BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

ARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

KARYA TULIS ILMIAH PEMBUATAN BAHAN BAKAR DARI LIMBAH PLASTIK DENGAN LEMPUNG NDAVE SEBAGAI KATALIS SERTA ANALISIS EKONOMI PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

REVIEW JURNAL EFFECT OF ZEOLITE CATALYST ON PYROLYSIS LIQUID OIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

PERENGKAHAN TERMAL (Thermal Cracking) SERBUK GERGAJI KAYU BULIAN (Eusideroxylon Zwagery T.Et B) UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR MINYAK ARTIKEL ILMIAH

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Katalis CaO Terhadap Kuantitas Bio Oil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

SNTMUT ISBN:

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi manusia dan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Namun demikian, hal ini tidak diiringi dengan

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah perlunya usaha untuk mengendalikan akibat dari peningkatan timbulan

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

I. PENDAHULUAN. Salah satu tantangan besar yang dihadapi secara global dewasa ini adalah krisis

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi dan mudah dibentuk merupakan alasan utama penggunaannya yang populer. Diantara pemanfaatan plastik adalah untuk memproduksi wadah makanan dan minuman, peralatan dapur dan rumah tangga, komponen listrik, serta mainan anak-anak. Karena plastik mempunyai banyak keuntungan maka kebutuhan akan plastik terus meningkat. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya sampah plastik yang akan dihasilkan. Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula limbah yang dihasilkan. Limbah yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Apabila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. 1

Permasalahan limbah plastik di Indonesia telah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan oleh masyarakat tiap tahunnya dan kebanyakan limbah plastik tersebut tidak dikelola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Partikel hasil uraian plastik juga beresiko mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggapi serius terutama oleh masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam permasalahan ini (Purwaningrum, 2016). Plastik merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah plastik sulit terurai. Selain itu jika limbah plastik termakan oleh hewan dan tanaman maka hewan dan tanaman tersebut beracun sehingga berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan. Limbah plastik yang terurai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang bisa mencemari air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misal cacing tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut, air di dalam tanah tidak bisa mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai dengan pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas rumah kaca ke astmosfer 2

dan penipisan lapisan ozon. Limbah plastik yang dibuang sembarangan, misalnya di sungai akan membuat banjir karena sungai dangkal akibat tumpukan limbah plastik. Jika limbah plastik dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida sehingga mengakibatkan polusi pada udara dan pemanasan global (Pusdiklatmigas, 2015). Limbah plastik yang ada pada saat ini pada umumnya hanya dibuang (landfill), dibakar atau didaur ulang (recycle). Proses tersebut belum menyelesaikan semua permasalahan limbah plastik, karena proses landfill belum dapat menguraikan limbah plastik. Apabila dibakar pada suhu rendah, limbah plastik menghasilkan senyawa yang berbahaya yang bersifat karsinogen seperti poly chloro dibenzodioxin dan poly chloro dibenzofurans. Untuk menghilangkan sifat karsinogen akibat pembakaran, limbah plastik tersebut dibakar pada suhu tinggi hingga 1000 o C sehingga tidak ekonomis. Daur ulang limbah plastik merupakan satu-satunya cara yang dapat mengurangi jumlah limbah plastik yang ada. Namun kenyataannya hanya sedikit dari limbah plastik yang dapat didaur ulang dan bahan hasil daur ulang mempunyai kualitas rendah sehingga metode daur ulang dipandang tidak efisien untuk memecahkan masalah limbah plastik. Untuk itu dicari cara lain untuk mengatasi masalah limbah plastik agar dapat dijadikan suatu produk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi masyarakat (Ermawati, 2011). Disamping itu peningkatan konsumsi energi dan peningkatan timbunan sampah merupakan dua permasalahan besar yang muncul seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Di Indonesia, konsumsi energi 3

