KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

KEBIJAKAN ALOKASI DAN PELAKSANAAN DAK KESEHATAN TA 2016 DAN PENGALOKASIAN DAK TA 2017

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016

KEBIJAKAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS DALAM MENDUKUNG DAK BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

EVALUASI KEBIJAKAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK TAHUN 2016

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH DAN TRANSFER KE DAERAH

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN 2018

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH DAN TRANSFER KE DAERAH

Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN:

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

2016, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYALURAN D

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK & NONFISIK 2018

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2

Kebijakan Dana Perimbangan: Evaluasi 2016 dan Pelaksanaan 2017

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Alokasi Khusus. Kesehatan. TA Petunjuk Teknis.

Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 SILPA yang berasal dari Transfer Bersifat Earmarked (Dana Alokasi Khusus)

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan KATA PENGANTAR

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DANA ALOKASI KHUSUS DALAM PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENYESUAIAN

2011, No.70 2 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Ke

huruf b dan Ayat (7) huruf f Undang-Undang Nomor 14 menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548 /KMK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

SERIAL MODUL PELATIHAN SISTEM PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)

UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD)

2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, perlu mengatur kembali mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban transfer ke daerah dan dana desa; d. bah

TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

OUTLINE POKOK-POKOK KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA Musyawarah Nasional V APEKSI 2016 Kota Jambi, 27 Juli

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 128 / PMK.07 / 2006 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2007

2016, No ditentukan penggunaannya dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan uang daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Angga

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 505 / KMK.02 / 2004

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Tahun 2015 dan Alokasi APBN TA 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS Hotel Aryaduta Palembang 17 Februari 2016

OUTLINE KEBIJAKAN DAK TA 2016 PERUBAHAN KEBIJAKAN DAK POSTUR TRANSFER KE DAERAH 2016 PENGALOKASIAN DAK 2016 KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN MEKANISME PENYALURAN & PELAPORAN DAK 2016

3 KEBIJAKAN DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi Nawacita: Ketiga: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI; Kelima: meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; Keenam: meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; Ketujuh: kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor domestik. 2. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publik daerah; 3. Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan (20%) dan kesehatan (5%) dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan kehutanan; 4. Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung pencapaian prioritas nasional (Proposal Based). 5. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah perbatasan, tertinggal, dan kepulauan; 6. Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) yang sudah menjadi urusan daerah ke DAK; 7. Meniadakan kewajiban penyediaan dana pendamping DAK 8. Merealokasi dana transfer lainnya (BOS, TPG, TAMSIL, dan P2D2) ke dalam DAK non fisik;

4 No. Hal PERBEDAAN/PERUBAHAN KEBIJAKAN DAK 2014 2015 2016 1. Pagu DAK DAK Fisik Rp33 Triliun DAK Fisik Rp58,8Triliun DAK Fisik Rp85,4 Triliun 2. Jenis/ Cakupan DAK DAK Fisik: DAK Reguler DAK Tambahan (Affirmasi) DAK Fisik: DAK Reguler DAK Tambahan: 1. Affirmasi 2. Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) dalam APBN-P 3. Usulan Daerah yang Disetujui DPR-RI dalam APBN-P 1. DAK Fisik DAK Reguler DAK Infrastruktur Publik Daerah (IPD) DAK Affirmasi 2. DAK Non Fisik; Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD, Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD, Tambahan Penghasilan Guru (Tamsil) PNSD, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB), Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2), dan Peningkatan Kualitas Koperasi, UKM, dan Ketenagakerjaan (PK2UKMK)

