BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersama. Mulyasa (2009 : 10) mengartikan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Banyubiru berjumlah 140 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Adapun faktor penghambat dalam proses pembelajaran antara lain; aparatur sekolah terutama guru, belum keseluruhan memperoleh kualifikasi pendidikan strata 1 sehingga belum memiliki kompetensi akademik secara maksimal, sarana dan prasarana masih terbatas (belum optimalnya penggunaan perpustakaan dan laboratorium sebagai penunjang dalam pembelajaran) dan penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal sehingga berdampak pada hasil belajar siswa secara keseluruhan yang belum memenuhi target yang diharapakan dan terbukti dari hasil belajar peserta didik masih terdapat nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Standar Kompetensi Kelulusan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (SKLUASBN) masih rendah yang disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana di Sekolah, sehingga Kepala sekolah selalu berupaya untuk mengusahakan adanya bantuan/blockgrant sarana dan prasarana dari pemerintah. Desain penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan tertentu, yaitu sebagai berikut: 1. Permohonan izin, peneliti memohon izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan untuk melaksanakan penelitian, serta memohon izin pula kepada guru kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut. 2. Observasi, kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan 25

26 3. serta menemukan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. 4. Identifikasi masalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik di kelas 5 pada pembelajaran IPA. 5. Menyusun rencana penelitian yang berupa rencana penggunaan model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan hasil belajar siswa 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan sebanyak 18 peserta didik. Secara keseluruhan peserta didik SD Negeri Giling berjumlah 96 anak, yang terdiri dari 6 rombongan belajar (rombel) dan diampu oleh guru kelas. Keadaan aparatur sekolah di SD Negeri Giling terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 guru mapel Pendidikan Agama Islam (PAI), 1 guru mapel Pendidikan Agama kristen, 1 orang guru mapel Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan (Penjasorkes) dan 1 orang Penjaga Sekolah. Adapun jam efektif sekolah diawali dengan kegiatan pembiasaan yang dimulai pada pukul 07.00 sampai pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 12.30, kecuali pada hari jumat dan sabtu pembelajaran berakhir pada pukul 11.00. Tingkat kecerdasan peserta didik kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan sangat beragam, ada sebagian yang cerdas dan aktif namun ada sebagian peserta didik yang pasif. Kondisi sosial ekonomi wali peserta didik sangat heterogen, yakni sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani dan yang lainnya sebagai pedagang. Mayoritas tingkat pendidikan wali peserta didik masih rendah yaitu lulusan SD sehingga perhatian dan kesadaran mereka terhadap pendidikan anak-anaknya juga tergolong kurang.

27 3.2 Variabel Penelitian Penggunaan Model Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) (x) dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (y). Hal ini mengandung arti bahwa penggunaan model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) mempengaruhi hasil belajar siswa. 3.3 Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu kepada Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya di singkat PTK (Clasroom Action Research) yang memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran, apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Mc. Niff dalam Suharsimi memandang bahwa PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. (Arikunto:2009). Akan tetapi, menurut pendapat IGK Wardani dkk bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas mandiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. (IGK Wardani dan Wihard:2008). Sebagai mana yang telah diuraikan di atas, rancangan penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik PTK yaitu menggunakan proses daur yang disebut siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) membuat rencana tindakan, (2) tahap pelaksanaan, (3) mengamati atau observasi, dan (4) memberikan refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Kemmis dan Mc. Taggart (wiriatmadja) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini

28 serta situasi dimana pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan. Dalam definisinya Kemmis dan Mc. Taggart. Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, penelitimengadaptasi dari model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart (wiriatmadja 2008:66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan diakhiri dengan refleksi. Bagan 3.1 Bagan Siklus Pembelajaran (Wiriatmadja 2008:66) 1. Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung proses pembelajaran. 2. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas. 3. Tahap pengamatan/observasi dilaksanakan pada waktu tindakan sedang berlangsung, jadi pelaksanaan dan pengamatan berlangsung pada waktu yang sama.

