BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari sistem pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

04Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN I. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

KEWIRAUSAHAAN I Konsepsi Dasar Kewirausahaan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

MODEL PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PENDIDIAN DASAR DAN MENENGAH Oleh: Endang Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

STRATEGI KEMITRAAN SMK DENGAN STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(Staf Pengajar FE Universitas Negeri Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna

MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA SISWA MELALUI KEGIATAN JUAL BELI (Analisis Kegiatan Market Day Sekolah Dasar Islam YAKMI Kota Tangerang)

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH SETINGKAT SMA DI KECAMATAN JATINANGOR SRI AYU NUR HASANAH ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

PROFIL DAN FUNGSI WIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 %

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

banyak Rp 1 miliar per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizkika Fitri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keahlian sehingga diharapkan mampu mengembangkan ilmu dan keahlian yang diperoleh demi kemajuan dirinya, masyarakat dan bangsa. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal (15) yang menyatakan bahwa SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Lulusan SMK diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, bangsa dan negara yang tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Sumber Daya Manusia (SDM) yang disiapkan agar relevan dengan kebutuhan pekerjaan, sektor pendidikan menunjuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wahana penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan bagi peserta didik. Tujuan pendidikan bagi sekolah menengah kejuruan seperti yang tercantum dalam kurikulum SMK 2004 adalah: 1. menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional,

2 2. menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, 3. menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang, 4. menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Dalam Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan terhadap faktor-faktor non psikologis telah banyak dilakukan, tetapi pembenahan tersebut kurang diimbangi dengan usaha pengembangan faktor-faktor psikologis pada siswa yang tidak kalah penting, seperti: bimbingan karir, kematangan kejuruan, motivasi bekerja dll. Siswa SMK disiapkan untuk memasuki lapangan kerja, tetapi tidak semua lulusannya dapat langsung bekerja, hal ini membuat jumlah pengangguran didominasi lulusan SMA dan SMK. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2011 lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah jumlahnya 1.120.090, lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencapai 1.890.755, lulusan SMTA mencapai 3.074.946, lulusan Diploma I/II/III mencapai 244.687 dan lulusan Universitas mencapai 492.343. Jumlah penganggur terbuka di Provinsi DIY pada Desember 2011 sebesar 127.000 orang. Pengangguran terbanyak adalah lulusan SMK sebesar 22.547 orang.

3 Fenomena pada saat ini beberapa siswa tidak bisa menentukan arah dan tujuan ketika lulus sekolah, dikarenakan siswa tidak ada yang mengarahkan, disinilah salah satu peran guru mata pelajaran di SMK mulai mengarahkan siswa membentuk jiwa entrepreneurship terutama untuk siswa yang tidak melanjutkan pendidikan kejenjang keserjanaan. Dalam hasil penelitian awal, saya berwawancara dengan kordinator bimbingan konseling (BK) dan guru mata pelajaran kewirausahaan di SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung, guru kordinator BK yaitu bapak dede mengungkapkan bahwa memang benar adanya program bimbingan karir di SMK Daarut Tauhiid Boarding School ini akan tetapi untuk program membentuk jiwa entrepreuneurship itu diluar program BK, dan yang mempunyai program menumbuhkan jiwa Entrepreneuship yaitu SMK Daarut Tauhiid Boarding School sendiri. Menurut beliau siswa/siswi lulusan SMK Daarut Tauhiid Boarding School 93% melanjutkan kejenjang kesarjanaan di perguruan tinggi dikarenakan rata-rata yang siswa/siswi SMK Daarut Tauhiid Boarding School adalah orang yang mempunyai latarbelakang kehidupan yang berada (orang kaya) Dalam wawancara peneliti dengan guru mata Pelajaran Kewirausahaan yaitu Ibu Laila, beliau mengungkapkan SMK Daarut Tauhiid Boarding School memasukan Program kewirausahaan ini dengan cara menyisipkan pada mata pelajaran Kewirausahaan, sehingga program tersebut dapat berjalan dengan lancar dan terfokus pada satu titik yaitu membentuk jiwa entrepreneurship pada siswa/siswi SMK Daarut Tauhiid Boarding School. Dan pada mata pelajaran ini dilihat dari sisi akademik bahwa siswa di ajarkan bagaimana cara berwirausaha

4 secara mandiri, akan tetapi pada tahap awal siswa akan dibimbing untuk menghilangkan hambatan hambatan mental sehingga akan timbul rasa percaya diri untuk berwirausaha secara mandiri. Dari hasil uraian diatas menyatakan bahwa program bimbingan karir dibuat untuk menentukan arah tujuan siswa dimasa depan, namun SMK Daarut Tauhiid Boarding School dalam program utamanya adalah membentuk jiwa entrepreneurship ini bertolak belakang dalam hasil yang dicapai, dikarenakan siswa/siswi SMK Daarut Tauhiid Boarding School kebanyakan berminat untuk meneruskan kejenjang perguruan tinggi, maka peneliti tertarik mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian. B. Rumusan Masalah Dalam latar belakang diatas maka saya sebagai peneliti mengambil rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana Program Bimbingan Karir dalam membentuk Jiwa Entrepreneurship siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan? 2. Apa saja faktor penunjang dan penghambat dalam membentuk jiwa Entrepreneurship siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan? 3. Bagaimana hasil yang telah dicapai dalam membentuk jiwa Entrepreneurship siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan?

