Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

Jurnal Teknik Mesin UMY


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB III ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

III. METODE PENELITIAN

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB III METODE PENELITIAN

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan Busi NGK Platinum C 7hvx Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Empat Langkah 110 Cc

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

ANALISA VARIASI BENTUK JET NEEDLE KARBURATOR PADA MOTOR4 TAK 125 CC BERBAHAN BAKAR E 100 DENGAN SISTEM REMAPPING PENGAPIAN CDI

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODE PENELITIAN

The effect Of The Use Of Spark Plug Variation On Motorcycle Engine Performance 4 Steps

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Pengaruh modifikasi diameter venturi dan pemasangan turbo cyclone terhadap daya mesin pada sepeda motor FIZR 2003

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS CELAH BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA PADA MESIN SUZUKI TORNADO GX

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

Transkripsi:

STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses pembakaran, sedangkan proses pembakaran dipengaruhi oleh berbagai variabel. Dari berbagai variabel tersebut salah satunya adalah celah busi. Celah busi ini akan mempengaruhi kualitas loncatan bunga api. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh spark plug clearence terhadap daya dan efisiensi pada motor matic. Penelitian dilakukan menggunakan metode experimental. Kendaraan yang digunakan adalah mesin Yamaha Mio matic 113.7 cc silinder tunggal. Menggunakan 3 variasi celah busi yaitu 0.6 mm, 0,8 mm, 1 mm. Sedangkan putaran juga divariasikan mulai dari 3000 rpm, 4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm dan 7000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya roda yang tertinggi dihasilkan engine dengan jarak elektroda busi 0,60 mm menghasilkan 4,85 HP di putaran 7000 rpm. Daya bahan bakar tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm dengan jarak elektroda busi 0,60 mm, dengan nilai sebesar 7,84 HP. Effisiensi terbesar pada celah busi 0,60 mm yaitu 61,82 % di putaran 7000 rpm. Kata kunci : Celah busi, putaran, daya dan efisiensi. PENDAHULUAN Pada saat ini motor bakar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-harinya, terutama dalam bidang transportasi. Hampir setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar sebagai sarana transportasi. Disamping sebagai alat transportasi, motor bakar juga banyak digunakan dalam bidang-bidang yang lain terutama dalam bidang industri yang sangat luas. Salah satu jenis alat transportasi yang sangat banyak digunakan oleh masyarakat adalah jenis roda dua atau dikenal sebagai sepeda motor. Saat ini terdapat jenis sepeda motor yang menggunakan transmisi automatic atau dikenal dengan motor matic yang banyak diminati oleh masyarakat. Sepeda motor matic mempunyai kelebihan mudah pengoperasiannya tetapi mempunyai kelemahan boros bahan bakar. Sepeda motor sebagai alat transportasi menggunakan motor bakar sebagai pembangkit tenaga untuk menggerakkan roda. Jenis mesin 4 langkah lebih banyak digunakan dibanding jenis 2 langkah. Motor bakar 4 langkah mempunyai 4 langkah pada torak oleh 2 kali putaran poros engkol, terdiri dari langkah isap, langkah kompresi, langkah kerja dan langkah buang. Campuran udara dan bahan bakar masuk kedalam ruang bakar pada langkah isap, selanjutnya dikompresi dalam ruang silinder yang tertutup sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Menjelang akhir langkah kompresi atau sebelum titik mati atas (TMA), percikan bunga api busi akan membakar bahan bakar sehingga terjadi proses pembakaran. Kwalitas pembakaran akan sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja dari motor bakar itu sendiri. Salah satu faktor yang menentukan 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang 2), 3) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang kwalitas pembakaran adalah kwalitas percikan bunga api dari busi. Jarak celah busi merupakan faktor penting dalam menghasilkan kwalitas bunga api yang baik. Proses pembakaran yang dipengaruhi oleh celah busi akan mempengaruhi pula konsumsi bahan bakar, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh jarak celah elektroda busi terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar sepeda motor matic Penelitian Terdahulu Jorfri B.Sinaga, 2008. Telah menguji celah elektroda busi dari 0,8 mm sampai 1 mm dengan jarak tempuh dalam waktu tertentu mobil Toyota Kijang 6k, menghasilkan celah elektroda mempengaruhi konsumsi bahan bakar motor bensin, dimana ukuran celah elektroda yang tepat akan memberikan percikan bunga api yang fokus dan kuat sehingga proses pembakaran yang lebih baik terjadi di dalam mesin. Hasil pengujian baik dalam keadaan diam dan bergerak untuk mesin Toyota 6K ini menunjukkan jarak elektroda paling ideal adalah 0,80 dimana jarak ini untuk masing-masing putaran mesin(transmis 1 sampai 5) proses pembakaran paling baik. Daud Pulo Mangesa, 2010. meneliti Pengaruh Penggunaan Busi NGK Platinum C 7hvx Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Empat Langkah 110 Cc, telah menguji sepeda motor Yamaha Jupiter z dengan menggunakan busi yang berbeda tipenya yaitu Busi NGK Platinum C 7HVX,Busi standart NGK C 7HSA dan Bensin premium, dengan putaran mesin bervariasi, menghasilkan dengan busi NGK platinum menghasilkan daya yang optimal namun menghasilkan konsumsi yang tinggi. Dan dengan busi NGK platinum pula menyebabkan peningkat emisi gas buang yang signifikan. 18

METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Bebas :gap/clrearance elektroda busi yaitu : 0,60 mm, 0,80 mm. 1 mm dan beban (Proni break) Variabel terikat : waktu pemakaian bahan bakar, putaran, day dan efisiensi bahan bakar HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data yang di peroleh dan dilakukan perhitungan dapat ditampilkan dalam gambar/grafik sebagai berikut: Terhadap Putaran Roda Alat yang digunakan : a. Alat uji berupa mesin sepeda motor jenis yamaha Mio Tahun 2009 Gambar 1 Sepeda Motor Yamaha Mio Spesifikasi sepeda motor Yamaha Mio: Tipe Mesin : 4 Langkah, SOHC 2-Klep Pendingin Udara AIS (Air Induction System) EURO 2 Ready Diameter Langkah : 50.0 x 57.9 mm Volume Silinder : 113.7 cc Silinder Tunggal Perbandingan Kompresi : 8.8 : 1 Power Max : 6.54 Km (8.9 ps) / 8,000 rpm Torsi Max : 7.84 Nm (0.88 kgf.m) / 7,000 rpm Sistem Pelumasan : Wet Sump Karburator : NCV24x1 (Keihin) Transmisi : V-Belt Otomatis ( CVT) Kopling : Kering, Sentrifugal Otomatis Rasio Gigi : 2.399-0.829 Gambar 3 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap putaran roda Dari gambar dapat terlihat putaran roda terjadi pada putaran 7000 rpm dengan menggunakan jarak elektroda busi 0,6 mm dengan nilai sebesar 4135 rpm, sedangkan putaran terendah terjadi pada 3000 rpm pada jarak elektroda busi 0,8 mm dengan nilai sebesar 752 rpm, proses pembakaran lebih sempurna pada putaran tinggi, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar yang dapat menghasilkan putaran menjadi lebih tinggi. Terhadap Torsi b. Tachometer digital c. Dynotest sebagai pemberi beban dan pengukur torsi e. Tool Kit f. Stopwatch g. Gelas ukur Gambar 2 Dynotest Gambar 4 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap torsi Dari grafik dapat terlihat torsi tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarakn lektroda 0,60 mm nilai 0,84 kgf.m sedangkan torsi terendah dengan nilai 0,09 kgf.m di putaran 3000 rpm pada jarak elektroda 0,80 mm. Torsi sangat bergantung dari putaran, sedangkan putaran tergantung pada akan menyebabkan putaran mesin yang ditransfer ke roda semakin besar. 19