No. Hal PERBEDAAN/PERUBAHAN KEBIJAKAN DAK 2014 2015 2016 3. Pengalokasian Top Down Menggunakan Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis: Daerah dg indeks fiskal netto (IFN) tinggi bisa mendapatkan DAK Daerah prioritas (6): Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan, Rawan Bencana, Ketahanan Pangan, Pariwisata Hanya daerah tertinggal dan perbatasan yang memenuhi syarat Indeks Fiskal Wilayah dan Teknis (IFWT) menerima DAK Affirmasi Top Down Menggunakan Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis: Daerah dg indeks fiskal netto (IFN) tinggi tidak mendapatkan DAK, kecuali Papua dan Papua Barat. Daerah prioritas (3): Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Kepulauan Sama dengan 2014 memperhitungkan Indeks Fiskal Neto, Teknis, dan Fiskal Wilayah serta IKK Seluruh daerah Tertinggal dan Perbatasan dgn IFN rendah memperoleh DAK Affirmasi. Bottom Up Berdasarkan data teknis dari proposal daerah yang diverifikasi K/L teknis dengan mempertimbangkan kinerja penyerapan, cluster Kemampuan Keuangan Daerah (KKD), indeks kemahalan konstruksi (IKK) dan penyesuaian batas maksimal dan minimal kenaikan dan total DAK per daerah : Seluruh daerah yang menyampaikan usulan memperoleh DAK Seluruh daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan langsung menerima DAK Affirmasi. 4. Dana Pendamping Ada, DAK Reguler mins10%, DAK Affirmasi 0-3% (tergantung KKD) Ada, Reguler mins10%, Affirmasi 0-3% (tergantung KKD). DAK Tambahan P3K2 & UD (APBN-P): 0% Tidak wajib menyediakan Dana Pendamping.

No. Hal PERBEDAAN/PERUBAHAN KEBIJAKAN DAK 2014 2015 2016 5. Juknis Ditetapkan 14 hari setelah PMK Alokasi ditetapkan Berlaku 1 tahun Ditetapkan 14 hari setelah Perpres alokasi ditetapkan. Berlaku 1 tahun. Ditetapkan 7 hari setelah Perpres alokasi ditetapkan. Diarahkan berlaku jangka menengah (> 1 tahun) 6. Dana Penunjang APBD DAK Reguler& Affirmasi APBD DAK P3K2 & UD (APBN-P) --- APBN (maks 5% dari alokasi) APBN (maks 5% dari alokasi) 7. Penyaluran 3 Tahap/Termin (30-45-25) Minimal realisasi penyerapan (90%) Triwulanan (30%-25%-25%- 20%) Tidak ada persyaratan minimal realisasi penyerapan Triwulanan Berdasarkan kinerja pelaksanaan DAK 6

7 Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa TA 2015 dan TA 2016 POSTUR 2015 APBN 2015 APBNP 2015 (dalam triliun rupiah) POSTUR 2016 RAPBN 2016 APBN 2016 SELISIH Transfer ke Daerah 637,9 643,8 Transfer ke Daerah 735,2 723,2 (12,0) I. Dana Perimbangan 516,4 521,7 I. Dana Perimbangan 710,7 700,4 (10,3) A. Dana Transfer Umum 495,5 491,5 (4,0) A. Dana Bagi Hasil 127,6 110,0 1. Dana Bagi Hasil 107,2 106,1 (1,1) 1. Pajak 50,5 54,2 a. Pajak 51,7 51,5 (0,205) 2. Sumber Daya Alam 77,1 55,8 b. Sumber Daya Alam 55,5 54,6 (0,915) B. Dana Alokasi Umum 352,8 352,8 2. Dana Alokasi Umum 388,2 385,4 (2,8) B. Dana Transfer Khusus 215,2 208,9 (6,3) C. Dana Alokasi Khusus 35,8 58,8 a. DAK Fisik 91,7 85,4 (6,3) II. Dana Transfer Lainnya 104,4 104,4 b. DAK Non Fisik 123,4 123,5 - II. Dana Insentif Daerah 5,0 5,0 - III. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY 19,4 17,7 (1,6) III. Dana Otonomi Khusus 16,6 17,1 A. Dana Otonomi Khusus 18,9 17,2 (1,6) IV. Dana Keistimewaan DIY 0,547 0,547 B. Dana Keistimewaan DIY 0,547 0,547 - Dana Desa 9,0 20,7 Dana Desa 46,9 46,9 - JUMLAH 647,0 664,6 JUMLAH 782,2 770,1 (12,0)

