Nurlaila
|
|
- Verawati Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Dwi Irawati, S.E., M.Si., P.hD.cand Dedi Runanto, M.Si. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Hutang merupakan salah satu sumber dana eksternal perusahaan. Dalam melakukan kebijakan hutang, ada batasan-batasan tertentu agar hutang dapat memberikan manfaat. Kebijakan hutang yang optimal yaitu kebijakan hutang yang meminimumkan biaya penggunaan modal dan memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, yaitu: kepemilikan manajerial dan biaya keagenan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh: (1) kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang, dan (2) biaya keagenan terhadap kebijakan hutang. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ditentukan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh sebanyak 15 perusahaan yang masuk ke dalam kriteria. Data penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber pada laporan tahunan dari perusahaan sampel. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian secara parsial dengan uji t menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan manajerial signifikan negatif terhadap kebijakan hutang dengan nilai koefisien = -0,181 dengan p-value 0,001; (2) biaya keagenan signifikan negatif terhadap kebijakan hutang dengan nilai koefisien -0,285 dengan p-value 0,010. Dengan demikian kedua hipotesis penelitian ini terbukti. Implikasi dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar empiris perusahaan khususnya dalam mempertimbangkan besarnya kepemilikan manajerial yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengontrol manajer sehingga kemakmuran pemegang saham dapat optimal dan konflik kepentingan dapat diminimalisir. Kata kunci: kepemilikan manajerial, biaya keagenan, kebijakan hutang. 1
2 PENDAHULUAN Untuk mendanai kegiatan operasinya, perusahaan membutuhkan dana. Dampak dari pelaksanaan kegiatan (operasional) perusahaan adalah terjadinya aliran kas (cash flow), baik cash inflow maupun cash outflow. Dana yang masuk (cash inflow) merupakan dana yang berasal dari sumber internal (internal financing) maupun sumber eksternal (external financing). Sedangkan dana yang keluar (cash outflow) merupakan penggunaan dana untuk operasi perusahaan. Sumber dana internal (internal financing resources) dapat bersumber dari laba ditahan dan depresiasi (penyusutan). Sedangkan sumber dana eksternal (external financing resources) diperoleh dari pihak-pihak luar. Sumber dana eksternal ini terdiri dari hutang (hutang jangka panjang dan pendek) dan modal sendiri. Pendanaan harus dilakukan secara profesional agar perusahaan tetap dalam kondisi yang stabil dan sehat. Keputusan untuk mendapatkan dana dari sumber internal atau sumber eksternal harus diputuskan dengan sangat hati-hati. Ada banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih sumber dana, karena hal ini berkaitan dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Hutang merupakan salah satu sumber dana eksternal perusahaan. Dengan menggunakan hutang pemilik perusahaan tidak harus berbagi kekuasaan pengendalian dengan kreditur, namun dalam penggunaan hutang ada batasan-batasan tertentu agar kinerja perusahaan tetap optimal. Harus ada standar tertentu, dan ada perbandingan yang ideal dengan sumber dana lainnya. Apabila rasio hutang melampui standar maka akan menyebabkan peningkatan biaya hutang serta mempengaruhi struktur modal perusahaan. Karena biaya hutang bersifat tetap sedangkan apabila pendapatan perusahaan berfluktuatif maka perusahaan kemungkinan tidak dapat menutup biaya tersebut. Untuk itu diperlukan kebijakan hutang yang optimal agar mendapat manfaat dari dana hutang tersebut. Manajer sebagai orang yang telah ditunjuk oleh para pemegang saham untuk mengelola perusahaan tentunya mempunyai peranan dalam pengambilan kebijakan hutang perusahaan. Namun terkadang, pengambilan kebijakan hutang tidak memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan. Para manajer seringkali menggunakan hutang untuk kepentingan opportunistic mereka. Manajer menggunakannya untuk tujuan dan kesejahteraan mereka sendiri dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Hal ini tentunya bertentangan dengan tujuan para pemegang saham. Dimana pemegang saham dalam menanamkan sahamnya bertujuan untuk mendapatkan kemakmuran (Indahningrum et.al, 2009: 189). Keadaan tersebut akan menciptakan potensi konflik kepentingan yang disebut dengan agency conflict. Adanya agency conflict menimbulkan suatu mekanisme pengawasan agar kepentingan-kepentingan pemegang saham dan manajer dapat disejajarkan. Akibat dari mekanisme pengawasan ini, kemudian memunculkan suatu biaya yang disebut agency cost. Agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Immanuela, 2014:61). Agency cost yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya biaya hutang. Biaya keagenan dapat diminimalkan dengan cara memberikan sebagian kepemilikan saham kepada manajer. Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah pemegang saham dari pihak manajemen secara aktif ikut dalam pengambilan 2