Terhadap Daya Bahan Bakar Terhadap Efisiensi Efektif Gambar 5 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap daya bahan bakar tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm pada jarak celah elektroda busi 0,60 mm dengan nilai sebesar 7,84 Hp. Sedangkan nilai daya bahan bakar terendah terjadi pada 3000 rpm jarak elektroda 1,0 mm dengan nilai sebesar 2,56 Hp. Daya bahan bakar dipengaruhi oleh konsumsi bahan bakar dan nilai kalor. Konsumsi bahan bakar senakin tinggi, maka daya bahan bakar semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Pada grafik terlihat pula semakin tinggi putaran daya bahan bakar semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin besar pula konsumsi bahan bakar. Terhadap Daya Roda Gambar 7 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap efisiensi efektif Dari grafik dapat terlihat efisiensi tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarak elektroda busi 0,60 mm dengan nilai 61.82%, sedangkan efisiensi terendah dengan nilai 2,89 % di putaran 3000 rpm pada jarak elektroda 0,80 mm. Efisiensi ini sangat bergantung pada seberapa besar daya bahan bakar dan seberapa besar daya roda. Semakin besar daya roda dan semakin kecil daya bahan bakar, maka semakin besar pula efisiensi roda. Pada penambahan putaran mesin terlihat efisiensi semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin sempurnanya campuran bahan bakar yang terbakar pada ruang bakar yang berakibat pada peningkatan putaran mesin dan roda. Analisis Data Dengan Menggunakan SPSS 16 Terhadap Putaran Roda Gambar 6 grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap daya roda Dari grafik menunjukan bahwa daya roda tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarak elektroda busi 0,60 mm dengan nilai sebesar 4,85 Hp, sedangkan daya roda terendah terjadi pada putaran 3000 jarak elektroda busi dengan nilai sebesar 0,09 Hp. Daya roda sangat bergantung dari putaran, sedangkan putaran sangat bergantung dari akan menyebabkan putaran mesin yang di transfer ke roda semakin besar. Gambar 8 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap putaran roda Dari grafik dapat terlihat putaran roda terjadi pada putaran 7000 rpm dengan menggunakan jarak elektroda busi 0,6 mm dengan nilai sebesar 4135 rpm, sedangkan putaran terendah terjadi pada 3000 rpm pada jarak elektroda busi 0,8 mm dengan nilai sebesar 752 rpm. Proses pembakaran lebih sempurna pada putaran tinggi, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar yang dapat menghasilkan putaran menjadi lebih tinggi. 20

Terhadap Torsi Terhadap Daya Roda Gambar 9 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap torsi Dari grafik dapat terlihat torsi tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarakn lektroda 0,60 mm nilai 0,84 kgf.m sedangkan torsi terendah dengan nilai 0,09 kgf.m di putaran 3000 rpm pada jarak elektroda 0,80 mm. Torsi sangat bergantung dari putaran, sedangkan putaran tergantung pada akan menyebabkan putaran mesin yang ditransfer ke roda semakin besar. Terhadap Daya Bahan Bakar Gambar 11 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap daya roda Dari grafik menunjukan bahwa daya roda tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarak elektroda busi 0,60 mm dengan nilai sebesar 4,85 Hp, sedangkan daya roda terendah terjadi pada putaran 3000 jarak elektroda busi dengan nilai sebesar 0,09 Hp. Daya roda sangat bergantung dari putaran, sedangkan putaran sangat bergantung dari tekanan terhadap torak. Besarnya tekanan pada torak akan menyebabkan putaran mesin yang di transfer ke roda semakin besar. Terhadap Effisiensi Efektif Gambar 10 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap daya bahan bakar tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm pada jarak celah elektroda busi 0,60 mm dengan nilai sebesar 7,84 Hp. Sedangkan nilai daya bahan bakar terendah terjadi pada 3000 rpm jarak elektroda 1,0 mm dengan nilai sebesar 2,56 Hp. Daya bahan bakar dipengaruhi oleh konsumsi bahan bakar dan nilai kalor. Konsumsi bahan bakar senakin tinggi, maka daya bahan bakar semakin meningkat, begitu pula sebaliknya. Pada grafik terlihat pula semakin tinggi putaran daya bahan bakar semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin besar pula konsumsi bahan bakar. Gambar 12 Grafik hubungan putaran dengan variasi celah busi terhadap effisiensi efektif Dari grafik dapat terlihat efisiensi tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm jarak elektroda busi 0,60 mm dengan nilai 61.82%, sedangkan efisiensi terendah dengan nilai 2,89 % di putaran 3000 rpm pada jarak elektroda 0,80 mm. Semakin besar daya roda dan semakin kecil daya bahan bakar, maka semakin besar pula efisiensi roda. Pada penambahan putaran mesin terlihat efisiensi semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin sempurnanya campuran bahan bakar yang terbakar pada ruang bakar yang berakibat pada peningkatan putaran mesin dan roda 21

