PROCALCITONIN DAN SEL DARAH PUTIH SEBAGAI PREDIKTOR UROSEPSIS PADA PASIEN OBSTRUKSI SALURAN KEMIH DI RSUP SANGLAH DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi bakteri yang berkembang menjadi sepsis, merupakan suatu respons

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. toksin ke dalam aliran darah dan menimbulkan berbagai respon sistemik seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

KORELASI KADAR SERUM PROCALSITONIN DENGAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DENGAN KECURIGAAN SEPSIS DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE FEBRUARI JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta dolar Amerika setiap tahunnya (Angus et al., 2001). Di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. (ureteritis), jaringan ginjal (pyelonefritis). 1. memiliki nilai kejadian yang tinggi di masyarakat, menurut laporan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sepsis didefinisikan sebagai adanya mikroorganisme atau toksin /zat beracun

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi terbesar kedua setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

B A B I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sepsis masih merupakan masalah utama kesehatan dan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN CRP (C-REACTIVE PROTEIN) DENGAN KULTUR URIN PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK DI RSUP. HAJI ADAM MALIK TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

ABSTRAK. Pembimbing II : Triswaty Winata,dr,M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. sepsis terbanyak setelah infeksi saluran nafas (Mangatas, 2004). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. Infeksi mikroba. intrinsik untuk memerangi faktor virulensi mikroorganisme.

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA WANITA HAMIL BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS RUTIN DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang terjadi di

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. systemic inflammatory response syndrome (SIRS) merupakan suatu respons

PROFIL PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA YANG DILAKUKAN ULTRASONOGRAFI DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI PERIODE BULAN JULI 2012 HINGGA DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan terjadinya proliferasi sel stroma prostat yang akan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2013 di RSUP. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

I KOMANG AGUS SETIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran NURUL FADILAH G FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

BAB I PENDAHULUAN. Hiperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: HIV-TB, CD4, Sputum BTA

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar/jaringan fibromuskular yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembesaran prostat jinak (PPJ) atau disebut juga benign prostatic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) ditingkat dunia AKB berkisar sekitar 37 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DARAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun masyarakat. Identifikasi awal faktor risiko yang. meningkatkan angka kejadian stroke, akan memberikan kontribusi

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan sindroma klinik akibat respon yang berlebihan dari sistem

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

I. PENDAHULUAN. tahun 2007, Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat jumlah penduduk

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Management of Severe Sepsis and Septic Shock: 2012, sepsis didefinisikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dalam ruang lingkup keilmuan Obstetri Ginekologi.

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE MODIFIKASI WESTERGREN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 45 0 TERHADAP METODE RUJUKAN ICSH 1993

ABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN

Transkripsi:

Gatot Triwono PROCALCITONIN DAN SEL DARAH PUTIH SEBAGAI PREDIKTOR UROSEPSIS PADA PASIEN OBSTRUKSI SALURAN KEMIH DI RSUP SANGLAH DENPASAR Abstrak Pasien obstruksi saluran kemih sering disertai dengan infeksi saluran kemih. Pada beberapa kasus berkembang menjadi urosepsis yang meningkatkan mortalitas. Kemampuan deteksi dini menjadi penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran pemeriksaan kadar serum procalcitonin (PCT), nitrit urin (NU) dan jumlah white blood cell (WBC) sebagai prediktor urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. Menggunakan desain penelitian cross-sectional dan melibatkan 36 sampel. Dilakukan analisa dengan uji bivariat dan multivariat poisson regression. Hasil analisa uji bivariat, kadar serum PCT 0,25 ng/ml, NU positif dan jumlah WBC 12.000 sel/mm 3 bermakna sebagai prediktor. Sedangkan uji multivariat didapatkan hanya PCT 0,25 ng/ml dan jumlah WBC 12.000 sel/mm 3 sebagai prediktor murni. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar serum PCT dan jumlah WBC bisa digunakan sebagai prediktor urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. Kata kunci: Obstruksi saluran kemih, urosepsis, procalcitonin, white blood cell i

