BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB IV HASIL PENELITIDAN DAN PEMBAHASAN. yang sedang mengerjakan Skripsi. Kuesioner yang disebar sebanyak 80

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. periodontal seperti gingiva, ligament periodontal dan tulang alveolar. 1 Penyakit

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan, yaitu jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Peserta didik temasuk didalamnya mahasiswa banyak mengalami peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar pada perkembangan personal sosial anak.masuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang sedang dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran, ayat 185 yang berbunyi: Tiap-tiap yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

Universitas Sumatera Utara

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stres tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, suatu fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang. Stres merupakan respon atau reaksi tubuh ketika dihadapkan dengan sesuatu yang melampaui kemampuannya. Setiap manusia memiliki pengalaman stres bahkan sebelum lahir (Looker, 2005; Smletzer & Bare 2008). Adapun firman Allah dalam Al-Qur an yang menerangkan tentang stres. Artinya : Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (QS. 2-155). Ayat Al-Qur an tersebut menjelaskan bahwa manusia tidak pernah terlepas dari tekanan dan cobaan. Setiap orang akan berbeda dalam menghadapi tekanan dan cobaan-cobaan tersebut. Orang-orang yang sabar dalam menhadapi tekanan dan cobaan-cobaan dari Allah maka orang-orang tersebut akan terhindar dari stres. 1

2 Stres terjadi diawali dengan munculnya stresor, stresor merupakan dorongan atau tuntutan yang mengganggu kestabilan sistem tubuh individu. Sistem tubuh terganggu karena adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki individu. (Potter & Perry, 2009; Yosep, 2014). Tuntutan yang muncul tidak sesuai dengan kemampuan menyebabkan mahasiswa menjadi tertekan. Tekanan yang terus menerus terjadi, akan menyebabkan terjadi overload yang akan mengakibatkan terjadinya distres dalam bentuk kelelahan, baik kelelahan fisik maupun mental, imunitas menurun, dan emosi menjadi mudah meledak-ledak. Stres yang berkelanjutan akan menyebabkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap stres pada individu menurun (Potter & Perry, 2005). Stres dalam jangka panjang akan mempengaruhi sistem saraf yang mengatur detak jantung, tekanan darah, dan sistem pencernaan. Hal tersebut dapat menyebabkan penyakit fisik, seperti sindrom iritasi usus, serangan jantung, arthritis, dan sakit kepala kronis (Frey, Rebecca J., 2009). Stres selain berpengaruh pada kesehatan juga akan berdampak pada kehidupan akademik mahasiswa. Menurut Angola & Ongori (2009), stres akan menyebabkan mahasiswa sulit berkonsentrasi, gugup dan tegang. Hasil penelitian Khan, Altaf, dan Kausar (2013) tentang pengaruh stres pada kehidupan akademik mahasiswa, menunjukkan stres signifikan memiliki efek negatif terhadap kehidupan akademik mahasiswa. Stres berat dapat menyebabkan prestasi mahasiswa menurun, menurunkan kemampuan belajar secara efektif, efesien, dan manajemen waktu yang lebih baik.

3 Penelitian tentang prevalensi kejadian stress pada mahasiswa pernah dilakukan di beberapa Universitas. Salah satunya di Universitas Sumatra Utara, diketahui bahwa dari 202 mahasiswa keperawatan yang mengalami stres ringan sebanyak 62 orang (30.7%), stres sedang sebanyak 137 orang (60.8%) dan berat sebanyak 3 orang (1.5%) (Simbolon, 2012). Penelitian lain juga dilakukan oleh Luthfia (2013), pada 91 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan persentase mahasiswa yang mengalami stres ringan 63,6%, dan stres berat 36,4%. Penelitian serupa juga pernah dilakukan terhadap 104 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia (Purwati, 2012) menunjukkan hasil 30% mahasiswa mengalami stres ringan, 43,3% mahasiswa terindikasi stres sedang, 11,5% mahasiswa mengalami stres berat, dan 1,9% mengalami stres sangat berat. Berdasarkan penelitian tersebut terbukti pula bahwa semakin tinggi tingkat stress yang dialami semakin sering memeriksakan diri pusat pelayanan kesehatan. Aktivitas mahasiswa di perkuliahan tidak terlepas dari stres. Kehidupan perkuliahan mahasiswa saat ini sangat kompleks, tidak sekedar menghadiri perkuliahan, mengikuti ujian, kemudian lulus, banyak aktivitas, dan kegiatan non akademik yang dijalani. Bersosialisasi dan beradaptasi dengan teman sesama mahasiswa, mengikuti kegiatan organisasi, dan kegiatan lainnya. Semakin tinggi aktivitas dan berhubungan dengan orang lain maka semakin tinggi pula kemungkinan mengalami stres (Govaerts S & Gregoire, 2004).