POSTUR DANA TRANSFER KHUSUS TA 2015 DAN TA 2016 URAIAN 2015 2016 Selisih APBN 2016 - RAPBN APBNP R-APBN APBN Jumlah % Triliun Rupiah Dana Transfer Khusus 161,57 215,26 208,93-6,33-2,94% 1. DAK Fisik / DAK* 58,82 91,78 85,45-6,33-6,89% a. DAK Reguler dan Tambahan P3K2 & UD 56,00 57,57 55,09-2,48-4,30% b. DAK Infrastruktur Publik Daerah - 31,39 27,54-3,85-12,27% c. DAK Afirmasi 2,82 2,82 2,82 0,00 0,00% 2. DAK Non Fisik / Dana Transfer Lainnya** 102,75 123,48 123,48 - a. Tunjangan Profesi Guru PNSD 70,25 71,02 71,02 - - b. Bantuan Operasional Sekolah 31,30 43,92 43,92 - - c. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,10 1,02 1,02 - - d. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi 0,10 0,40 0,40 - - e. Bantuan Operasional Kesehatan dan KB (BOK & BOKB) - 4,57 4,57 - f. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD - 2,28 2,28 - g. Peningkatan Kapasitas Kop., UKM dan Ketenagakerjaan - 0,26 0,26 - * Terjadi perubahan nomenklatur dimana TA. 2015 disebut sebagai Dana Alokasi Khusus (DAK) sedangkan TA. 2016 menjadi DAK Fisik ** Terjadi perubahan nomenklatur dimana TA. 2015 disebut sebagai Dana Transfer Lainnya dan termasuk Dana Insentif Daerah (DID) sedangkan TA. 2016 menjadi DAK Non Fisik dan tidak termasuk DID 8

9 NO BIDANG DAK 2016 PAGU 2016 (Miliar Rp) DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA 1 PENDIDIKAN 2.665,34 2 3 KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, PERMUKIMAN, AIR MINUM DAN SANITASI 16.373,21 835,30 DIMENSI SEKTOR UNGGULAN 4 KEDAULATAN PANGAN 8.315,73 5 ENERGI SKALA KECIL 677,53 6 KELAUTAN DAN PERIKANAN 1.285,52 7 KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 1.602,04 DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN 8 TRANSPORTASI 21.573,10 9 10 SARANA PERDAGANGAN, INDUSTRI KECIL & MENENGAH, dan PARIWISATA PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH 1.449,26 317,24 TOTAL 55.094,26 DAK Infrastruktur Publik Daerah 1. Besaran Alokasi maksimal Rp100 M per Kab/Kota. 2. Penggunaan: diarahkan untuk pembangunan / rehabilitasi infrastruktur pelayanan publik di daerah yang belum di danai dari DAK Reguler (sebagai komplementer DAK Reguler). 3. Pilihan penggunaan Infrastruktur Publik disesuaikan dengan kebutuhan daerah. 4. Infrastruktur publik terdiri atas infrastruktur: jalan dan/atau jembatan; irigasi; perumahan, air minum dan sanitasi; dan kelautan dan perikanan. Tidak ada kewajiban penyediaan dana pendamping. Maksimal 5% dari alokasi DAK dapat digunakan untuk penunjang kegiatan fisik (perencanaan, pengawasan, dan pengendalian. DAK Affirmasi Dalam APBN 2016 1. Menggunakan pendekatan wilayah sebagai kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan di daerah perbatasan, tertinggal, dan/atau kepulauan. 2. Infrastruktur Dasar: Infrastruktur Transportasi (sub bidang jalan dan sub bidang transportasi perdesaan); Infrastruktur Sanitasi dan Air Minum; dan Infrastruktur Irigasi. 3. Besaran alokasi DAK didasarkan pada data kebutuhan teknis dan usulan percepatan pembangunan infrastruktur dari daerah (proposal based), diluar yang didanai dari DAK reguler dan belanja murni APBD; Rincian Pagu Per Bidang DAK Afirmasi TA. 2016 Bidang Pagu (Miliar) Air Minum 281,66 Sanitasi 230,44 Inf. Irigasi 496,41 Inf. Jalan 564,40 Transportasi Perdesaan 1.247,77 TOTAL 2.820,68

USULAN DAK DALAM KONTEKS SINERGITAS PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH PUSAT DAN DAERAH RPJP Nasional Pedoman Pedoman Renstra KL RPJM Nasional Pedoman Dijabar kan Diacu Renja - KL RKP Pedoman Pedoman RKA-KL RAPBN Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Usulan DAK* RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabark an Pedoman Diacu RKP Daerah Renja - SKPD Pedoman Pedoman RAPBD RKA - SKPD APBD Rincian APBD Pemerintah Daerah *Usulan DAK (Proposal Based) sesuai RKPD dan diselaraskan dengan RKP Nasional 10

