KIMIA FISIKA (Kode : F-06)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

PENGARUH TEMPERATUR PERLAKUAN PANAS HASIL PELAPISAN Cu-Ni PADA BAJA KARBON ST-37 TERHADAP SIFAT MEKANIK

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena logam mempunyai kelebihan dari usur-unsur yang. mempunyai sifat-sifat khusus seprti ulet, dapat menghantarkan panas

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ZINC DAN KETAHANAN KOROSI PADA PERMUKAAN LINK ENGINE HANGER SEBELUM PROSES PELAPISANNYA

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

ANALISA PERBANDINGAN PELAPISAN GALVANIS ELEKTROPLATING DENGAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETAHANAN KOROSI DAN KEKERASAN PADA BAJA

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Durasi Pelapisan Terhadap Laju Korosi pada Hasil Electroplating Hard Chrome

TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN DAN LAJU KOROSI PADA BAHAN KUNINGAN COR YANG DI ANODIZING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN PENCELUPAN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN DAN LAJU KOROSI PADA KUNINGAN COR YANG DI ANODIZING

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

W, 2016 PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA KULIAH KOROSI DAN PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

Pengaruh Kuat Arus Terhadap Ketebalan Lapisan Dan Laju Korosi (Mpy) Hasil Elektroplating Baja Karbon Rendah Dengan Pelapis Nikel

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

INFO-TEKNIK Volume 8 No.1 JULI 2007(19-28) UJI KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN CHROM KERAS PLAT BAJA ST 37

KAJIAN TINNING (Sn PLATING) DALAM DUNIA INDUSTRI Sutrisno Program Studi Teknik Mesin Politeknik Surakarta

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PROSENTASE KARBON PADA BAJA KARBON PROSES ELECTROPLATING TEMBAGA

Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel pada Tembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH VOLTASE TERHADAP KETEBALAN DAN KILAP PADA PROSES PELAPISAN TEMBAGA PADA MATERIAL BAJA KARBON SEDANG

Analisa Perbandingan Pelapisan Galvanis Elektroplating Dengan Hot Dip Galvanizing Terhadap Ketahanan Korosi Dan Kekerasan.

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHAN CELUP TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

Pengaruh Parameter Proses Pelapisan Nikel Terhadap Ketebalan Lapisan

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

PENELITIAN. Penerapan Metode Elektroplating Pada Proses Pelapisan Besi Dengan Nikel. Disusun Oleh : ELIZABETH DIANITA IRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PELAPISAN KROM PADA BAJA KARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENCELUPAN 10, 20, 30, 40, 50 MENIT DAN TEGANGAN 9 VOLT DENGAN ARUS 5 AMPERE

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II MODUL PM2-05 PROSES PELAPISAN PERMUKAAN (PENGECATAN DAN ELEKTROPLATING)

ANALISIS VARIASI WAKTU PROSES HARD CHROME TERHADAP KEKERASAN DAN KETEBALAN LAPISAN PADA BESI COR KELABU. Yusep Sukrawan 1 ABSTRAK

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

PENGARUH KONSENTRASI CuCN DAN GELATIN DALAM ELEKTROLIT GEL CuCN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA ELEKTROPLATING BAJA JIS G 3141

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

PENGARUH KUAT ARUS PROSES PELAPISAN NIKEL TERHADAP LAJU MASA

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

PENGARUH WAKTU DAN LUAS PERMUKAAN TERHADAP KETEBALAN PRODUK PADA ELEKTROPLATING ACID ZINC

STUDI KARAKTERISTIK ELEKTROPLATING KUNINGAN (Cu-Zn) PADA BAJA CARBON RENDAH (FeC) SA 516 DENGAN VARIABEL WAKTU

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PELAPISAN STAINLESS STEEL AISI 304 MENGGUNAKAN NIKEL (Ni) MELALUI PROSES ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh konsentrasi larutan dan kuat arus terhadap ketebalan pada proses pelapisan nikel untuk baja karbon rendah

PROSES MANGANESE PHOSPATING SEBAGAI PERSIAPAN PERMUKAAN PADA APLIKASI COATING DI PELAT BAJA

PENGARUH ph LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TEBAL LAPISAN ELEKTROPLATING NIKEL PADA BAJA ST 37. Abstrak

