BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

Revitalisasi PG. Colomadu sebagai Kawasan Agrowisata di Kecamatan Colomadu

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

PENGEMBANGAN MUSEUM SITUS DAYU SEBAGAI KAWASAN WISATA INTERAKTIF KEHIDUPAN MANUSIA PURBAKALA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dibangun biro-biro jasa, hotel-hotel atau penginapan-penginapan,

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS PERAN SOSIAL MEDIA UNTUK MEMPERKENALKAN DESTINASI PARIWISATA KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Tabel 1.1. Data kunjungan wisatawan ke kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan di Indonesia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan berbagai jenis dan menjadi suatu ciri khas tiap-tiap daerahnya. Suatu daya tarik yang mampu membuat wisatawan lokal maupun mancanegara penasaran untuk mengunjunginya. Dalam hal ini, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber pendapatan non-migas yang cukup besar dan akan berdampak bagi pembangunan di daerah tersebut. Munculnya tempat-tempat pariwisata tersebut selain meningkatkan pendapatan daerah diharapkan juga mampu meningkatkan potensi-potensi yang dimiliki daerah. Contohnya semacam pertanian, perkebunan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut, salah satunya dalam sektor pendidikan baik formal maupun informal dimana hal tersebut mampu mendorong terbentuknya sebuah wisata edukasi yang diciptakan oleh sumber daya manusia sebagai pengelola pariwisata di daerah itu. Wisata edukasi yang mempunyai pengertian sebagai suatu kegiatan atau perjalanan yang dilakukan untuk tujuan rekreatif dengan lebih menonjolkan unsur pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa selain wiatawan dapat menikmati keindahan pariwisata yang ditawarkan tetapi juga mereka 1

2 mendapatkan ilmu pengetahuan yang tersusun secara rapi oleh sumber daya manusia sebagai pengelola tempat wisata. Budaya bangsa merupakan ciri khas dari suatu bangsa, salah satu aset bangsa yang mampu mewakili bangsa ini ke dunia internasional. Hal itu menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kreatifitas dalam berinovasi untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sesuai dengan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui wisata edukasi merupakan cara mencapai tujuan. Pengembangan Pariwisata berkaitan dengan pelestarian nilai-nilai pengembangan kebudayaan bangsa, dengan memanfaatkan potensi di Kabupaten Karanganyar yang secara geografis terletak di sebelah barat Gunung Lawu pada posisi 110 o 40 110 o 70 Bujur Timur dan 7 o 28 7 o 46 Lintang Selatan. Kabupaten Karanganyar berada pada ketinggian rata-rata 511 M diatas permukaan laut, dan terdapat juga daerah yang memiliki ketinggian 2000 M diatas permukaan laut. Kabupaten yang terkenal dengan julukan bumi intanpari (yang merupakan singkatan dari industri, pertanian, dan pariwisata) mempunyai potensi wisata yang luar biasa, berupa keindahan dan kekayaan alam di kabupaten karanganyar yang merupakan satu daya tarik yang mampu melestarikan potensi yang ada. Selain memiliki potensi wisata Kabupaten Karanganyar juga memiliki budaya yang mempesona. Kekayaan budaya merupakan ciri khas daerah untuk meningkatkan wisata daerah serta seni tradisi merupakan tujuan dari

3 kegiatan pariwisata, sehingga budaya daerah harus selalu dilestarikan sebagai bagian dari daya tarik wisata yang berimbas pada tingkat kunjungan wisatawan. Pembangunan pariwisata bertujuan unuk mengenalkan keindahan alam, budaya dan adat istiadat yang luhur dan beraneka ragam kepada bangsa lain. Karanganyar merupakan daerah penghasil produk-produk unggulan di berbagai bidang seperti pertanian, perkebunan, industri besar dan industri pariwisata (Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar tahun 2007). Karanganyar merupakan daerah tujuan wisata yang terbukti memiliki aset wisata meliputi obyek wisata baik alam, wisata edukasi, sejarah dan budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain di Propinsi Jawa Tengah. Beberapa obyek dan daya tarik wisata yang di Kabupaten Karanganyar antara lain : a. Air Terjun Grojogan Sewu b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) c. Museum Kampung Purba Dayu d. New Balekambang e. Candi Sukuh f. Candi Cetho g. Sapta Tirta Pablengan

