Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde

dokumen-dokumen yang mirip
Mengatasi Sisi Gelap Dunia Kripto

Diskusi Post event Feedback G20 Summit. INFID, 3 Oktober 2013

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

VII. SIMPULAN DAN SARAN

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

PERAN SERTA MASYARAKAT

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah bersama dengan kebijakan moneter dan sektoral. Kebijakan fiskal

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

Pidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi, pemerintah merupakan agen, dimana peran pemerintah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

SEBUAH RENCANA TINDAK

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB DADAN ANUGRAH S.SOS, MSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

PROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk Luas Wilayah km 2

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG FXPRIMUS

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. merupakan faktor yang paling penting agar pendapatan negara dari sektor

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

Indorama Ventures Public Company Limited

I. PENDAHULUAN. rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

Gambaran Umum G20. Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

RPJMN dan RENSTRA BPOM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

Asesmen Gender Indonesia

GLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017

Departemen Internasional BANK INDONESIA 27 Januari 2017

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Akuntabilitas. Belum Banyak Disentuh. Erna Witoelar: Wawancara

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

UNAIR Pelopori Transparansi Tata Kelola Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih efisien, efektif, dan bertanggung jawab. Kemudian diikuti dengan

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. telah memanfaatkan pinjaman luar negeri dalam pembangunannya. Pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun , waktu yang tergolong singkat itu merupakan masamasa

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

vii Tinjauan Mata Kuliah

2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

BAB I PENDAHULUAN. warganya, dan pasar dengan warga. Dahulu negara memposisikan dirinya sebagai

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sudut pandang politik, sosial, dan ekonomi, walaupun sering juga dikaitkan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

Transkripsi:

Menyinari Sudut Kelam Tata Pemerintahan yang Lemah dan Korupsi Oleh Christine Lagarde 22 April 2018 Strategi antikorupsi membutuhkan reformasi regulasi dan kelembagaan yang lebih luas (Kritchanut/iStock). Dewan Eksekutif IMF baru saja mengesahkan rerangka baru [LINK] untuk meningkatkan keterlibatan mengenai tata pemerintahan dan korupsi di negara-negara anggota kami. Izinkan saya menjelaskan mengapa hal ini penting dan apa artinya bagi pekerjaan kami. Beban dari korupsi Kita semua tahu bahwa korupsi yang mengakar merusak sendi-sendi ekonomi dan melemahkan kemampuan negara-negara untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

2 Makalah yang baru saja kami terbitkan memaparkan hasil empiris yang menunjukkan bahwa korupsi yang tinggi berhubungan erat dengan pertumbuhan, investasi, FDI, dan penerimaan pajak yang jauh lebih rendah. Penurunan dari persentil ke-50 hingga ke- 25 dalam indeks korupsi atau tata pemerintahan berkaitan dengan penurunan laju pertumbuhan PDB per kapita per tahun sebesar setengah poin persentase atau lebih, dan penurunan rasio investasi terhadap PDB sebesar 1½-2 poin persentase. Hasil kami juga menunjukkan bahwa korupsi dan tata pemerintahan yang buruk berhubungan dengan ketimpangan yang lebih tinggi dan pertumbuhan inklusif yang lebih rendah. Tidak sulit untuk memahami temuan ini. Kita tahu bahwa korupsi memperlemah kemampuan pemerintah untuk mengumpulkan pajak, dan mendistorsi belanja dari investasi penting di bidang-bidang seperti kesehatan, pendidikan, dan energi terbarukan, ke proyek-proyek boros dengan keuntungan jangka pendek. Kita tahu bahwa korupsi berlaku bagaikan pajak atas investasi atau lebih buruk lagi, karena tidak ada yang dapat memastikan tentang permintaan suap di masa depan. Kita juga tahu bahwa korupsi menyebabkan generasi muda enggan berinvestasi dalam keterampilan dan pendidikan karena keberhasilan akan tergantung pada siapa yang Anda kenal bukan apa yang Anda tahu. Kita tahu bahwa korupsi merugikan orang miskin, menghalangi peluang ekonomi dan mobilitas sosial, merusak kepercayaan terhadap lembaga-lembaga, dan merusak kerekatan sosial. Korupsi merupakan rintangan utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Peningkatan keterlibatan Mengingat semua hal ini, peningkatan keterlibatan IMF dalam melawan korupsi adalah amat beralasan dan tepat waktu. Penting diingat, upaya melawan korupsi ini akan menjadi bagian dari pekerjaan umum kami yang mempromosikan tata pemerintahan yang baik di bidang-bidang penting seperti manajemen keuangan publik, pengawasan sektor keuangan, dan anti pencucian uang. Fokus yang lebih luas ini diperlukan. Kelemahan-kelemahan tata pemerintahan saja sudah berbahaya, tapi selain itu kelemahan-kelemahan tersebut juga membuka pintu bagi korupsi yang tersebar luas. Agar benar-benar efektif, strategi antikorupsi harus lebih dari sekadar memenjarakan pelakunya belaka. Strategi-strategi tersebut membutuhkan reformasi peraturan dan kelembagaan yang lebih luas. Pada akhirnya, obat yang paling mujarab untuk korupsi adalah kelembagaan yang kuat, transparan, dan akuntabel. Sebagaimana kata-kata terkenal Louis Brandeis, sinar matahari konon adalah disinfektan terbaik; dan lampu jalan adalah polisi paling efisien. Manfaat tambahan dari pendekatan yang lebih luas ini: karena korupsi cenderung berkorelasi kuat dengan kelemahan yang lebih umum dalam tata pemerintahan dan