3 keputusan perusahaan. Dengan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer termotivasi untuk memaksimalkan kekayaan perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Kondisi yang diharapkan adalah semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka manajer akan lebih memanfaatkan hutang (Purwasih et.al, 2014:10). Manajer akan mempertahankan efektivitas kontrol perusahaan manakala manajer ikut dalam kepemilikan saham perusahaan. Dari uraian tersebut, menarik dilakukan suatu penelitian tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Biaya Keagenan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). RUMUSAN MASALAH 1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang? 2. Apakah biaya keagenan berpengaruh terhadap kebijakan hutang? KEBIJAKAN HUTANG Menurut Hanafi (2013:29), hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke pihak lain dimasa mendatang. Kebijakan hutang (debt policy) merupakan bagian dari perimbangan jumlah hutang jangka pendek (permanen), hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa dan perusahaan akan berusaha mencapai suatu tingkat struktur modal yang optimal. Kebijakan hutang yang optimal adalah kebijakan hutang yang meminimumkan biaya penggunaan modal dan memaksimalkan nilai perusahaan. KEPEMILIKAN MANAJERIAL Kepemilikan manajerial adalah manajer memiliki saham perusahaan tempatnya bekerja. Dengan kata lain, manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaannya. Adanya kepemilikan saham oleh manajer akan menimbulkan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajer itu sendiri termasuk kebijakan penggunaan hutang. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin optimal penggunaan hutang oleh manajer. Hal ini disebabkan apabila penggunaan hutang yang terlalu tinggi, manajer yang ikut dalam kepemilikan saham akan ikut menanggung risiko dari hutang tersebut. Selain itu, apabila manajer mengambil proporsi hutang yang tinggi, manajer akan berada di bawah pengawasan debtholders, sedangkan manajer cenderung tidak menyukai pengawasan tersebut. Semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki manajer, semakin kecil konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga akan berpengaruh pada semakin baiknya kinerja perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial, manajer akan berusaha mengelola perusahaan dengan baik karena mereka ikut memiliki serta menanggung risiko yang akan dihadapi perusahaan. TEORI KEAGENAN DAN BIAYA KEAGENAN Hubungan keagenan adalah kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melaksanakan beberapa kepentingan prinsipal dengan memberikan pendelegasian kekuasaan kepada agent (Jensen dan Meckling, 1976:4). Hubungan antara prinsipal dan agen sama halnya dengan hubungan pemegang saham dengan manajer. Pemegang saham dan manajer berusaha untuk mamaksimalkan utilitas mereka sendiri dan kepentingan pribadi. Sehingga menimbulkan konflik 3
4 kepentingan yang sering disebut dengan agency problem. Agency cost atau biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Immanuela, 2014:61). Biaya keagenan ini merupakan biaya yang timbul karena adanya mekanisme pengawasan untuk meminimalisir adanya persoalan antara manajer dan pemegang saham. Menurut Jensen dan Meckling (1976:308), agency cost didefinisikan sebagai (1) pengeluaran monitoring oleh principal yang merupakan biaya untuk memonitor perilaku manajer, (2) pengeluaran ikatan oleh agen merupakan biaya yang digunakan untuk membentuk mekanisme untuk menjamin bahwa manajer berlaku sesuai dengan kepentingan manajer, dan (3) kerugian residual yang merupakan biaya untuk mendorong manajer bertindak sesuai dengan kemampuannya untuk kepentingan pemegang saham. KERANGKA PIKIR Kepemilikan Manajerial H1 - Kebijakan Hutang Biaya Keagenan H2 - HIPOTESIS 1. Kepemilikan Manajerial dan pengaruhnya terhadap Kebijakan Hutang Manajer sering kali mengambil keputusan yang hanya menguntungkan mereka sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer tidak akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri, karena mereka juga akan menanggung biaya atas perilaku tersebut sesuai dengan proporsi kepemilikan manajerialnya di perusahaan. Dengan adanya hutang, manajer yang ikut memiliki saham perusahaan akan menanggung risiko hutang tersebut. Jadi semakin tinggi kepemilikan manajerial semakin rendah kebijakan hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Soesetio (2008) dan Faisal (2004) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan argumen tersebut selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. 2. Biaya Keagenan dan pengaruhnya terhadap Kebijakan Hutang Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham akan menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Konflik ini akan menimbulkan suatu biaya yang berasal dari mekanisme pengawasan yang dilakukan untuk mengurangi konflik tersebut. Biaya tersebut disebut dengan biaya keagenan yang merupakan biaya yang timbul karena perbedaan kepentingan 4
5 (konflik) antara manajer dengan pemegang saham. Dalam penelitian ini biaya keagenan diproksikan dari kepemilikan institusional, dimana kepemilikan institusional diharapkan dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajer. Sehingga konflik antara manajer dan pemegang saham dapat diminimalkan begitu pula biaya keagenan yang terjadi. Maka kepemilikan institusional yang tinggi akan menyebabkan biaya keagenan yang rendah. Dan biaya keagenan yang rendah akan menyebabkan kebijakan hutang yang tinggi karena biaya keagenan akan menurun jika penggunaan hutang meningkat untuk mengurangi konflik manajer dan pemegang saham. Jadi, semakin tinggi kepemilikan institusional semakin rendah biaya keagenan semakin tinggi kebijakan hutang. Penelitian yang dilakukan oleh Yulinartati (2011) menunjukkan hasil bahwa biaya keagenan memberikan pengaruh yang signifikan negatif terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan argumen tersebut selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Biaya keagenan berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan samapel penelitian diambil secara non probability dengan metode purposive sampling dengan mengambil sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Merupakan perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman. 2. Tercatat di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu Mempublikasikan Laporan Keuangan Tahunannya selama kurun waktu secara rutin. DEFINISI OPERASIONAL Kebijakan Hutang Kepemilikan Manajerial DR = Total Hutang Total Asset x 100% jumlah saham manajerial MOWN = x 100% jumlah saham beredar Biaya Keagenan Biaya keagenan yang diproksikan dari kepemilikan institusional memiliki dua kategori, yaitu: 1 = ada kepemilikan institusional dan 0 = tidak ada kepemilikan institusional. Karena biaya keagenan memiliki dua kategori maka biaya keagenan hanya akan memiliki satu variabel dummy yaitu D1. UJI ASUMSI KLASIK Berdasarkan uji asumsi klasik data dengan grafik normal plot, terbukti data mengikuti dan mendekati garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Uji multikolonieritas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas kerena seluruh nilai TOL > 0,1 dan nilai VIF < 10. Uji heteroskedastisitas dengan grafik plot menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik tidak membentuk 5
6 pola dan menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Uji autokorelasi menunjukkan tidak terjadi autokorelasi karena nilai DW 0,821 berada di antara 2 dan -2. HASIL Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2003:210) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah kebijakan hutang dan variabel independennya adalah kepemilikan manajerial dan biaya keagenan. Di bawah ini adalah hasil uji regresi linier berganda: Tabel 4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Dependen: DR Constanta Kepemilikan Manajerial (MOWN) Dummy Biaya Keagenan (D1) Sumber: Output SPSS, 2016 (data diolah) Unstandardized Beta Std. Eror 4,239 0,091-0,181 0,046-0,285 0,098 p-value 0,000 0,001 0,010 Signifikansi Signifikan Signifikan ikan Berdasarkan tabel 4, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: DR = 4,239 0,181MOWN 0,285D1 + 0,091 Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Nilai konstanta (a) adalah 4,239. Besaran konstanta menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen (kepemilikan manajerial dan biaya keagenan) diasumsikan konstan, maka variabel dependen (kebijakan hutang) akan naik sebesar 4,239. b. Nilai koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial bernilai negatif (-0,181). Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1%, maka kebijakan hutang akan menurun sebesar 0,181 (dengan asumsi variabel lain nilainya tetap). c. Nilai koefisien regresi variabel biaya keagenan bernilai negatif (-0,285). Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan biaya keagenan sebesar 1%, maka kebijakan hutang akan menurun sebesar 0,285 (dengan asumsi variabel lain nilainya tetap). Berikut ini hasil pengujian hipotesis dan pembahasannya: a. Hipotesis 1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 7, nilai signifikan kepemilikan manajerial adalah 0,001 (<0,05), sehingga disimpulkan bahwa H1 diterima. Artinya secara parsial kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan arah hubungan negatif, sebab koefisien regresinya bernilai negatif yaitu -0,181. Dengan arah hubungan yang negatif ini, maka semakin besar kepemilikan manajerial akan memperkecil atau menurunkan 6
7 kebijakan hutang perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soesetio (2008) dan Faisal (2004) yang menemukan hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Hasil ini mendukung teori yang ada bahwa semakin meningkatnya kepemilikan manajerial akan menyebabkan manajer berhati-hati dalam menggunakan hutang dan menghindari perilaku opportunistic karena mereka akan menanggung konsekuensi dari tindakannya. Manajer dimungkinkan membiayai perusahaan tidak lagi dengan hutang melainkan dengan menerbitkan saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka peranan penting dalam manajer mengendalikan kebijakan keuangan akan sesuai dengan tujuan para pemegang saham. b. Hipotesis 2: Biaya keagenan berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang Berdasarkan hasil uji signifikan parsial pada tabel 7, nilai signifikan biaya keagenan adalah 0,010 (< 0,05), sehingga H2 diterima. Artinya, biaya keagenan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang dengan arah hubungan negatif. Semakin besar biaya keagenan, hal itu akan memperkecil atau menurunkan kebijakan hutang perusahaan. Biaya keagenan yang tinggi menunjukkn bahwa mekanisme pengawasan terhadap konflik manajer dan pemegang saham dalam suatu perusahaan tinggi. Dengan adanya pegawasan yang tinggi, maka dalam pengambilan kebijakan hutang akan dilakukan secara optimal. Kebijakan hutang akan diambil berdasarkan kebutuhan perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan bukan untuk kepentingan opportunistic salah satu pihak. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulinartati (2011) yang menemukan hubungan negatif antara biaya keagenan dengan kebijakan hutang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat dismpulkan bahwa: 1. Kepemilikan manajerial terbukti signifikan negatif terhadap kebijakan hutang. Adanya kepemilikan manajerial terbukti menurunkan kebijakan hutang yang dilakukan oleh manajer. 2. Biaya keagenan signifikan negatif terhadap kebijakan hutang. Artinya adanya biaya keagenan akan menyebabkan pengambilan kebijakan hutang secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Faisal, Muhamad Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris pada Perusahan-Perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Hanafi, Mamduh M Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Immanuela, Intan Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost sebagai Variabel Intervening terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Widya Warta, 11(1):
8 Indahningrum, Rizka Putri dan Handayani, Ratih Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 2(3): Jensen, M dan Meckling, W Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Jurnal of Economic. University of Rochester, 3(4): Purwasih, Dewi., RestuAgustin., dan Al Azhar L Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Asset terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode JOM FEKOM, 1(2): Soesetio, Yuli Kepemilikan Manajerial dan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 12(3): Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Yulinartati Analisis Pengaruh Biaya Bunga, Biaya Keagenan, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Kemampulabaan Perusahaan Jasa di Bursa Efek Indonesia. JEAM, 10(1):
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,
26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Free Cash Flow (Aliran kas Bebas) Arti sederhana dari free cash flow atau arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (shareholder) dengan jalan memaksimalkan kekayaan pemilik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilik perusahaan kadang kala mengalami keterbatasan dalam pengelolaan perusahaan, oleh karena itu pemilik pada sebagian perusahaan menyerahkan tanggung jawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Setiap perusahaan mempunyai sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sering mengalami perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, perbedaan ini akan menimbulkan suatu masalah. Salah satu contoh bentuk perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Pearce dan Robinson (2009), mendefinisikan bahwa teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai pengendalian
Lebih terperinciDewi Purwasih Restu Agusti Al Azhar L. Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur asset terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, perusahaan melakukan pengembangan usaha untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya dunia usaha mengalami
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini. Berikut adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Banyak berbagai penelitian yang diharapkan oleh peneliti tidak lepas dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan dan kebijakan yang tercermin dalam harga saham dipasar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Obyek/Subyek Penelitian. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek/Subyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Hutang 1. Definisi Hutang dan Pengklasifikasian hutang Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar mempunyai hutang. Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan go public sering terjadi masalah keagenan yang ditunjukkan dari adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Free Cash Flow Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash flow bisa bermacam macam. Menurut Ross et al ( 2000 ), free cash flow adalah kas lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan inti dari keberhasilan suatu perusahaan. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam era ekonomi modern sekarang ini, khususnya pada perusahaan Go Public, terdapat pemisahan antara pihak manajemen dan pemilik. Manajemen adalah pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan. kemakmuran pemiliknya. Perkembangan perusahaan untuk menuju lebih besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang : Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kemakmuran pemiliknya. Perkembangan perusahaan untuk menuju lebih besar melalui pelaksanaan fungsi manajemen
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
21 BAB III Metodologi Penelitian A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur, sedangkan untuk subyek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
Lebih terperinciPENGARUH FREE CASH FLOW DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH FREE CASH FLOW DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Ayu Kurnia Sari. SE.,M.Si ABSTRAK Salah satu tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah diperoleh. Sumber dana dapat berasal dari dalam (internal) ataupun dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat di era globalisasi saat ini. Dana tersebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki beberapa tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang dan pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan laba (profit). Antara manajemen dan pemegang saham diharap bisa saling
