INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

RENCANA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 201 6

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

RSUD DATU SANGGUL RANTAU KABUPATEN TAPIN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENETAPAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Malang, Pebruari Direktur RSUD Lawang. Drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG NIP

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB II RENCANA STRATEGIS

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RSUD Dr. HARYOTO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA TAHUN 2015

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

Pemerintah Kota Tangerang

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

BUPATI MANDAILING NATAL

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG JL. DARMO SUGONDO NO. 83 REJOAGUNG PLOSO TELP. (0321) 888615, FAX. (0321) 885311 KODE POS 61453

KATA PENGANTAR Segala puji syukur ke hadirat Ilahi Robbi, karena atas rahmat dan ridho Nya RSUD Ploso Kabupaten Jombang dapat menyelesaikan pertanggungjawaban yang tersusun dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJiP) Tahun 2016 sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKJiP merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran, sehingga pada akhirnya LKJiP diharapkan dapat memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya di capai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi RSUD Ploso Kabupaten Jombang untuk meningkatkan kinerjanya. Namun demikian, kami menyadari dengan segala keterbatasan yang ada sehingga dalam penyusunan LKJiP ini masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki untuk menuju kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran kritik dan petunjuk dalam penyusunan LKJiP yang akan datang. Akhir kata, semoga LKJiP ini dapat diterima dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja RSUD Ploso Kabupaten Jombang dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jombang, Februari 2017 DIREKTUR RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG Dr. WIDI CIPTO BASUKI, MKP NIP. 19660512 200212 1 003 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.... ii DAFTA TABEL DAN GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v IKHTISAR EKSEKUTIF... vi BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 3 C. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS... 7 D. DASAR HUKUM... 8 E. SISTEMATIKA PENULISAN... 9 BAB II. PERENCANAAN KINERJA... 11 A. RENCANA STRATEGIS... 11 B. RENCANA KERJA... 16 C. PENETAPAN/ PERJANJIAN KINERJA... 28 D. PENGUKURAN KINERJA... 32 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA... 39 A. CAPAIAN KINERJA... 39 1. MEMBANDINGKAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN INI.. 39 2. MEMBANDINGKAN ANTARA REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR.. 57 3. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN INI DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI.. 61 4. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN STANDAR NASIONAL (JIKA ADA)... 64 ii

5. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/ PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIVE SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN. 66 6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA... 79 7. ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA). 80 B. REALISASI ANGGARAN... 80 1. REALISASI DPA RSUD PLOSO TA. 2014... 80 2. REALISASI BELANJA PROGRAM DAN KEGIATAN... 82 IV. PENUTUP... 86 iii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Halaman Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan RSUD Ploso Kabupaten Jombang Tahun 2016.. 18 Tabel 2. Perjanjian Kinerja RSUD Ploso Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2016... 29 Tabel 3 Perjanjian Kinerja Perubahan RSUD Ploso Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2016. 31 Tabel 4. Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Kinerja RSUD Ploso Tahun Anggaran 2016... 39 Tabel 5. Perbandingan Target dengan Realisasi Pembangunan Gedung yang Dibiayai oleh DAK dan DBHCHT TA. 2016.. 49 Tabel 6. Perbandingan Target Dengan Realisasi Pengadaan Alkes yang dibiayai dari DAK dan DBHCHT TA. 2016... 51 Tabel 7. Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Sasaran Tahun 2015 dan Tahun 2016 RSUD Ploso Kabupaten Jombang.. 57 Tabel 8. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2015 dan 2016.. 62 Tabel 9. Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2016... 63 Tabel 10 Perbandingan BOR, BTO, TOI, ALOS, NDR & GDR Tahun 2016... 65 Tabel 11 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Tahun Anggaran 2016... 79 Tabel 12 Pengelompokan Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 80 2016... Tabel 13 Perbandingan Realisasi Belanja Tahun 2015 dan Tahun 2016 81 Tabel 14 Realisasi Belanja Menurut Program dan Kegiatan TA. 2016.. 82 Gambar 1 Bagan struktur organisasi RSUD Ploso Kabupaten Jombang.. 4 iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Matrik Rencana Strategis RSUD Ploso Tahun 2014-2018 Lampiran 2 Matrik Laporan Pengawasan Anggaran Definitif Per Kegiatan RSUD Ploso Tahun 2016 Lampiran 3 Formulir penetapan kinerja RSUD Ploso Tahun 2015 Lampiran 4 Formulir pengukuran kinerja RSUD Ploso Tahun 2015 Lampiran 5 Formulir Penetapan Kinerja RSUD Ploso Tahun 2016 Lampiran 6 Formulir Pengukuran Kinerja RSUD Ploso Tahun 2016 v

IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan kinerja Instansi Pemerintah (LKJiP) Rumah Sakit Umum Daerah Ploso Kabupaten Jombang Tahun 2016, merupakan perwujudan akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi yang mendukung terwujudnya good governance berdasarkan peratuuran perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu LKJiP merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan dan sasaran strategis. RSUD Ploso memiliki visi menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai visi tersebut maka RSUD Ploso menetapkan 3 misi yaitu: 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standar serta pelayanan administrasi dan managemen; 2. Mengembangkan pelayanan kesehatan sebagai pusat rujukan dengan sarana dan prasarana yang memadai; 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta kesejahteraan pegawai. Untuk dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan maka RSUD Ploso menetapkan tujuan sebagai berikut: 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas serta terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 2. Mewujudkan sistem pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai; 3. Mewujudkan sumber daya manusia yang sesuai standar baik kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan bagi pegawai. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut maka RSUD Ploso menetapkan tiga sasaran yaitu: 1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan; Indikator sasarannya adalah penanganan/ cakupan pelayanan kesehatan. 2. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai; Indikator sasarannya adalah terlaksananya system rujukan dan terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar. vi

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Indikator sasarannya adalah persentase peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Penilaian keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian sasaran strategis diukur dengan pencapaian terhadap target-target dalam Indikator Kinerja. Secara umum atau rata-rata tingkat capaian kinerja dari indikator sasaran adalah dalam kategori tinggi yaitu sebesar 102,12%. Untuk kedepannya RSUD akan terus melakukan perbaikan dalam segala hal dan bekerja lebih keras lagi agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Jombang, Februari 2016 DIREKTUR RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG Dr. WIDI CIPTO BASUKI, MKP NIP. 19660512 200212 1 003 vii

viii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap instansi untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita - cita berbangsa dan bernegara. Good governance adalah strategi untuk menciptakan institusi masyarakat yang kuat dan juga untuk membuat pemerintah/publik sektor semakin terbuka, responsif, akuntable dan demokratis. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, sehingga penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Good governance tidak hanya terkait dengan efisiensi, tapi juga berkaitan dengan akuntabilitas berbagai penyelenggaraan kepentingan publik. Good Governance yang dimaksud adalah merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan penyediaan public good and service. Disebut governance (pemerintahan dan kepemerintahan), sedangkan praktek terbaik disebut"good governance" (kepemerintahan yang baik). Agar pelaksanaan "good governance "dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan semua pihak yaitu RSUD Ploso dan pasien serta stake holder. Good Governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik dan integritas, profesional serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerimaan konsep good governance penyelenggaraan kekuasaaan pemerintah negara merupakan tantangan tersendiri. Konsep dasar akuntabilitas adalah kemampuan seseorang atau organisasi atau penerima amanat untuk memberikan jawaban kepada pihak yang memberikan amanat atau mandat tersebut. Unit organisasi dikatakan akuntabel apabila mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan semua tindakan/kegiatan yang mereka lakukan, dan menerima sanksi untuk tindakan yang tidak layak (tidak dapat dipertanggungjawabkan). Dengan demikian masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan terkendali (controllble activties) dan kegiatan yang tak terkendali (uncontrollable activities). Kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. yang berarti bahwa kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak berwenang dan tidak sebaliknya. 1

Pada dasarnya sistem akuntabilitas harus dapat menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang sebenarnya, secara jelas (berdasar data yang tepat dan akurat) dan transparan kepada publik (pemberi amanah) dan pihak pihak yang berkepentingan/ stakeholders, mengenai kemampuan (keberhasilan atau kegagalan) setiap pimpinan instansi pemerintah/ unit kerja dalam melaksanakan misi, tugas pokok, fungsi, serta kewenangannya. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media birokrasi. Akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) serta Peraturan Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan maka setiap Entitas Akuntabilitas Kinerja SKPD menyelenggarakan SAKIP yang meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja dan reviu dan evaluasi kinerja. Namun dalam hal ini yang akan di bahas lebih mendalam adalah mengenai pelaporan kinerja. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Dengan tujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) dalam hal ini RSUD Ploso memberikan keterangan pertanggungjawaban akhir tahun yang menjadi laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada RSUD Ploso yang disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP ini merupakan hasil kegiatan tahun 2016. 2

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI. RSUD Ploso Kabupaten Jombang dimulai dari sebuah Puskesmas Perawatan/ Puskesmas Rawat Inap dengan 47 (empat puluh tujuh) tempat tidur. Sejalan dengan perkembangan keadaan dan semakin beragamnya jenis pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan sesuai dengan disiplin ilmu tenaga medis yang dimiliki, maka pada tahun 2013 Puskesmas Ploso berubah statusnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso milik Pemerintah Kabupaten Jombang berdasarkan izin pendirian dari Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Propinsi Jawa Timur Nomor : P2T/1/03.44/XII/2011 tanggal 22 Desember 2011 dan memperoleh izin operasional dari Dinas Pelayanan Perizinan Terpadu Propinsi Jawa Timur dengan Nomor : P2T/03.25/01/XII/2012 tanggal 18 Desember 2012, sehingga terhitung mulai tanggal 02 Januari 2013 secara operasional Puskesmas Ploso sudah beralih menjadi Rumah Sakit Umum Daerah. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati Jombang nomor 14 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso, disebutkan bahwa tugas pokok RSUD Ploso adalah melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan menggunakan upaya pengobatan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu untuk peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan Fungsi RSUD Ploso yang tertuang dalam pasal 5 Peraturan Bupati Jombang nomor 14 tahun 2012 adalah : 1. Pelayanan medis; 2. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis; 3. Pelayanan dan asuhan keperawatan; 4. Pelayanan rujukan; 5. Pendidikan dan pelatihan; 6. Penelitian dan pengembangan; 7. Administrasi dan ketatausahaan; 8. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur Organisasi RSUD Ploso telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ploso. Selanjutnya mengenai Bagan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso terdapat pada Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 14 Tahun 2011, Tanggal 22 Desember 2011. 3