Gatot Triwono PROCALCITONIN DAN SEL DARAH PUTIH SEBAGAI PREDIKTOR UROSEPSIS PADA PASIEN OBSTRUKSI SALURAN KEMIH DI RSUP SANGLAH DENPASAR Abstract Patients with urinary tract obstruction are often accompanied by urinary tract infections. In some cases it develops into urosepsis that increases mortality. Early detection capability is important. The purpose of this study was to determine the role of serum procalcitonin (PCT), nitrite urine (NU) and white blood cell (WBC) as urosepsis predictors in patients with urinary obstruction. Using a cross-sectional research design and involving 36 samples. Analyzes were performed by bivariate test and multivariate poisson regression. Result of bivariate test analysis, serum PCT level 0.25 ng /ml, NU positive and WBC amount 12.000 cell/mm 3 mean as predictor. While multivariate test was obtained only PCT 0.25 ng/ml and WBC amount 12.000 cell/mm 3 as pure predictors. So it can be concluded that serum PCT and WBC levels can be used as a predictor of urosepsis in patients with urinary tract obstruction. Keywords: Urinary tract obstruction, urosepsis, procalcitonin, white blood cell ii

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PLAGIAT... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...ix DAFTAR ISI.....x DAFTAR TABEL....xii DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR SINGKATAN... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...5 1.3 Tujuan Penelitian...5 1.3.1 Tujuan Umum...5 1.3.2 Tujuan Khusus...5 1.4 Manfaat Penelitian...6 1.4.1 Manfaat Ilmiah...6 1.4.2 Manfaat Praktis...6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7 2.1 Obstruksi Saluran Kemih...7 2.1.1 Definisi...7 2.1.2 Etiologi Obstruksi Saluran Kemih...7 2.1.3 Epidemiologi Obstruksi Saluran Kemih...8 2.1.4 Fisiologi Aliran Urine dari Ginjal ke Dalam Buli -Buli...9 2.1.5 Patofisiologi Obstruksi Saluran Kemih Bagian Atas...10 2.1.6 Kolik Ureter Atau Kolik Ginjal...14 2.1.8 Anuria Obstruktif.........16 2.2 Urosepsis..........19 2.3 Procalcitonin (PCT)........20 2.4 White Blood Cell (WBC).......21 2.5 Nitrit Urine (NU)......22 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 24 iii

3.1 Kerangka Berpikir...24 3.2 Kerangka Konsep Penelitian...25 3.3 Hipotesis Penelitian...25 BAB IV BAB V BAB VII METODE PENELITIAN..27 4.1 Rancangan Penelitian...27 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...28 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian...28 4.3.1 Populasi Target...29 4.3.2 Populasi Terjangkau...29 4.3.3 Sampel...29 4.4 Kriteria Subyek Penelitian...29 4.4.1 Kriteria Inklusi...29 4.4.2 Kriteria Eksklusi...29 4.5 Besar Sampel...29 4.6 Definisi Operasional Variabel...30 4.7 Bahan Penelitian............31 4.8 Instrumen Penelitian....... 31 4.9 Prosedur Penelitian...31 4.10 Analisis Data...33 HASIL DAN PEMBAHASAN.. 35 5.1 Karakteristik Data...35 5.2 Analisis Bivariate....35 5.3 Analisis Multivariate...37 KESIMPULAN DAN SARAN.. 43 DAFTAR PUSTAKA............44 LAMPIRAN... 49 iv

DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Berbagai Etiologi obstruksi Saluran Kemih..9 4.1 Contoh tabulasi silang (tabel 2x2)........33 5.1 Karakteristik Data...36 5.2 Hasil Analisa Bivariat..36 5.3 Hasil Analisa Multivariat.....37 v

DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 3.1 Kerangka konsep penelitian...25 Bagan 4.1. Rancangan penelitian...27 Bagan 4.2 Skema penelitian...32 vi

DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN CRP : C-Reactive Protein BPH : Benign Prostate Hiperplasia IVU : Intra Venous Urogram PCT : Procalcitonin RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat NU : Nitrit Urine UGD : Unit Gawat Darurat USG : Utrasonografi WBC : White Blood Cell vii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Keterangan Kelaikan Etik... 49 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian... 50 Lampiran 3 Informasi/Penjelasan Penelitian... 51 Lampiran 4 Lembar Pengumpulan Data Sampel... 57 Lampiran 5 Tabel Induk Penelitian... 58 Lampiran 6 Analisis Statistik... 59 viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obstruksi saluran kemih dapat terjadi pada seluruh bagian saluran kemih mulai dari sistem pelviokalises ginjal sampai ureter, buli-buli, dan uretra. Pasien dengan obstruksi saluran kemih dapat mengalami infeksi saluran kemih yang kemudian datang ke rumah sakit datang dengan gejala ringan seperti demam dan nyeri atau rasa panas saat buang air kecil. Namun infeksi pada saluran kemih dapat tiba tiba berkembang menjadi kondisi yang megancam nyawa seperti urosepsis. Kemampuan untuk mendeteksi dini pasien obstruksi saluran kemih yang mengalami infeksi dan mempunyai resiko terjadinya urosepsis dapat memberi petunjuk untuk segera dilakukan tindakan intervensi dan secara potensial dapat menghambat perkembangan proses infeksi sehingga mengurangi angka kematian akibat urosepsis. Insidens obstruksi saluran kemih bagian bawah mencapai 15 dari 1000 laki-laki per tahun, pada laki laki usia 75 79 tahun insidens nya meningkat sampai 38 dari 1000 laki laki per tahun (Naderi N, et al, 2004). Prevalensi obstruksi saluran kemih pada populasi umum didapatkan sebanyak 3,1% (Bell, 1950). 12% pasien dengan infeksi saluran kemih mengalami urosepsis (Bjerklund, et al, 2007). Urosepsis merupakan infeksi sistemik berat yang berasal dari fokus 1

2 infeksi di traktus urinarius yang dapat menyebabkan bakteremia, syok septic, dan multiple organ failure dengan angka kematian mencapai 16-26% (Leligdowicz, et al, 2014; Sugimoto, et al, 2014), urosepsis berat mempunyai angka kematian 20-40 % (Wagenlehner, et al, 2013; Grabe M, et al, 2015). Urosepsis dapat disebabkan oleh banyak hal, namun sebagian besar ditimbulkan dari obstruksi saluran kemih yang 80 % nya disebabkan oleh batu (Leligdowicz,et al, 2014 ; Sugimoto,et al, 2014 ; Tambo M,et al, 2014) penelitian Hofmann, 1990 menunjukkan obstruksi saluran kemih merupakan penyebab 78% kasus urosepsis. Terapi awal dengan target untuk dekompresi saluran kemih dan pengaliran urine menggunakan retrograde stent atau percutaneus nephrostomy tube placement sangat penting untuk memperbaiki hasil (Rivers, et al, 2001; Papagiannopoulos, et al, 2016). Pemeriksaan WBC sampai saat ini masih digunakan sebagai landasan dalam penanganan infeksi, pemeriksan laboratorium ini bukan merupakan marker yang spesifik dan tidak dapat diandalkan untuk membedakan infeksi bakteri dari infeksi virus dan penyebab peradangan non spesifik lainnya. WBC mempunyai sensitifitas sebesar 78% dan spesitifitas sebesar 62% untuk memprediksi urosepsis (Papagiannopoulos, et al, 2016). Nitrit urine yang timbul karena bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih membuat enzim reduktase yang mengubah nitrat menjadi nitrit juga dapat dijadikan tanda adanya infeksi bakteri pada traktus urinarius., namun kontaminasi pada sampel, obtruksi total saluran kemih bagian atas, dan keberadaan bakteri nitrit negatif dapat menyebabkan salah interpretasi pada pemeriksaan urinalisa NU mempunyai sensitifitas