3 sering kali sulit diukur, kita dapat menggunakan kelemahan-kelemahan tata pemerintahan untuk membantu menguatkan penilaian tentang korupsi. Perlu saya tekankan bahwa ini bukan topik baru bagi kami. Kami telah memiliki kebijakan tata pemerintahan yang berlaku sejak tahun 1997, dan ini adalah kebijakan yang baik tinjauan kami menemukan bahwa prinsip-prinsipnya adalah prinsipprinsip yang benar. Kebijakan ini menuntut kita untuk mengutamakan penanganan masalah tata pemerintahan dan korupsi ketika hal-hal tersebut memberikan dampak makroekonomi yang signifikan. Kebijakan ini menuntut kita untuk bekerja dengan lembaga-lembaga mitra (terutama Bank Dunia) di bidang-bidang keahlian mereka dan tidak ikut campur dalam politik atau dalam kasus-kasus penegakan individual. Namun, meskipun prinsip-prinsip ini masuk akal, tinjauan kami menemukan bahwa implementasinya tidak merata. Kita tidak selalu menerapkan standar yang sama bagi seluruh anggota atas tindakan-tindakan serupa. Analisis kami terlalu sering tidak jelas. Ini akan berubah. Saat ini kami telah mengadopsi rerangka untuk keterlibatan yang lebih diperkuat terkait tata pemerintahan dan korupsi yang bertujuan untuk mewujudkan pelibatan yang lebih sistematis, tidak berat sebelah, efektif, dan terbuka dengan negara-negara anggota. Sebagai langkah pertama, kami mengembangkan metodologi yang jelas dan transparan untuk menilai sifat dan derajat kelemahan-kelemahan tata pemerintahan. Kita akan menilik beragam indikator kualitas lembaga-lembaga terkait anggaran yang menangani perpajakan dan pengeluaran; kekuatan pengawasan sektor keuangan; integritas bank-bank sentral; transparansi dan ketidakberpihakan regulasi pasar; prediktabilitas aspek-aspek kepastian hukum yang vital bagi kesehatan ekonomi, terutama penegakan kontrak; dan rerangka yang memadai untuk memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme. Tentu saja, kami juga akan menilai derajat korupsi secara langsung. Langkah berikutnya adalah menilai dampak ekonomi dari sendi-sendi lemah tata pemerintahan dan korupsi yang teridentifikasi ini dan memberikan rekomendasi kebijakan yang spesifik suatu negara sebagai tanggapannya. Yang juga penting, kita akan mempertimbangkan hal ini untuk jangka waktu yang lebih lama, mengingat bahwa tata pemerintahan yang buruk dan korupsi merugikan ekonomi tidak hanya melalui gangguan jangka pendek tetapi juga melalui pembusukan kelembagaan secara perlahan. Untuk program peminjaman kami, kami akan melihat apakah masalahmasalah yang ada menghambat kemampuan negara untuk menjalankan reformasi ekonomi mereka. Sisi penawaran dari korupsi