di berbagai sektor seperti transportasi, industri dan energi listrik untuk rumah tangga tercatat terus meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 5,2%, sebaliknya cadangan energi nasional yang semakin menipis menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi di masa mendatang jika tidak ditemukan sumber-sumber energi yang baru. Bahan bakar cair yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia dikenal dengan nama Bahan Bakar Minyak (BBM). BBM terdiri dari tujuh jenis yaitu avtur gasoline (avgas), avtur, mogas (motor gasoline), minyak tanah (mitan), minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar. Konsumsi BBM dibandingkan konsumsi Non-BBM dan LPG memang jauh lebih tinggi. BBM sudah menjadi sumber energi utama, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. Untuk memenuhi kebutuhan yang sangat besar tersebut, saat ini BBM disuplai dari sumber minyak bumi dan sebagian kecil oleh energi terbarukan. Sebaliknya ketersediaan minyak bumi yang merupakan sumber daya fosil secara terus menerus mengalami penurunan dan tidak ditemukan cadangan minyak baru di Indonesia. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis energi diantaranya adalah dengan mengembangkan bahan bakar alternatif, yang berasal dari sumber daya energi terbarukan, batubara, hidrogen, nuklir dan lain-lain. Namun, penelitian dan pengembangan energi baru yang selama ini dilakukan hanya berfokus pada pengembangan sumber dari bahan nabati, tambang dan nuklir. Padahal masih terdapat banyak sumber lain yang berpotensi cukup besar sebagai sumber energi baru. Salah satunya adalah limbah atau sampah (Nugraha, 2013). 4

Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengurangi jumlah sampah plastik dan menanggulangi kebutuhan minyak bumi adalah pirolisis. Dengan menggunakan konsep pirolisis, sampah plastik dipanaskan pada suhu sekitar 500 o C sehingga berubah fase menjadi gas, kemudian akan terjadi proses perengkahan (cracking). Selanjutnya gas tersebut dikondensasikan sehingga menjadi fase cair. Hasil kondensasi inilah yang bisa digunakan sebagai bahan bakar cair. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari kinetika reaksi kimia pirolisis polipropilen. Dengan mengetahui kinetika reaksi kimia proses pirolisis dari limbah plastik polipropilen dengan variasi jenis katalis ini diharapkan dapat dirancang unit operasi yang lebih besar, dan produk yang dihasilkan dapat membantu memenuhi kebutuhan sumber energi alternatif. 1.2 Keaslian Penelitian Beberapa peneliti yang melakukan penelitian pirolisis menggunakan bahan baku polipropilen adalah Sa diyah (2015), Proses pirolisis dilakukan menggunakan reaktor semi batch stainless steel unstirred berkapasitas 3,5 L; beroperasi pada tekanan 1 atm dan dialiri nitrogen. Sampel limbah plastik yang digunakan adalah plastik jenis polipropilen (PP) sebanyak 50 gram. Pada proses pirolisis ditambahkan katalis zeolit alam ditabung katalis sesuai variable yaitu 2,5 gram (5% berat), 5 gram (10% berat) atau 10 gram (20%berat) yang diletakan diatas bahan baku. Suhu yang digunakan untuk pirolisis adalah 450 C dengan waktu 30 menit. Uap hasil pirolisis dikondensasi, kemudian produk liquidnya dianalisa dengan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS). Dari 5

