BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Total Kebutuhan Bahan Baku (D) Frekuensi Pemesanan (F) Lead Time. Biaya Pemesanan (OC) Biaya Penyimpanan (CC)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai hal tersebut, tentu ada banyak hal yang perlu. perusahaan mencapai kesuksesan yang diinginkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II KERANGKA TEORI. perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan. Dengan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

Manajemen Operasional. Metode EOQ

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

BAB III METODE PENELITIAN

menghitung EOQ Menghitung EOQ

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

Bab 8 Manajemen Persediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III METODE PENELITIAN

Pengelolaan Persediaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

PENERAPAN REORDER POINT UNTUK PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ALAT PABRIK KELAPA SAWIT PADA PT. SWAKARYA ADHI USAHA KABUPATEN BANYUASIN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

III. METODE PENELITIAN A.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain atau variabel satu dengan standar. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Toko Creative Interior yang berlokasi di jalan Pasar III Krakatau no 77 Medan, Sumatera Utara. 3.3 Definisi Konsep Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Persediaan adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw material), produk jadi (finish product), komponen rakitan (component), bahan pembantu (substance material), dan barang sedang dalam proses pengerjaan (working in process inventory) (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:4). 2. Pengendalian persediaan adalah sekumpulan kebijakan dan pengendalian, yang memonitor tingkat inventory, dan menentukan tingkat mana yang harus dijaga, bila stok harus diisi kembali dan berapa banyak yang harus dipesan (Assauri, 2016:225). 3. Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah suatu bentuk usaha dari pihak manajemen perusahaan khususnya bagian persediaan dan produksi

untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang seimbang dan selalu stabil dalam berbagai kondisi (Fahmi, 2014:121). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dibagi berdasarkan jenis datanya, yaitu: 1. Pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pemilik usaha sebagai informan kunci dan beberapa karyawan sebagai informan tambahan. 2. Pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Total Biaya Persediaan Analisis ini untuk mengetahui berapa total biaya persediaan yang terdiri dari biaya pembelian, biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Rumus untuk mencari total biaya persediaan adalah sebagai berikut: Biaya Total Pemesanan (TIC) = biaya pemesanan + biaya penyimpanan = D Q S + Q 2 H Keterangan: Q = Jumlah unit yang dipesan D = Permintaan tahunan dalam satuan S = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per unit Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) 3.5.2 Analisis Economic Order Quantity (EOQ) Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian persediaan yang optimal setiap pemesanan, maka perlu perhitungan kuantitas pembelian yang

optimal dan ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Menghitung biaya pemesanan dan biaya penyimpanan a. Biaya pemesanan setiap kali pesan (OC) b. Biaya penyimpanan (CC) = Total Biaya Pesan Frekuensi Pemesanan = 10% harga per unit Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) 2. Menghitung EOQ EOQ = 2(D)(OC) CC Keterangan: EOQ = Economic Order Quantity D = permintaan tahunan (demand) OC = biaya pemesanan (ordering cost) CC = biaya penyimpanan (carrying cost) Sumber: Manajemen Produksi dan Operasi (2014) 3. Menghitung frekuensi pemesanan persediaan N = D Q Keterangan: N = frekuensi pemesanan D = permintaan persediaan Q* = jumlah unit yang dipesan (EOQ) Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011) 3.5.3 Analisis Safety Stock

Analisis ini untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety stock). Metode safety stock yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode service level tipe 1 (SL-1). Adapun rumus dari metode ini adalah sebagai berikut: ssssssssssss ssssssssss = ssssssssssss ffffffffffff xx ssssssssssssssss dddddddddddddddddd kebutuhan inventori Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015 Untuk menghitung standard deviation kebutuhan inventori, digunakan rumus sebagai berikut: (kebutuhan rata rata kebutuhan)2 ssssssssssssrrrr dddddddddddddddddd = jumlah periode 1 Sumber: Manajemen Logistik Terintegrasi 2015 3.5.4 Analisis Reorder Point Analisis ini untuk mengetahui kapan titik pemesanan kembali yang ideal untuk menghindari kekosongan persediaan. Reorder Point dapat diketahui dengan penetapan lead time dan jumlah safety stock yang tersedia. Rumus untuk mencari Reorder Point adalah: ROP = (d L) + bbbbbbbbbbbb ssssssssss D d = Jumlah hari kerja per tahun Keterangan: ROP d L D buffer stock = reorder point = permintaan persediaan per hari = lead time = total kebutuhan selama 1 periode = persediaan pengaman Sumber: Manajemen Operasional Strategi dan Analisa (2011)