PEMBAHASAN Pengaruh Variasi Celah Busi Terhadap Daya Bahan Bakar semakin meningkat seiring dengan peningkatan putaran mesin dengan jarak elektroda busi 0,60 mm. Kenaikan daya bahan bakar disebabkan oleh konsumsi bahan bakar yang meningkat. Pengaruh Variasi Celah Busi Terhadap Daya Roda Dari grafik dapat terlihat daya roda semakin meningkat seiring dengan peningkatan putaran mesin dengan menggunakan jarak elektroda busi 0,60 mm. Kenaikan daya roda dikarenakan pada saat rpm tinggi terjadi pembakaran sempurna sehingga putaran pada torak tinggi yang membuat daya roda semakin meningkat. Pengaruh Variasi Celah Busi Terhadap Efisiensi Efektif Dari grafik dapat terlihat pada putaran tinggi terhadap putaran mesin yang terjadi tanpa menggunakan celah busi 0,60 mmm lebih tinggi, dikarenakan jumlah bahan bakar dan udara yang masuk tidak mendapat hambatan sehingga ketika putaran tinggi bahan bakar dan udara yang dihisap lebih cepat masuk terbakar sehingga menghasilkan efisiensi efektif terhadap putaran mesin. Daryanto. 2002. Teknik Otomotif, PT Bumi Askara, Bandung. Culp, A. W. 1996. Prinsip-prinsip Konversi Energi. Diterjemahkan oleh Darwin Sitompul. Penerbit Erlangga. Jakarta. Wiratmaja, I Gede. 2010. Analisa Unjuk Kerja Motor Bensin Akibat Pemakaian Biogasoline. Universitas Udayana Sinaga, B. Jorfri. 2008. Npengaruh jarak kerenggangan elektroda busi terhadap konsumsi bahan bakar pada motor bensin. Universitas Lampung http://id.wikipedia.org/wiki/busi http://en.wikipedia.org/wiki/internal engine combustion http://mymobiltips.blogspot.com/2012/04/caramembaca-kode-busi.html http://agusyl.blogspot.com/2011/08/pengapianbusi.html http://www.asepaja.com/efek-celah-busi.xhtml Kwalitas Pembakaran Dari grafik-grafik dapat diketahui bahwa celah busi 0,60 mm menghasilkan daya dan efisiensi yang optimal dibandingkan dengan celah busi 0,80 dan 1,0 mm, dikarenakan dengan celah busi 0,60 mm dapat menghasilkan percikan api yang baik sehingga dapat membakar campuran bahan bakar dan udara dengan sempurna. Jika celah busi terlalu renggang akan menghasilkan percikan api yang lemah/kurus karena mengalami hambatan yang lebih besar, sehingga proses pembakarannya tidak sempurna, yang mengakibatkan daya dan efisiensi rendah KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian, analisa data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Daya roda yang tertinggi dihasilkan engine pada jarak elektroda busi 4,85 Hp di putaran 7000 rpm 2. Daya bahan bakar tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm dengan jarak elektroda busi 0,60 mm, dengan nilai sebesar 7,84 Hp 3. Effisiensi terbesar pada celah busi 0,60 mm yaitu 61,82 % di putaran 7000 rpm DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto. 2005. Motor Bakar Torak. ITB Bandung. 22