PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berencana secara komprehensif (Syaiffudin, 2006). untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Christiana Kaseuntung Rina Kundre Yolanda Bataha

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pencegahan atau penurunan AKI di Indonesia adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

Mitha Destyowati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

23,3 50,0 26,7 100,0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang.perserikatan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi untuk menaikkan taraf penghidupan. Setiap tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara ke empat setelah Amerika Serikat. yang memiliki pertumbuhan penduduk terbanyak pada tahun 2000.

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat 8 perkiraan laju pertumbuhan penduduk dengan. mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera melalui konsep

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, meliputi hal-hal nonteknis seperti wanita dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya di dunia. Program KB seharusnya menjadi prioritas. pembangunan di setiap daerah karena sangat penting untuk Human

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga. alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA Hardiningsih 1), Agus Eka Nurma Yuneta 2), Fresthy Astrika Yunita 3) ABSTRAK Kata kunci ABSTRACT Keywords: 11

1. PENDAHULUAN Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia, dimana jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 237,6 jiwa (BPS, 2010). Pertumbuhan penduduk perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara (Irianto, 2014). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yaitu dengan mengeluarkan kebijakan program Keluarga Berencana (KB) yang berguna untuk membangun pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta mampu menciptakan keluarga berkualitas dan sejahtera dengan tingkat kelahiran dapat terkendali (Syaifudin, 2003). Keluarga Berencana (KB) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan kontrasepsi yang ada dan dapat digunakan oleh masyarakat dalam program KB antara lain Intra (IUD), Metode Operatif Wanita (MOW), Metode Operatif Pria (MOP), kondom, implan, suntik dan pil. Semua alat kontrasepsi tersebut, semuanya memiliki keunggulan masingmasing (Syaifudin, 2003). Data dari BKKBN jumlah peserta KB aktif pada tahun 2015 adalah sebanyak 29.714.498 peserta dan 53,8% dari jumlah peserta KB aktif tersebut menggunakan alat kontrasepsi suntik (BKKBN, 2015). Sedangkan untuk peserta KB baru pada tahun 2015 yaitu sebanyak 6.847.080 peserta dan 51,6% dari jumlah peserta KB baru tersebut memilih suntik sebagai alat kontrasepsi yang digunakan. Data statistik daerah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan jumlah peserta KB aktif pada tahun 2015 yaitu 5.307.068 peserta dan 56,7% nya menggunakan alat kontrasepsi suntik kemudian 14,5% menggunakan pil serta 11,5% menggunakan implan (Statistik Daerah Provinsi Jawa Tengah, 2015). Hal ini sejalan dengan tahun 2012 dimana hasilnya menunjukkan suntik dan pil merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak diketahui oleh wanita usia subur di Indonesia. Hasil di atas menunjukkan sebagian besar peserta KB memilih alat kontrasepsi suntik dan yang mereka ketahui sebagian besar adalah suntik. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, yaitu termasuk partisipasi dalam suatu kegiatan (Notoatmodjo, 2012). Salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah informasi, kemudahan untuk memperoleh informasi membantu mempercepat sesorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2011). Informasi dapat diberikan melalui penyuluhan. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dalam pemilihan kontrasepsi di Desa Kalama Darat Kecamatan Tamako Kepulauan Sangihe yang yang dilakukan oleh Kaseuntung, dkk (2015) didapatkan hasil bahwa nilai p = 0,000 sehingga ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan wanita usia subur dalam pemilihan alat kontrasepsi. Puskesmas Sangkrah merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta; didapatkan data bahwa terdapat 65 Pasangan Usia Subur (PUS) dengan sebagian besar menggunakan alat kontrasepsi suntik juga serta ada beberapa PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Studi pendahuluan yang dilaksanakan dengan wawancara kepada 10 Wanita Usia Subur di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah mengatakan mereka kurang mengetahui tentang macammacam alat kontrasepsi dan selama ini yang mereka ketahui adalah suntik dan ingin mengetahui tentang alat kontrasepsi yang baik untuk digunakan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi. Tujuan khusus dari penelitian adalah 12

mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur sebelum diberikan penyuluhan, mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur setelah diberikan penyuluhan dan menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta. Manfaat penelitian yaitu dapat menambah wawasan sehingga pengetahuan wanita usia subur tentang alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Sangkrah dapat meningkat sehingga nantinya jika akan menggunakan alat kontrasepsi akan ada banyak pilihan dan bukan hanya suntik atau pil saja yang merupakan alat kontrasepsi jangka pendek. 2. PELAKSANAAN a. Tempat penelitian dilakukan di Kelurahan Sangkrah pada bulan Januari 2016. b. Sampel dalam penelitian adalah Wanita Usia Subur di wilayah Sangkrah yang berjumlah 52 orang. c. Teknik pengambilan sampel menggunakan. 3. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah dengan, yaitu rancangan eksperimen dengan cara subjek penelitian diberikan kuesioner (pengukuran) pada saat sebelum dan setelah dilakukan perlakuan (Dahlan, 2012). Langkah desain penelitian ini yaitu dilakukan tes awal (pre test) kemudian diberikan perlakuan berupa penyuluhan dan selang 14 hari setelah penyuluhan, subjek penelitian diberikan tes akhir (post test) (Notoatmodjo, 2013). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner disebarkan kepada responden pada saat pre test dan post test untuk mendapatkan data pengetahuan tentang macam-macam alat kontrasepsi. Pre test dilakukan sebelum responden diberi penyuluhan, sedangkan post test dilakukan 14 hari setelah pemberian penyuluhan. Analisis data yang digunakan adalah uji t-test. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Pendidikan Frekuensi Persentase Sekolah Dasar 8 15,3% Sekolah Menengah 42 80,7% Perguruan Tinggi 2 4% Total 52 100% Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Alat Kontrasepsi yang Digunakan Frekuensi Persentase Suntik 28 53,8% Pil 18 34,6% IUD 3 5,8% Implan 2 3,8% Kondom 1 2% Total 52 100% Tabel 3. Responden Pre test Post test Pengetahuan Frekuensi (%) kuensi (%) Persentase Fre- Persentase Baik 11 21,2 48 92,3 Sedang 26 50 4 7,7 Rendah 15 28,8 0 0 Jumlah 52 100 52 100 Tabel 4. Variabel Mean Mean Difference p Pre test pengetahuan 14,56 3,41 0,000 Post test pengetahuan 17,97 Tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan (pre test) sebagian besar berpengetahuan sedang (50%) kemudian setelah dilakukan penyuluhan dan dilakukan pengukuran (post test) sebagian 13