Gambar 1 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PLOSO DIREKTUR KOMITE MEDIS INSTALASI SUB BAGIAN TATA USAHA STAF MEDIK FUNGSIONAL & STAF FUNGSIONAL LAINNYA SEKSI PELAYANAN MEDIS DAN KEPERAWATAN SEKSI PERENCANAAN & REKAM MEDIS Sumber: Lampiran PERDA Kabupaten Jombang Nomor 14 Tahun 2011. Selanjutnya mengenai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bagian struktur organisasi diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 14 Tahun 2012, dengan rincian sebagai berikut: 1. Direktur. a. Tugas pokok: Memimpin, menyusun kebijakan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ploso sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. Fungsi: Penyusunan rencana strategis Rumah Sakit Umum Daerah Ploso; Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ploso; dan Koordinasi antar instansi terkait agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso berjalan dengan baik. 4

2. Sub Bagian Tata Usaha a. Tugas pokok: Mengelola urusan rumah tangga dan ketatausahaan yang meliputi persuratan, tata kearsipan, perjalanan dinas dan keprotokolan, perpustakaan serta perlengkapan kantor; Menyusun rencana kebutuhan, pengelolaan, pengadaan dan pemeliharaan peralatan kantor, kendaraan operasional, ambulan dan barang inventaris lainnya; Menyelenggarakan urusan kebersihan kantor, keamanan dan ketertiban; Menyusun dan memelihara data perencanaan serta pengembangan pegawai; Menyiapkan bahan dan memproses administrasi pengangkatan, kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan, hukuman jabatan, pemberhentian, pemindahan, cuti, pensiun, kenaikan gaji berkala, pemberian tanda jasa serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hak, kewajiban dan kesejahteraan pegawai; Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja serta disiplin pegawai; Menyediakan fasilitas penyelenggaraan peningkatan sumber daya manusia dan pemantauan kegiatan profesi, penataran, bimbingan teknis, pelatihan, penelitian dan pengembangan; Melaksanakan pembukuan dan pencatatan keuangan; Mengelola gaji pegawai, dana operasional dan perbendaharaan. Mengelola dan menggerakkan dana yang diperoleh dari pelayanan fungsional; Menyiapkan bahan koordinasi atau kerjasama dengan instansi/ lembaga lain; Mengembangkan promosi, membangun image pelayanan kesehatan serta melaksanakan sosialisasi program pelayanan; Mengembangkan fungsi dan penampilan/ performa petugas layanan informasi (front desk); Melaksanakan tugas kehumasan dan penanganan permasalahan sengketa hukum; Menerima dan memproses keluhan, komplain dan penyelesaian pengaduan masyarakat/ pasien; dan Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh direktur. 3. Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan a. Tugas pokok: Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga, prasarana dan sarana pelayanan medis pada instalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, 5

instalasi perawatan intensif, instalasi bedah sentral, instalasi farmasi, laboratorium dan radiologi; Melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta evaluasi terhadap penggunaan dan kelayakan pakai fasilitas pelayanan medis di intalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi perawatan intensif, instalasi bedah sentral, instalasi farmasi, laboratorium dan radiologi; Melaksanakan koordinasi dengan komite medis dalam hal pembinaan dan bimbingan etika dan mutu tenaga medis; Melaksanakan penilaian terhadap sumber daya di instalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi perawatan intensif dan instalasi bedah sentral; Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga, prasarana dan sarana pelayanan keperawatan pada instalasi rawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, instalasi perawatan intensif dan instalasi bedah sentral; Melaksanakan pengendalian dan pengawasan serta evaluasi terhadap asuhan keperawatan dan kebidanan; Melaksanakan koordinasi dengan komite keperawatan dalam hal pembinaan dan bimbingan etika dan mutu keperawatan; dan Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur. 4. Seksi Perencanaan dan Rekam Medis a. Tugas pokok: Menyusun perencanaan program kerja dan kegiatan; Menyiapkan data dan mengolah bahan untuk rencana penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja; Melaksanakan perhitungan anggaran dan menyajikan laporan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen; Melaksanakan verifikasi pertanggungjawaban keuangan; Menghimpun, memelihara dan memsistematisikan catatan medis; Menyajikan informasi rekam medis sebagai bahan laporan kinerja; Menghimpun dan mengelola data pelayanan sebagai evaluasi hasil seluruh kegiatan; dan Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur. 5. Instalasi Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi; Kepala Instalasi diangkat dan diberhentikan oleh Direktur. 6