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Usaha Toko Creative Interior adalah salah satu UMKM yang bergerak di bidang penjualan produk interior dan desain ruangan. Toko Creative Interior berlokasi pada jalan Pasar III Krakatau no. 77 Medan, Sumatera Utara. Pelanggan utama toko Creative Interior biasanya berasal dari sektor perhotelan, perumahan maupun kantor arsitektur di kota Medan. Toko Creative Interior berdiri pada tahun 2010 di lokasi yang sama. Toko ini didirikan oleh bapak Ronny Chandra bersama dengan kakaknya ibu Widiana Chandra. Inspirasi pendirian toko ini adalah karena pandangan bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra mengenai tren arsitektur yang baru serta desain interior minimalis yang semakin mulai diminati masyarakat kota Medan. Tidak hanya itu, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra juga melihat adanya peluang usaha yang besar yang dikarenakan masih minimnya persaingan usaha di bidang sejenis. Produk yang dijual Toko Creative Interior adalah wallpaper, furniture, parquet dll. Khusus untuk produk jenis parquet yang merupakan produk Toko Creative Interior yang paling populer adalah potongan-potongan kayu yang digunakan untuk melapisi lantai layaknya keramik namun lebih bermotif unik, minimalis, mudah dipasang, efisien dan ekonomis. Pelanggan Toko Creative Interior pada umumnya meminta pesanan untuk pemasangan parquet dalam

jumlah besar pada perumahan-perumahan, kantor-kantor dan perhotelan yang baru berdiri maupun renovasi ruangan. Pada awal usahanya, Toko Creative Interior hanya memiliki 4 karyawan yang terdiri dari 1 orang admin, 1 orang sales, 1 orang supir dan 1 orang kernet. Proses pemasangan parquet dan wallpaper pada awalnya menggunakan jasa tukang secara freelance. Seiring dengan perjalanan Toko Creative Interior, jumlah karyawan yang bekerja juga bertambah menjadi 13 orang dengan penambahan pada sales menjadi 2 orang, supir menjadi 2 orang, kernet menjadi 4 orang dan juga merekrut tukang pemasangan parquet dan wallpaper sebanyak 3 orang. Sedangkan jumlah admin tetap 2 orang. Strategi pemasaran yang digunakan pada awal usaha adalah dengan cara door to door, menawarkan pada pihak kontraktor perumahan dan perhotelan, kantor-kantor arsitektur dan juga mengandalkan relasi maupun kerabat bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra. Proses pengenalan usaha dan produk ini berlangsung selama beberapa tahun hingga pada akhirnya saat ini bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkan pelanggan tetap karena pelanggan sebelumnya merasa puas dengan kinerja dan produk yang dijual. Seiring dengan berjalannya usaha ini pada beberapa tahun, permintaan akan produk parquet pun semakin tinggi. Namun hal ini tidak membuat bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berpikir mengenai pengaturan manajemen persediaan yang lebih baik dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan dalam gudang mulai menipis atau habis. Selama ini bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra hanya berfokus pada pelayanan dan penjualan

untuk tetap mempertahankan nilai kepuasan pelanggan terhadap Toko Creative Interior. Melihat banyaknya pesanan dari pelanggan-pelanggan baru maupun pelanggan sebelumnya pada Toko Creative Interior baik produk populer seperti parquet, bapak Ronny Chandra dan ibu Widiana Chandra berencana untuk melakukan ekspansi usaha. Ekpansi usaha yang dimaksud adalah dengan membuka toko baru yang lebih besar dan berdesain layaknya kantor arsitektur khusus untuk produk parquet. Pembangunan toko baru tersebut sudah berada pada tahap penyelesaian dan akan beroperasi pada pertengahan tahun 2017. 4.1.2 Visi dan Misi Usaha Visi dan Misi yang dirumuskan, merupakan pedoman dalam mencapai tujuan organisasi. Visi dan misi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: a. Visi Menjadi toko yang mampu memperkenalkan kreativitas desain ruangan secara efisien, ekonomis dan tahan lama. b. Misi Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik, efisien, cepat dan ekonomis serta menjual produk yang memiliki kualitas terbaik, tahan lama dan memiliki garansi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para pelanggan baik terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan.