analisa GC-MS, produk liquid pirolisis banyak mengandung senyawa hidrokarbon aromatis. Penggunaan jumlah katalis yang menghasilkan senyawa hidrokarbon mendekati mutu bensin paling optimum adalah 10 gram (20%) dengan komposisi kurang dari atau sama dengan C 9 adalah 29,16% n-paraffin;, 9,22% cycloparaffin dan 61,64% aromatis. Peneliti lain yang menggunakan bahan baku polipropilen adalah Wahyudi (2016), proses pirolisis yang dilakukan untuk melihat pengaruh variasi suhu dan rasio katalis/plastik. Sebanyak 100 gram plastik jenis polipropilen direngkah di dalam reaktor batch pada suhu 350 o C, 400 o C, dan 450 o C selama 60 menit dengan variasi rasio katalis/plastik 0,5; 1; 1,5 (% berat). Yield (%) tertinggi adalah 76,09% yang diperoleh pada variasi suhu 450 o C dan rasio katalis/plastik 1,5%. Nilai kalor produk adalah 45,56 MJ/kg. Hasil analisis GC-MS menunjukkan % area produk mengandung bahan bakar seperti bensin (60,46%), kerosin dan solar (7,48%). Fahjri Nugraha (2013) melakukan percobaan pirolisis plastik Polipropilen dengan Proses Reforming menggunakan katalis NiO/ γ-al 2 O 3. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa diketahui bahwa % yield aromatis terbesar pada proses reforming minyak hasil pirolisis plastik polipropilen dihasilkan dengan kondisi operasi 14 % loading Ni pada katalis, temperatur reforming 500 o C serta laju reaktan sebesar 217 ml/jam. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, hasil terbaik didapat pada variabel flow laju terendah dan variabel suhu tertinggi. Kondisi operasi efektif dalam pembuatan fuel pada proses 6

reforming diperoleh saat loading Ni pada katalis NiO/γ-Al2O3 14 %, temperatur reforming 400 o C serta laju reaktan 500 ml/jam. Tabel 1.1 Ringkasan pembahasan jurnal No 1 Jenis katalis Zeolit Alam Wonosari Bentuk Katalis Serbuk 2 Zeolit X serbuk 3 4 katalis NiO/ γ-al 2 O 3 Y Zeolite (CBV 780 CY, Zeolite International, Zeolite alam dari Klaten Serbuk Serbuk Reaktor Referensi Hasil semi batch stainless steel unstirred Reaktor batch Katalitik reforming Reaktor Batch Khalimatu s Sa diyah (2005) Ekky Wahyudi dkk (2016) Mahendra Fajri dkk (2003) Mochama d Syamsiro dkk (2014) a. Semakin besar katalis, yield liquid cenderung meningkat b. Jumlah katalis pada proses pirolisis yang optimum adalah 20% (berat katalis/berat sample) c. Komposisi minyak hasil pirolisis mendekati fraksi bensin Yield (%) tertinggi adalah 76,09% yang diperoleh pada variasi suhu 450 o C dan rasio katalis/plastik 1,5% Kondisi operasi efektif dalam pembuatan fuel pada proses reforming diperoleh saat loading Ni pada katalis NiO/γ- Al2O3 14 %, temperatur reforming 400 o C serta laju reaktan 500 ml/jam a. Pirolisis thermal menghasilkan fraksi cair tertinggi, keberadaan katalis menurunkan fraksi cair dan meningkatkan fraksi 7

No Jenis katalis Bentuk Katalis Reaktor Referensi Hasil gas. b. Pirolisis dengan katalis zeolite alam menghasilkan fraksi cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan katalis zeolite Y Walaupun penelitian terkait pirolisis polipropilen dengan katalis zeolite alam sudah pernah dilakukan, namun penggunaan katalis zeolit dengan mencampurkan bentonit kedalamnya belum pernah dilakukan. Dengan memanfaatkan katalis ini, diharapkan limbah plastik, khususnya polipropilen mempunyai nilai tambah yang signifikan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh komposisi penambahan bentonit (10%, 30%, 50%) kedalam katalis zeolit terhadap plastik polipropilen untuk menghasilkan produk minyak yang setara dengan kualitas bahan bakar minyak. 2. Mencari model kinetika reaksi yang sesuai pada pirolisis dari limbah plastik polipropilen. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini, antara lain : 1. Manfaat penelitian bagi pembangunan. Penelitian ini diarahkan untuk mempelajari penggunaan limbah plastik sebagai bahan baku proses pirolisis sehingga diharapkan mampu untuk 8

memberikan solusi terhadap pencemaran lingkungan karena limbah plastik ini. 2. Manfaat penelitian bagi pengembangan IPTEK. Penguasaan teknologi pirolisis berkatalis akan memperkuat pengetahuaan bangsa Indonesia di era globalisasi ini. Ini akan meningkatkan kualitas sumber daya bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan dunia luar. 9