Kepala Instalasi diangkat sebagai jabatan fungsional yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Ploso. Tugas pokok instalasi adalah membantu Direktur dalam penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya. 6. Komite medis Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. Komite medis dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih oleh anggotanya dan ditetapkan dengan keputusan Direktur. Anggota Komite Medis terdiri dari para ketua staf medis fungsional. Tugas pokok Komite Medis adalah membantu Direktur dalam menyusun dan memantau pelaksanaan standar pelayanan medis, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi staf medis fungsional dan mengembangkan program pelayanan medis. 7. Staf medis fungsional dan staf fungsional lainnya Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medis. Staf medis fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan. Kelompok staf medis fungsional dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggota kelompoknya dan ditetapkan dengan keputusan direktur. Staf medis fungsional dan staf fungsional lainnya merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi hak dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang sesuai keahliannya dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso. C. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS. Sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang Nomor 14 tahun 2012 Tentang tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso Kabupaten Jombang, tugas pokok RSUD Ploso adalah melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan menggunakan upaya pengobatan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu untuk peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 7

Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jombang yang menjalankan pelayanan dalam bidang kesehatan bagi masyarakat, RSUD Ploso mempunyai Target Kinerja Pelayanan dan Keuangan yang optimis dapat dicapai dengan upaya pelayanan kesehatan rujukan yang dilakukan di RSUD Ploso optimalisasi kekuatan yang dimiliki, menangkap peluang semaksimal mungkin, mengurangi kelemahan yang ada agar dapat mengantisipasi tantangan yang ada dengan melakukan Strategi : 1. Peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan melalui standarisasi dan akreditasi. 2. Melaksanakan efektifitas dan efisiensi pengelolaan administrasi umum dan perlengkapan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Melaksanakan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Pengembangan sistem rujukan serta membangun jejaring dengan mitra kerja serta pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang sesuai standar melalui kerjasama dengan mitra kerja serta mempersiapkan kearah BLUD. D. DASAR HUKUM. Dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ploso Tahun 2016, Yang dijadikan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 8

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Jombang tahun 2005-2025. Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Ploso (Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2008 Nomor 5D); Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD Ploso; Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2014, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Jombang 2014-2018; Peraturan Bupati Jombang Nomor 14 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Ploso. E. SISTEMATIKA PENULISAN. Berikut ini akan diuraiakan lebih lanjut mengenai sistematika penulisan dalam laporan kinerja instansi pemerintahan (LAKIP) RSUD Ploso Tahun 2016. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAN GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN IKHTISAR EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUGAS DAN FUNGSI C. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS D. DASAR HUKUM E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS B. RENCANA KERJA C. PENETAPAN/ PERJANJIAN KINERJA D. PENGUKURAN KINERJA 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA 1. MEMBANDINGKAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN INI 2. MEMBANDINGKAN ANTARA REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR 3. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN INI DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI 4. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN STANDAR NASIONAL (JIKA ADA) 5. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/ PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIVE SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN 6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA 7. ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA B. REALISASI ANGGARAN 1. REALISASI DPA RSUD PLOSO TA. 2016 2. REALISASI BELANJA PROGRAM DAN KEGIATAN BAB IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 10

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS. Sebagai salah satu dari jajaran SKPD, maka Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ploso diwajibkan untuk menyusun Renstra dalam menjabarkan strategi yang mengacu pada RPJM dan RPJP Daerah sebagai bagian integral dari RPJM dan RPJP Nasional. Strategi yang disusun dimaksudkan untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas terkait dalam penyediaan layanan kesehatan bagi masyarakat karena kesehatan merupakan layanan dasar dan menjadi kebutuhan yang sangat penting sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal. Oleh karena itu RSUD Ploso perlu menyusun Perencanaan Strategis yang merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam menjawab tuntutan masyarakat selama kurun waktu 5 ( lima ) tahun ke depan dengan memperhitungkan kemungkinan potensi, peluang dan kendala yang akan timbul. Dalam Renstra RSUD Ploso Tahun 2014-2018 telah memuat rumusan Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, Program yang merujuk pada visi, misi RPJMD Kabupaten Jombang tahun 2014-2018. Dalam upaya mendukung Visi Kabupaten Jombang maka RSUD Poso telah menetakan visinya sebagai berikut : Menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Dalam upaya mewujudkan visi tersebut maka telah dirumuskan misi RSUD Ploso yaitu: 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standar serta pelayanan administrasi dan managemen; 2. Mengembangkan pelayanan kesehatan sebagai pusat rujukan dengan sarana dan prasarana yang memadai; 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta kesejahteraan pegawai. 11

Sebagai implementasi atau penjabaran dari misi tersebut, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu yang menggambarkan arah strategis organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh RSUD Ploso adalah: 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas serta terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 2. Mewujudkan sistem pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai; 3. Mewujudkan sumber daya manusia yang sesuai standar baik kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan bagi pegawai. Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, maka RSUD Ploso menyusun sasaran strategis untuk tahun 2014-2018 sebagai berikut: SASARAN I 1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan; Indikator sasarannya: a. Penanganan/ cakupan pelayanan kesehatan, pada tahun 2016 indikator ini menetapkan target 100%. Sub indikator sasarannya: 1) Jumlah pasien yang dilayani, targetnya 21.820 orang. 2) Bed Occupancy Rate (BOR), targetnya 60-85%. 3) Average Length of Stay (ALOS), targetnya 6-9 hari. 4) Turn Over Internal (TOI), targetnya 1-3 hari. 5) Bed Turn Over (BTO), targetnya 40-50 kali. 6) Gross Death Rate (GDR), targetnya < 45. 7) Net Death Rate (NDR), targetnya < 25. 12

