BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3.a TAHUN 2011

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

PELAKSANAAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 69 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG POKOK - POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DERAH KOTA JAMBI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar isi lampiran... vii Daftar format... viii Sistematika... x BAB I KETENTUAN UMUM... 1 BAB II RUANG LINGKUP...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun Nomor 8

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI DAIRI,

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTANTIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

URAIAN PEDOMAN PELAKSANAAN APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK- POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2006

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 4 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015

follows function, yakni kewenangan yang diserahkan kepada daerah harus diikuti

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 9 TAHUN 2009 SERI D NOMOR 2

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2009

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BENGKULU,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M AH A ES A, MENTERI DALAM NEGERI,

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

TAHUN : 2006 NOMOR : 07

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Pencairan Dana Pencairan dana yaitu suatu tindakan atau kegiatan menguangkan dana yang telah dianggarkan secara tunai selama satu bulan dan digunakan untuk keperluan selama satu bulan tidak melebihi atau kurang dari anggaran yang telah dibuat pada awal tahun. Maka proses pengelolaan keuangan yang baik sangat diperlukan untuk keperluan selama satu periode. Menurut Haryanto, et al. (2007, h.124) dalam buku yang berjudul Akuntansi Sektor Publik, lingkup penatausahaan keuangan daerah mencakup 2 (dua) kelompok kegiatan yaitu penatausahaan penerimaan dan penatausahaan pengeluaran. Penatausahaan penerimaan dimulai dari kegiatan penerbitan surat ketetapaan pajak daerah (SKP-Daerah)/surat ketetapan retribusi daerah (SKRD), penerimaan pembayaran, pembuatan surat tanda setoran (STS), penyetoran dan pertanggungjawaban penerimaan (SPJ-Penerimaan). Penatausahaan pengeluaran dimulai dari kegiatan penerbitan surat penyediaan dana (SPD), pembuatan surat permintaan pembayaran (SPP), penerbitan surat perintah membayar (SPM), penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D) dan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ-Pengeluaran). 3.1.2 Kekuasaan Pengelola Keuangan Daerah Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah khusus penatausahaan keuangan daerah beserta uraian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) menurut Haryanto, et al. (2007, h.124) terdiri atas: 43

44 1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan: a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah, c. menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang, d. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran, e. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah, f. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah, g. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah; dan h. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh Kepala SKPKD (satuan kerja pengelola keuangan daerah) selaku PPKD dan Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah serta Sekretaris Daerah selaku Koordinator pengelola Keuangan Daerah. 2. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah Penetapan para pengelola keuangan daerah merupakan salah satu syarat pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah kepala daerah melimpahkan sebagian wewenang kepada sekretaris daerah untuk bertindak selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah dalam konteks pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah mempunyai

45 tugas koordinasi di bidang penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD, menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD, dan memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD. 3. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Pejabat pengelola keuangan daerah selanjutnya disingkat dengan PPKD, mempunyai tugas antara lain: a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah b. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah c. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah. 4. PPKD Selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sebagaimana telah dikemukakan, mempunyai wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan segala bentuk kekayaan daerah lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya PPKD bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui koordinator pengelola keuangan daerah dalam hal ini dijabat oleh sekretaris daerah. PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) mempunyai kewewenangan antara lain: a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD b. mengesahkan Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah e. melaksanakan pemungutan pajak daerah f. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk

46 g. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD h. menyimpan uang daerah i. menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD) j. melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi. k. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah l. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah m. melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah. n. melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah o. melakukan penagihan piutang daerah p. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah q. menyajikan informasi keuangan daerah r. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah. Dalam melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan, BUD setiap hari mencatat penerimaan dan pengeluaran kas daerah ke dalam pembukuan dalam rangka melaksanakan akuntansi keuangan daerah. Setiap akhir bulan BUD menyusun laporan kas daerah yang menyajikan saldo rekening kas daerah di bank. Untuk keperluan penyusunan laporan kas daerah tersebut, BUD mencocokkan saldo kas daerah menurut pembukuan dengan saldo Kas daerah menurut pembukuan Bank. BUD dapat bertindak sebagai fund manager dan loan manager daerah. Rekening di kas daerah yang sementara belum digunakan, dapat didepositokan oleh BUD sepanjang tidak mengganggu likuiditas kas daerah. Bunga deposito, bunga atas penempatan uang di bank, dan jasa giro merupakan pendapatan daerah.