29 4. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, peneliti dan pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Dengan kata lain peneliti melihat dirinya kembali melalui dialog untuk menemukan hal-hal yang dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti memutuskan apakah menghentikan tindakan atau melanjutkan tindakan dengan catatan memperbaiki kekurangan pada tindakan berikutnya. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian dalam bentuk siklus dan dilakukan secara berulang dan berkesinambungan. Dimana pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan peralatan yang mendukung proses pembelajaran. Dalam persiapan ini, peneliti menentukan penggunaan model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) pada mata pelajaran IPA. Sebagai bahan penelitian selanjutnya, guru memilih materi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa, menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, merancang media dan alat peraga, pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa dan merumuskan alat evaluasi kemudian dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2. Tahap Pelaksanaan Siklus I. 1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) pada tahap ini guru:

30 a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaranipa dengan KD: 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanahkarena pelapukan b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan. c. Membuat lembar observasi. d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) pada tahap ini guru: a. Kegiatan awal b. Kegiatan Inti c. Kegiatan Akhir d. Evaluasi 3. Tahap Observasi (Observing) pada tahap ini guru: a. Memonitor kegiatan siswa secara individu maupun kelompok b. Membantu siswa jika menemui kesulitan c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa. 4. Tahap Refleksi (Reflecting) pada tahap ini guru: a. Membahas dan mengevaluasi hasil pembelajaran b. Sebagai dasar perlu atau tidak melaksanakan siklus kedua. Jika pada siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi batuan dengan menggunakan model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share). Maka perlu dilanjutkan dengan siklus II. Adapun tahapan pada Siklus II adalah sebagai berikut: Siklus II 1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning) pada tahap ini guru: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan KD: 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

31 b. Menyiapkan media/alat peraga pembelajaran yang dibutuhkan c. Membuat lembar observasi d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting) pada tahap ini guru: a. Kegiatan awal b. Kegiatan Inti c. Kegiatan Akhir d. Evaluasi 3. Tahap Observasi (Observing) pada tahap ini guru: a. Memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan b. Membantu siswa jika menemui kesulitan c. Memberikan penilaian proses terhadap kegiatan siswa. 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh observer secara kolaboratif pada saat pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Semua temuan dicatat oleh observer sebagai bahan penelitian. Adapun hal-hal yang diamati dalam kegiatan tersebut adalah mengenai RPP, LKS, lembar observasi guru, dan lembar observasi siswa, pada saat proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model Tipe TPS (Think Pair Share) yang dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu, diamati juga pemahaman siswa tentang materi pembelajaran tersebut, apakah lebih baik ataukah sebaliknya. Dengan demikian, pelaksanaan observasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenali, merekam, mencatat, dan mendokumentasikan setiap tindakan dari proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti tersebut. 4. Tahap Refleksi Observer secara kolaboratif melakukan refleksi melalui data-data yang diperoleh dari lembar pengamatan, bukti dokumen dan hasil belajar siswa yang diamati dan dianalisis oleh observer. Berdasarkan data-data

32 tersebut apakah pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran sudah mampu mencapai semua indikator yang sudah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, ataukah belum mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus satu ditemukan beberapa kekurangan-kekurangan seperti siswa kurang aktif, motivasi belajar siswa kurang, dan hasil belajar siswa tidak meningkat pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) tersebut, maka perlu adanya komunikasi antara peneliti dan observer untuk memecahkan permasalahan jika nilai rata-rata nilai yang diperoleh masih di bawah nilai yang diharapkan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan perbaikan proses pembelajaran pada siklus dua dan seterusnya, dimana pada akhir pembelajaran dilakukan uji kompetensi (Tes) yang telah disiapkan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model Tipe TPS (Think Pair Share), yang diharapkan dapat mencapai nilai target yang ditentukan. 3.5 Data dan Cara Pengumpulan Data Data terkumpul melalui beberapa cara yang akan disebutkan di bawah ini. 3.5.1 Observasi; observasi dilakukan oleh pengamat/peneliti mulai dari kegiatan awal hingga model pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share) selesai diterapkan. 3.5.2 Dokumentasi; dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data nilai ulangan peserta didik kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan, Semester II Mata Pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2012/2013. 3.5.3 Tes; tes dilakukan dengansatu fase yaitu post tes. Post tes dilakukan diakhir pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran (sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran).