Strateginya: peningkatan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan melalui standarisasi dan akreditasi. Arah kebijakannya adalah dengan menerapkan: 1) Program pelayanan kesehatan RSUD Ploso Kabupaten Jombang, kegiatannya: a) Pembangunan rumah sakit. b) Pengadaan alat-alat kesehatan RSUD Ploso. c) Pengadaan obat-obatan rumah sakit. d) Pengadaan mebeleur rumah sakit. e) Pengadaan perlengkapan rumah tangga rumah sakit. f) Pengadaan bahan-bahan logistik rumah sakit. g) Pengadaan percetakan administrasi dan surat menyurat rumah sakit. h) Kemitraan pengobatan jaminan pemeliharaan kesehatan. i) Rehabilitasi ringan rumah sakit. j) Rehabilitasi sedang/ berat rumah sakit. k) Pemeliharaan rutin/ berkala rumah sakit. 2) Program pelayanan administrasi perkantoran, kegiatannya: a) Pelayanan jasa administrasi teknis perkantoran. b) Penyediaan pelayanan administrasi perkantoran. 3) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, kegiatannya: a) Pengadaan sarana dan prasarana gedung kantor. b) Pemeliharaan rutin/ berkala/ sedang/ berat gedung kantor/ bangunann pendukungnya. c) Pemeliharaan rutin/ berkala/ sedang/ berat sarana dan prasarana gedung kantor. d) Pemeliharaan rutin/ berkala/ sedang/ berat kendaraan dinas/ kendaraan operasional. 4) Program peningkatan disiplin aparatur. a) Pengadaan pakaian dinas dan pakaian khusus lainnya. 13

5) Program perencanaan strategis dan pelaporan capaian kinerja serta keuangan SKPD, kegiatannya: a) Penyusunan rencana kerja SKPD. b) Penyusunan laporan capaian kinerja SKPD. c) Penyusunan laporan keuangan SKPD. SASARAN II 2. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai; Indikator sasarannya: a. Terlaksananya sistem rujukan dan terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar, pada tahun 2016 indikator ini menetapkan target 100%. Sub indikator sasarannya: 1) Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso, targetnya adalah 5.455 orang. 2) Terpenuhinya prasarana RSUD Ploso, targetnya adalah 100%. 3) Terpenuhinya kebutuhan alat-alat kesehatan rumah sakit, targetnya 100%. Strateginya: Pengembangan system rujukan serta membangun jejaring dengan mitra kerja serta pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Arah kebijakannya adalah dengan menerapkan: 1) Program pembinaan lingkungan sosial pada RSUD Ploso. a) Penyediaan/ pemeliharaan sarana pelayanan kesehatan di RSUD Ploso bagi masyarakat yang terkena penyakit akibat dampak konsumsi rokok dan penyakit lainnya. 2) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RSUD Ploso, kegiatannya: a) Pengadaan alat-alat kesehatan RSUD Ploso. b) Pembangunan rumah sakit. 14

SASARAN III 3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Indikator sasarannya: a. Persentase peningkatan kualitas sumber daya manusia. b. Persentase pemenuhan kuantitas sumber daya manusia. Strateginya: Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang sesuai standar melalui kerjasama dengan mitra kerja serta mempersiapkan ke arah BLUD. Arah kebijakannya adalah dengan menerapkan: 1) Program pendukung pelayanan kesehatan RSUD Ploso Kabupaten Jombang, kegiatannya: a) Pemasangan jaringan sistem informasi rumah sakit. b) Persiapan badan layanan umum daerah (BLUD). c) Akreditasi rumah sakit. d) Pengembangan media promosi dan informasi. e) Fasilitasi jasa pelayanan. f) Peningkatan kualitas dokter dan paramedis. g) Peningkatan kualitas tenaga non medis. h) Penyediaan jasa kemitraan rumah sakit. i) Pemeliharaan rutin/ berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit. j) Pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kesehatan rumah sakit. k) Pemeliharaan rutin/ berkala ambulance/ mobil jenazah. l) Pemeliharaan rutin/ berkala sarana dan prasarana rumah sakit. 15

B. RENCANA KERJA. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah merupakan rencana yang menguraikan target indikator setiap sasaran baik itu tentang rumus atau formulanya dari setiap indikator tersebut dan target dari setiap indikator sasaran tersebut. Indikator kinerja sasaran adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan, oleh karena itu penetapan target indikator kinerja harus didasarkan pada spesifikasi dari sasaran. Maksud dari penyusunan Rencana Kinerja Tahunan adalah: 1. Sebagai acuan bagi RSUD Ploso dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangannya. 2. Sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan RSUD Ploso yang memuat arah kebijakan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di rumah sakit yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat sebagai pengguna jasa rumah sakit. Berikut ini akan ditampilkan tabel Rencana Kinerja Tahunan (RKT) RSUD Ploso pada tahun 2016. 16