4 h. Air Terjun Jumog i. Air Terjun Parangijo j. Astana Giribangun k. Astana Mangadeg Salah satu potensi wisata yang besar dan belum terpublikasikan dengan maksimal adalah potensi wisata edukasi yang berupa memanfaatkan tanaman obat untuk pengobatan tradisional (herbal). Salah satunya di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi (B2P2TOOT) Jl. Raya Lawu No. 11, Tawangmangu, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi Tanaman Obat tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional merupakan institusi yang bergerak dalam bidang penelitian serta pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai herbal. Herbal merupakan salah satu jenis pengobatan medis yang menggunakan tanaman alam yang sudah

5 melalui penelitian dan memiliki manfaat untuk pengobatan. Obat herbal murni di ambil dari saripati tumbuhan atau hewan yang mempunyai manfaat untuk pengobatan, tanpa ada campuran bahan kimia buatan (sintesis). Obat herbal yang berasal dari tumbuhan misalnya temulawak, jahe, daun sirsak, teh hijau, kunyit. Daya tari wisata edukasi berupa Etalase Tanaman Obat Indonesia, kebun produksi, Lawu Garden terdiri dari subtropic garden dan aromatic garden, Koleksi Herbarium, Koleksi Benih Tanaman Obat, Pembibitan Tanaman Obat, Laboratorium Terpadu dan Wisata Jamu di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus. Tujuan wisata edukasi litbang tanaman obat dan obat tradisional adalah meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang aman dan berkhasiat serta pelestarian tanaman obat, yang dikemas secara edukatif dan rekreatif (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan salah satu daya tarik yang mendukung di sektor wisata edukasi di bidang herbal. Sehingga B2P2TOOT perlu dikembangkan dan dikenalkan lebih luas di kalangan dunia pariwisata nasional maupun internasional. Berdasarkan uraian di atas maka judul laporan tugas akhir ini adalah Potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebaga Destinasi Wisata Edukasi di Bidang Herbal di Kabupaten Karanganyar

6 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi? 2. Bagaimana aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional? 3. Kendala apa saja yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi di Tawangmanggu. 2. Untuk mengetahui aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmanggu. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi.

7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan dengan adanya penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam kepariwisataan, dapat memberi sumbangan pemikiran atau pemecahan masalah, dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil khususnya mengenai potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi di bidang herbal di Kabupaten Karanganyar 2. Manfaat Praktis Manfaat dari penulisan ini dapat memberikan gambaran bagi pembaca mengenai potensi wisata edukasi di Kabupaten Karanganyar, serta memberikan masukan yang berarti bagi masyarakat Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu khususnya dan pemerintah Kabupaten Karanganyar umumnya dalam memasarkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai wisata edukasi. E. Kajian Pustaka a. Pengertian Pariwisata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : Pari : Banyak atau Berkeliling Wisata : Pergi atau Berpergian

8 Atas dasar itu, menurut Oka A Yoeti dalam buku Pengantar Ilmu Pariwisata tahun 1996 menerangkan bahwa Pariwisata di artikan sebagai sebagai perjalanan yang di lakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris di sebut dengan kata tour, sedangkan untuk pengertian jamak kata Kepariwisataan dapat digunakan kata tourisme atau Tourism. Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan menurut Prof. Salah Wahab, pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilaukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri ( di luar negeri ), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan (I Ketut Suwena, Pengetahuan Dasar Ilmu

9 Pariwisata tahun 2010:14). Berbicara tentang Kepariwisataan tak lepas jenis-jenis pariwisata dan macam-macam obyek wisata. Jenis-jenis pariwisata menurut I Ketut Sewena dalam buku Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata tahun 2010 adalah : 1. Wisata Budaya Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni dan budaya suatu tempat atau daerah 2. Wisata Kesehatan Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti mandi di sumber air panas, mandi lumpur dan lain-lain 3. Wisata Komersial Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan dikaitkan dengan kegiatan perdagangan nasional maupun internasional. 4. Wisata Olahraga Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan adalah untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau Negara tertentu.

10 5. Wisata Politik Jenis Pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat dan menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. Misalnya menyaksikan peringatan hari kemerdekaan suatu negara. 6. Wisata Sosial Jenis pariwisata dimana dari segi penyelenggaraannya tidak menekankan untuk mencari keuntungan, misalnya study tour, piknik dan lain-lain 7. Wisata Religi Jenis pariwisata dimana motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan tujuannya melihat atau menyaksikan upacara-upacara keagamaan. b. Definisi Potensi Pariwisata Potensi Pariwisata adalah segala hal dan keadaan baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba, yang di garap, diatur, dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor dan unsure yang diperlukan atau menentukan bagi usaha atau pembangunan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, benda maupun layanan atau jasa.