3 sebesar 60% dan spesitifitas sebesar 97% untuk memprediksi urosepsis (Papagiannopoulos, et al, 2016). Kultur darah dan urine merupakan metode yang sangat spesifik untuk mendeteksi dan mengkonfirmasi bacteremia (Sugimoto, et al, 2013). Namun penelitian Reimer, et al, 1997 menunjukkan hanya sekitar 30% kultur darah pasien yang diduga mengalami urosepsis menunjukkan hasil positif. Meskipun pemeriksaan kultur memberikan pengaruh yang besar terhadap pengambilan keputusan terapi, Pemeriksaan kultur darah dan urine memerlukan waktu setidaknya 24-28 jam sejak sampel diambil sampai hasil diperoleh, keputusan untuk melakukan tindakan intervensi, observasi, atau memulangkan pasien seringkali sudah harus diambil sebelum hasil kultur diperoleh sehingga hasil kultur tidak dijadikan prayarat untuk menegakkan diagnosis sepsis secara klinis (Faix, 2013). Penelitian (Gander, et al, 2009) juga menyatakan bahwa pernah dilaporkan positif palsu akibat kontaminasi sampai 7 % pada pemeriksaan kultur darah. Oleh sebab itu, diperlukan strategi lain untuk dapat lebih cepat mengidentifikasi pasien yang beresiko tinggi mengalami urosepsis. Prokalsitonin (PCT) merupakan biomarker yang menjanjikan dalam usaha menentukan tingkatan infeksi dan dapat membedakan infeksi bakteri dari infeksi virus dan penyebab peradangan non spesifik lainnya (Belle, et al, 2011). PCT merupakan biomarker yang paling banyak diteliti kemampuannya dan direkomendasikan untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan kemungkinan adanya sepsis (Reinhart K, et al, 2010) PCT di induksi di dalam plasma pasien yang mengalami infeksi bakteri berat, infeksi jamur, atau sepsis. PCT lebih dapat diandalkan dari CRP untuk mendeteksi infeksi bakteri (Luzzani, et al, 2003; Simon, et al, 2004). PCT efektif untuk mengidentifikasi etiologi bakteri dan tingkat keparahan infeksi (Muller B, et al, 2000; Lee, 2013). Konsentrasi PCT berhubungan dengan tingkat keparahan disfungsi organ multipel yang merupakan akibat dari inflamasi sistemis yang ditimbulkan oleh infeksi (Meisner, et al, 1999; Matthiaou, et al, 2012). Kadar PCT 0,5 ng/ml secara praktis menyingkirkan

4 kemungkinan sepsis atau shock sepsis, Kadar PCT 2 ng/ml didapatkan pada pasien dengan sepsis berat dan shock sepsis (Brunkhorst,et al, 2000; Reinhart K, et al, 2010). PCT dengan batas 0,25 ng/ml mempunyai sensitifitas sebesar 95% dan spesifitas sebesar 50% untuk dapat mengidentifikasi bakteremia pada pasien dengan infeksi saluran kemih (Nieuwkoop CV, et al, 2010), sementara penelitian Papagiannoupoulos, et al, 2016 menunjukkan PCT mempunyai sensitifitas sebesar 80% dan spesifitas sebesar 82% untuk dapat mengidentifikasi adanya urosepsis. Penelitian Hausfater P, et al, 2002 menunjukkan PCT mempunyai kemampuan lebih baik bila dibandingkan dengan biomarker lain untuk memprediksi tingkat keparahan pyelonefritis akut. Penggunaan PCT diharapkan dapat mengurangi biaya yang digunakan untuk pemeriksaan kultur darah dan urine, serta mengurangi lama perawatan di rumah sakit, yang pada akhirnya mengurangi keseluruhan biaya medis. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin meneliti kemampuan kadar serum prokalsitonin (PCT), jumlah sel darah putih (WBC), dan kadar nitrit urine (NU) dalam memprediksi adanya infeksi yang menjurus ke urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih, Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai standar pelayanan yang baru di bagian urologi RSUP Sanglah, Denpasar serta ddapat membantu penentuan waktu pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi bedah pada pasien yang secara klinis meragukan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi angka kemarian akibat urosepsis sekaligus mengurangi total biaya perawatan pasien obstruksi saluran kemih. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

5 1. Apakah PCT mampu memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 2. Apakah WBC mampu memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 3. Apakah NU mampu memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan PCT, WBC, dan NU dalam memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 1.3.2 Tujuan Khusus Untuk membuktikan: 1. PCT sebagai prediktor urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 2. WBC sebagai prediktor urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 3. NU sebagai prediktor urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat keilmuan dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Keilmuan Terbuktinya secara signifikan bahwa PCT, WBC, NU dapat memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih dapat menyumbangkan sumbangan pengetahuan yang berharga dalam penatalaksanaan pasien obstruksi saluran kemih serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian berikutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis

6 Pembuktian bahwa PCT, WBC, NU dapat memprediksi urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih dapat digunakan untuk perbaikan penatalaksanaan pasien obtruksi saluran kemih dan sebagai acuan untuk deteksi dini urosepsis pada pasien obstruksi saluran kemih.