Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif menggunakan metode observasional korelatif dengan jenis

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross

Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

GLOBAL HEALTH SCIENCE ISSN

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Oleh : Rahayu Setyowati

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

PEMANFAATAN PELAYANAN PENGOBATAN DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA SEMARANG

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Kesehatan Kartika 27

Nasution (2004) berpendapat bahwa mutu mencakup suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Penilaian pasien terhadap mutu pelayanan

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

PERSEPSI PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI RS MISI LEBAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA POLI UMUM DI PUSKESMAS JEULINGKE KECAMATAN SYIAH KUALA TAHUN 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

PERSEPSI TENTANG MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK GIGI DI PUSKESMAS MUTIARA KABUPATEN ASAHAN TAHUN Oleh :

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN PEMERIKSAAN DAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TERHADAP PERILAKU IBU MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI ANAK DI KOTA BUKITTINGGI

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI PADA PESERTA BPJS DI PUSKESMAS SETABELAN KOTA SURAKARTA

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

Transkripsi:

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung Abstrak Avoanita Yosa dan Sri Wahyuni Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Tingginya permasalahan gigi berlubang di Indonesia belum bisa meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di BP gigi Puskesmas Way Laga serta belum sesuai dengan target yaitu minimal sekali dalam 6 bulan.penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah kunjungan pelayanan kesehatan gigi di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Pendekatan cross sectional dilakukan dengan sampel 62 orang yang memanfaatkan BP Gigi Puskesmas Way Laga yang diperoleh dengan teknik quota sampling dengan variabel jarak, sosial ekonomi masyarakat dan kepuasan masyarakat terhadap tingkat kunjungan masyarakat. Hasil uji statistik menggunakan chi square (tingkat kepercayaan 95 %) menunjukkan bahwa jarak (p = 0,204) dan kepuasan masyarakat (p = 0,40) tidak berhubungan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke BP Gigi Puskesmas Way Laga. Dari hasil penelitian disimpulkan yang berhubungan dengan tingkat kunjungan pada pelayanan gigi di BP Gigi Puskesmas Way Laga adalah sosial ekonomi masyarakat (p=0,02) dimana dalam mengakses Puskesmas Way Laga memerlukan biaya untuk transportasi. Saran dalam penelitian ini Puskesmas Way Laga dianjurkan untuk melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berkunjung ke pelayanan kesehatan gigi serta membuka akses pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Pembantu untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke BP Gigi. Kata kunci : jarak, sosial ekonomi, kepuasan, tingkat kunjungan Factors Associated With Dental Care Visits In Puskesmas Way Laga Bandar Lampung Abstract The high number of cavities problem in Indonesia has not been able to increase the number of people who utilize health services in dental BP local health clinic Way Laga, which is at least once in 6 months. This study was conducted to determine the factors associated with the number of dental health services visits in dental BP local health clinic Way Laga, Panjang, Bandar Lampung. This cross sectional study gets 62 people who utilize dental BP local health by using quota sampling technique with variables distance, people s socio-economic and people's satisfaction with the level of public visits. Statistically review using chi square method shows that socioeconomic related to level of public visits to dental BP local health clinic Way Laga, where as distance (p=0,204) and customer satisfaction (p=0,40) isn t related. Factor to increase level of public visit to dental BP local health clinic Way Laga is socio-economic (p=0,02), because people spend transportation cost to reach local health clinic. Suggestion of this study are dental BP local health clinic Way Laga should increase people s awareness of dental health visit and open dental health service in local health clinic branch to increase dental BP visit. Keyword : distance, socioeconomic, people satisfaction with the service provided Korespondensi: drg. Avoanita Yosa, M.Kes. Jurusan Keperawatan Gigi. Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Jln. Soekarno-Hatta No. 1 Bandar Lampung. Mobile 085279628373. e-mail : yosaavoanita@yahoo.co.id Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015 420

