BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Kesehatan adalah kekayaan yang paling berharga, karena dengan tubuh yang sehat seseorang akan dapat menjalankan segala aktivitas dengan baik dan lancar. Oleh karena itu semua orang setuju untuk menjaga tubuhnya tetap sehat bahkan akhir-akhir ini kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan produk produk herbal sudah semakin terbuka dan penggunaan bahan-bahan herbal pun sudah dijadikan gaya hidup kekinian dengan mengusung slogan Back to Nature. Sejak berabad-abad yang lalu, herbal telah digunakan oleh masyarakat umum. Hal ini terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usadha (Bali), Lontarak Pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalem, dan relief Candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat menggunakan tumbuhan (Rizki Joko Sukmono, 2009). Menurut penuturan beberapa orang pengguna obat herbal di masyarakat, konon obat herbal memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Saat ini obat herbal banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak menyebabkan efek samping dan masih bisa dicerna oleh tubuh. Oleh karena
2 itu banyak perusahaan yang mengolah obat-obatan herbal yang telah dimodifikasi dalam bentuk kapsul, serbuk, cair dan tablet. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bali yang cukup banyak memiliki potensi herbal, baik itu UKM yang memproduksi produk produk herbal baik yang bersifat produk konsumsi maupun yang nonkonsumsi yang tersebar hampir di semua kecamatan. Di Bali hingga Desember tahun 204 jumlah agroindustri adalah sebanyak 276. Dari jumlah tersebut sebanyak 8 merupakan agroindustri herbal 37 yang sudah memiliki ijin usaha dan 44 sisanya masih merupakan industri rumah tangga (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bali,204). Dari jumlah 37 agroindustri herbal di Bali yang memiliki ijin usaha, 6 diantaranya berada di Kabupaten Gianyar yaitu : Puri Damai, Werdi Gandrung, Mekar Sari, Sari Wangi, Minyak Mas dan Bali Budha namun dari jumlah enam tersebut dua diantaranya yaitu : Puri Damai dan Werdi Gandrung yang merupakan agroindustri herbal dari hulu ke hilir karena kedua agroindustri herbal tersebut memulai usahanya dari tahap pembibitan, budidaya, pengolahan hingga pemasaran produk jadi di berbagai tempat bahkan sudah merambah beberapa pasar nasional dan ekspor. Keunikan lain dari kedua agroindustri herbal tersebut adalah masingmasing memiliki plasma berupa petani binaan sebagai penyedia bahan baku tambahan dan ibu-ibu PKK dari banjar setempat sebagai karyawan borongan bilamana terdapat pesanan dalam jumlah banyak. Selain berorientasi profit,
3 kedua agroindustri herbal tersebut juga berorientasi sosial karena cukup sering melakukan pengobatan alternatif masal karena secara kebetulan pemiliknya juga seorang pengobat herbal dengan sistem pengobatan usadha taru premana yaitu menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat yang ada di sekitar kita yang diracik untuk loloh, boreh, simbuh, minyak, dan serbuk. Seiring dengan semakin tingginya pemahaman masyarakat terhadap penggunaan obat-obatan herbal dan keberadaan beberapa jenis tanaman obat yang langka seperti: amla, kem dan dewandaru seringkali kedua agroindustri herbal Puri Damai dan Werdi Gandrung berburu bahan baku hingga ke pesisir Pantai Uluwatu Badung dan daerah di Singaraja., sehingga menyebabkan harga jual untuk obat-obat tersebut menjadi relatif mahal dibandingkan jenis lainnya. Berdasarkan data dan informasi tersebut, maka diperlukan beberapa strategi yang tepat sebagai solusinya. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan judul : Strategi Pengembangan Agroindustri Herbal Pada Industri Kecil di Kabupaten Gianyar..2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar?
4 2. Bagaimana rumusan alternatif strategi pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar? 3. Strategi apakah yang paling tepat diprioritaskan dalam pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar?.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar. 2. Untuk mengetahui rumusan alternatif strategi pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar. 3. Untuk menentukan strategi yang paling tepat diprioritaskan dalam pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar..4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:. Manfaat Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya penerapan ilmu manajemen strategi dalam bidang pengembangan agroindustri herbal untuk menuju ke arah agribisnis serta mampu memberikan acuan bagi para peneliti lainnya
5 yang ingin melakukan penelitian lanjutan pada agroindustri herbal di lokasi yang sama. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan atau kajian ilmiah bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam merumuskan kebijakan-kebijakan dan perencanaan program pengembangan industri pertanian khususnya yang berbasis herbal, sedangkan bagi para pengusaha herbal di Kabupaten Gianyar hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan beberapa alternatif strategi dalam upaya pengembangan agroindustri herbal..5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam ruang lingkup kajian strategi pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar. Tujuannya agar usaha herbal yang dijalankan dapat berjalan dengan optimal serta sesuai dengan tujuan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan usaha agrowisata berbasis herbal. Dengan demikian penelitian ini dibatasi pada penyusunan strategi pengembangan agroindustri herbal di Kabupaten Gianyar. Adapun tujuan daripada pembatasan penelitian ini untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan.