Prosiding Akuntansi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Penerapan Fair Value dan Basis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintahan di Wilayah IV Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN:

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya)

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Jalan Tamansari No. 1 Bandung

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

Rosmita Jumianti, Prima Aprilyani Rambe, Asri Eka Ratih. Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. krisis ekonomi di Amerika Serikat yang dikenal dengan nama subprime mortgage.

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

Prosiding Akuntansi ISSN:

PENGARUH TOTAL ASSET TURNOVER (TAT) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN ON EQUITY (ROE) PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK

Prosiding Akuntansi ISSN:

Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. dengan suatu kondisi yang disebut financial distress. Dengan adanya model

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN:

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB I PENDAHULUAN. (Corporate Governance) yang kurang baik atau dikarenakan oleh kondisi

BAB I PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum di seluruh dunia. Sebagian. besar negara mengalami kemunduran dan kesulitan keuangan karena

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, DEWAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan financial distress. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL INDICATORS TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. efektifitas dan efisiensi suatu organisasi / perusahaan dalam rangka mencapai visi

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

I. PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pemilik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Prosiding Akuntansi ISSN:

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan erat dengan pasar modal. Dengan adanya pasar modal,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I. perusahaan dengan membayar bunga yang lebih besar (Vito, 2014). harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan modal (Andhika, 2014).

Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan (size), nilai perusahaan.

Nurlaila

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dependen merupakan variabel dengan ketertarikan utama dari

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun ) SKRIPSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global

Novi Anggraini Ekonomi / Akuntansi Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2013-

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 2014) 1 Agung Setiawan, 2 Edi Sukarmanto, 3 Sri Fadilah 1,2,3 Prodi Akuntansi, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 agung_embassy@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari tata kelola perusahaan pada kondisi kesulitan keuangan, tata kelola perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Kriteria kesulitan keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode Z-skor dari Altman. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan menggunakan alat uji analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub farmasi, sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan terus menerus menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut turut pada tahun 2010-2014. Berdasarkan metode target populasi yang penulis gunakan untuk penarikan sampel, populasi yang diperoleh adalah 10 perusahaan sehingga memperoleh 10 pengamatan, dari penarikan target populasi hanya diperoleh 7 perusahaan yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh terhadap kondisi kesulitan keuangan. Penelitian ini gagal membuktikan pengaruh komisaris independen dengan probabilitas mengalami kesulitan keuangan. Saran yang diberikan adalah bagi perusahaan untuk memperhatikan dalam memilih komisaris independen, sebaiknya memilih komisaris independen yang memiliki latar belakang akuntansi sehingga dapat membantu perusahaan agar terhindar dari kondisi kesulitan keuangan. Serta mengurangi jumlah dewan komisaris yang berafiliasi dengan pemegang saham untuk mengurangi konflik kepentingan dan bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan rentang periode yang lebih panjang dan variabel penelitian yang lebih banyak. Kata Kunci: Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Financial Distress, Z-Score A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kondisi perekonomian akhir akhir ini mengalami goncangan yang cukup besar akibat berbagai permasalahan yang terjadi. Krisis ekonomi pada negara negara di eropa sedikit banyak juga membawa dampak pada perekonomian negara negara di dunia. Sebelumnya, sekitar tahun 2008, dunia dikejutkan dengan krisis ekonomi di Amerika Serikat akibar subprime mortgage yang menyebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dampak dari krisis tersebut juga dirasakan oleh negara negara di dunia, termasuk juga di Indonesia. Indonesia sendiri pernah mengalami krisis multi dimensi pada pertengahan tahun 1997, yang sering disebut krisis moneter. Krisis ini dimulai dari merosotnya nilai rupiah terhadap dolar hingga sampai pada masalah likuidasi di bidang perbankan. Kepercayaan investor mulai menurun dan banyak masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan perusahaan di Indonesia. Banyak perusahaan yang mengalami kondisi yang disebut dengan financial distress (Febrina, 2010;191). 285

286 Agung Setiawan, et al. Financial distress merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Plat dan Plat, 2002 dalam Almilia, 2006;20). Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kewajiban finansial yang telah jatuh tempo. (Beaver et al,2011;99). Dengan diketahuinya financial distress yang dialami oleh perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Model financial distress perlu dikembangkan karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat melakukan tindakan tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi, kebangkrutan sebagai kegagalan diartikan sebagai kegagalan keuangan (financial failure)yaitu bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban, dan kegagalan ekonomi (economic failure) yang terjadi pada perusahaan yang mempunyai makna kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Dewan direksi, merupakan organ perusahaan yag menentukan kebijakan dan strategi yang diambil oleh perusahaan. Dewan direksi pada suatu perusahaan akan menentukan kebijakan atau strategi yang akan diambil baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dewan komisaris dalam suatu perusahaan berperan lebih ditekankan kepada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Peran komisaris inilah diharapkan dapat meminimalkan permasalahan agency yang timbul antara dewan direksi dan pemegang saham. Dewan komisaris dapat mengawasi kinerja dewan direksi, sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham (Wardhani,2006). Komisaris independen adalah organ perusahaan yang merupakan bagian dari dewan komisaris yang tidak memiliki afiliasi dengan pemegang saham ( Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, 2006:13). Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (Sujono dan Soebiantoro, 2007 dalam Sabrina, 2010). Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan investasi saham yang dimiliki oleh institusi lain seperti perusahaan dana pensiun, reksadana, perbankan dan lain lain dalam jumlah besar. Adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Mekanisme pengawasan akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Brigham, 2005;528) Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka penulis meneliti tentang bagaimana pengaruh penerapan ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap financial distress. 2. Perumusan/Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap financial Volume 2, No.1, Tahun 2016

Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, 287 distress. Berikut tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan/identifikasi masalah tersebut. B. Kajian Pustaka/Landasan Teori Menurut Jensen dan Meckling (1976:308), teori keagenan adalah sebuah kontrak antara principal (pemilik/pemegang saham) dan agen (manajer/pengelola). Pemisahaan ini dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problems) antara pemilik dan manajer yang mungkin saja pengelola tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict of interest). Zimmerman (1977:109) mengatakan bahwa masalah keagenan terjadi pada semua organisasi. Pada perusahaan, agency problem terjadi antara pihak pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Dengan demikian untuk mensejajarkan kepentingan antara principal dan agen dipandang perlu untuk membuat suatu mekanisme pengendalian. Mekanisme corporate governance bertujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan sehingga tidak terjadi konflik antara pihak agen dan principal yang berdampak pada penurunan agency cost (Brodoastuti, 2009:2). Corporate governance diperlukan untuk mengurangi agency problem antara pemilik dan manajer sehingga timbul keselarasan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer (Triwahyuningtias, 2012:21). Tujuan dari tata kelola perusahaan adalah untuk menciptakan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan. Corporate governance mengatur pembagian tugas hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota stakeholders non-pemegang saham (Emirzon dalam Triwahyuningtias, 2012:22). Financial distress dapat terjadi di berbagai perusahaan dan bisa menjadi penanda/sinyal dari kebangkrutan yang mungkin akan dialami perusahaan. Jika perusahaan sudah berada dalam kondisi financial distress, maka manajemen perusahaan harus melakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Analisis rasio keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kebangkrutan, analis kebangkrutan ini dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (Peter dan Yoseph, 2011:3). Ada berbagai macam cara yang bisa digunakan untuk memprediksi financial distress, salah satunya metode yang diperkenalkan oleh Altman yaitu metode Z- Score. C. Metodologi Penelitian/Metode dan Sasaran Penelitian Dalam suatu penelitian akan membutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan apa yang akan dibahas dalam penelitian tersebut. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif verifikatif dengan menggunakan alat uji regresi linear berganda. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap financial distress. Penelitian ini mengambil target populasi sebanyak 10 perusahaan dan memperoleh sampel penelitian yang sesuai kriteria yang diharapkan sebanyak 7 perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Sumber data yangdigunakan Akuntansi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

288 Agung Setiawan, et al. oleh peneliti adalah data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data menggunakan data dokumentasi, Dokumentasi adalah penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu (Indriantoro dan Supomo, 1999:146). D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Pengujian Hipotesis Secara fungsional, persamaan regresi kelima variable independen yang diteliti, yaitu ukuran dewan direksi (X 1 ), ukuran dewan komisaris (X 2 ), komisaris independen (X 3 ), kepemilikan manajerial (X 4 ), dan kepemilikan institusional (X 5 ) terhadap financial distress diformulasikan sebagai berikut. = + + + 3 3 + 4 4 + 5 5 +e Keterangan: = financial distress = Konstanta 5 = Koefisien Regresi = Ukuran Dewan Direksi = Ukuran Dewan Komisaris = Komisaris Independen = Kepemilikan Manajerial = Kepemilikan Institusional e = Error term Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 3,856,543 7,103,000 Direksi,143,058,472 2,493,017 1 Komisaris -,243,075 -,569-3,230,003 Komin -,231 1,412 -,024 -,164,871 KM -2,700 1,213 -,315-2,225,032 KI -,800,388 -,349-2,065,046 a. Dependent Variable: Zscore Volume 2, No.1, Tahun 2016

Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, 289 Berdasarkan hasil pengolahan data seperti disajikan pada tabel 4.12 maka dapat dibentuk persamaan regresi variabel ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap financial distress sebagai berikut. Y = 3,856 + 0,143 X 1-0,243 X 2-0,231 X 3-2,70 X 4-0,80 X 5 Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi ukuran dewan direksi (X 1 ) memiliki tanda positif yang berarti jika jumlah dewan direksi meningkat akan menurunkan financial distress, koefisien regresi ukuran dewan komisaris (X 2 ) memiliki tanda negatif yang berarti semakin banyak dewan komisaris akan menurunkan financial distress, koefisien regresi komisaris independen (X 3 ) memiliki tanda negatif yang berarti semakin banyak komisaris independen akan menurunkan financial distress. koefisien regresi kepemilikan manajerial (X 4 ) memiliki tanda negatif yang berarti semakin meningkat kepemilikan saham manajerial akan semakin menurunkan financial distress. Kemudian koefisien regresi kepemilikan isntitusional (X 5 ) memiliki tanda negatif yang berarti semakin meningkat kepemilikan saham oleh institusional akan menurunkan financial distress. Setelah diuji dan terbukti bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap financial distress, selanjutnya akan dihitung seberapa besar pengaruh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap financial distress. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh melalui hasil pengolahan menggunakan software SPSS 20 for windows disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,594 a,352,262,56042 1,724 a. Predictors: (Constant), KI, KM, Komin, Komisaris, Direksi b. Dependent Variable: Zscore Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi ganda (R) ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara simultan terhadap financial distress sebesar 0,594. Selain koefisien korelasi, pada tabel diatas juga disajikan nilai R Square (0,352) yang dikenal dengan istilah koefisien determinasi (KD) dihitung dari mengkuadratkan koefisien korelasi: KD = (0,352) 2 x 100% = 12,3% Akuntansi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

290 Agung Setiawan, et al. Menunjukkan bahwa board ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara simultan memberikan pengaruh sebesar 35,2% terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sisanya yaitu 64,8% merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar variabel board size dan struktur kepemilikan. Koefisien determinasi sebesar 12,3% menunjukkan bahwa 12,3% kondisi financial distress dapat dijelaskan oleh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara simultan. Dengan kata lain ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional secara simultan memberikan pengaruh sebesar 12,3% terhadap financial distress. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 87,7% merupakan pengaruh faktor lain di luar variabel ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional, seperti stabilitas perekonomian nasional, inflasi, kebijakan pemerintah, kualitas produksi, dan lain-lain. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap financial distress, maka pada bagian akhir penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dimana semakin banyak jumlah dewan direksi cenderung akan menurunkan financial distress. 2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, semakin banyak jumlah dewan komisaris cenderung akan menurunkan financial distress. 3. Ukuran komisaris independen tidak berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berapapun jumlah komisaris independen tidak memiliki pengaruh apapun terhadap financial distress. 4. Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, semakin besar kepemilikan manajerial cenderung akan menurunkan financial distress. 5. Kepemilikan institusional juga berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, semakin besar kepemilikan institusional cenderung akan menurunkan financial distress. Secara bersama-sama ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komisaris independen, kepemilkan manajerial dan kepemilikan instiusional berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur sektor farmasi Volume 2, No.1, Tahun 2016

Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Dewan Komisaris, Komisaris Independen, 291 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komisaris independen, kepemilkan manajerial dan kepemilikan instiusional secara simultan memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap financial distress. Daftar Pustaka Almilia, Maret, 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go-Public denganmenggunakan Analisis Multinomial Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume XII, Nomor 1, Semarang: STIE Stikubank. Beaver et ai,. 2011. Financial ratios and predictors of failure, Empirical Research in Accounting: Selected Studies. Supplement of Accounting Research, 71-111. Institute of Professional Accounting, Chicago. Bodroastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Financial Distress. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1,No.1 Brigham, and Ehrhardt, 2005. Financial management : Theory And Practice,Eleventh Edition, Thomson South-Western Ohio, United States Of America. Febrina, Patricia. 2010. Penyebab, Dampak, dan Prediksi Dari Financial Distress serta Solusi untuk Mengatasi Financial Distress, dalam Jurnal Akuntansi Kontemporer Volume 2 Nomor 2. Halim, Abdul dan Abdullah, Syukriy., 2006. Hubungan dan Masalah Keagenan di Pemerintah Daerah: Sebuah Peluang Penelitian Anggaran dan Akuntansi. Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360 Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta Peter dan Yoseph. 2011. Analisis Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score Altman, Springate Dan Zmijeswski Pada PT.Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005-2009. Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 04 Tahun ke-2 Januari April 2011. Sabrina, Anindhita. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. e-journal. Semarang : Universitas Diponegoro Triwahyuningtias, Meilinda dan Muharam, Harjum. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas dan Leverage terhadap Terjadinya Kondisi Finacial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Jurnal Manajemen, Vol. 1, No.1 Akuntansi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

292 Agung Setiawan, et al. Wardhani,R. 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam perusahaan yang mengalami Pemasalahan Keuangan (Financilly Distressed Firms). Jurnal Seminar Nasional Akuntansi IX Watt.L.R dan Zimmerman. J.L 1978. Toward a Positive Theory of the Determination of Accounting Standard. The Accounting Review,Vol. 53, No.1. Volume 2, No.1, Tahun 2016