47 5. Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku Kuasa BUD. Penunjukan Kuasa BUD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD mempunyai tugas, antara lain: a. menyiapkan anggaran kas, b. menyiapkan surat penyediaan dana (SPD) c. menerbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) dan d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah. Kuasa BUD bertanggungjawab kepada PPKD selaku BUD. 6. Pengguna Anggaran (PA) Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kekuasaan penggunaan anggaran belanja daerah, yang terdiri dari para kepala satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan sebagai pengguna anggaran. Pengguna anggaran bertanggungjawab atas tertib penatausahaan anggaran yang dialokasikan pada satuan kerja yang dipimpinnya, termasuk melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh bendahara. Dalam konteks pelaksanaan dan penatausahaan pengguna anggaran/pengguna barang daerah mempunyai tugas dan wewenang antara lain: a. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA-SKPD) b. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja c. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya d. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran e. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak

48 f. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan g. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya h. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya. Pengguna anggaran/pengguna barang bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Pejabat pengguna anggaran dalam melaksanakan tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/pengguna barang. Pelimpahan wewenang ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD. Penetapan kepala unit kerja pada SKPD berdasarkan: a. pertimbangan tingkatan daerah b. besaran SKPD c. besaran jumlah uang yang dikelola d. beban kerja e. lokasi f. kompetensi dan/atau rentang kendali g. pertimbangan objektif lainnya. Kuasa pengguna anggaran bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang. 7. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pejabat pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada SKPD selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK). PPTK mempunyai tugas antara lain:

49 a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan c. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan. Penunjukan PPTK berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, jumlah anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. PPTK bertanggungjawab kepada pejabat pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran. 8. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) Dalam rangka melaksanakan wewenang atas penggunaan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD mempunyai tugas antara lain: a. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU dan SPP-TU serta SPP-LS yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran b. menyiapkan SPM c. melakukan verifikasi atas penggunaan dana yang dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran. d. menyiapkan laporan keuangan SKPD. PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah, bendahara, dan/atau PPTK. 9. Bendahara Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran

50 pendapatan pada SKPD dan bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada SKPD. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dahulu dikenal dengan istilah Pemegang Kas. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang melakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut, serta menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD dan secara administratif bertanggungjawab kepada Pengguna Anggaran. Pada setiap SKPD ditetapkan 1 (satu) bendahara penerimaan dan 1 (satu) bendahara pengeluaran. Dalam melaksanakan fungsinya, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh beberapa pembantu bendahara yang terdiri dari kasir/penyimpan uang, pembuat dokumen, pencatat pembukuan dan yang bertugas menyiapkan pembayaran gaji. Bendahara penerimaan hanya ada pada SKPD yang yang memiliki hak untuk memungut penerimaan SKPD serta bertanggungjawab atas penerimaan SKPD. Bendahara pengeluaran bertanggungjawab atas pengeluaran SKPD. 3.1.3 Penatausahaan Penerimaan 3.1.3.1 Pengertian Penatausahaan Penerimaan Menurut Haryanto, et al. (2007, h.129) penatausahaan penerimaan merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang berada dalam pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD.