17

Tabel 1. RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2016 VISI : Misi 1 : Tujuan : NO 1 Menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standar serta pelayanan administrasi dan manajemen Mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas serta terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS/ FORMULA Meningkatnya kualitas a. Penanganan/ cakupan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan TARGET 2015 TARGET 2016 KET 100% 100% Sub indikator sasaran - Jumlah pasien yang dilayani Indikator ini menunjukkan jumlah pasien yang dilayani RSUD Ploso selama satu tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan 18.975 orang 21.820 orang - Bed Occupancy Rate (BOR) BOR adalah angka yang menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit = Jumlah hari perawatan x 100% Jumlah TT x Jumlah hari 60-85% 60-85% - Bed Turn Over (BTO) BTO adalah angka yang menunjukkan frekwensi pemakaian tempat tidur 40-50 kali 40-50 kali = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Jumlah TT 18

NO SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS/ FORMULA - Turn Over internal (TOI) TOI adalah rata-rata hari tempat tidur kosong = (Jumlah TT x hari) - hari perawatan rumah sakit Jumlah pasien keluar (hidup + mati) TARGET 2015 TARGET 2016 KET 1-3 hari 1-3 hari - Average Length Of Stay (ALOS) ALOS adalah rata-rata lama perawatan seorang pasien di rumah sakit 6-9 hari 6-9 hari = Jumlah hari perawatan pasien rumah sakit keluar Jumlah pasien keluar (hidup + mati) - Net Death Rate (NDR) NDR adalah angka kematian penderita setelah dirawat > 48 jam untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar = Jumlah pasien mati > 48 jam dirawat x 1.000 penderita Jumlah pasien keluar (hidup + mati) < 25 < 25 - Gross Death Rate (GDR) GDR adalah angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar < 45 < 45 = Jumlah pasien mati seluruhnya x 1.000 penderita Jumlah pasien keluar (hidup + mati) 19

VISI : Misi2 Tujuan Menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Mengembangkan pelayanan kesehatan sebagai pusat rujukan dengan sarana dan prasarana yang memadai Mewujudkan sistem pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai NO SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS/ FORMULA TARGET 2015 TARGET 2016 KET 1 Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai a. Terlaksananya sistem rujukan dan terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar - Sub indikator sasaran Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso Indikator ini menunjukkan jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso selama satu tahun 4.744 orang 5.455 orang - Terpenuhinya prasarana RSUD Ploso Indikator ini menunjukkan target persentase terlaksananya pembangunan gedung baru rumah sakit yang bersumber dari dana DAK 100% 100% - Terpenuhinya kebutuhan alat-alat kesehatan rumah sakit = Realisasi pembangunan x 100% Target pembangunan Indikator ini menunjukkan target persentase terlaksananya pengadaan Alat-alat kesehatan baru yang bersumber dari dana DAK 100% 100% = Realisasi pembelian alkes Target pembelian alkes x100% 20

VISI : Misi 3 : Tujuan : Menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta kesejahteraan pegawai Mewujudkan sumber daya manusia sesuai standar baik kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan pegawai NO SASARAN URAIAN INDIKATOR RUMUS/ FORMULA TARGET 2015 TARGET 2016 KET 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia a. Persentase peningkatan kualitas sumber daya manusia Indikator ini menunjukkan target persentase pegawai (medis dan non medis) yang akan diikutkan diklat, selama satu tahun 100% 100% = Realisasi jumlah pegawai yang mengikuti diklat Target jumlah pegawai yang akan mengikuti diklat x 100% b. Persentase pemenuhan kuantitas sumber daya manusia Indikator ini menunjukkan target persentase pemenuhan kebutuhan pegawai (medis dan non medis) di RSUD Ploso selama satu tahun 100% 100% = Realisasi pemenuhan kebutuhan pegawai x 100% Proyeksi kebutuhan pegawai 21

22

Berdasarkan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa RSUD Ploso memiliki Visi yaitu Menjadi rumah sakit profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat dari visi tersebut terdapat tiga misi dan atas dasar tiga misi tersebut rencana kinerja tahunan RSUD ploso disusun. berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai rencana kinerja tahunan RSUD Ploso tahun 2016. 1. Misi 1 Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standar serta pelayanan administrasi dan manajemen. Tujuan Mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas serta terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan. Indikator sasaran a. Penanganan/ cakupan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2015 dan 2016 indikator sasaran ini menetapkan target sebesar 100%. Sub indikator sasaran: Jumlah pasien yang dilayani. Adalah sub indikator yang menunjukkan jumlah pasien yang dilayani RSUD Ploso selama satu tahun. Merupakan hasil penjumlahan dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang dilayani RSUD Ploso selama satu tahun. Jmlh pasien yang dilayani= Jumlah pasien rawat inap + rawat jalan Pada tahun 2015 sub indikator ini menetapkan target sebanyak 18.975 orang dan pada tahun 2016 menetapkan target sebanyak 21.820 orang. 23

Bed Occupancy Rate (BOR). Sub indikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Bed Occupancy Rate (BOR) = Jumlah hari perawatan x 100 % Jumlah TT x Jumlah Hari Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini menetapkan target sebesar 60-85%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 85% (Depkes RI). Bed Turn Over (BTO). Sub indikator ini menunjukkan frekwensi pemakaian tempat tidur. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Bed Turn Over (BTO) = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Jumlah TT Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini menetapkan target sebesar 40-50 kali. Idealnya satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali (Depkes RI). Turn Over Internal (TOI). Sub indikator ini menunjukkan rata-rata hari tempat tidur kosong. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Turn Over Internal (TOI) = (Jumlah TT x hari) hari perawatan rumah sakit Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini menetapkan target sebesar 1-3 hari. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI). 24

