BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

KAJIAN ANEMIA PADA SISWI SMA DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN NIAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTERI

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia merupakan keadaan berkurangnya kemampuan darah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah harapan bangsa, karena masa depan yang akan. datang ditentukan kondisi remaja saat ini. Kondisi perkembangan remaja

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan proses yang membahagiakan yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya diatas 20%. Remaja yang kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar. Wilayah perkotaan atau pedesaan melalui mekanisme yang berhubungan dengan ketersediaan sarana fasilitas kesehatan maupun ketersediaan makanan yang pada gilirannya pada pelayanan kesehatan dan asupan zat besi khususnya bagi remaja (Almatsier, 2010). Anemia remaja pada usia 10-17 tahun merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin < 12g/dl (Soetjngsih, 2004). Departemen Kesehatan dalam Kirana (2011), menunjukkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 26,50% dan wanita (WUS) 26,9%. Hal mengindikasikan anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Dari data analisis RISKESDAS 2007 prevalensi anemia pada remaja di Indonesia mencapai 92,6% (Hasrul, Hadju & Citrakusumasari, 2010). Di Jawa Tengah remaja dengan anemia cukup tinggi mencapai angka 43,2% (Profil Kesehatan Prov. Jateng, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak tahun 2010 prevalensi anemia pada remaja 11,27%. Banyaknya kejadian kasus anemia pada siswi menunjukkan bahwa masih kurangnya konsumsi zat gizi besi (Fe) pada remaja putri. Berdasarkan kelolaan wilayah kerja Puskesmas Karangawen 1 Kabupaten Demak terdapat 4 SMP didapatkan hasil penjaringan kesehatan dengan kejadian anemia pada bulan Juli 2013 yaitu siswi SMP Negeri 1 Karangawen 80 dari 460 siswi, MTS Karangawen 47 dari 412 siswi, SLTPIT Patiunus 1 dari 8 siswi dan SLTP PGRI 4 dari 51 siswi. Data tersebut dengan prosentase

2 kasus anemia menunjukkan bahwa kasus terbanyak ada di SMP Negeri 1 Karangawen yaitu 80 kasus (60,6%). Penyebab remaja tidak mau mengkonsumsi tablet Fe (Permaesih & Herman, 2005) antara lain wilayah tempat tinggal, hal melalui mekanisme yang berhubungan dengan ketersediaan sarana fasilitas kesehatan dan makanan. Penilaian subjektif yang membentuk persepsi remaja terhadap konsumsi Fe. Pengetahuan tentang tablet Fe yang berhubungan penilaian kognitif tentang keuntungan dan kerugian konsumsi tablet Fe. Perilaku mengkonsumsi tablet Fe yang berhubungan dengan keinginan dan intensi dalam diri remaja setelah mengetahui tablet Fe. Hasil Puspasari, Saryono & Ramawati (2008) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet Fe antara lain pengetahuan, tingkat pendidikan, sikap, sosial ekonomi, fasilitas sarana kesehatan, perilaku petugas kesehatan, peran serta keluarga, nilai positif, kepercayaan, keyakinan yang mempengaruhi kemauan remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe. Hasil Weliyati & Riyanto (2012) sebagian besar (96,4%) remaja putri yang menjadi responden tidak berkeinginan mengkonsumsi suplemen zat besi selama menstruasi ditambah mmal 1 x seminggu, disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan anemia pada saat remaja putri mengalami menstruasi. Penelitian Permaesih & Herman (2005) menerangkan bahwa untuk melakukan upaya pencegahan anemia dan perbaikan yang optimum diperlukan informasi yang lengkap dan tepat tentang status gizi remaja, serta faktor yang mempengaruhi individu remaja yaitu keinginan dari dalam dirinya untuk mencegah anemia. Hasil Fikawati, Syafiq & Nurjuaedah (2004) merekomendasikan untuk pemberian TTD diminum dengan pengawasan baik oleh guru atau petugas kesehatan di sekolah. Hal dapat menjadi pengaruh sosial dari