5 C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Program Bimbingan Karir dalam membentuk jiwa entrepreneurship siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan. 2. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat dalam membentuk jiwa enterprenership siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan. 3. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai dalam membentuk jiwa enterprenership siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School melalui mata pelajaran Kewirausahaan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat: 1. Bagi peneliti khususnya dan dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. Diharapkan mampu mewujudkan karya ilmiah yang akurat terhadap masalah yang diteliti sehingga dapat dijadikan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh SMK dan sebagai umpan balik (feed back), serta bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas atas pelaksanaan bimbingan karir dan pembentukan jiwa enterpreneurship siswa kejuruan yang dapat meningkatkan motivasi bekerja bagi para siswanya.

6 3. Bagi Guru hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi bagi guru mengenai pentingnya bimbingan karir kepada kejuruan dalam membentuk jiwa entherprenership siswa setelah lulus. Serta memberikan masukan pada guru tentang pentingnya pembekalan bimbingan karir dan kematangan kejuruan dalam membentuk jiwa enthreprenership siswa setelah lulus. 4. Bagi siswa/siswi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa. Untuk menambah informasi bagi siswa mengenai pentingnya bimbingan karir dan kematangan kejuruan dalam membentuk jiwa enthreprenership siswa setelah lulus dan Hasil penelitian ini diharapkan setelah siswa lulus mempunyai wirausaha sendiri atau berkelompok dan mendapat pekerjaan. 5. Bagi Peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi Bimbingan Konseling Islam yaitu dalam memberikan informasi mengenai bimbingan karir, kematangan dalam membentuk jiwa entreprenership siswa setelah lulus. Dan diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling Islam. E. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan (2005:11-12) menyatakan bimbingan karir adalah upaya pemberian bantuan terhadap siswa agar mereka mengenal dirinya, dunia kerja dan dapat menetukan masa depannya sesuai yang di inginkan, sehingga mereka mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat.

7 Menurut Peter M. Blau (Sukardi, 1987: 86) arah pilihan karir seseorang merupakan suatu proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor penunjang maupun faktor penghambat bagi seseorang dalam membuat keputusan karir. Faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam pembuatan keputusan karir di antaranya sebagai berikut: pengalaman sosial, interaksi dengan orang lain, potensi-potensi yang dimiliki, aspirasi orang tua, keadaan sosial ekonomi orang tua, pengetahuan tentang dunia kerja, minat, pertimbangan pilihan karir, serta keterampilan dalam pembuatan keputusan karir. Pilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan didorong oleh faktor adanya kecenderungan untuk mendapatkan ganjaran dan faktor pengharapan terhadap terjadinya perubahan. Faktor-faktor yang menentukan dalam memasuki pekerjaan menurut Peter M. Blau (Sukardi, 1987: 88) terdiri dari delapan macam, di antaranya yaitu: 1. Tuntutan anggota baru untuk mendapat libur atau cuti lebih awal dan lebih lama. 2. Faktor kebutuhan fungsional, misalnya teknik kualifikasi. 3. Faktor kebutuhan non fungsional, yaitu suatu seleksi yang didasarkan atas dasar kriteria yang tidak relevan. 4. Ganjaran (reward), seperti gaji (income), prestise, tenaga, dan lain-lain. 5. Faktor informasi yang lengkap yang berpengaruh dalam memasuki pekerjaan. 6. Keterampilan teknik pekerjaan dalam berbagai macam.

8 7. Karakteristik sosial pekerja yang berpengaruh dalam pembuatan keputusan. 8. Faktor orientasi nilai masyarakat yang relatif menentukan signifikasi perbedaan ganjaran (reward) yang akan diterima. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan dipilih oleh seseorang. Pada hakikatnya, setiap individu akan mengumpulkan informasi mengenai karir yang akan dipilihnya. Informasi yang dikumpulkan oleh seorang individu di antaranya adalah faktor-faktor yang telah disebutkan di atas. Pada awal abad 20, entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi satu kajian hangat karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi. Adalah Schumpeter yang mengatakan bahwa jika suatu negara memiliki banyak entrepreneur, negara tersebut pertumbuhan ekonominya tinggi, yang akan melahirkan pembangunan konomi yang tinggi. Jika suatu negara ingin maju, jumlah entrepreneurnya harus banyak Entreprenuership is driving force behind economic growth. Kirzner mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Rasionalisasinya adalah jika seseorang memiliki kewirausahaan, dia akan memiliki karakteristik motivasi/mimpi yang tinggi (need of achievement), berani mencoba (risk taker), innovative dan independence. Dengan sifatnya ini, dengan sedikit saja peluang dan kesempatan, dia mampu merubah, menghasilkan sesuatu yang baru, relasi baru, akumulasi modal, baik berupa perbaikan usaha yang sudah ada (upgrading) maupun menghasilkan usaha baru. Dengan usaha ini, akan menggerakan material/bahan baku untuk berubah bentuk