Pendahuluan Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di Puskesmas merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan pada semua golongan umur maupun jenis kelamin. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan secara menyeluruh kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup berfokuskan kepada pelayanan promotif, preventif dan kuratif dasar. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia dinilai masih rendah, hal ini dapat dilihat dari tingginya keluhan akan penyakit gigi dan mulut di masyarakat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi penduduk yang mempunyai masalah pada kesehatan gigi dan mulut sebanyak 72,1%. Sebanyak 46,5% diantaranya tidak merawat gigi berlubang, sedangkan prevalensi karies gigi aktif secara nasional sebesar 43,3%, prevalensi penduduk dengan masalah gigi dan mulut yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi baru sebesar 29,6%. Hal ini menggambarkan masih banyak masyarakat yang belum tersentuh perawatan dan pengobatan terhadap keluhan pada sakit gigi dan mulutnya. Padahal terdapat keluhan sakit gigi yang sampai mengganggu aktifitas sebanyak 13% penduduk perbulan. Prevalensi penduduk yang mengalami kehilangan seluruh gigi aslinya sebesar 1,6%. Target tentang pemanfaatan Puskesmas di Indonesia yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI adalah 9 orang per hari, sedangkan kenyataannya di Indonesia kunjungan masyarakat ke Balai Pengobatan (BP) Gigi di Puskesmas masih dikategorikan rendah. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009 rata-rata kunjungan pasien ke Balai Pengobatan Gigi baik di Puskesmas maupun BP Gigi Rumah Sakit sebesar 5 orang/hari (Dinkes provinsi Lampung, 2010) 1 Berdasarkan data dan informasi untuk kesehatan di Propinsi Lampung rasio dokter gigi sebesar 0,5-10 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kunjungan 5-6 orang/hari. Sedangkan kunjungan rata-rata di BP Gigi Puskesmas Way Laga sehari-hari sebanyak 2,3 orang /hari (Puskesmas Way Laga, 2011) 2. Menurut penelitian yang dilakukan di Bandar Lampung oleh Madona (2012) 3 menyebutkan bahwa kunjungan seseorang ke BP Gigi hanya 1 kali setahun sebesar 42,62%, sedangkan target kunjungan rutin seseorang ke BP Gigi dalam setahun minimal dua kali atau minimal setiap enam bulan sekali. Hal ini menjadi masalah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut di Indonesia (Depkes RI, 2007) 4. Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung tahun 2013, dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana data yang berkaitan dengan variabel dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010) 5. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmodjo, 2010) 5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa minimal tamatan pendidikan SMP sederajat dan dapat berkomunikasi dengan baik yang berkunjung saat itu di Poliklinik Gigi Puskesmas Way Laga selama penelitian. Sampel penelitian adalah sebagai objek penelitian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006) 6. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi penelitian yaitu pasien yang berkunjung saat itu ke Poliklinik Gigi Puskesmas Way Laga, dimana teknik pengambilan sampel menggunakan Quota Sampling dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah. Teknik sampling ini dilakukan dengan cara menetapkan jumlah sampel yang dibutuhkan, lalu jumlah tersebut akan dijadikan sebagai dasar pengambilan unit sampel yang dibutuhkan. Kriteria sampel yang diambil minimal tamat SMP sederajat, dapat berkomunikasi dan dapat membaca dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan sampel yang didapat 61,9 responden kemudian dibulatkan menjadi 62 responden, dengan asumsi rata-rata 165 orang per bulan ditahun 2012 dan dalam sebulan terdapat empat minggu, serta 6 hari kerja, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel penelitian adalah selama 15 hari kerja. Sumber data pada penelitian ini berupa data primer. Data Primer berupa data yang diperoleh secara langsung yang ditujukan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke BP Gigi Puskesmas Way Laga. 421 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015

Pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan petugas kesehatan pada pengunjung BP Gigi Puskesmas sesaat setelah mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP Gigi Puskesmas Way Laga, kemudian diisi oleh masyarakat yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Way Laga tersebut dengan dipandu oleh peneliti dan satu orang pembantu peneliti agar responden paham segala sesuatu yang diinginkan dari pemberian dan isi kuesioner tersebut. Sedang data sekunder berupa data tentang kunjungan masyarakat ke BP Gigi di Puskesmas Way Laga tahun 2012 dengan sumber data dari data rekam medik BP Gigi. Data-data hasil penelitian diolah melalui proses editing, coding,entrying, dan cleaning, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan tingkat kepercayaan (ά) =0,05. Hasil Berdasarkan pengolahan data didapatkan hasil penelitian berupa uji univariat yang meliputi: jarak Puskesmas, Status Sosial Ekonomi, Kepuasan Masyarakat, dan kunjungan Puskesmas sebagai berikut: Analisis Univariat Jarak Puskesmas Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kunjungan berdasarkan persepsi mengenai jarak ke Puskesmas Sulit 35 56 Mudah 27 44 Jarak dari tempat tinggal masyarakat ke Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung merupakan persepsi tentang jauh dekatnya tempat tinggal, jarak tempat tinggal masyarakat dengan Puskesmas, cara mengakses ke Puskesmas, kemudahan sarana transportasi. Pada tabel 1 berupa hasil persepsi masyarakat tentang jarak tempat tinggal ke BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung, yang terbanyak menyatakan sulit sebanyak 56% dari total responden dalam penelitian ini. Status Sosial Ekonomi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi berdasarkan Kemampuan Membayar Sarana Transportasi Tidak mampu 48 77 Mampu 14 33 Status sosial ekonomi masyarakat dikategorikan sebagai angka penghasilan masyarakat selama sebulan, dimana penghasilan terkecil sesuai dengan peraturan Gubernur Lampung tahun 2012 upah minimum Provinsi sebesar Rp. 1.150.000. Hasil penelitian atas faktor sosial ekonomi masyarakat yang dibagi dalam 2 kategori dimana dinyatakan mampu bila penghasilan sebulan responden lebih atau sama dengan batas minimum upah minimum Provinsi Lampung, dan dinyatakan tidak mampu bila penghasilan sebulan responden dibawah batas upah minimum Provinsi Lampung. Berdasar tabel 2 tergambar bahwa 77% responden dikategorikan tidak mampu. Kepuasan Masyarakat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kepuasan Masyarakat Berdasarkan Pelayanan Kurang puas 6 10 Puas 47 76 Sangat puas 9 14 Kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan secara umum di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung dilihat dari persepsi masyarakat terhadap segi pelayanan petugas medis, biaya dan fasilitas yang Tabel 3 menunjukkan bahwa 76% responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan secara umum di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung. Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015 422

Kunjungan ke Puskesmas Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kunjungan ke Puskesmas Way Laga 1x setahun (tidak 20 32 baik) 2 x setahun (baik) 27 43 >2 x setahun (sangat 15 25 baik) Frekuensi kunjungan masyarakat ke BP Gigi Puskesmas Way Laga dapat dikategorikan menjadi tiga yakni perilaku tidak baik bila frekuensi kunjungan hanya sekali setahun, kategori kedua perilaku baik bila frekuensi kunjungan yaitu 2 kali dalam setahun serta kategori ketiga perilaku sangat baik bila frekuensi kunjungan lebih dari 2 kali kunjungan dalam satu tahun. Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa dari 62 responden yang diteliti hanya terdapat sebanyak 43% responden yang berprilaku baik, dengan memeriksakan gigi dua kali dalam setahun memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi / berkunjung ke BP Gigi di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2013. Analisis Bivariat Analisa bivariat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Chi- Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas kategorik (jarak, sosial ekonomi dan kepuasan masyarakat) terhadap variabel terikat kategorik (tingkat kunjungan masyarakat). Tabel 5. Distribusi jarak terhadap frekuensi kunjungan Jarak Frekuensi Kunjungan Total p Baik Sangat baik n % N % n % Sulit 24 39 11 18 35 57 Mudah 15 24 12 19 27 43 0,204 Jumlah 39 23 62 Tabel 6. Distribusi sosial ekonomi terhadap frekuensi kunjungan Sosial Frekuensi kunjungan Total p ekonomi Baik Sangat baik n % N % n % Tidak mampu 18 29 30 48 48 Mampu 10 16 4 7 14 0,02 Jumlah 28 34 62 Tabel 7. Distribusi kepuasan terhadap frekuensi kunjungan kepuasan Frekuensi kunjungan Total p Baik Sangat baik n % N % n % Kurang puas 4 7 2 3 6 Puas 29 47 18 29 47 0,40 Sangat puas 4 7 5 7 9 jumlah 37 25 62 Berdasarkan tabel 5, hasil uji chi-square, nilai p=0,204 Ini berarti p > 0,05 maka keputusannya Ho gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak tidak berhubungan dengan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat 423 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015