51 3.1.3.2 Pejabat yang Terlibat pada Penatausahaan Penerimaan Menurut Haryanto, et al. (2007, h.129) penatausahaan penerimaan daerah pada tingkat SKPD dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA), Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD), dan Bendahara Penerimaan, serta Bendahara Penerimaan Pembantu jika diperlukan. Penatausahaan penerimaan daerah pada tingkat SKPKD dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Selaku Bendahara Umum Daerah (PPKD selaku BUD) dan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD). 3.1.3.3 Dokumen Penatausahaan Penerimaan Dokumen yang digunakan dalam melakukan penatausahaan penerimaan menurut Haryanto, et al. (2007, h.129), terdiri atas: 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA- SKPD); 2. Anggaran Kas; 3. Buku Kas Umum; 4. Rekapitulasi Penerimaan Harian (RPH); 5. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah); 6. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD); 7. Surat Tanda Setoran (STS); 8. Bukti penerimaan lainnya yang sah; 9. Nota kredit bukti setoran; 10. Buku Simpanan/Bank; 11. Perincian Penerimaan per Rincian Obyek; 12. Register Penerimaan Kas; 13. Surat Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan (SPJ-Penerimaan).

52 3.1.4 Penatausahaan Pengeluaran 3.1.4.1 Pengertian Penatausahaan Pengeluaran Penatausahaan pengeluaran menurut Haryanto, et al. (2007, h.132) merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan SKPD dan/atau SKPKD. 3.1.4.2 Pejabat yang Terlibat pada Penatausahaan Pengeluaran Menurut Haryanto, et al. (2007, h.133) penatausahaan pengeluaran daerah pada tingkat SKPD dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA), Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Bendahara Pengeluaran, serta Bendahara Pengeluaran Pembantu jika diperlukan. Penatausahaan pengeluaran daerah pada tingkat SKPKD dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Selaku Bendahara Umum Daerah (PPKD selaku BUD) dan Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD). 3.1.4.3 Dokumen Penatausahaan Pengeluaran Dokumen yang digunakan dalam melakukan penatausahaan pengeluaran menurut Haryanto, et al. (2007, h.133), terdiri atas: 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA- SKPD) 2. Anggaran Kas 3. Surat Penyediaan Dana (SPD) 4. Register SPD 5. Surat Permintaan Pembayaran (SPP), terdiri atas: a. SPP-Uang Persediaan (SPP-UP)

53 b. SPP-Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) c. SPP-Tambahan Uang (SPP-TU) d. SPP-Langsung (SPP-LS) 6. Register SPP 7. Surat Perintah Membayar (SPM) 8. Register SPM 9. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 10. Register SP2D 11. Buku Kas Umum 12. Buku Simpanan/Bank 13. Buku Panjar 14. Buku Pajak PPN/PPh 15. Register Penutupan Kas 16. Perincian Pengeluaran per Rincian Obyek 17. Surat Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran (SPJ-Pengeluaran). Gambar 3.1 Proses Pencairan Dana LS Permendagri 13/2006 Kepala SKPD SPM BUD PPK- SKPD SPP-LS SPP-LS Bendahara Pengeluaran Bank SP2D Uang PPTK Dokumen Administrasi Fihak III

54 Gambar 3.2 Proses Pencairan Dana UP/GU/TU Permendgari 13/2006 Kepala SKPD SPM BUD SP2D PPK- SKPD Bank Bendahara Pengeluaran SPP-UP/GU/TU Uang 3.2 Tinjauan Praktik 3.2.1 Prosedur Pencairan Dana pada Bidang Promosi Penanaman Modal di DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah Pencairan dana yang ada pada Bidang Promosi Penanaman Modal di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah yaitu menggunakan sistem tambahan uang persediaan. Di DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah menggunakan sistem yang baru awal tahun ini digunakan yaitu GRMS (Government Resources Management System) untuk prosedur penatausahaan keuangan. Prosedur pencairan dananya sebagai berikut: A. Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD) 1. PPKD selaku BUD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD dengan mempertimbangkan penjadwalan pembayaran pelaksanaan program dan kegiatan yang dimuat dalam DPA-SKPD dan anggaran kas.