MEKANISME PENGUSULAN, PENILAIAN, PEMBAHASAN, DAN PENETAPAN ALOKASI DAK TA 2016 Kriteria Penilaian Usulan/Proposal DAK Pengusulan Penilaian Pembahasan & Penetapan Alokasi Sesuai Prioritas Nasional Sesuai Menu Kegiatan masing2 Bidang/ Subbidang Usulan Pendanaan yang wajar Penyusunan Rencana Kegiatan oleh SKPD Bappeda/Biro Keuangan/BPKAD (Rekap/Konsolida si Usulan) Penilaian oleh Tim Pusat atas Hasil Verifikasi untuk penentuan daerah penerima Hasil Verifikasi berupa Konsolidasi Usulan, Priroritas Alokasi & Data Teknis Penyampaian ke DPR RI Pembahasan Alokasi DAK Dukungan Data Teknis Penyiapan Proposal oleh SKPD Verifikasi oleh K/L Teknis atas Usulan/Proposal Penetapan Alokasi DAK Penyampaian Proposal oleh Kepala Daerah Verifikasi 1. Kemenkeu oleh K/L 2. Teknis Bappenas atas Usulan/Proposal 3. K/L Teknis

TATA CARA PENYUSUNAN PROPOSAL DAK TA 2016 1. Proposal DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi disusun oleh SKPD teknis di daerah dengan berkoordinasi dengan Bappeda dan Biro Keuangan atau Badan/Dinas yang menangani keuangan daerah. 2. Penyusunan rekapitulasi usulan per bidang untuk DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi dilakukan oleh Bappeda dan Biro Keungan atau Badan/Dinas yang menangani keuangan daerah. 3. Proposal DAK regular, DAK infrastruktur public dan DAK afirmasi disusun secara terpisah dengan mengacu pada contoh (template) proposal yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. 4. Daerah dapat mengusulkan kegiatan, sesuai dengan lingkup kegiatan/menu, sub bidang dan bidang DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi berdasarkan prioritas dan kebutuhan daerah. 5. Kegiatan yang telah diusulkan pada DAK Reguler, tidak boleh diusulkan lagi pada proposal DAK Infrastruktur public dan dan proposal DAK afirmasi, begitu juga sebaliknya. 7. Target kegiatan yang dicantumkan dalam proposal harus sesuai dengan RPJMD dan RKPD. 8. Besaran kebutuhan dana yang dicantumkan pada proposal harus sesuai dengan volume kegiatan dan satuan biaya yang wajar. 9. Volume dan satuan kegiatan yang dicantumkan harus mencerminkan kondisi yang sesungguhnya di daerah. 12

TATA CARA PENYAMPAIAN PROPOSAL DAK TA 2016 1. Proposal DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi yang telah disusun oleh SKPD teknis, ditandatangani langsung oleh Kepala Daerah dan diberi stempel basah. 2. Proposal per bidang DAK Reguler, DAK Infrastruktur Publik Daerah dan DAK Afirmasi disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian/Lembaga Teknis, Kementerian Keuangan cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, dan Bappenas cq. Deputi Pendanaan Pembangunan 3. Proposal sudah harus disampaikan oleh Daerah dan diterima oleh Sekretaris Jenderal Kementerian/Lembaga Teknis terkait di Pusat, dan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dan Deputi Pendanaan Pembangunan Bappenas paling lambat 10 Juli 2015. 4. Proposal dapat disampaikan melalui pengiriman melalui pos/jasa ekspedisi atau diantar langsung oleh pejabat/staf Pemda ke alamat kantor sesuai dengan daftar terlampir. 5. Pemerintah tidak akan menerima usulan yang disampaikan oleh pihak lain selain pejabat/staf Pemda yang ditugaskan oleh Kepala Daerah. 13

