BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia tidak lain terbentuk karena letak geografis yang strategis

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia tidak semata-mata hanya untuk menarik kaum wisatawan untuk datang mengunjungi negara seribu pulau tersebut. Keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di wilayah Indonesia tidak lain terbentuk karena letak geografis yang strategis yakni berada di antara dua benua dan dua samudera serta berada di daerah iklim tropis mengingat bahwa garis katulistiwa berada tepat di atas pulau Kalimantan. Letak geografis yang mendukung tersebut membuat kekayaan alam di Indonesia semakin melimpah ruah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur di tanah Indonesia. Salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia adalah tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) bukan termasuk tanaman yang langka di Indonesia dan sering dijumpai di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi karena jumlahnya yang banyak dan cocok untuk tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini perlu dibudidayakan khusus, karena lahan tumbuh tanaman kelapa sawit cukup luas dimana satu tanaman kelapa sawit mampu tumbuh hingga setinggi 4 meter. Bagian terpenting dari tanaman kelapa sawit ini tentu daging buahnya yang dapat diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil). Kebutuhan atau permintaan CPO saat ini terus meningkat. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya jumlah 1

2 penduduk yang mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku berbasis CPO tersebut terus meningkat. Permintaan CPO dunia pada dasawarsa sebesar 87,7 juta ton, sementara pada tahun 2005 permintaannya melambung hinggan 25 juta ton per tahun. Indonesia sebagai salah satu produsesn CPO, pada tahun 2005 memproduksi sebesar 13 juta ton CPO, yang artinya Indonesia pada tahun 2005 telah memenuhi 52% kebutuhan total CPO dunia. Selanjutnya pada tahun 2010, produksi CPO Indonesia diprediksi mencapai 18,8 juta ton (Sukamto, 2008). CPO inilah yang menjadi bahan baku untuk memproduksi minyak goreng kelapa sawit. Minyak goreng kelapa sawit menjadi salah satu dari sembilan bahan pokok yang dibutuhkan oleh masyarakat dimana semakin hari permintaan akan minyak goreng kelapa sawit semakin bertambah mengingat angka pertambahan jumlah penduduk juga semakin bertambah. Minyak goreng dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media penghantar panas pada proses pemasakan (untuk memasak, menumis, dan menggoreng) bahan makanan sehingga ketersediaan produk harus bersifat continue. Dampak kecendurangan masyarakat konsumtif terhadap minyak goreng kelapa sawit membawa bahan pokok ini pada kebutuhan minyak goreng kelapa sawit yang sangat tinggi. Kebutuhan yang semakin meningkat tersebut perlu didukung dengan adanya ketersediaan bahan baku dan sumber daya manusia yang bertanggung jawab untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang bernilai jual lebih. Dalam jangka panjang, sumber daya manusia tidak hanya berperan dalam hal pengolahan minyak kelapa sawit, sumber 2

3 daya manusia juga diharapkan lebih mampu untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit agar proses keberlanjutan dapat terbentuk dan bencana kelangkaan minyak goreng kelapa sawit dapat dihindari. PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembudidayaan dan pengolahan tanaman kelapa sawit untuk menghasilkan CPO yang menjadi bahan baku pembuatan minyak goreng kelapa sawit. Produk andalan PT. SMART Tbk ini antara lain minyak goreng kelapa sawit berkualitas tinggi yang telah beredar di kalangan masyarakat Indonesia yakni FILMA dan Kunci Mas. Tidak hanya fraksi cair (olein) yang mengalami proses pengolahan menjadi minyak goreng, fraksi padat yang terbentuk (stearin) juga diolah yakni menjadi bahan baku pembuatan margarin dan shortening. Selain kedua produk yang diolah secara khusus tersebut, minyak yang dikategorikan gagal juga dapat dimanfatkan sebagai bahan pelapis sabun. Oleh sebab itu keseluruhan bagian dalam proses pengolahan CPO tersebut perlu adanya keseriusan dalam penanganan agar tidak membawa dampak kerugian bagi perusahaan serta untuk meningkatkan produktivitas, integritas, dan profitabilitas perusahaan. Pengendalian akan permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan juga perlu ditingkatkan mengingat proses produksi mulai dari bahan baku sampai produk jadi sangatlah panjang. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Bapak Meirio Grandiva selaku HRD PT SMART Tbk Marunda Jakarta, salah satu masalah serius yang membawa dampak kerugian cukup tinggi bagi perusahaan adalah 3

4 fenomena tejadinya Oil Loss. Untuk menanggulangi hal tersebut, PT. SMART Tbk membentuk sebuah divisi khusus yang bertugas untuk mengidentifikasi adanya Oil Loss pada setiap proses dan mengurangi persentase losses setiap tahunnya. Divisi ini dinamakan divisi OLC (Oil Loss Control) dan dari divisi inilah evaluasi mengenai penyebab terjadinya Oil Loss pada setiap tahapan proses pengolahan minyak goreng kelapa sawit mulai dilakukan dan sampai sekarang ini fenomena tersebut akan terus dikaji sampai menemukan solusi terbaik untuk menanggulangi Oil Loss tersebut. Salah satu metode yang dapat dipakai sebagai pedoman analisis Oil loss ini adalah dengan menggunakan diagram sebab akibat. Diagram sebab akibat ditemukan oleh Kaoru Ishikawa lulusan dari Universitas Tokyo tahun Ishikawa membuat satu tools dari 7-tools yakni diagram sebab akibat. Diagram ini juga dikenal dengan sebutan Diagram Ishikawa (Rao, 1996) Dengan menggunakan diagram sebab akibat, fenomena terjadinya Oil Loss dapat teridentifikasi dengan mudah dan dapat dicari solusi terbaik untuk menanggulangi dampak kerugian dari kejadian tersebut. Identifikasi dimulai dari lima faktor utama yang sering muncul bilamana terdapat penyimpangan dalam suatu proses. Kelima faktor penyebab tersebut adalah bahan baku, manusia, lingkungan, mesin dan peralatan, serta metode kerja yang digunakan. 4

5 B. Rumusan Masalah Mengidentifikasi penyebab terjadinya Oil Loss pada proses pengolahan minyak kelapa sawit dan merumuskan sistem pengendalian proses yang tepat demi meminimalisir adanya Oil Loss di PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk Surabaya C. Batasan Masalah 1. Mengidentifikasi Oil Loss pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku hingga penyimpanan produk akhir di PT SMART Tbk Surabaya 2. Biaya tidak termasuk dalam objek penelitian 3. Pengedalian dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat dan tabel analisa masalah D. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab Oil Loss di PT SMART Tbk Surabaya 2. Mengendalikan Oil Loss dan mengusulkan solusi untuk meminimalisir Oil Loss di PT SMART Tbk Surabaya 5

6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa a. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari perguruan tinggi dan memperluas ilmu berdasarkan realita pada dunia kerja. b. Sebagai sarana untuk dapat memahami dan mempelajari secara langsung pelaksanaan proses produksi yang diterapkan oleh perusahaan. c. Sebagai pengalaman kerja secara langsung yang kemudian dapat dibandingkan antara teori dan praktek atau aplikasinya di lingkungan kerja. 2. Bagi Perusahaan a. Mahasiswa dapat memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan akademik pada perguruan tinggi. b. Mahasiswa dapat memberikan kontribusi, bantuan dan solusi yang tepat terhadap timbulnya permasalahan di industri khususnya masalah Oil Loss Control di PT. SMART, Tbk Surabaya. c. Mahasiswa dapat mengenalkan lebih dalam kepada perusahaan tentang Program Studi Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 6