55 2. Penyiapan draf SPD dilaksanakan oleh Kuasa BUD untuk ditandatangi oleh PPKD selaku BUD. 3. SPD yang diterbitkan terdiri atas 3 lembar, terdiri atas: a. Lembar 1 diterima oleh SKPD; b. Lembar 2 diterima oleh Pengawas Daerah/Inspektorat; c. Lembar 3 sebagai arsip PPKD selaku BUD. 4. PPKD selaku BUD mencatat SPD yang diterbitkan ke dalam Register SPD. B. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang (SPP-TU) 1. Bendahara Pengeluaran Pembantu berdasarkan SPD, mengajukan SPP- TU kepada KPA melalui PPK-SKPD. 2. SPP-TU diajukan untuk menambah uang persediaan yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak. 3. Karakteristik SPP-TU antara lain: a. Digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak b. Besaran nilai rupiah Tambahan Uang berdasarkan persetujuan PPKD. c. Tambahan Uang harus habis digunakan dan dipertanggungjawabkan pada periode yang sama dengan permintaan tambahan uang. d. Jika tidak tambahan uang persediaan tidak habis digunakan maka sisa uang harus disetor kembali pada akhir periode permintaan uang persediaan. 4. Kelengkapan dokumen SPP-TU terdiri dari: a. surat pengantar SPP-TU; b. ringkasan SPP-TU; c. rincian SPP-TU; d. salinan SPD; e. surat pengesahan SPJ;

56 f. draf surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan; g. surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan; h. lampiran SPP-TU. 5. SPP-TU yang diajukan dibuat rangkap 3 (lembar pertama dan kedua untuk PPK-SKPD, dan lembar ketiga untuk arsip bendahara pengeluaran pembantu). 6. Bendahara pengeluaran pembantu mencatat SPP-TU yang diajukan ke dalam register SPP-TU. C. Penerbitan Surat Perintah Membayar Tambahan Uang (SPM-TU) 1. PPK-SKPD mewakili KPA menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu. 2. PPK-SKPD atas nama KPA meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU. 3. PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam register SPP- TU. 4. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani oleh KPA. 5. Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-TU dan selanjutnya mengembalikan SPP- TU kepada bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki oleh bendahara pengeluaran pembantu. 6. KPA menerbitkan SPM-TU paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-TU yang dinyatakan lengkap dan sah. 7. KPA melalui PPK-SKPD mengembalikan SPP-TU paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-TU yang bersangkutan.

57 8. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU yang diterima ke dalam Register Penerbitan SPM. 9. PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU yang diterima ke dalam Register Penolakan SPP. 10. Penerbitan SPM-TU terdiri atas 3 lembar, yang terdiri atas: a. Lembar 1 dan 2 dikirim ke Kuasa BUD b. Lembar 2 akan kembali ke PPK-SKPD setelah dibubuhi cap Telah diterima oleh Kuasa BUD Tanggal... dan Nomor... c. Lembar 3 sebagai arsip PPK-SKPD. D. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 1. Kuasa BUD menerima SPM-TU yang diajukan oleh KPA. 2. Kuasa BUD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam Register SPM- TU. 3. Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU. 4. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan sah, Kuasa BUD menyiapkan SP2D untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 5. Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka Kuasa BUD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada KPA untuk dilengkapi dan diperbaiki. 6. Kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-TU yang dinyatakan lengkap dan sah. 7. Kuasa BUD mengembalikan SPM-TU paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-TU yang bersangkutan. 8. Kuasa BUD mencatat penerbitan SP2D kedalam Register Penerbitan S2PD. 9. Kuasa BUD mencatat penolakan penerbitan SP2D yang diterima kedalam Register Penolakan SPM.