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PELAPISAN PADA PROSES ELECTROPLATING TERHADAP KETEBALAN LAPISAN KROM

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH WAKTU PADA ELEKTROPLATING KROM DEKORATIF DENGAN LOGAM BASIS TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN, NILAI KEKERASAN, DAN LAJU KOROSI PADA PROSES ANODIZING

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

Hasil Penelitian dan Pembahasan

ANALISA LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH YANG DILAPISI SENG DENGAN METODE HOT DIP GALVANIZING

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES HOT DIPPING BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KETEBALAN PERMUKAAN DENGAN BAHAN PELAPIS TIMAH

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ANALISA PENGARUH KROM BAJA ASSAB DF 3 TERHADAP BENTUK KOROSI PADA TEGANGAN LISTRIK DAN WAKTU ELEKTROLAPTING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimental nyata (true experimental research). Dalam hal ini

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

BAB II STUDI LITERATUR

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

PENGARUH KUAT DAN DISTRIBUSI ARUS TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM PADA STONEWARE DAN EARTHENWARE

Makalah seminar PENGARUH TEMPERATUR DYEING PADA PROSES ANODIZING TERHADAP KETEBALAN DAN LAJU KOROSI UNTUK BAHAN COR KUNINGAN

I. COATING DAN PROSES PELAPISAN. Gambar.1.1. Skema Elektroplating

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING KIMIA FISIKA (Kode : F-06) ISBN : 979363167-8 PENGARUH KUAT ARUS DAN TEMPERATUR QUENCHING TERHADAP HASIL PELAPISAN, SIFAT KEKERASAN DAN BERAT PELAPISAN TIMAH SECARA ELEKTROPLATING PADA BAJA TIN MILL BLACK PLATE Yanyan Dwiyanti 1,*, M. Fitrullah 2, Harinto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Metalurgi, FT-Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon-Banten Jl. Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon, Banten 42435, Indonesia Telp: 0254-395502; 376712 ext. 17, Fax: 0254-395440, * Keperluan Korespondensi: HP: 08211755489 ABSTRAK Timah dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan untuk pelapisan logam tertentu karena mempunyai sifat tahan korosi, tidak beracun, dan temperatur operasi yang rendah. Permasalahan yang sering terjadi pada industri pelapisan timah adalah produk cacat yang terjadi selama proses quenching. Jenis cacat yang terjadi adalah bercak noda yang secara visual terlihat dan mengurangi aspek estetis dari permukaan lapisan. Hal ini terjadi karena kuat arus elektroplating dan temperatur proses quenching yang kurang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi cacat yang terjadi selama proses elektroplating timah dengan memvariasi kuat arus elektroplating dan temperatur quenching. Untuk mencapai tujuan tersebut, tahap awal dilakukan proses pre-treatment pada baja Tin Mill Black Plate yaitu cleaning, pickling, rinsing dan drying. Kemudian dilakukan proses plating selama 5 menit dalam larutan elektrolit SnSO 4 dengan variasi arus 4,3 A; 8,6 A; dan 17,2 A (disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di Industri). Temperatur melting dikonstankan di angka 323 0 C, untuk kemudian di-quench dengan variasi temperatur 50, 60 dan 80 0 C. Hasil elektroplating diamati secara visual, kemudian diuji kekerasan dengan mesin rockwell, dan uji berat lapisan dengan alat stannomatic analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur quenching yang optimum yaitu 60 0 C, dimana hasil lapisan terlihat mengkilap dan lapisan rata, pada permukaan tidak ditemukan bercak-bercak putih. Sementara itu, kuat arus listrik yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil berat pelapisan, semakin tinggi kuat arus yang digunakan berat pelapisan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kuat arus listrik yang mengalir maka jumlah ion-ion akan semakin banyak, sehingga ion-ion Sn 2+ akan semakin banyak mengendap pada katoda. Dalam penelitian ini berat endapan yang melapisi baja tin mill black plate optimum di kuat arus 17,2 A, dengan berat endapan sebesar 11,2 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,96 lb/bb (10,82 g/m 2 ) dengan nilai efisiensinya sebesar 96,61%. Adapun kekerasan lapisan, optimal di nilai 70,5 HR30T pada kuat arus 17,2 A. Kata kunci: elektroplating, timah, quenching, baja Tin Mill Black Plate Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 491