Average Length of Stay (ALOS). Sub indikator ini menunjukkan rata-rata lama perawatan seorang pasien di rumah sakit. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Average Length of Stay(ALOS)= Jumlah hari perawatan pasien rumah sakit keluar Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini menetapkan target sebesar 6-9 hari. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI). Net Death Rate (NDR). Sub indikator ini menunjukkan angka kematian penderita setelah dirawat > 48 jam untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Net Death Rate (NDR) = Jumlah pasien mati > 48 jam dirawat Jumlah pasien keluar (hidup + mati) x 1.000 penderita Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini sama-sama menetapkan target sebesar < 25. Gross Death Rate (GDR). Sub indikator ini menunjukkan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Gross Death Rate (GDR)= Jumlah pasien mati seluruhnya Jumlah pasien keluar (hidup + mati) x 1.000 penderita Pada tahun 2015 dan 2016 sub indikator ini menetapkan target sebesar < 45. 25

2. Misi 2. Mengembangkan pelayanan kesehatan sebagai pusat rujukan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Tujuan. Mewujudkan sistem pelayanan kesehatan rujukan sesuai standar dan kebutuhan masyarakat serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sasaran. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai. Indikator sasaran. Terlaksananya sistem rujukan dan terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar. Sub indikator sasaran. Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso. Sub indikator ini menunjukkan jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso selama satu tahun. Pada tahun 2015 sub indikator sasaran ini memiliki target sebanyak 4.744 orang dan pada tahun 2016 memiliki target sebesar 5.455 orang. Terpenuhinya prasarana RSUD Ploso. Sub indikator ini menunjukkan target persentase terlaksananya pembangunan gedung baru rumah sakit yang bersumber dari dana DAK. Pada tahun 2015 sub indikator ini menetapkan target sebesar 100% dan pada tahun 2016 indikator ini menetapkan target sebesar 100%. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Persentase terpenuhinya prasarana RSUD Ploso = Realisasi pembangunan x 100% Target pembangunan Terpenuhinya kebutuhan alat-alat kesehatan rumah sakit. Sub indikator ini menunjukkan target persentase terlaksananya pengadaan alat-alat kesehatan baru yang bersumber dari dana DAK. Pada tahun 2015 sub indikator ini menetapkan target sebesar 100%. Juga pada tahun 2016 26

sub indikator ini menetapkan target sebesar 100%. Sub indikator ini dapat dihitung dengan cara: Persentase terpenuhinya kebutuhan alkes RSUD Ploso = Realisasi pembelian alkes x 100% Target pembelian alkes 3. Misi 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta kesejahteraan pegawai. Tujuan. Mewujudkan sumber daya manusia sesuai standar baik kualitas dan kuantitas serta kesejahteraan bagi pegawai. Sasaran. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Indikator sasaran. a. Persentase peningkatan kualitas sumber daya manusia. Indikator ini menunjukkan target persentase pegawai (medis dan non medis) yang akan diikutkan diklat. Pada tahun 2015 dan 2016 indikator ini menetapkan target sebesar 100%. Indikator sasaran ini dapat dihitung dengan cara: Persentase peningkatan kualitas SDM = Realisasi pegawai yang mengikuti diklat x 100% Target jumlah pegawai yang akan mengikuti diklat b. Persentase pemenuhan kuantitas sumber daya manusia. Indikator ini menunjukkan target persentase pemenuhan kebutuhan pegawai (medis dan non medis) di RSUD Ploso selama satu tahun. Pada tahun 2015 dan 2016 inidikator ini menetapkan target sebesar 100%. Indikator sasaran ini dapat dihitung dengan cara: Persentase peningkatan kuantitas SDM = Realisasi pemenuhan kebutuhan pegawai x 100% Proyeksi kebutuhan pegawai 27

C. PENETAPAN/ PERJANJIAN KINERJA. Didalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah. Disebutkan bahwa DPA digunakan sebagai dasar penyusunan Perjanjian Kinerja. Perjanjian kinerja disusun dengan mencantumkan indikator kinerja dan target kinerja. Indikator kinerja harus bersifat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, berjangka waktu tertentu serta dapat dipantau dan dikumpulkan. Untuk setiap SKPD menyusun lembar/ dokumen perjanjian kinerja dengan menggunakan indikator kinerja program dan/ atau indikator kinerja kegiatan dan/ atau indikator kinerja utama SKPD. Berikut ini akan disajikan tabel penetapan kinerja RSUD Ploso Tahun 2016. 28