3 orang lain yang signifikan bagi remaja untuk memiliki niat yang termasuk didalamnya terdapat jaringan dukungan sosial yang membentuk norma subjektif dan adanya lembaga pendidikan serta pengaruh orang yang dianggap penting seperti guru akan menimbulkan sikap positif pembentuk intensi. Salah satu penatalaksanaan anemia adalah pemberian preparat besi (Bakta, 2006). Berdasarkan program pencegahan anemi WUS dan remaja putri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, maka diselenggarakan program penanganan anemia di wilayah kerja Puskesmas Karangawen 1 dengan pemberian tablet besi (Fe). Berhasil tidaknya program penanganan anemia tersebut salah satunya dipengaruhi oleh intensi (niat) dari remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe. Pengaruh tenaga kesehatan, peran serta keluarga, nilai positif, kepercayaan dan keyakinan akan membentuk intensi (niat) pada diri remaja untuk mengkonsumsi Fe. Sheeran dkk (2005) & Milne (2005) dalam Albery & Munafo (2011) menerangkan bahwa proses pembentukan niat atau intensi (niat) menjadi tindakan dilihat dari pengelolaan intensi (niat) melalui seberapa penuh seseorang memiliki keyakinan dalam perilaku. Untuk melihat intensi atau niat remaja tersebut menurut Ajzen (1991) dalam Albery & Munafo (2011), salah satu pendekatan konsep intensi (niat) TPB (theory of planned behaviour), intensi (niat) ditentukan oleh 3 faktor, diantaranya adalah sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku. Pembentukan intensi untuk keyakinan umum terkait hasil yang berkorelasi dengan bagaimana pengaruh sosial dari orang lain yang signifikan bagi individu sangat penting untuk persetujuan perilaku tertentu dan bagaimana persepsi tentang kontrol signifikan bagi pembentukan intensi atau keputusan bertindak (Albery & Munafo, 2011). Pembentukan intensi remaja

4 dalam mengkonsumsi tablet Fe perlu adanya keyakinan umum dari remaja dengan adanya pengaruh sosial dari orang lain. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka merumuskan masalah Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi (niat) remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan sikap remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. b. Mendeskripsikan norma subjektif remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. c. Mendeskripsikan pengendalian perilaku yang disadari remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. d. Mendeskripsikan intensi (niat) remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak.

5 e. Menganalisis hubungan sikap terhadap intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. f. Menganalisis hubungan norma subjektif terhadap intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. g. Menganalisis hubungan pengendalian perilaku yang disadari terhadap intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe di SMP Negeri I Karangawen Kabupaten Demak. D. Manfaat Penelitian Hasil dapat memberikan beberapa manfaat yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Institusi Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan khususnya untuk mengetahui faktor-faktor berkaitan dengan intensi (niat) remaja putri dalam mengkonsumsi tablet Fe. b. Bagi Profesi Keperawatan Hasil diharapkan dapat digunakan dalam penerapan program keperawatan komunitas yang bersifat promotif dan edukasi kepada remaja putri untuk mengkonsumsi tablet Fe. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui intensi (niat) remaja dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga mendukung upaya pencegahan anemia pada remaja melalui pemberian tablet Fe di wilayah kerja Puskesmas Karangawen I. b. Bagi Institusi yang Diteliti Dapat memberikan informasi kepada remaja putri tentang pentingnya mengkonsumsi tablet Fe untuk mencegah kejadian anemia sehingga

6 pertumbuhan dan daya konsentrasi dalam belajar tidak mengalami gangguan. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai dasar untuk melakukan selanjutnya dengan analisis faktor yang paling pada variabel dependen. E. Keaslian Penelitian Table 1.1 Keaslian Penelitian Nama peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan Sihotang (2010) Sigit (2006) Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia defisiensi besi di SMA N15 Medan Pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial Desain deskriptif, metode pengambilan data cross sectional. teknik sampling accidental sampling. Analisis data deskripsi. Metode mengunakan survey, teknik pengambilan sampel convenience sampling. Uji analisis data dengan regresi Pengetahuan remaja putri mengenai anemia defisiensi besi di SMA Negeri 15 Medan adalah dalam kategori cukup 1. sikap dan norma subyektif secara bersama-sama (simultan) terhadap niat beli, 2. sikap konsumen secara parsial terhadap niat beli, 1. Variabel independen sebelumnya adalah pengetahuan dan sikap, pada variabel independen adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi (niat). 2. Variabel dependen tentang anemia, pada adalah intensi konsumsi tablet Fe 3. Tempat di SMA N 15 Medan, pada dilakukan di SMP Negeri 1 Karangawen Demak. 4. Teknik sampling yang digunakan accidental sampling, pada proporsional stratified random sampling. pada variabel dependen konsumen potensial produk pasta, pada adalah intensi konsumsi tablet Fe. 2. Metode survey, pada