PENGALOKASIAN DAK TA 2016 14

Realisasi Penyaluran dan Penyerapan DAK 2015 15

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN

DAK Fisik Bidang Kesehatan dan KB Sasaran: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan serta pelayanan kefarmasian; 2. Meningkatnya sarana dan prasrana pelayanan dan penerangan KB. Ruang Lingkup Kegiatan Subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar: a. Pembangunan puskesmas baru/rehabilitasi sedang dan berat bangunan puskesmas/peningkatan dan pengembangan puskesmas; b. Penyediaan alat kesehatan/penunjang di puskesmas; c. Penyediaan puskesmas keliling perairan/roda 4 dan ambulans. Subbidang Pelayanan Kesehatan Rujukan: a. Pembangunan RS baru dan pemenuhan sarana dan prasarana serta peralatan untuk ruang operasi dan ruang intensive; b. Peningkatan tempat tidur kelas III RS; c. Pembangunan/renovasi dan pemenuhan peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS dan pembangunan/pengadaan peralatan Bank Darah RS; d. Pemenuhan sarana dan prasarana Instalasi Sterilisasi Sentral RS/IPAL RS/Pengolahan Limbah Padat RS. Subbidang Pelayanan Kefarmasian a. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kota untuk puskesmas; b. Pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau pengadaan sarana pendukung instalasi farmasi (IF) di provinsi dan kabupaten/kota. Subbidang Keluarga Berencana a. Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan KB di Klinik KB (pelayanan KB statis) dan pelayanan KB Keliling (pelayanan KB mobile); b. Pemenuhan sarana dan prasarana penyuluhan dan penggerakan KB; c. Pemenuhan dukungan operasional lini lapangan dan distribusi alokon. 17

BIDANG/SUBBIDANG DAK FISIK SESUAI KEWENANGAN DAERAH BIDANG DAK SUBBIDANG DAK ALOKASI PEMDA KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA a. Pelayanan Kesehatan Dasar Kabupaten/Kota b. Pelayanan Kesehatan Rujukan c. Pelayanan Kesehatan Kefarmasian a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota d. Keluarga Berancana Kabupaten/Kota 18

DAK Non Fisik Bidang Kesehatan DAK Non Fisik Dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bersifat non fisik berupa, antara lain: belanja operasional pendidikan dan kesehatan; tunjangan profesi dan tambahan penghasilan guru PNSD; dan peningkatan kualitas pengelolaan DAK di bidang infrastruktur. Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOK dan BOKB) Dialokasikan untuk membantu meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan malnutrisi. Dana BOK dialokasikan dalam APBN untuk meningkatkan keikutsertaan KB, melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata. 19

KEBIJAKAN PENYALURAN DAK Kebijakan Penyaluran DAK Fisik : Penyaluran DAK Fisik dilaksanakan berdasarkan kinerja penyerapan dengan pertimbangan: o Meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan DAK, o Meningkatkan kinerja penyerapan DAK sehingga tidak terjadi penumpukan di akhir tahun, dan o Menghindari adanya dana idle yang berasal dari DAK yang tidak terserap. PERBEDAAN/PERUBAHAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK FISIK 2014 2015 2016 3 Tahap/Termin (30%-45%-25%) Syarat: minimal realisasi penyerapan (90%) Triwulanan (30%-25%-25%-20%) Syarat: tidak ada persyaratan minimal realisasi penyerapan Triwulanan (30%-25%-25%-20%) Syarat: berdasarkan kinerja pelaksanaan DAK Penyaluran DAK dilaksanakan secara triwulanan dengan ketentuan: Tahap Penyaluran Besaran Syarat Triwulan I 30% 1. peraturan daerah mengenai APBD tahun anggaran berjalan; dan 2. laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan DAK tahun sebelumnya (paling lambat minggu ke- 3 Maret). Triwulan II 25% Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Tw I plng lambat minggu ke-2 Juni, minimal penyerapan 75% yg diterima RKUD. Triwulan III 25% Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Tw II plng lambat minggu ke-2 September, minimal penyerapan 75% yg diterima RKUD. Triwulan IV 20% Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Tw III plng lambat minggu ke-2 Des, minimal penyerapan 90% yg diterima RKUD. 20

Penyaluran DAK Non Fisik BOK 25 % Paling cepat Februari Syarat: laporan realisasi TW IV paling lambat minggu ke-3 Januari Triwulan I Triwulan II 25 % Paling cepat Juli 25 % Paling cepat April Syarat: laporan realisasi TW I paling lambat minggu ke-3 April Syarat: laporan realisasi TW II paling lambat minggu ke-3 Juli Triwulan III Triwulan IV 25 % Paling cepat Oktober Syarat: laporan realisasi TW III paling lambat minggu ke-3 Oktober 21

Penyaluran DAK Non Fisik BOKB 50 % Paling cepat Februari Syarat: laporan realisasi Semester II paling lambat minggu ke-3 Januari Semester I Semester II 50 % Paling cepat Juni Syarat: laporan realisasi Semester I paling lambat minggu ke-3 Juli 22