4.1.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Organisasi Toko Creative Interior Sumber: Toko Creative Interior (2016) 4.1.4 Deskripsi Tugas Berikut ini adalah deskripsi tugas masing-masing jabatan yang berada dalam struktur organisasi Toko Creative Interior, antara lain sebagai berikut: 1. Pemilik Usaha a. Memimpin di Toko Creative Interior b. Mengatur dan mengurus bagian keuangan toko c. Membayar tagihan-tagihan toko 2. Manajer a. Mengurus dan mengontrol proses operasional toko b. Mengurus pemesanan persediaan produk

c. Mengurus tagihan d. Mengatur dan mengoordinasi kerja sales e. Memantau dan Mengontrol pekerjaan para karyawan 3. Admin I a. Mengatur pengiriman barang melalui supir dan kernet b. Mengecek ketersediaan barang dalam gudang c. Merangkap menjadi pengawas gudang persediaan 4. Admin II a. Menginput dan membuka pemesanan barang dari sales b. Membuat tagihan pemesanan 5. Sales a. Mengunjungi toko-toko b. Mengunjungi dan memantau pekerjaan proyek pemasangan parquet atau wallpaper c. Membuka order pemesanan d. Memantau dan mengontrol pemasangan parquet atau wallpaper yang dilakukan oleh tukang 6. Tukang a. Melakukan pemasangan parquet atau wallpaper b. Melapor kepada sales atau manajer apabila proses pemasangan telah selesai 7. Supir a. Membantu muat barang di gudang b. Mengantar pesanan barang ke lokasi pemesanan atau pemasangan

8. Kernet a. Menemani supir mengantar barang b. Membantu muat barang dalam gudang c. Mengawasi barang selama proses pengiriman 4.1.5 Produk Produk-produk yang ditawarkan Toko Creative Interior pada umumnya adalah furniture, aksesoris ruangan, wallpaper dan parquet. Berikut adalah detail produk-produk yang dijual pada Toko Creative Interior: a. SYNCHROWOOD FLOORING AC 3 b. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4 c. SYNCHROWOOD FLOORING AC 4+ d. SYNCHROWOOD FLOORING AC 5 e. MDF SKIRTING (T:9CM) f. PVC SKIRTING (T:7,5CM) g. PVC REDUCER h. PVC END CAP i. PVC L CAP j. PVC T CAP k. PVC F CAP 4.1.6 Segmentasi Pasar Pasar sasaran atau segmentasi pasar dari Toko CreativeInterior adalah sebagai berikut: a. Kontraktor perumahan b. Kontraktor perhotelan

c. Kantor arsitektur dan desain ruangan d. Toko-toko furniture e. Pemilik rumah f. Relasi 4.2 Penyajian Data 4.2.1 Pembelian Persediaan Toko Creative Interior melakukan pembelian persediaan dari supplier produk synchrowood di Malaysia yang telah menjadi rekan bisnis Toko Creative Interior selama ini. Data yang diperoleh dari Toko Creative Interior tentang pembelian persediaan pada tahun 2016 dan telah diolah dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 4.1 Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 No Bulan Periode Jumlah (m2) 1 Januari 1 1811,25 2 Februari 2 1811,25 3 Maret 4 April 5 Mei 3 1441,64 6 Juni 7 Juli 4 2081,5 8 Agustus 9 September 10 Oktober 5 2341,1 11 November 12 Desember Jumlah 7675,49 Sumber: Data Diolah (2017)