responden berpengetahuan baik (92,3%) dan 4 responden berpengetahuan sedang (7,7%). Nilai rata-rata yang diperoleh responden mengenai pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan adalah 14,56 menunjukan bahwa pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi masih kurang, dan sesudah diberikan penyuluhan nilai rata-rata responden mengenai pengetahuan tentang alat kontrasepsi meningkat menjadi 17,97 yang menunjukan bahwa pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi menjadi lebih baik dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan. Hasil analisis data uji t dapat diketahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan tentang alat kontrasepsi pada 52 Wanita Usia Subur; didapat p = 0,000 < á = 0,05 menunjukkan bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap pengetahuan Wanita Usia Subur mengenai alat kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta. Dengan demikian, hipotesis (Ha) diterima artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi. Penyuluhan merupakan pemberian informasi sebagai upaya untuk meningkatkan atau memelihara kesehatan. Penyuluhan tentang alat kontrasepsi diberikan kepada Wanita Usia Subur sebagai upaya meningkatkan pengetahuan wanita subur tentang macam-macam alat kontrasepsi sehingga tidak hanya menggunakan suntik saja. Menurut (1951) dalam Machfoedz dan Suryani (2008) pendidikan kesehatan (penyuluhan) adalah pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan atau kelompok. Penyuluhan dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan tentang alat kontrasepsi, pengetahuan yang diberikan meliputi pengertian kontrasepsi, macam-macam alat kontrasepsi, indikasi dan kontraindikasi masing-masing alat kontrasepsi, efek samping alat kontrasepsi dan penggunaan alat kontrasepsi. Tujuan yang ingin dicapai dari penyuluhan tentang alat kontrasepsi ini adalah meningkatkan pengetahuan para wanita usia subur tentang alat kontrasepsi sehingga diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan tersebut dalam perilaku hidup sehat, yaitu dengan memiliki sikap untuk memilih dan menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan keadaan dirinya. Tujuan penyuluhan tentang alat kontrasepsi ini sesuai dengan tujuan utama dari penyuluhan secara umum yaitu untuk peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat, peningkatan perilaku masyarakat, dan peningkatan status kesehatan masyarakat (Nursalam, 2009). Pengetahuan seseorang dipengaruhi pendidikan. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang akan mereka dapatkan (Notoatmodjo, 2007). Responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan menengah dinilai mempunyai tingkat pendidikan yang cukup tinggi sehingga mampu menerima informasi tentang alat kontrasepsi yang diberikan melalui penyuluhan. Pengetahuan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh adanya paparan media massa atau informasi (Notoatmodjo, 2007). Oleh karena itu, setelah responden mampu menerima informasi berupa penyuluhan tentang alat kontrasepsi maka pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Anzani, dkk (2013) yang berjudul Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Tubektomi pada Pasangan Usia Subur di RW XI Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta dengan hasil ada peningkatan mean sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan yaitu sebesar 0,70 dan ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 sehingga ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan tentang tubektomi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Lasut (2014), responden penelitian ini adalah pasangan usia subur di wilayah kerja Nuangan Bolaang Mongondow Timur diketahui bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi implan. 14

5. KESIMPULAN a. Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar berpengetahu-an sedang (50%). b. Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi setelah diberikan penyuluhan sebagian besar berpengetahu-an baik (92,3%). c. Ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan Wanita Usia Subur tentang alat kontrasepsi (p = 0,000). SARAN a. Diharapkan bagi institusi kesehatan (Puskesmas) dapat memberikan penyuluh-an tentang alat kontrasepsi pada Wanita Usia Subur dengan menyisipkan materi pada saat kegiatan PKK, Posyandu dan lain-lain. b. Diharapkan bagi Dinas Kota setempat dapat memberikan penyuluhan tentang alat kontrasepsi pada wanita usia subur melalui kerjasama dengan Puskesmas dengan membawa alat peraga. 6. REFERENSI Anzani, R., 2013. Pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang tubektomi pada pasangan usia subur di RW XI kelurahan wirobrajan yogyakarta. Tanggal akses 22 Januari 2016 BKKBN., 2015. Laporan hasil pelayanan. Tanggal akses 2 BPS., 2010. Penduduk indonesia.. Tanggal akses 15 Januari 2016 Dahlan, S., 2012.. Jakarta : Salemba Medika Endang, E., 2012. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria terhadap motivasi pria PUS menjadi akseptor KB vasektomi di wilayah kerja puskesmas pauh padang.. Tanggal akses 10 Februari 2016 Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Irianto, K., 2014. Dua Anak Cukup. Bandung : Alfabeta Kaseuntung, C., 2015. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan wanita usia subur (WUS) dalam pemilihan kontrasepsi di Desa Kalama darat kecamatan tamako kepulauan sangihe. e- Lasut, V., 2014. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi implan di wilayah kerja puskesmas nuangan bolaang mongondow timur.. Tanggal akses 28 Desember 2015 Machfoedz I dan Suryani. 2008. Pendidikan Yogyakarta: Fitramaya. Mubarak W.I., 2011. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S., 2012. Jakarta: PT. Rineka Cipta 2013. Jakarta: PT. Rineka Cipta SDKI., 2012. Pengetahuan wanita tentang alat kontrasepsi.. Tanggal akses 2 Statistik Provinsi Jawa Tengah., 2015. berencana.. Tanggal akses 2 Syaifuddin., 2003. Buku Panduan Praktis Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo -oo0oo- 15