LAPORAN DAN OPTIMALISASI DAK LAPORAN PENYERAPAN DAK Laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan DAK Fisik, disampaikan dengan ketentuan sebagai berikut: triwulan I paling lambat minggu kedua bulan Juni; triwulan II paling lambat minggu kedua bulan September; dan triwulan III paling lambat minggu kedua bulan Desember. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan DAK Fisik tahun anggaran sebelumnya disampaikan paling lambat minggu ketiga bulan Februari tahun anggaran berikutnya. Dalam hal Daerah menyampaikan persyaratan penyaluran setelah batas waktu yang ditetapkan, penyaluran DAK Fisik untuk setiap triwulan dapat dilakukan setelah persyaratan penyaluran disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan berakhir. Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum disampaikan sampai dengan batas akhir penyaluran maka DAK Fisik tidak disalurkan. Dalam hal DAK Fisik tidak disalurkan seluruhnya, maka pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atau kewajiban kepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. OPTIMALISASI DAK optimalisasi penggunaan Sisa DAK Fisik dilakukan dengan merencanakan dan menganggarkan kembali kegiatan DAK Fisik dalam APBD tahun anggaran berjalan; dan dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pada bidang DAK Fisik yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan.

PENGGUNAAN SISA DAK FISIK Sisa DAK Fisik pada bidang/sub bidang yang output kegiatannya sudah tercapai, digunakan dengan ketentuan sebagai berikut: untuk mendanai kegiatan DAK Fisik pada bidang/sub bidang yang sama; dan/atau untuk mendanai kegiatan DAK Fisik pada bidang/sub bidang tertentu sesuai kebutuhan daerah; dengan menggunakan petunjuk teknis Tahun Anggaran berjalan. Sisa DAK Fisik yang belum tercapai output-nya, maka sisa DAK Fisik tersebut akan diperhitungkan dalam pengalokasian DAK Fisik pada tahun anggaran berikutnya dengan menggunakan petunjuk teknis Tahun Anggaran berjalan. 24

PENGGUNAAN SISA DAK FISIK Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran Pagu DAK Output Kegiatan Belum Tercapai Diperhitungkan untuk DAK FisikTahun berikutnya Penyaluran/ Pemindahbukuan RKUN ke RKUD Sisa DAK Dianggarkan pada tahun berikutnya Pelaksanaan Kegiatan di Daerah Tidak Habis sampai dengan TA berakhir Output Kegiatan Telah Tercapai Dapat digabung dengan Sisa DAK Bidang lainnya Membiayai Bidang tertentu yang ditentukan oleh Pemda 25

URGENSI PENYUSUNAN JUKNIS Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Sebagai pedoman bagi Pemerintah dalam melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengawasan kegiatan yang didanai dari DAK Sebagai sarana untuk merealisasikan program prioritas nasional 2016 sehingga terpenuhinya nawacita. Agar pemangku kepentingan dapat mengerti dan memahami penyelenggaraan kegiatan DAK per bidang Sebagai acuan untuk melaksanakan tahapan kegiatan yang didanai dari DAK Sebagai acuan dalam penggunaan belanja penunjang (maksimal 5% dari alokasi DAK) DEADLINE : 7 HARI SETELAH PENETAPAN PERPRES RINCIAN APBN 2016 26

PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS TA 2016 NO BIDANG SUBBIDANG NOMOR JUKNIS TANGGAL DITETAPKAN PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK TA 2016 PELAYANAN DASAR 1 KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA PELAYANAN RUJUKAN PELAYANAN KEFARMASIAN Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi KhususBidang Kesehatan, serta Sarana Prasarana Penunjang Sub Bidang Sarpras Kesehatan TA 2016 7-Dec-15 KELUARGA BERENCANA Peraturan Kepala BKKBN Nomor 443/PER/B1/2015 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Keluarga Berencana 30-Nov-15 PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK TA 2016 2 Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) BOKB Peraturan Kepala BKKBN Nomor 291/PER/B1/2015 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana TA 2016 8-Dec-15 27

Terima Kasih Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Gedung Radius Prawiro, Jalan Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp./Fax. 021 3509445 Email: subditdakdjpk@gmail.com www.djpk.depkeu.go.id