13,33 7,68 8,12 6 2,8 2,0 31,0 30,0 35 30 8,63 8,33 8,63 8,15 Rata - rata 2,05 1,18 31,88 29,6 33,67 26,5 6,35 9,34 6,34 6,40 Standar 0,44 0,43 0,52 0,29 1,96 2,07 2,26 2,86 2,29 2,59 Deviasi Keterangan : P = Pasang S = Surut (a) (b) Simulasi Arus Pasang Surut Keadaan arus ketika surut cenderung bergerak ke perairan laut. Pergerakan arus ketika surut, yaitu dari selatan ke utara. Sedangkan keadaan arus ketika pasang bergerak dari laut menuju ke arah muara sungai, yaitu arus bergerak dari arah utara ke selatan. Pola arus laut secara lebih jelas dijelaskan pada Gambar 4 Gambar 4. Simulasi arus ketika (a) saat surut (b) saat pasang 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 534 1. Pada saat surut konsentrasi nitrat berkisar <0,001 0,344 mg/l dan bahan organik berkisar 103,41 132,13 mg/l, pada saat pasang konsentrasi nitrat berkisar 0,056 0,154 mg/l dan konsentrasi bahan organik berkisar 99,48 134,6 mg/l; 2. Konsentrasi nitrat ketika surut lebih tinggi dibanding ketika pasang, konsentrasi nitrat akan semakin kecil jika menjauhi muara sungai. Konsentrasi bahan organik pada saat surut dan saat pasang tidak berbeda secara signifikan, konsentrasi bahan organik sangat tinggi di daerah pantai dan rendah di daerah laut terbuka. Daftar Pustaka Cervetto, G., C. Mesones and D. Calliari. 2002. Phytoplankton Biomass and its Relationship to Environmental Variables in a Disturbed Coastal Area of The Rio De La Plata Urugay, before the New Sewage Collector System. Atlantica, Rio Grande, 24(1): 45-54. Dianingrum, A. M. 2007. Studi Pola Transpor Sedimen di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang. Manasrah, R., M. Raheed, and M. I. Badran. 2006. Relationship Between Water Temperature, Nutrien and Dissolved Oxigen in The Northern. Oceanologia, 48 (2): 237-253. Muchtar. 2001. Distribusi Beberapa Parameter Kimia di Perairan Muara Sungai Digul Dan Arafura, Irian Jaya. Oseanologi-LIPI, Jakarta: 13-14. Libes, S. M. 1971. An Introduction to Marine Biogeochemistry. Jhon Wiley & Sons Inc., Department of Marine Science, University of South Carolina-Coastal Carolina College Conway. Montani, S., P. Magni, M. Shimamoto, N. abe and K. Okutani. 1998. The Effect of a Tidal Cycle on The Dynamic of Nutriens in a Tidal Estuary in The Seto Inland Sea, Japan. Journal of Oceanography. 54:65-76. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 459 hlm. (diterjemahkan oleh M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen dan M. Hutomo). Suryabrata, S. 1983. Metodologi Penelitian. Rajawali Press, Jakarta.