BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota

BAB III METODE PERANCANGAN

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Youth Center di Kudus Muhammad Budi Utomo

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

BAB III METODE PERANCANGAN

FASILITAS KOMUNITAS KOMIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN FOOTBALL ACADEMY GERAK. Pendahuluan

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

GELANGGANG OLAHRAGA DAN FASILITAS PERBELANJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

Medan_Electronic_Mall

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. MUSIC CENTER DI BANDUNG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Morpphosis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PKM UNDIP DI TEMBALANG TA - 37 BAB I PENDAHULUAN

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional para remaja saat ini. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang, namun sering sekali menimbulkan masalah bagi kehidupan sosial mereka, seperti penggunaan teknologi kepada hal-hal yang negatif. Bertambahnya intelektual dan pengetahuan yang diperoleh para remaja membuat mereka menjadi lebih berkembang dan kreatif serta merupakan bagian proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses menyusun, menggunakan pengetahuan, berpikir dan menimbang. 1 Pesatnya perkembangan media informasi dan teknologi sangat membantu terhadap proses pembelajaran remaja di era globalisasi saat ini seperti penggunaan internet dan telpon genggam. 1 Prof. Dr. Mohammad Ali, Psikologi Remaja, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 26 I-1

Masalah perilaku remaja yang negatif sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan keluarga, dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja seperti menggunakan narkotika, merokok, melakukan seks pranikah, kekerasan, maupun bunuh diri akan menghambat dalam proses perkembangan dirinya. Perilaku remaja yang positif seperti semangat yang besar untuk maju, kreatifitas, harapan dan cinta akan membuat diri mereka lebih berkembang dan mewujudkan cita-citanya di masa depan, tetapi sarana pembinaan bakat dan pelatihan remaja saat ini keberadaannya masih sangat sedikit dan belum dapat menampung secara maksimal semangat serta kreatifitas remaja yang selalu bertambah dan meledak-ledak. Bangunan gelanggang remaja yang ada saat ini masih belum dapat memberikan kontribusi serta manfaat yang optimal terhadap perkembangan para remaja, hal ini diakibatkan dari perencanaan bangunan dan penyelenggaraan kegiatan yang kurang baik. Berdasarkan pada permasalahan-permasalahan di atas maka para remaja dalam proses perkembangan fisik dan non fisiknya membutuhkan suatu wadah atau fasilitas yang dapat mengarahkan mereka menjadi lebih baik dan berkualitas 2. Oleh karena itu perencanaan pusat kegiatan remaja dapat memberikan dampak yang positif bagi masa depan mereka karena kualitas suatu remaja merupakan bagian dari kualitas suatu bangsa. 2 www. Kompas. com, Remaja Perlu Pendekatan Yang Komprehensif,Juli 2005 I-2

1.2 Permasalahan *) Fungsi 1. Manusia : - Bagaimana menciptakan supaya para pengguna bangunan pusat kegiatan remaja dapat berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. - Bagaimana merencanakan suatu pusat kegiatan remaja yang dapat menampung aspirasi dan keinginan para remaja saat ini. 2. Kegiatan : - Bagaimana merencanakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kreatifitas dan bakat serta sebagai sarana hiburan bagi para remaja. - Bagaimana mengadakan suatu kegiatan yang digemari dan menjadi trend remaja saat ini di pusat kegiatan remaja. 3. Hubungan : - Bagaimana menciptakan suatu hubungan kegiatan dan hubungan ruang yang baik sehingga dapat saling mendukung. *) Bentuk 1. Tapak : I-4