7 Ernawati & Purnomosidhi (2010) Istiana, Nurt 2010 Sari, Arum & Mangkunegara (2010) produk pasta gigi close up. Pengaruh sikap, norma subjektif, Kontrol perilaku yang dipersepsikan, dan sunset policy terhadap kepatuhan wajib pajak dengan niat sebagai variabel intervening. Pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku terhadap niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature. Peran sikap, norma subjektif dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi (niat) wanita melakukan pemeriksaan Desain adalah survey, instrument yang digunakan adalah kuesioner. Alat uji yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan bantuan program Smart PLS. Penelitian deskripsi dengan judgmental sampling method, analisis data dengan uji regresi Penelitian non eksperimen dengan metode korelasional. Analisis data multiple regression. dan 3. norma subyektif secara parsial terhadap niat beli. Hasil menunjukan bahwa niat terhadap kepatuhan pajak. norma subjektif dan kantrol keperilakuan terhadap niat beli namun sikap tidak terhadap niat beli tersebut. Niat untuk membeli signifikan terhadap perilaku beli susu UHT. Hasil menunjukan bahwa norma subjektif berperan aktif dalam menentukan intensi (niat) wanita melakukan melakukan sadari. cross sectional. 3. Teknik sampling convenience sampling, pada adalah proporsional random sampling. variabel independen sunset policy, pada adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi (niat) remaja. 2. Variabel dependen kepatuhan wajib pajak, dalam intensi konsumsi tablet Fe. 3. Desain survey, cross sectional. veriabel independen perilaku, pada faktoefaktor yang berhubungan dengan intensi (niat). 2. Variabel dependen niat dan perilaku, pada intensi konsumsi tablet Fe. 3. Metode deskripsi judgmental sampling method, korelasi. variabel dependen intensi (niat) wanita melakukan pemeriksaan SADARI, pada intensi konsumsi tablet Fe. 2. Analisis data multiple regression, pada

8 payudara sendiri. korelasi person prodact moment. Permaesih Herman (2005) Fikawati, Syafiq Nurjuadia. (2004) Weliyati Riyanto (2012) Farida (2007) & & & Faktor faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja Pengaruh suplemen besi satu dan dua kali per minggu terhadap kadar hemoglobin pada siswi yang menderita anemia. Faktor terjadinya anemia pada remaja putri di SMA Negeri Kota Metro Determinan kejadian anemi pada remaja putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Penelitian non eksperimen dengan metode korelasional. Analisis data multivariat regration. Jenis eksperimen murni, dengan desain nonblinded randomized experiment. Jenis deskriptif corelational, dengan rancangan cross sectional, alat pengumpulan data angket dan sianmethemoglobin, Jenis corelational, dengan metode survei, rancangan cross sectional, teknik sampling multistage random sampling, analisis data multivariat regresi logistik Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja adalah pendidikan, jenis kelamin, umur, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan darapan pagi, penggunaan waktu untuk beraktivitas. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada pemberian suplemen satu dan dua kali perminggu terhadap kadar Hb pada siswi yang mengalami anemia. Terdapat faktorfaktor diantaranya asupan suplemen zat besi, pola menstruasi, lama menstruasi, jumlah darah menstruasi, IMT, pengetahuan dan sikap remaja, tingkat pendidikan ibu dan peran guru. Ada hubungan antara determinan remaja (pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, pengetahuan, sikap remaja, pola menstruasi & kejadian infeksi) pada kejadian anemi remaja putri. faktorraktor pada remaja, faktorfaktor intensi (niat) pada remaja. 2. Analisis data multiple regression, pada analisis data pada analisis bivariat. adalah eksperimen, pada deskriftif korelasional. 2. Penelitian sebelumnya melihat pengaruh dari intervensi pada dua kelompok, pada melihat hubungan. merupakan faktor-faktor terjadinya anemia, pada merupakan faktor intensi (niat) remaja dalam mengkonsumsi Fe. 2. Menggunakan pengukuran Hb, pada tidak menglakukan pengukuran. 1. Variabel independen determinan remaja, pada faktorfaktor intensi remaja. 2. Teknik sampling multistage random sampling, pada teknik sampilng proporsional random sampling.