11 c. Definisi Destinasi Wisata Menurut undang-undang kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. d. Definisi Herbal Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang disebut juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu bentuk pengobatan alternatif. e. Definisi Wisatawan Sedangkan Definisi Wisatawan menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan memberikan batasan, Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

12 Sedangkan menurut Gamal Suwantoro, SH Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau Negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau Negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka di sebut pelancong (excursionist). IUOTO (The International Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum. Pengunjung (Visitor), yaitu setiap orang yang datang ke suatu tempat atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung antara lain : a. Wisatawan (Tourist) b. pelancong (excursionist) Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara sekurangkurangnya 24 jam di suatu Negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi : a) Mass Tourism Mass Tourism merupakan fenomena pariwisata yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, transportasi dan telekomunikasi. Mass tourism berasal dari dua suku kata yaitu Mass (rombongan, massa) dan Tourism (pariwisata).

13 Rombongan wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata dengan jumlah mencapai 900 sampai 1000 orang. Mass Tourism sangat potensial untuk menambah pendapatan daerah tujuan wisata. b) Limitted Tourism / Wisata Edukasi Wisata edukasi merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya. Program ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ektrakulikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum pendidikan. Setiap kali mengunjungi obyek wisata akan disesuaikan dengan ketertarikan obyek dan bidang ilmu yang akan dipelajari. c. Daya Tarik Wisata dan Daerah Tujuan Wisata Menurut Undang-Undang Kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

14 Menurut Undang-Undang Kepariwisataan nomer 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daerah Tujuan Pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. F. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi Jl. Raya Lawu No. 11, Tawangmangu, Kab. Karanganyar dan Sekitarnya, Jawa Tengah, Indonesia 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dalam mengumpulkan data menggunakan metode sebagai berikut : a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung (Kusumayadi dan Endar Sugiarto, 2000:84). Observasi dilakukan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar selama kegiatan wisata edukasi berlangsung.

15 Observasi lapangan ini dilakukan untuk mengamati potensi wisata yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, mengikuti pelaksanaan serta aktivitas yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional secara otentik. b. Studi Dokumen Untuk memperoleh data primer untuk mendukung dan menambah bukti serta data dari sumber sumber lain. Dokumentasi diperoleh dari dokumen atau arsip pemerintah setempat. Studi dokumen ini di dapat dari Kantor Kelurahan Tawangmangu yang berupa softfile data warga Lingkungan Kalisoro dan letak geografisnya. c. Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden. Sehingga wawancara dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban dicatat atau diuraikan dengan alat perekam (Kusumayadi dan Endar Sugiarto, 2000:100). Wawancara dilakukan secara langsung dengan potensi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dan masyarakat sekitar mengenai wisata edukasi serta mengenai kendala yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

16 Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi serta mengumpulkan data dalam menentukan metode penelitian. d. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendukung dan melengkapi data-data yang diperoleh guna melengkapi penyusunan tugas akhir. Studi pustaka dilakukan dengan cara mengkaji buku-buku literatur, makalah-makalah, brosur-brosur, yaitu mengutip bagian-bagian yang kiranya mempunyai kaitan langsung dengan judul masalah. Dalam studi pustaka ini diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, perpustakaan Universitas Sebelas Maret, perpustakaan daerah Kabupaten Karanganyar, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. 3. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif untuk mendistribusikan data-data yang dikumpulkan dalam penelitian. Analisis diskriptif kualitatif adalah mentransformsi data mentah ke dalam bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, serta menyusun, dan menyajikan data supaya menjadi suatu informasi yang merupakan data yang tidak berbentuk angka (Samsudin Sulaiman,Kusherdyana,2013:20). Data-data dan informasi yang diperoleh dengan membaca, mencatat, mempelajari buku-buku diktat dan literatur yang berkaitan serta mendukung penelitian dikelompokkan dan diklasifikasi menurut jenisnya, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis deskriptif.

17 G. Sistematika Penulisan Dalam laporan tugas akhir ini sistematika penulisan berisi tentang: Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tantang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II berisi tentang gambaran umum mengenai Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Bab III berisi tentang potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai destinasi wisata edukasi, aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmanggu serta Kendala apa saja yang dihadapi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai tujuan wisata edukasi. Bab IV merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan serta saran.