58 10. Penerbitan SP2D terdiri atas 3 lembar, yang terdiri atas: a. Lembar 1 diterima/dikirim ke Bank b. Lembar 2 diterima/dikirim ke SKPD setelah dibubuhi cap Telah diterbitkan SP2D Tanggal... dan Nomor... c. Lembar 3 sebagai arsip BUD/Kuasa BUD dilengkapi lembaran ke 1 SPM dan bukti pengeluaran asli. 3.2.2 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencairan Dana Gambar 3.3 Proses Pencairan Dana Tambahan Uang DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah BUD Mulai 3 2 SPD 1 1 3 Dicatat ke Register SPD N Ke Pengawas Daerah/ Inspektorat Dicatat ke Register SPM-TU Dicatat ke Register Penerbitan SP2D SPM-TU 1 Lengkap SP2D 1 4 Ya 2 2 2 Tidak 3 N 2 Dikembali kan ke KPA untuk dilengkapi dan diperbaiki Dilengkapi lembaran ke 1 SPM dan bukti pengeluaran asli Dikirim ke SKPD setelah dibubuhi cap Telah diterbitkan SP2D Tanggal... dan Nomor...

59 Bendahara Pengeluaran Pembantu PPK-SKPD 1 2 SPD 1 Menginput data ke sistem GRMS Dicatat ke Register SPP-TU SPP-TU 1 Dokumen pendukung 2 SPP-TU 1 2 3 Lengkap Tidak 1 Dokumen pendukung 2 N SPM-TU 1 Dicatat ke Register penerbitan SPM-TU Ya 2 3 3 N Dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu

60 Bank Jateng 4 SP2D 1 Pencairan dana oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu Selesai Keterangan : SPD : Surat Penyediaan Dana SPP-TU : Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang SPM-TU : Surat Perintah Membayar Tambahan Uang SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana GRMS : Government Resource Management System Dokumen pendukung : surat pengantar SPP-TU, ringkasan SPP-TU, rincian SPP-TU, salinan SPD, surat pengesahan SPJ, draf surat pernyataan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan, dan lampiran lainnya. Sumber : Data yang diolah

61 3.2.3 Pihak-Pihak yang Terkait dengan Prosedur Pencairan Dana Pihak-pihak yang terkait dengan prosedur pencairan dana di DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah yaitu: a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); b. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK- SKPD); c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK); d. Bendahara Pengeluaran; dan e. Bendahara Pengeluaran Pembantu. 3.2.4 Dokumen yang Digunakan dalam Prosedur Pencairan Dana Dokumen yang digunakan dalam proses untuk mencairkan dana adalah sebagai berikut: a. Surat penyediaan dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan surat permintaan pembayaran. b. Penelitian Kelengkapan Dokumen SPP-TU adalah checklist dalam rangka meneliti kelengkapan berkas pengajuan SPP. c. Surat Pengantar SPP-TU adalah format surat pengantar yang dibuat oleh bendahara pengeluaran pembantu dalam mengajukan permintaan pembayaran kepada PA. d. Ringkasan SPP-TU adalah format ringkasan permintaan pembayaran yang diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu kepada PA. e. Rincian Rencana Penggunaan SPP-TU adalah format rincian pengeluaran yang akan dibelanjakan oleh bendahara pengeluaran pembantu per kode rekening rincian objek belanja. f. Surat Pernyataan SPP-TU adalah surat pernyataan dari bendahara pengeluaran pembantu yang menyatakan bahwa uang yang dimintakan pembayaran akan digunakan untuk kegiatan yang sesuai dengan DPA- SKPD dan/atau yang tidak dapat ditunda serta pernyataan bahwa uang

62 tersebut tidak digunakan untuk pembayaran yang mestinya dengan pembayaran langsung. g. Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Tambahan Uang adalah format surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang. h. Lampiran Lainnya yaitu antara lain Surat Keterangan Bank, NPWP Bidang Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, salinan Statement Bank (pengkinian data), dan Specimen Kuasa Pengguna Anggaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk tanda tangan di cek. i. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh PA/KPA untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA SKPD. j. Surat Pengantar SPM-TU adalah format surat pengantar yang dibuat oleh PA/KPA dalam mengajukan perintah pembayaran kepada BUD. k. Surat Pernyataan Verifikasi adalah surat yang menyatakan bahwa kelengkapan dokumen penerbitan SPM-TU telah lengkap, sah dan telah diverifikasi, sesuai persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.