33 3.5.4 Wawancara; wawancara dilakukan dengan beberapa peserta didik kelas 5 tentang proses belajar mengajar selama ini. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan beberapa dewan guru mengenai karakteristik guru kelas 5 SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan selama ini. 3.6 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Langkah-langkah menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi lembar observasi guru yang tercantum dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No Aspek yang di amati Indikator 1 Membuka Pelajaran 1. Persiapan dan kesiapan 2. Menyampaikan tujuan/tema Pembelajaran 2 Kegiatan Guru 1. Menjelaskan model pembelajaran Penerapan model Koopertaife Tipe TPS (Think Pair pembelajaran Share) Kooperatife Tipe 2. Pembentukan kelompok. TPS (Think Pair 3. Pemberian tugas kelompok Share) 4. Membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan tugas sendirisendiri. 5. Membimbing siswa dalam bekerja kelompok berpasangan. 6. Mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi dan mengarahkan kerja siswa jika ada hal-hal yang belum dipahami. 7. Penggunaan media belajar 3 Menutup Pelajaran 1. Pengelolaan waktu 2. Merefleksi/mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

34 b. Menyusun Kisi-kisi lembar observasi siswa yang tercantum dalam tabel kisi-kisi penyusunan instrumen lembar observasi siswa dibawah ini. No Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Aspek yang di Indikator amati 1 Pembukaan Pelajaran 1. Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. 2. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru. 2 Kegiatan siswa 1. Keaktifan dalam bertanya. 2. Kelengkapan/kualitas jawaban. 3. Keaktifan mengerjakan latihan. 4. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan 5. Kekompakan siswa dalam kelompok sesuai dengan instruksi. 6. Keberanian menyajikan hasil diskusi kelompok. 7. Keberanian mengungkapkan pendapat/ide. 8. Saling menghargai antar sesama. 3 Menutup Pelajaran 1. Mengisi soal evaluasi yang diberikan guru dengan sungguhsungguh. No. Ite m 1 3 4 6 2 5 7 12 10 9 13

35 c. Menyusun kisi-kisi soal tes/evaluasi siklus I dan siklus II yang digunakan untuk menguji dan meningkatkan hasil belajar siswa yang tercantum dalam tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Jenis Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Siklus I 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan : Sekolah Dasar : Ilmu Pengetahuan Alam : V / II (Dua) : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan Sumber Daya Alam. Materi Pokok/ Pembelajaran Indikator Item Batuan, jenis-jenis pelapukan dan prosesnya 1. Mengelompokan jenisjenis batuan berdasarkan proses terbentuknya 2. Menyebutkan pemanfaatan batuan dalam kehidupan seharihari 3. Mengetahui jenis pelapukan dan memahami prosesnya 4. Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 1, 6, 7, 9, 10 4, 5, 12, 13 8, 14,15 2, 3, 11 Siklus II 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah Jenis-jenis tanah dan proses pembentukannya 1. Mengidentifikasi susunan tanah beserta jenisjenisnya 2. Mengetahui jenis tanah berdasarkan cara pembentukkannya 3. Menjelaskan struktur lapisan tanah 4. Menyebutkan pemanfaatan jenis-jenis tanah dalam kehidupan sehari-hari. 4, 8, 9, 12 1, 2, 14 3, 6, 7, 11 5, 10, 15, 13

36 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah: a. Kuantitatif Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan rerata untuk setiap siklus. teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean dan Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Adapun rumus persentase tersebut adalah: n P = x 100% Keterangan : P N = persentase n = jumlah frekuensi yang muncul N = jumlah total siswa Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut: b. Kualitatif Kriteria Ketuntasan Kualifikasi 65 Tuntas < 65 Tidak Tuntas (Depdiknas, 2006) Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan keterampilan guru dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) serta hasil catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis deskriptif kualitatif. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria penilaian kualitatif yang dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:

37 Kriteria Kategori 76-100% Sangat Baik 51-75% Baik 26-50% Cukup 0-25% Kurang 3.8 Indikator Keberhasilan Tolak ukur keberhasilan dalam penelitian tindakan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah bila telah mencapai nilai 65 atau lebih (KKM=65), dan 85% siswa telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan KKM. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum diberikan pembelajaran dengan model cooperative tipe TPS (Think Pair Shere), langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian instrument ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument ini dikatakan layak atau tidak dan reliabel atau tidak. Tempat uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini adalah SDN Mangunsari 04 Salatiga. Adapun hasil dari validitas dan reabilitas yang telah peneliti lakukan menunjukkan 15 soal dari 20 soal yang diujikan telah memenuhi persyaratan uji validitas dan realibilitas. Rincian hasil uji validitas dan reabilitas terlampir pada lampiran 1.