PENDAHULUAN Logam Timah (Sn) banyak digunakan untuk pelapisan logam tertentu karena mempunyai sifat tahan korosi, tidak beracun, dan temperatur operasi yang rendah. Banyak masalah yang terjadi pada industri pelapisan timah, terutama pada kualitas produk akhir dari elektroplating timah. Salah satu cacat pada produk yang sering terjadi adalah cacat yang terjadi karena proses quenching. Jenis cacat yang terjadi adalah bercak noda yang secara visual terlihat dan mengurangi aspek estetis dari permukaan lapisan. Hal ini terjadi karena kuat arus elektroplating dan temperatur proses quenching yang kurang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi cacat yang terjadi selama proses elektroplating timah dengan memvariasi kuat arus elektroplating dan temperatur quenching. METODE PENELITIAN Metode penelitian ditempuh dalam beberapa tahap, yaitu: tahap pertama dilakukan proses pre-treatment pada baja Tin Mill Black Plate yaitu cleaning, pickling, rinsing dan drying. Kemudian dilakukan proses plating selama 5 menit dalam larutan elektrolit SnSO 4 dengan variasi arus 4,3 A; 8,6 A; dan 17,2 A (disesuaikan dengan kondisi sebenarnya di Industri). Temperatur melting dikonstankan di angka 323 0 C, untuk kemudian di-quenching dengan variasi temperatur 50, 60 dan 80 0 C. Hasil elektroplating diamati secara visual, kemudian diuji kekerasan dengan mesin rockwell, dan uji berat lapisan dengan alat stannomatic analyzer. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Visual Baja Hasil Elektroplating Baja TMBP dilakukan elektroplating dengan variasi kuat arus 4,3 A; 8,6 A; dan 17,2 A. Kemudian TMBP dilakukan melting pada temperatur 232 0 C (titik leleh timah) dan setelah itu dilakukan quenching menggunakan aquades dengan variasi temperatur 50 0 C; 60 0 C dan 80 0 C. Dimana fungsi dari quenching ini yaitu mengkilapkan lapisan permukaan dan agar hasil lapisan cepat mengeras. Hasil pelapisan yang didapatkan tampak seperti pada Gambar 1, 2, dan 3. A 1 A 2 A 3 Gambar 1. Baja hasil elektroplating dengan dan 80 0 C serta kuat arus 4,3A Gambar 1 di atas, spesimen kode A setelah dilakukan elektroplating menggunakan kuat arus 4,3A dan melting pada temperatur 232 0 C baja kemudian dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C; 60 0 C; dan 80 0 C. Pada spesimen A1, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C, hasil lapisan terlihat mengkilap dan lapisan rata. Akan tetapi timbul cacat yaitu quench stain berupa bercak putih yang sedikit pada sisi bagian kanan terlihat pada bagian yang dilingkari, cacat ini terjadi akibat pendinginan yang Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 492