4 Ada satu elemen tambahan. Adalah suatu kebenaran mendasar bahwa meminjam kata-kata Milton Friedman korupsi selalu dan di mana saja adalah fenomena dua sisi. Di balik setiap suap yang diterima ada suap yang diberikan. Dan dana-dana yang diterima melalui korupsi sering kali adalah dana-dana yang disembunyikan di luar negeri sering di sektor-sektor keuangan di kota-kota besar. Adalah sangat mungkin bahwa suatu negara memiliki tangan yang bersih di dalam negeri namun tangan yang kotor di luar negeri. Maka dari itu, untuk memerangi korupsi dengan sungguh-sungguh kita perlu menangani fasilitasi praktik-praktik korupsi oleh aktor-aktor swasta. Untuk dapat melakukan hal ini, kami akan mendorong negara-negara anggota kami untuk secara sukarela memberikan kesempatan kepada IMF untuk menilai kerangka hukum dan kelembagaan mereka untuk melihat apakah sudah ada kriminalisasi dan penuntutan terhadap suap yang dilakukan di negara lain (foreign bribery) dan apakah ada mekanisme-mekanisme untuk menghentikan tindak pencucian dan penyembunyian asal-usul uang yang kotor. Saya merasa bersyukur karena sembilan negara yakni seluruh anggota G7 ditambah Austria dan Republik Czech telah mengajukan diri untuk kajian ini. Hal ini merupakan tanda keyakinan yang penting terhadap rerangka baru tersebut. Dengan adanya dukungan penuh dari anggota-anggota kami, kini kami harus melangkah ke implementasi. Dalam pengawasan dan program peminjaman kami, Anda akan melihat adanya peningkatan penilaian dan diskusi tentang tata pemerintahan dan korupsi. Kami juga akan meningkatkan pengembangan kapasitas kami dalam bidang-bidang tersebut untuk membantu negara-negara memperkuat rerangka regulasi dan kelembagaan mereka. Tujuan kami di sini adalah menjadi terbuka, saksama, transparan, dan imbang. Pada gilirannya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas dan memungkinkan kami untuk melakukan tugas dengan lebih baik. Mengingat kembali apa yang pernah dikatakan Brandeis, saya yakin bahwa penguatan keterlibatan ini akan berdampak pada tata pemerintahan dan korupsi seperti halnya investasi dalam teknologi tenaga surya berdampak pada lingkungan hidup memanfaatkan kekuatan sinar matahari untuk menempatkan ekonomi global pada jalur yang lebih sehat dan lebih berkelanjutan. Jika hal ini berjalan sesuai rencana, seharusnya jumlah ruang-ruang gelap dan tersembunyi di mana korupsi dapat berbiak akan semakin berkurang. *****

5 Christine Lagarde adalah Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional. Setelah menjabat periode lima tahun pertamanya, ia kembali ditunjuk pada bulan Juli 2016 untuk masa jabatan kedua. Ia adalah warga negara Prancis yang sebelumnya adalah Menteri Keuangan Prancis dari bulan Juni 2007 hingga Juli 2011, dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Prancis selama dua tahun. Christine Lagarde juga memiliki karir panjang dan penting sebagai pengacara antimonopoli dan tenaga kerja, menjadi partner pada firma hukum internasional Baker & McKenzie, di mana ia dipilih sebagai ketua pada bulan Oktober 1999. Ia memegang posisi tertinggi di firma hukum tersebut hingga bulan Juni 2005 ketika ia ditunjuk untuk jabatan pertamanya sebagai menteri di Prancis. Christine Lagarde memegang gelar dari Institute of Political Sciences (IEP) dan dari Fakultas Hukum Universitas Paris X, di mana ia juga mengajar sebelum bergabung dengan Baker & McKenzie pada tahun 1981.