di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2013. Berdasarkan table 6, hasil uji chi-square didapatkan nilai p=0,02, ini berarti nilai p < 0,05. Maka keputusannya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi berhubungan dengan frekuensi tingkat Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2013. Berdasarkan tabel 7 hasil uji chi-square didapatkan nilain p=0,40 (p>0,05). Ini berarti nilai Ho gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat tidak berhubungan dengan frekuensi tingkat Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2013. Pembahasan Hubungan jarak dengan frekuensi tingkat kunjungan Hasil dari analisis yang dilakukan terhadap faktor jarak dengan fekuensi tingkat kunjungan masyarakat di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung menunjukkan tidak ada hubungan jarak dengan frekuensi tingkat Way Laga Kota Bandar Lampung dengan nilai p = 0,204 Tidak adanya hubungan antara jarak dan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu 7 oleh Kristina dkk (2008) yaitu jarak berhubungan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke pusat Pelayanan Kesehatan. Artinya semakin dekat tempat tinggal masyarakat terhadap Puskesmas akan semakin besar pula jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan tersebut, demikian juga sebaliknya semakin jauh tempat tinggal masyarakat dengan Pusat Pelayanan kesehatan Masyarakat akan semakin rendah tingkat kunjungan masyarakat terhadap pusat pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Appolonia (2009) 8 yang menyatakan bahwa lokal atau jarak berhubungan dengan jumlah kunjungan pasien di klinik gigi Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan RI Kupang tahun 2009. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yani Sriningsih (2012) yang menyatakan bahwa jangkauan pelayanan tidak berkorelasi dengan tingkat kunjungan di Puskesmas Kabupaten Muaro Jambi. Tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan sebenarnya bukan hanya dilihat dari jarak diukur berdasarkan kilometer atau persepsi kesulitan jarak tempuh saja. Jarak kepentingan seharusnya juga perlu dipertanyakan, karena ada kemungkinan menurut Sudarma M (2009) jarak kepentingan juga menghambat meningkatnya tingkat kunjungan ke pelayanan kesehatan. Masyarakat belum merasakan bahwa kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan. Jarak tidak berhubungan dengan tingkat kunjungan ke BP gigi di Way Laga Kota Bandar Lampung, kemungkinan karena adanya kendaraan umum yang dapat menjangkau Puskesmas Way Laga, walaupun faktor topografi yang bergunung dan sulitnya mencari kendaraan untuk mengakses Puskesmas Way Laga dari tempat tinggal masyarakat seperti masyarakat di daerah Way Gubak yang lokasinya bergunung dan dengan jarak kurang lebih 10 km. Hubungan sosial ekonomi masyarakat terhadap frekuensi kunjungan Analisis yang dilakukan terhadap faktor sosial ekonomi masyarakat dengan frekuensi tingkat kunjungan di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung dengan nilai p = 0,02 menunjukkan ada hubungan antara sosial ekonomi masyarakat dengan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung. Ada hubungan antara sosial ekonomi masyarakat dengan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Budisuari (2010) 9 yaitu sosial ekonomi masyarakat dapat berhubungan dengan tingkat kunjungan masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi pangsa pasar yang akan dilayani, apakah dalam pemberian pelayanan diberikan secara komprehensif dan lengkap. Pengaruh sosial ekonomi masyarakat dengan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat di BP Gigi Puskesmas Way Laga sendiri sangat dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi masyarakat, hal ini disebabkan mayoritas masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Way Laga bekerja sebagai buruh dan karyawan pabrik sehingga apabila biaya yang dikeluarkan untuk mengakses puskesmas semakin besar maka tingkat kunjungan akan semakin rendah, demikian juga dengan sebaliknya apabila biaya yang dikeluarkan untuk mengakses puskesmas Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015 424