- Bagaimana merencanakan suatu bentuk bangunan dan tata ruang luar yang serasi dengan bentuk tapak bangunan. 2. Lingkungan : - Bagaimana merencanakan suatu bentuk bangunan pusat kegiatan remaja yang serasi serta berintegrasi dengan bentuk bangunan di lingkungan sekitarnya. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pembangunan gelanggang remaja ini adalah : - Maksudnya adalah untuk menyalurkan aspirasi / keinginan dan mengembangkan bakat para remaja agar dapat menghasilkan serta menciptakan remaja yang berkualitas, aktif dan kreatif sehingga dapat berguna bagi kehidupan bangsa. - Sedangkan tujuannya adalah merencanakan suatu pusat kegiatan remaja yang representatif yang sesuai dengan keinginan remaja saat ini sebagai sarana untuk membina, mendidik serta sebagai sarana hiburan / rekreasi bagi para remaja sehingga dapat meminimalisasi kegiatan mereka yang membuang-buang waktu seperti nongkrong-nongkrong di mall atau tempat hiburan lainnya. I-5

1.4 Ruang Lingkup Perencanaan pusat kegiatan remaja ini ruang lingkup pembahasannya meliputi antara lain : a. Pusat kegiatan remaja berfungsi sebagai wadah atau sarana untuk menampung seluruh aktivitas atau kegiatan positif dan menyalurkan bakat para remaja yang meliputi kegiatan kesenian, olahraga dan pendidikan seperti kompetisi break dance, park music party, seni tari, seni lukis, seni teater, BMX park, panjat tebing, bela diri, kursus komputer, kursus bahasa Inggris, bimbingan konseling dan lain-lain. b. Bangunan untuk pusat kegiatan remaja ini merupakan bangunan yang bersifat informal dan non profit yang bertujuan untuk mendidik para remaja, setiap ruang direncanakan dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dalam bidang olahraga, seni dan iptek. Bangunan ini diperuntukan bagi para remaja maupun masyarakat di sekitar lingkungan Kecamatan Tangerang dan Kotamadya Tangerang. 1.5 Metode Pembahasan Pada penulisan ini metode pembahasan yang akan digunakan adalah metode diskriptif dan eksperimental. Sedangkan metode pengumpulan data digunakan metode : 1. Studi Literatur - Untuk pemahaman dan pengertian awal mengenai gambaran permasalahan. I-6

- Mendapatkan data-data dokumentasi yang berhubungan dengan kawasan studi. 2. Studi Lapangan - Untuk mendapatkan data-data kawasan yang diperlukan untuk perencanaan bangunan. - Mendapatkan kepastian tentang tata guna tanah pada kawasan. - Melihat kondisi dan potensi kawasan. 3. Studi Kasus - Mencari permasalahan pada studi sejenis serta alternatif pemecahannya. - Mencari persyaratan khusus bagi perencanaan sejenis. 4. Studi Perbandingan - Mendapatkan keterangan dan wawasan mengenai daerah studi - Untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak yang berwenang dalam menangani kawasan studi. - Mendapatkan gambaran dari berbagai pihak yang pernah mengalami proyek sejenis. 1.6 Sistematika Pembahasan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah : BAB I PENDAHULUAN I-7

Menjelaskan mengenai deskripsi proyek, latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, metode pembahasan, sistematika pembahasan, asumsi dan skema pembahasan. BAB II TINJAUAN UMUM Berisikan penjelasan mengenai pengertian obyek perancangan, pengenalan tentang lokasi perencanaan baik terhadap permasalahan perkotaan maupun terhadap lingkungan sekitar. BAB III TINJAUAN KHUSUS Merupakan pengenalan secara khusus yang berisikan data-data yang akan dirancang menjelaskan teori-teori arsitektur terhadap persoalan sesuai dengan tema yang ada. BAB IV ANALISA PERENCANAAN Menjelaskan aspek lingkungan, analisa pemilihan tapak, analisa konteks lingkungan tapak, analisa pengolahan tapak, aspek manusia, analisa kegiatan dan pemakai, aktifitas dan kebutuhan ruang, hubungan ruang, analisa bangunan, massa bangunan, tema, sirkulasi. I-8

BAB V KONSEP PERENCANAAN Menjelaskan konsep dasar perencanaan, konsep aspek manusia, konsep aspek lingkungan dan konsep bangunan supaya terjadi kesinambungan disain. I-9