Terlihat pada tabel 4.1 bahwa tidak terjadi peningkatan volume pemesanan bahan baku pada periode 1 dan 2 dikarenakan Toko Creative Interior masih memiliki stok persediaan dari tahun sebelumnya. Terjadi penurunan volume pemesanan bahan baku pada periode 3 karena masih adanya stok persediaan dalam jumlah yang besar. Permintaan akan produk synchrowood biasanya meningkat pada awal tahun sampai pertengahan tahun. Karena lamanya lead time produk sampai ke toko, maka Toko Creative Interior selalu melakukan pemesanan dan penumpukan persediaan pada akhir tahun untuk mengantisipasi waktu lead time dan kekurangan stok persediaan apabila dibutuhkan. Gambar 4.1 Grafik Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 2500 Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 (m2) 2000 1500 1000 500 Pembelian Produk Synchrowood Pada Tahun 2016 (m2) 0 Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Sumber: Data Diolah (2017) 4.2.2 Biaya Pemesanan Biaya pemesanan yang ditampilkan pada tabel di bawah merupakan total dari seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan selama melakukan proses pemesanan persediaan.

Tabel 4.2 Rincian Biaya Pemesanan Toko Creative Interior No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya Ekspedisi 50.000.000 2 Biaya Bongkar Muat 1.000.000 3 Biaya Telepon 500.000 Sumber: Data Diolah (2017) 4.2.3 Biaya Penyimpanan Jumlah 51.500.000 Biaya pemesanan merupakan total biaya-biaya yang dikeluarkan selama pengoperasian toko dalam sebulan. Tabel 4.3 Rincian Biaya Penyimpanan Toko Creative Interior No Jenis Biaya Jumlah (Rp) 1 Biaya Listrik 1.500.000 2 Gaji Karyawan 36.000.000 3 Biaya Asuransi Persediaan 8.000.000 Jumlah 45.500.000 Sumber: Data Diolah (2017) 4.2.4 Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan 1. Biaya Pemesanan setiap kali pesan (OC) Rp 257.500.000 = 5 = Rp 51.500.000 2. Biaya Penyimpanan Persediaan dalam satuan m2 (CC) = 10% Rp 320.000

= Rp 32.000, 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC) 4.3.1.1 Kebijakan Perusahaan Toko Creative Interior melakukan pemesanan produk synchrowood sebanyak 5 kali pada tahun 2016. Pemesanan produk synchrowood ini dilakukan tidak secara terjadwal. Toko Creative Interior hanya akan melakukan pemesanan produk apabila sisa persediaan digudang telah menipis atau habis. Khusus untuk awal tahun yang dimana permintaan akan produk synchrowood lebih tinggi dibanding waktu lainnya, maka Toko Creative Interior membuat kebijakan khusus untuk mengantisipasi kekurangan persediaan dengan melakukan pemesanan produk synchrowood dalam jumlah besar. Berikut adalah perhitungan total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior: 1. Pembelian Persediaan (Q) dapat dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan yang melakukan pemesanan sebanyak 5 kali pada periode 2016. Perhitungan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: Total Kebutuhan Bahan Baku Q = Frekuensi Pemesanan 7675,49 m2 = 5 = 1535,098 m2 Jadi, besarnya jumlah pemesanan persediaan Toko Creative Interior dalam sekali pemesanan adalah 1535,098 m2.

2. Total Biaya Persediaan (TIC) Agar dapat melakukan perhitungan total biaya persediaan (TIC) yang diperlukan Toko Creative Interior, maka diketahui: - Total kebutuhan persediaan (D) = 7675,49 m2 - Pembelian rata-rata persediaan (Q) = 1535,098 m2 - Biaya pemesanan per order (S) = Rp 51.500.000 - Biaya simpan per m2 (H) = Rp 32.000 Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut: TIC = D Q S + Q 2 H 7675,49,098 = Rp 51.500.000 + 1535 Rp 32.000 1535,098 2 = Rp 257.500.000 + Rp 24.561.568 = Rp 282.061.568 Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut kebijakan Toko Creative Interior adalah Rp 282.061.568. 4.3.1.2 Metode EOQ (Economic Order Quantity) Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah sebagai berikut: 1. Pembelian Persediaan Optimal (Q*) Pembelian persediaan yang ekonomis ini didasarkan pada: - Permintaan Tahunan (D) = 7675,49 m2 - Biaya Pemesanan (OC) = Rp 51.500.000 - Biaya Penyimpanan (CC) = Rp 32.000 Maka setelah diketahui hal-hal diatas, besarnya pembelian persediaan ekonomis menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut: Q* = 2(D)(OC ) (CC)