4 Nasir & Muhith (2011), menjelaskan salah satu sumber stres adalah lingkungan atau komunitas. Sumber stres lingkungan atau komunitas, salah satunya adalah tuntutan pekerjaan atau kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa yang berorganisasi memiliki intensitas kegiatan yang lebih dibanding mahasiswa yang tidak berorganisasi. Semakin tinggi aktivitas, maka semakin tinggi intensitas berhubungan dengan orang lain, dan semakin tinggi pula kemungkinan terjadi konflik, sehingga stresor yang dimiliki pun semakin besar. Stres terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, Potter & Perry (2009) menjelaskan faktor yang mempengaruhi stres antara lain; aspek stressor dan karakteristik individu yang merespon stressor. Aspek stresor diantaranya intensitas stressor, durasi stressor, jangkauan, jumlah dan sifat stressor. Mahasiswa yang berorganisasi memiliki intensitas, durasi, dan jumlah stressor yang lebih dibandingkan mahasiswa yang tidak berorganisasi, stresor yang muncul seperti jobdesk organisasi yang harus dikerjakan setiap hari, tanggungjawab terhadap jabatan, dan tuntutan organisasi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada 3 mahasiswa PSIK yang berorganisasi, ditemukan bahwa mahasiswa yang berorganisasi menyatakan hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat setiap hari, terutama menjelang kegiatan atau acara-acara besar organisasi. Hal tersebut dikarenakan intensitas rapat yang meningkat, survey, bertemu dosen kemahasiswaan, dan mengerjakan tugas-tugas lainnya.

5 Karakteristik individu dapat mempengaruhi respon terhadap stres, antara lain; tingkat pengontrolan personal, ketersediaan dukungan sosial, perasaan mampu, dan penghargaan kognitif. Peneliti melakukan wawancara terhadap 2 mahasiswa yang berorganisasi, tentang karakteristik individu ditemukan bahwa mahasiswa pengurus organisasi kurang mampu mengontrol diri ketika mendekati suatu kegiatan organisasi yang besar, mendapatkan banyak tugas dan tuntuan organisasi bersamaan dengan ujian semester. Mahasiswa pengurus organisasi memiliki dukungan sosial dari anggota organisasi, namun kurang mendapatkan dukungan dari keluarga. Pengurus organisasi menyatakan kurang mendapatkan penghargaan. Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 7 mahasiswa PSIK yang berorganisasi di FKIK UMY, menunjukkan : 2 mahasiswa mengalami tanda gejala stress ringan diantaranya mudah berkeringat, sulit untuk tenang, merasa khawatir, dan takut karena nilai turun akibat organisasi. Lima mahasiswa mengalami tanda gelaja stres sedang diantaranya membutuhkan waktu lama untuk tidur atau beristirahat, mudah merasa lelah, mudah marah ketika tugas atau pekerjaan menumpuk, dan kadang merasa gelisah. Stres tidak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang berorganisasi. Mahasiswa yang berorganisasi memiliki faktor stres dan sumber stres yang lebih di banding mahasiswa yang tidak berorganisasi, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang stres yang terjadi pada mahasiswa yang berorganisasi.

6 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana gambaran tingkat stres yang dialami mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) yang berorganisasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran tingkat stres pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan yang berorganisasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik mahasiswa PSIK yang berorganisasi di FKIK UMY. b. Mengetahui gambaran tingkat stres mahasiswa (tingkat stres normal, stres ringan, stres sedang, dan stres berat). Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang stres. b. Mahasiswa dapat mengenali tanda gejala stres sehingga mampu mencegah dan menangani stres.

7 2. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan a. Hasil data dari penelitian dapat dijadikan informasi untuk PSIK FKIK UMY dalam usaha mencegah dan menangani stres pada mahasiswa PSIK, khususnya mahasiswa PSIK pengurus organisasi. b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembinanaan kepada mahasiswa PSIK pengurus organisasi. 3. Bagi Peneliti Lain a. Mengetahui gambaran tingkat stres yang terjadi pada mahasiswa yang berorganisasi di FKIK UMY. b. Hasil penelitian dapat menjadi informasi untuk penelitian selanjutnya. c. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai stres yang terjadi pada mahasiswa yang berorganisasi. Penelitian Terkait Penelusuran peneliti sejauh ini tidak ditemukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Pengurus Organisasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Namun dari hasil penelusuran didapat ada beberapa penelitian terkait, antara lain : 1. Angola & Ongori (2009) dengan judul An Assesment of Academic Stress Among Undergraduate Students : The Case of University of Botswana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber, tanda,

8 gejala, dan efek stres pada pelajar di Universitas Botswana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sumber stres pada mahasiswa adalah beban akademik seperti tugas dan ujian, sumber belajar yang tidak adequat, penurunan motivasi, kinerja akademik yang buruk, dan ketakutan tidak mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan teknik sampling convenient random sampling. Perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan adalah teknik sampling yang digunakan, teknik sampling yang digunakan pada penelitian yang akan dilakukan adalah simple random sampling. Persamaan pada penelitian yang akan dilakukan adalah desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. 2. Purwati (2012) dengan judul Tingkat Stres Akademik pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas ilmu keperawatan Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 104 mahasiswa, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres terhadap subvariabel (usia, jenis kelamin, indeks prestasi, dan jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan) dengan menggunakan teknik sampling simple random sampling dan metode cross secsional. Hasil penelitian diperoleh rata-rata mahasiswa berusia 19,38 tahun, didominasi perempuan (95,2%), sebagian besar memiliki indeks prestasi Cum laude (62,5%), tidak pernah mengunjungi pelayanan kesehatan kurun

9 waktu satu bulan terakhir (58.7%), teridentifikasi memiliki stres akademik sedang (43,3%). Semakin tinggi tingkatan usia maka stres akademik semakin menurun, dan semakin tinggi tingkat stres yang dialami, semakin sering mengunjungi pelayanan kesehatan. Tingkat stres terhadap jenis kelamin dan indeks prestasi tidak memiliki perbedaan. Perbedaannya terdapat pada desain penelitian yang menggunakan cross sectional sedangkan penelitian ini menggunakan deskriptif. Persamaannya terdapat pada tema dari penelitian yang berhubungan dengan tingkat stres pada mahasiswa dan teknik sampling yang di gunakan, yaitu simple random sampling. 3. Khan, et al. (2013) dengan judul Effect of Perceived Academic Stress on Students Performance, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek stres akademik terhadap kinerja siswa dan dampak dari variabel demografis seperti jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 150 responden dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan stres akademik terhadap kinerja siswa, stres mengakibatkan efek negatif dari stres terhadap kehidupan akademik mahasiswa, stres berat dapat menyebabkan prestasi mahasiswa menurun, menurunkan kemampuan belajar secara efektif, efesien dan manajemen waktu yang lebih baik.

10 Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat pada teknik sampling yang digunakan, penelitian ini menggunakan purposive sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik simple random sampling. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain yang digunakan adalah deskriptif dan tema penelitian, yaitu stres. 4. Simbolon (2013) dengan judul Gambaran Stres Mahasiswa Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres pada mahasiswa pendidikan sarjana fakultas keperawatan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampling yaitu probality sampling dengan jumlah sampel sebanyak 202. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami stres ringan sebanyak 62 orang (30.7%), stres sedang sebanyak 137 orang (60.8%) dan berat sebanyak 3 orang (1.5%). Perbedaanya terdapat pada teknik sampling yang menggunakan probality sampling, sedangkan penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Persamaanya terdapat pada desain yang digunakan yaitu desktiptif serta tema dari penelitian yaitu gambaran tingkat stres mahasiswa.