9 yang lebih bernilai sehingga akhirnya konsumen mau membelinya. Pada proses ini akan terjadi pertukaran barang dan jasa, baik berupa sumber daya alam, uang, sumber daya sosial, kesempatan maupun sumber daya manusia. Dalam ilmu ekonomi, jika terjadi hal demikian, itu berarti ada pertumbuhan ekonomi, dan jika ada pertumbuhan ekonomi berarti ada pembangunan. Menurut ThomasW. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar. Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Sebab itu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan lapangan, tapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. (Norman:2009), An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki

10 jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun negeri. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut: 1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology), 2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge), 3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services), 4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources). Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada

11 pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu: 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis. 2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha. 3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. 4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. 5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith

12 memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang: 1. Percaya diri 2. Berorientasi tugas dan hasil 3. Berani mengambil risiko 4. Berjiwa kepemimpinan 5. Brorientasi ke depan 6. Keoriginalan. Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.

13 Kewirausahaan itu dapat diajarkan. Berikanlah para siswa penanaman sikapsikap perilaku untuk membuka bisnis kemudian kita akan membuat mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat (Buchari Alma 2000:5). Menurut Suparman Suhamidjaja bahwa: Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan untuk menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dalam arti yang lebih luas bahwa pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila. Dalam teori siklus pembelajaran, Munford (1995) menyatakan bahwa pembelajaran didapat dari proses pembelajaran atas pengalaman yang didapat dalam aktivitas sehari-hari yang kemudian disimpulkan dan menjadi konsep maupun sistim nilai yang dipergunakan untuk keberhasilan dimasa yang akan datang. F. Langkah-langkah Penelitian Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan langkah penelitian sebagai berikut: 1. Penentuan lokasi penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di SMK Darut Tauhid Bandung daerah Bandung utara, dalam letak geografis Pondok Pesantren Daarut Tauhiid terletak di kawasan Gegerkalong Girang Bandung Utara, Jawa Barat. Bila memasuki kota Kembang dari arah Purwakarta, Subang, dan Lembang, akan melalui jalan setiabudi, tepat selepas kampus

14 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), berbeloklah ke kanan, disitulah terletak jalan Gegerkalong Girang. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif karena dengan metode ini penulis dapat menggambarkan dan menelusuri masalah-masalah dan gejala-gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan serta meliputi penyelidikan secara analisis dan interpretasi tentang data. 3. Penentuan sumber dan jenis data a. Sumber Data 1) Data primer yang di peroleh dari sumber data yaitu Guru BK SMK Darut Tauhid Bandung 2) Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan 3) Siswa/Siswi SMK Daarut Tauhiid Boarding School b. Data Sekunder 1) Dokumen-dokumen resmi 2) Buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti c. Jenis Data 1) Data Primer, terdiri dari data-data pokok utama tentang hasil Observasi dan Wawancara meliputi: a) Guru BK SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung b) Misi jiwa wirausaha melalui konseling dengan pembimbing/guru Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung

15 c) Siswa-siswa Daarut Tauhiid Boarding School 2) Data Sekunder Data sekunder meliputi data yang terkait dengan Buku dan Makalah serta komentar-komentar, ulasan, pandangan, dan penjelasanpenjelasan tentang Program Bimbingan Karir Dalam Membentuk Jiwa Entherprenership siswa SMK Darut Tauhid Boarding School Bandung melalui Mata Pelajaran Kewirausahaan. d. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data Karena data disini yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif maka tehnik pengumpulan datanya sebagai berikut: 1) Observasi Yaitu suatu tehnik penelitian atau pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. a) Wawancara Tehnik wawancara ini dilakukan secara tertutup karena dengan tehnik penelitian ini dapat berkomunikasi secara langsung dan tertutup dengan unsur yang berkaitan dengan objek penelitian antara lain dengan guru BK, Guru mata pelajaran Kewirausahaan, dan beberapa siswa dan alumni lain yang terkait.

16 b) Pengolahan Data dan Analisis Data Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menelaah seluruh data yang diperoleh dari SMK Darut Tauhid Bandung. 2) Mengklarifikasi data yang masuk dari responden dan dihubungkan dengan teori yang relevan dengan masalah yang di bahas. 3) Menarik kesimpulan dan selanjutnya proses analisis data secara kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data dari berbagi sumber, yaitu: wawancara, pengamatan yang telah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, kemudian dilanjutkan dengan langkah pengabstrakkan secara umum dengan tersusun.