tidak sesuai mengakibatkan timbulnya bercak-bercak putih atau noda putih. B 1 B 2 B 3 Gambar 2.Baja hasil elektroplating dengan dan 80 0 C kuat arus 8,6A Spesimen A2, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 60 0 C, hasil lapisan terlihat lebih mengkilap dan lapisan rata, dan tidak ditemukan bercak putih pada hasil lapisan tersebut. Sedangkan spesimen A3, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 80 0 C, hasil lapisan mengkilap dan lapisan rata, terlihat bercak putih yang lebih banyak jika dibanddingkan dengan spesimen A1 terlihat pada bagian yang dilingkari. Ketiga spesimen A tersebut didapat hasil pelapisan yang paling mengkilap dan tidak terjadi cacat yaitu pada spesimen A2 pada baja yang dilakukan quenching menggunakan temperatur quenching 60 0 C. Pada spesimen A1 dengan menggunakan temperatur quenching 50 0 C, bercak putih yang terjadi lebih sedikit dibandingkan dengan spesimen A3 yang menggunaka temperatur quenching 80 0 C. Gambar 2 spesimen kode B setelah dilakukan elektroplating menggunakan kuat arus 8,6A dan melting pada temperatur 232 0 C, kemudian baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C; 60 0 C; dan 80 0 C. Pada spesimen B1, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C, hasil lapisan terlihat kurang mengkilap dan dibeberapa bagian atas terlihat lebih tebal hasil lapisannya. Pada hasil lapisan ini timbul bercak hitam dan bercak putih di bagian yang dilingkari, bagian putih tersebut dikarenakan temperatur quenching yang tidak optimal, sedangkan bercak hitam berdasarkan catatan milik perusahan latinusa mengenai cacat-cacat yang terjadi pada permukaan diakibatkan masih adanya minyak ataupun karat yang terjadi sebelum spesimen dilakukan elektroplating. Spesimen B2, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 60 0 C, hasil lapisan lebih mengkilap dan rata, pada spesimen ini tidak terbentuk bercak putih. Pada spesimen B3, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 80 0 C hasil lapisan terlihat mengkilap dan lapisan rata, tetapi timbul bercak putih yang memanjang terlihat di bagian yang dilingkari. Dari ketiga spesimen tersebut didapat hasil lapisan yang paling mengkilap dan yang tidak terjadi cacat yaitu pada spesimen B2 pada baja yang dilakukan quenching menggunakan temperatur quenching 60 0 C. Pada spesimen B1 yang menggunakan temperatur quenching 50 0 C dan B3 menggunakan temperatur quenching 80 0 C terjadi bercak-bercak putih Pada permukaan lapisan. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 493

C 1 C 2 C 3 Gambar 3.Baja hasil elektroplating dengan dan 80 0 C serta kuat arus 17,2A Gambar 3 spesimen kode C dilakukan elektroplating menggunakan kuat arus 8,6A dan melting pada temperatur 232 0 C, kemudian baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C; 60 0 C; dan 80 0 C. Pada spesimen C1, baja dilakukan quenching pada temperatur 50 0 C dimana hasil lapisan kurang mengkilap dan lapisan kurang rata karena pada beberapa bagian diatas terlihat lapisan yg lebih tebal dibanding dengan bagian lainnya. Pada lapisan ini terjadi bercak putih yang cukup banyak, terjadi juga bagian yang lapisannya rontok hal ini diakibatkan karena timah berlebih dan iktan antar timah dengan baja tidak kuat titunjukkan pada bagian yang dilingkari bagian atas. Spesimen C2 baja dilakukan quenching pada temperatur 60 0 C dimana hasil lapisan terlihat mengkilap dan lapisan rata, pada permukaan tidak ditemukan bercak-bercak putih. Sementara itu, Spesimen C3, baja dilakukan quenching pada temperatur quenching 80 0 C dimana lapisan terlihat mengkilap dan hasil lapisan rata, tetapi terjadi bercak-bercak kecil dipermukaan yang terlihat pada bagian yang diberi arah panah. Dari ketiga spesimen tersebut didapat hasil lapisan yang paling mengkilap dan tidak terjadi cacat pada permukaan yaitu pada spesimen C2 pada baja yang dilakukan quenching menggunakan temperatur quenching 60 0 C. Pada spesimen C1 yang menggunakan temperatur quenching 50 0 C dan C3 menggunakan temperatur quenching 80 0 C terjadi bercak-bercak putih Pada permukaan lapisan. Berdasarkan ketiga gambar di atas, variasi kuat arus dan temperatur quenching dapat berpengaruh terhadap dampak visual lapisan timah pada permukaan baja. Dari ketiga gambar diatas dilakukan quenching pada temperatur quenching 50 0 C; 60 0 C; dan 80 0 C dan kuat Arus 4,3A; 8,6A; dan 17,2A terlihat bahwa temperatur yang optimum untuk quenching yaitu pada temperatur 60 0 C. Temperatur quenching 60 0 C pada arus 4,3A; 8,6A; dan 17,2A hasil lapisan terlihat lebih mengkilap, sedangkan pada temperatur 50 0 C dan 80 0 C hasil lapisan timbul bercak-bercak putih yang disebut quench stain. Terlihat juga pada temperatur yang tetap dan kuat arus yang meningkat hasil lapisan tampak semakin kurang mengkilap dan terjadi bercak-bercak putih lebih banyak, jadi semakin besar berat lapisan yang ingin dicapai maka resiko timbulnya bercak putih juga semakin meningkat. Berdasarkan teori quench stain terjadi pada berat pelapisan 0,23 lb/bb (2,52-2,63 g/m 2 ) keatas.[gkm, 1992] 2. Pengujian Kekerasan Baja Hasil Elektroplating Baja TMBP hasil elektroplating kemudian dilakukan uji kekerasan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 494