2 7675,49 Rp 51.500.000 = Rp 32.000 = 24705483,4375 = 4970,46 m2 Jadi, jumlah pembelian persediaan yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 4970,46 m2. 2. Frekuensi Pemesanan Persediaan Dengan menggunakan metode EOQ, dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian dapat dihitung sebagai berikut: F = D Q 7675,49 m2 = 4970,46 m2 = 1,54 = 2 kali Jadi, frekuensi pemesanan persediaan menurut metode EOQ adalah 2 kali dalam setahun. 3. Total Biaya Persediaan (TIC) Agar dapat menghitung total biaya persediaan (TIC), maka ada beberapa hal yang perlu diketahui sebagai berikut: - Total kebutuhan persediaan (D) = 7675,49 m2 - Pembelian rata-rata persediaan (Q) = 1535,098 m2 - Biaya pemesanan per order (S) = Rp 51.500.000 - Biaya simpan per m2 (H) = Rp 32.000 Total biaya persediaan (TIC) adalah sebagai berikut:

TIC = D Q S + Q 2 H = 7675,49 4970,46 Rp 51.500.000 + 4970,46 Rp 32.000 2 = Rp 79.527.394,84 + Rp 79.527.360 = Rp 159.054.754,84 Jadi, total biaya persediaan (TIC) menurut metode EOQ (Economic Order Quantity) adalah Rp 159.054.754,84. 4.3.2 Perhitungan safety stock dan reorder point 4.3.2.1 Safety Stock Safety stock juga sering disebut sebagai persediaan pengaman. Di dalam suatu perusahaan produksi atau distribusi, persediaan pengaman ini sangat diperlukan untung mengantisipasi kekurangan persediaan saat proses produksi atau distribusi. Antisipasi dengan persediaan pengaman ini bertujuan untuk mempelancar proses operasional suatu perusahaan sehingga dapat mencegah terjadinya beberapa kendala dalam produksi seperti kekurangan bahan baku atau persediaan yang dibutuhkan selama proses produksi atau operasional suatu perusahaan. Jika hal tersebut terjadi, tentu saja proses produksi akan terhenti sementara dan para karyawan tidak dapat melanjutkan aktivitas operasional perusahaan. Hal ini sangat merugikan perusahaan terutama dalam biaya dan waktu operasional perusahaan. Dalam melakukan perhitungan akan persediaan pengaman atau safety stock dapat menggunakan metode statistik dengan membandingkan rata-rata pemakaian bahan baku atau persediaan dengan pemakaian sebenarnya dan kemudian dicari simpangannya. Perhitungan standar deviasi pemakaian bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.4 Standar Deviasi Pemakaian Persediaan Pada Tahun 2016 No Bulan Kebutuhan Bahan Baku (m2) (X) Pemakaian Rata-rata (X ) XX XX (XX XX ) 22 1 Januari 535,23 571,01 35,78 1280,20 2 Februari 413,01 571,01 158 24964 3 Maret 580,98 571,01 9,97 99,40 4 April 640,3 571,01 69,29 4801,10 5 Mei 1149 571,01 577,99 334072,44 6 Juni 441,1 571,01 129,91 16876,60 7 Juli 55,84 571,01 515,17 265400,12 8 Agustus 423,62 571,01 147,39 21723,81 9 September 755,81 571,01 184,8 34151,04 10 Oktober 606,07 571,01 35,06 1229,20 11 November 278,22 571,01 292,79 85725,98 12 Desember 972,98 571,01 401,97 161579,88 Jumlah 951903,77 Sumber: Data Diolah (2017) (kebutuhan rata rata kebutuhan )2 Standar Deviasi = jumlah periode 1 = 951903,77 12 1 = 951903,77 11 = 86536,70 = 294,17 Dengan menggunakan asumsi atau perkiraan bahwa Toko Creative Interior memenuhi permintaan sebanyak 95% dan persediaan pengaman sebesar