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang
Lebih terperinciAde Dwi Suryani Muhammad Khafid Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
20, Mei 2015, Hal: 20-28 Vol. 4, No. 1 ISSN :1979-4878 PENGARUH FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DEVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi kepentingan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF AGENCY THEORY
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.2 Mei 2009, hal. 249 259 Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 KEUANGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG: SEBUAH PERSPEKTIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era globalisasi dewasa ini. Dana tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk. agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan bisnis saat ini, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan kemakmuran para pemilik modal atau para pemegang saham dengan mempercayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998).
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada manajer tersebut. Dari laporan
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan sudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis data yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% di BEI adalah industri manufaktur.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lebih dari 40% perusahaan yang listed di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan free agent. Principal adalah pemegang saham dan free agent adalah manajemen yang mengelola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan kadang tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan berdirinya perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan atau kekayaan bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan suatu kondisi tertentu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Utang Menurut Munawir (2004) dalam Pitaloka (2009) utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek penilaian mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan. Kinerja keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Free Cash Flow Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham. karena pemilik modal memiliki banyak keterbatasan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep manajerial pada perusahaan publik memiliki tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder (Brigham dan Gapenski, 1996, dalam Wahidahwati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) merupakan suatu kontrak dimana satu atau dua orang (principal) memerintah orang lain (agent) untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan pokok yaitu memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data sekunder. Sampel penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen ini dapat menjadi pusat perhatian, khususnya bagi pemegang saham yang telah menanamkan dananya diperusahaan tersebut dikarenakan adanya penentuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan umum suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran pemegang sham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Menurut Hasnawati (2005) nilai perusahaan
Lebih terperinciShella Febri Priatama ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh set peluang investasi, pertumbuhan perusahaan, struktur aset, laba ditahan, dan kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran dengan memperoleh pendapatan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membutuhkan beberapa teori yang mendasarinya, antara lain:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh free cash flow, pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. maka para investor atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (principle) bisa mempercayakan dananya kepada profesional (managerial)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan yang diambil oleh pihak manajemen yaitu keputusan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal hasil pemegang saham. Peningkatan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui kebijakan ini perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan harus meningkatkan daya saing secara terus-menerus. Persaingan yang semakin meningkat baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan menjadi harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatkan kemakmuran pemilik dan pemegang saham. Pertumbuhan perusahaan menjadi harapan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti (Mustofa, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber pendanaan eksternal perusahaan.utang juga sangat rentan terhadap konflik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Penggunaan utang pada saat sekarang masih digunakan oleh seluruh perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, karena utang adalah sumber pendanaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan usaha industri manufaktur, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan agar tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat
Lebih terperinci