menggunakan mesin rockwell skala HR30T. Metoda pengujian rockwell yaitu mengindentasi material dengan indentor kerucut intan atau bola baja sesuai dengan material yang akan di uji. Kemudahan menggunakan alat rockwell karena cepat, bebas dari kesalahan manusia, dan ukuran lekukannya kecil. Data-data hasil pengujian kekerasan rockwell dapat dibuat grafik hubungan antara kuat arus dan kekerasan logam pada Gambar 4 di bawah ini. Gambar 4.Baja hasil elektroplating dengan dan 80 0 C serta kuat arus 17,2A Gambar 4 di atas, bahwa elektroplating dengan variasi kuat arus dapat mempengaruhi nilai kekerasannya. Baja TMBP ini diaplikasikan untuk pembuatan kaleng. Nilai kekerasan baja ini sebelum dilakukan elektroplating memiliki nilai kekerasan sebesar 71,16 HR30T. Setelah dilakukan elektroplating timah nilai kekerasan akan mengalami penurunan hingga 70,88 HR30T, menunjukkan bahwa nilai kekerasan baja lebih keras dibanding dengan timah. Akan tetapi setelah dilakukan elektroplating nilai kekerasan logam meningkat dengan meningkatnya kuat Arus yang digunakan. quenching pada temperatur 50 0 C dengan kode A1 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 4,3A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,887 HR30T, kode B1 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 8,6 diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,907 HR30T, kode C1 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 17,2A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,937 HR30T. Dari hasil pengujian kekerasan tersebut diketahui bahwa nilai kekerasan baja hasil elektroplating timah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kuat arus yang digunakan. quenching pada temperatur 60 0 C dengan Kode A2 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 4,3A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,887 HR30T, kode B2 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 8,6 diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,903 HR30T, kode C2 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 17,2A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,947 HR30T. Hasil pengujian kekerasan tersebut diketahui bahwa nilai kekerasan baja hasil elektroplating timah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kuat arus yang digunakan. quenching pada temperatur 80 0 C dengan Kode A3 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 4,3A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,89 HR30T, kode B3 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 8,6 diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,907 Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 495

HR30T, kode C3 dimana kuat arus yang digunakan sebesar 17,2A diperoleh nilai kekerasan sebesar 70,947 HR30T. Dari hasil pengujian kekerasan tersebut diketahui bahwa nilai kekerasan baja hasil elektroplating timah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kuat arus yang digunakan. Dari hasil pengujian kekerasan ini diketahui bahwa nilai kekerasan pada baja hasil elektroplating timah akan semakin meningkat seiring meningkatnya kuat arus yang digunakan hal ini disebabkan karena lapisan yang terbentuk semakin tebal. Akan tetapi, selisih nilai kekerasan pada semua spesimen sangat rendah. Quenching pada baja tidak mempengaruhi nilai kekerasan pada pelapisan logam, karena tujuan quenching untuk mengkilapkan penampakan visual. 3. Pengujian Berat Pelapisan Baja Hasil Elektroplating Spesimen baja yang telah dilakukan elektroplating. Setelah dilakukan pengamatan visual dan uji kekerasan, maka dilakukan uji berat pelapisan. Hasil berat pelapisan timah ini diukur menggunakan alat Stannomatic analyzer. Berdasarkan data-data hasil pengukuran berat pelapisan pada tabel A.2 yang terdapat di lampiran A, maka berat pelapisan pada berbagai kuat arus dapat dibuat grafik berikut. Gambar 5 memperlihatkan perbedaan berat pelapisan yang terjadi akibat adanya perbedaan kuat arus yang digunakan, hal ini menunjukkan bahwa kuat arus dapat mempengaruhi tingkat berat lapisan. Gambar 5.Berat hasil elektroplating dengan dan 80 0 C serta kuat arus 17,2A quenching 50 0 C, dimana spesimen dilakukan proses pelapisan dengan kuat arus 4,3 A; 8,6 A dan 17,2 A. Pada spesimen kode A1 kuat arus yang diberi sebesar 4,3 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 2,8 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0.23 lb/bb (2,67 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 95,36%. Pada spesimen kode B1 kuat arus yang diberi sebesar 8,6 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 5,6 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,48 lb/bb (5,37 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 95,89%. Pada spesimen kode C1 kuat arus yang diberi sebesar 17,2 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 11,2 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,97 Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 496