5%, maka safety factor berdasarkan tabel safety level dan safety factor adalah sebesar 1,65. Maka perhitungan safety stock adalah sebagai berikut: Safety stock = ssssssssssss ffffffffffff ssssssssssssssss dddddddddddddddddd kebutuhan inventori = 1,65 294,17 = 485,38 m2 Jadi, persediaan pengaman atau safety stock yang perlu diantisipasi oleh Toko Creative Interior adalah sebesar 482,38 m2. 4.3.2.2 Reorder Point Toko Creative Interior memiliki waktu tunggu pemesanan sampai barang tiba ke lokasi selama 3 minggu atau 21 hari. Dengan demikian lead time yang dibutuhkan oleh Toko Creative Interior adalah selama 21 hari. Rata-rata jumlah hari kerja karyawan di Toko Creative Interior adalah 300 hari dalam setahun. Sebelum melakukan perhitungan untuk mencari reorder point, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan permintaan persediaan per hari dengan cara sebagai berikut: D d = Jumlah hari kerja per tahun 7675,49 m2 = 300 = 25,58 m2 Dapat diketahui bahwa jumlah permintaan persediaan per hari adalah 25,58 m2. Setelah itu maka perhitungan reorder point adalah sebagai berikut: ROP = (d L) + bbbbbbbbbbbb ssssssssss = (25,58 m2 21) + 485,38 m2 = 1022,56 m2

Dengan demikian, Toko Creative Interior harus melakukan pemesanan kembali pada tingkat jumlah persediaan sebesar 8159,38 m2. 4.3.3 Perbandingan TIC antara Kebijakan Perusahaan dan Metode EOQ Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka telah diketahui perbandingan total biaya persediaan (TIC) antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Rincian perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 4.5 Perbandingan Kebijakan Toko Creative Interior Dengan Metode EOQ No Keterangan Kebijakan Toko Creative Interior Metode EOQ 1 2 Pembelian rata-rata persediaan Total biaya persediaan (TIC) 1535,098 m2 4970,46 m2 Rp 282.061.568 Rp 159.054.754,84 3 Frekuensi pemesanan 5 2 4 Persediaan pengaman (safety stock) - 482,38 m2 5 Pemesanan kembali (reorder point) Sumber: Data Diolah (2016) - 1022,56 m2 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya persediaan (TIC) yang dikeluarkan oleh Toko Creative Interior adalah sebesar Rp 282.061.568, sedangkan menggunakan metode EOQ adalah Rp 159.054.754,84. Penghematan biaya persediaan yang dapat dilakukan adalah sebesar Rp 123.006.813,16. Kendala yang dialami oleh Toko Creative Interior sehingga tidak dapat mengaplikasikan metode EOQ adalah terbatasnya luas gudang yang dimiliki.

Selama ini Toko Creative Interior tidak memiliki waktu pemesanan persediaan yang terjadwal dan hanya melakukan pemesanan apabila stok persediaan di gudang telah menipis atau habis.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan total biaya persediaan antara kebijakan Toko Creative Interior dengan metode EOQ, dapat disimpulkan bahwa: 1. Jumlah pembelian persediaan rata-rata apabila Toko Creative Interior menggunakan metode EOQ adalah 4970,46 m2. 2. Jumlah frekuensi pembelian persediaan Toko Creative Interior dalam 1 periode apabila menggunakan metode EOQ adalah 2 kali. 3. Total biaya persediaan apabila Toko Creative Interior menggunakan metode EOQ adalah Rp 159.054.754,84. 4. Jumlah safety stock yang harus diantisipasi Toko Creative Interior apabila menggunakan metode EOQ adalah 482,38 m2. 5. Jumlah reorder point yang harus diperhatikan oleh Toko Creative Interior apabila menggunakan metode EOQ adalah 1022,56 m2. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pihak Toko Creative Interior adalah sebagai berikut: 1. Toko Creative Interior sebaiknya menerapkan metode EOQ karena berdasarkan perhitungan total biaya persediaan yang telah dilakukan, maka penghematan yang dapat dilakukan Toko Creative Interior apabila meneraptkan metode EOQ adalah sebesar Rp 123.006.813,16.

2. Apabila Toko Creative Interior menerapkan metode EOQ, maka Toko Creative Interior juga dapat mengatahui jumlah persediaan pengaman atau safety stock dan juga titik pemesanan kembali (reorder point) yang dimana sebelumnya tidak mendapat perhatian khusus. 3. Toko Creative Interior sebaiknya memperluas luas gudang yang dimiliki sebagaimana kendala yang dimiliki Toko Creative Interior dalam menerapkan metode EOQ karena luas gudang.