Tabel 2. Perjanjian Kinerja RSUD Ploso Kab. Jombang Tahun Anggaran 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran (Rp.) Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Meningkatnya - Penanganan/ cakupan pelayanan 100% kualitas pelayanan kesehatan kesehatan Sub indikator - Jumlah pasien yang dilayani 21.820 orang - Pelayanan kesehatan RSUD Ploso 5.843.855.539 APBD - Bed Occupancy Rate (BOR) 60-85 % - Pelayanan administrasi perkantoran 2.158.368.600 APBD - Bed Turn Over (BTO) 40-50 kali - Peningkatan disiplin aparatur 41.000.000 APBD - Turn Over Interval (TOI) 1-3 hari - Peningkatan sarana prasarana 341.775.000 APBD aparatur - Average Length of Stay 6-9 hari - Perencanaan strategis dan 6.000.000 APBD (ALOS) pelaporan capaian kinerja serta - Net Death Rate (NDR) < 25 Keuangan SKPD 2. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai 3. Meningkatnya Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia - Gross Death Rate (GDR) < 45 - Terlaksananya sistem rujukan dan 100 % terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar Sub indikator - Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso - Terpenuhinya prasarana RSUD Ploso - Terpenuhinya kebutuhan alatalat kesehatan rumah sakit - Persentase peningkatan kualitas sumber daya manusia - Persentase pemenuhan kuantitas sumber daya manusia 5.455 orang - Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RSUD Ploso 100% 100% 100% - Pendukung pelayanan kesehatan RSUD Ploso 100% Sumber: Formulir perjanjian kinerja RSUD Ploso Kabupaten Jombang tahun 2016 8.486.450.000 DAK 2.967.687.900 APBD 29

Tabel diatas adalah merupakan perjanjian kinerja RSUD Ploso yang ditetapkan pada awal tahun 2016 berdasarkan DPA RSUD Ploso, tetapi pada tribulan III tahun 2016 RSUD Ploso melakukan evaluasi terhadap DPA yang sebagian kegiatannya sudah dilaksanakan. Dari evaluasi tersebut ditemukan ada beberapa rincian kegiatan yang anggarannya kurang sehingga membutuhkan tambahan dana dan ada beberapa rincian kegiatan yang kelebihan anggaran sehingga memerlukan pengurangan. Disamping itu juga ada beberapa rincian kegiatan baru yang dimunculkan. Atas dasar itulah RSUD Ploso mengajukan DPA-Perubahan, karena DPA mengalami perubahan maka idealnya perjanjian kinerja juga harus disesuaikan dengan DPA perubahan tersebut. Berikut ini akan disajikan tabel perubahan perjanjian kinerja RSUD Ploso. 30

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Perubahan RSUD Ploso Kab. Jombang Tahun Anggaran 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program Anggaran (Rp.) Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Meningkatnya - Penanganan/ cakupan pelayanan 100% kualitas pelayanan kesehatan kesehatan Sub indicator - Jumlah pasien yang dilayani 21.820 orang - Pelayanan kesehatan RSUD Ploso 3.493.440.350 APBD - Bed Occupancy Rate (BOR) 60-85 % - Pelayanan administrasi perkantoran 2.235.318.600 APBD - Bed Turn Over (BTO) 40-50 kali - Peningkatan disiplin aparatur 44.380.000 APBD - Turn Over Interval (TOI) 1-3 hari - Peningkatan sarana prasarana 282.825.000 APBD aparatur - Average Length of Stay 6-9 hari - Perencanaan strategis dan 4.000.000 APBD (ALOS) pelaporan capaian kinerja serta - Net Death Rate (NDR) < 25 Keuangan SKPD 2. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan rujukan dan sarana prasarana yang memadai - Gross Death Rate (GDR) < 45 - Terlaksananya sistem rujukan dan 100 % terpenuhinya sarana prasarana sesuai standar Sub indicator - Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Ploso 5.455 orang - Pembinaan lingkungan sosial pada RSUD Ploso - Terpenuhinya prasarana 100% - Pengadaan, peningkatan sarana dan RSUD Ploso prasarana RSUD Ploso - Terpenuhinya kebutuhan alatalat 100% kesehatan rumah sakit 3. Meningkatnya - Persentase peningkatan kualitas 100% - Pendukung pelayanan kesehatan Kualitas dan sumber daya manusia RSUD Ploso kuantitas sumber - Persentase pemenuhan kuantitas 100% daya manusia sumber daya manusia Sumber: Formulir perubahan perjanjian kinerja RSUD Ploso Kabupaten Jombang tahun 2016 1.947.999.000 DBHCHT 8.486.450.000 DAK 4.368.636.050 APBD 31

D. PENGUKURAN KINERJA Indikator Kinerja sasaran adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang cara pengukuran dari masing-masing indikator sasaran yang ada di tabel penetapan kinerja tahun 2016. SASARAN I 1. Indikator sasaran : penanganan/ cakupan pelayanan kesehatan Sub indikator sasaran: a) Jumlah pasien yang dilayani. Adalah sub indikator yang menunjukkan jumlah pasien yang dilayani RSUD Ploso selama satu tahun. Merupakan hasil penjumlahan dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. b) Bed Occupancy Rate (BOR). Indikator ini menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Indikator ini dapat dihitung dengan cara: Bed Occupancy Rate (BOR) = Jumlah hari perawatan x 100 % Jumlah TT x Jumlah Hari c) Bed Turn Over (BTO). Indikator ini menunjukkan frekwensi pemakaian tempat tidur. Indikator ini dapat dihitung dengan cara: Bed Turn Over(BTO) = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) Jumlah TT d) Turn Over Internal (TOI). Indikator ini menunjukkan rata-rata hari tempat tidur kosong. Indikator ini dapat dihitung dengan cara: 32