lb/bb (10,95 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 97,77%. quenching 60 0 C, dimana spesimen dilakukan proses pelapisan dengan kuat arus 4,3 A; 8,6 A dan 17,2 A. Pada spesimen kode A2 kuat arus yang diberi sebesar 4,3 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 2,8 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan 0.23 lb/bb (2,65 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 94,64%. Pada spesimen kode B2 kuat arus yang diberi sebesar 8,6 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 5,6 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,49 lb/bb (5,44 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 96,43%. Pada spesimen kode C2 kuat arus yang diberi sebesar 17,2 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 11,2 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,96 lb/bb (10,82 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 96,61%. quenching 80 0 C, dimana spesimen dilakukan proses pelapisan dengan kuat arus 4,3 A; 8,6 A dan 17,2 A. Pada spesimen kode A3 kuat arus yang diberi sebesar 4,3 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 2,8 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan 0.24 lb/bb (2,73 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 97,51%. Pada spesimen kode B3 kuat arus yang diberi sebesar 8,6 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 5,6 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,48 lb/bb (5,56 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 99,29%. Pada spesimen kode C3 kuat arus yang diberi sebesar 17,2 A, berdasarkan perhitungan adalah sebesar 11,2 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,95 lb/bb (10,63 g/m 2 ). Dari data tersebut didapat nilai efisiensinya sebesar 92,5%. Dari hasil diatas dapat dinyatakan bahwa kuat arus yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil berat pelapisan, semakin tinggi kuat arus yang digunakan berat pelapisan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kuat arus listrik yang mengalir maka jumlah ion-ion akan semakin banyak, sehingga ion-ion Sn 2+ akan semakin banyak mengendap pada katoda. Jumlah zat yang dihasilkan pada kuat arus tertentu yang digunakan pada elektroplating dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Faraday yang menyatakan bahwa jumlah zat yang terdeposisi pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah arus listrik yang mengalir melalui sel elektrolisis. KESIMPULAN Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Temperatur quenching yang optimum adalah 60 0 C, dimana hasil lapisan terlihat mengkilap dan lapisan rata, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 497

pada permukaan tidak ditemukan bercak-bercak putih. 2. Berat endapan optimal yang melapisi baja mill black plate optimum adalah pada kuat arus 17,2 A, dengan berat endapan sebesar 11,2 g/m 2, secara aktual diperoleh berat pelapisan sebesar 0,96 lb/bb (10,82 g/m 2 ) dengan nilai efisiensinya sebesar 96,61%. 3. Kekerasan lapisan permukaan timah, optimal di nilai 70,5 HR30T pada kuat arus 17,2 A. pittsburgh pennsylvania, USA [8]. Schlesinger, M, 2002. Electroplating. University Of Windsor [9]. SNI 07-0602-2006. Berat Lapisan Timah pada Kaleng Makanan dan Minuman [10]. Kenneth R. T, 1988, Corrosion for students of science and Engineering, Longman Group, UK DAFTAR RUJUKAN [1]. ASM Handbook Volume 05, 1996 - Surface Engineering. USA : ASM International [2]. ASM Handbook Volume 08, 1996 - Mechanical Testing And Evaluation. USA: ASM International [3]. Deny A. Jones, 1992, Principles and prevention of Corrosion, Maxwel Macmillan International Publishing Group, New York [4]. Konvensi Gugus Kendali Mutu V PT Pelat Timah Nusantara, 1992, Cilegon Banten [5]. Mars G. Fontana, 1986, Corrosion Engineering, International student Edition, New York [6]. Masharto, S. 1997. Teknik Pengoperasian electrolytic Tinning line and shearing line. Divisi Produksi PT Latinusa [7]. Sawarjiman, 2000, Panduan Proses Pelapisan Pelat Timah. Usx Engineers and Consultants, inc Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 498