kecil maka tingkat kunjungan akan semakin tinggi. Hubungan Kepuasan dengan frekuensi kunjungan masyarakat Nilai uji statistik chi square antara faktor kepuasan masyarakat dengan frekuensi tingkat Way Laga Kota Bandar Lampung dengan nilai p = 0,40. Ini membuktikan bahwa kepuasan masyarakat tidak berhubungan dengan tingkat Way Laga, hal ini bertentangan dengan teori yang disampaikan oleh Budisuari (2004) 10 yang menyatakan tingkat kepuasan masyarakat dapat berhubungan dengan jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas, hal ini tidak berlaku di Puskesmas Way Laga. Hal yang sesuai dengan hasil penelitian di Puskesmas Way Laga adalah hasil penelitian Munawaroh (2011) di Rumah Sakit Umum Aisyyah Ponorogo yang menyatakan bahwa kepuasan tidak berhubungan dengan loyalitas/tingkat kunjungan pasien. Kepuasan belum tentu menyebabkan loyalitas/tingkat kunjungan pasien, tetapi loyalitas /tingkat kunjungan pasien biasanya diawali dengan kepuasan terlebih dahulu. Frekuensi kunjungan masyarakat di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung, cenderung lebih banyak yang menyatakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan termasuk dalam melakukan pemeriksaan gigi ke puskesmas lebih banyak yang selama 6 bulan sekali memeriksakan gigi ke puskesmas dibandingkan dengan masyarakat yang menyatakan sangat puas atau dengan kata lain pada masyarakat yang berkunjung ke BP gigi Puskesmas Way Laga lebih dari 6 bulan sekali untuk memeriksakan giginya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Berdasar ke tiga faktor yang dilakukan penelitian yaitu jarak, sosial ekonomi masyarakat dan kepuasan masyarakat terhadap tingkat kunjungan masyarakat ke BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung tahun 2013 hanya ada satu faktor yang berhubungan secara bermakna yaitu faktor sosial ekonomi masyarakat dengan nilai p = 0,02 (p< 0,05). Faktor jarak tidak ada hubungan dengan frekuensi tingkat kunjungan masyarakat di BP Gigi Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung karena nilai p = 0,204 (p>0,05). Kepuasan masyarakat tidak berhubungan dengan frekuensi tingkat Way Laga Kota Bandar Lampung karena nilai p = 0,40 (p> 0,05). Berdasarkan simpulan tersebut diharapkan Puskesmas Way Laga dalam melakukan tindakan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat khususnya di BP Gigi seharusnya memberikan pelayanan secara komprehensif dan lengkap, sehingga masyarakat walaupun jarak berhubungan dengan tingkat kunjungan akan tetapi dengan pelayanan yang diberikan lengkap dan komprehensif diharapkan tingkat kunjungan akan meningkat. Selain itu agar dapat mempermudah akses pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut diharapkan Puskesmas dapat membuka Puskesmas Pembantu di wilayah yang jauh dari Puskesmas untuk memperkecil pengeluaran masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan Untuk masyarakat diharapkan akan lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta tidak menundanunda untuk memeriksakan gigi paling tidak enam bulan sekali. Daftar Pustaka 1. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010. Profil Dinkes Propinsi Lampung. Bandar Lampung 2. Madona, R. 2012. Gambaran Tingkat kunjungan pasien ke BP Gigi Puskesmas di Bandar Lampung. Laporan penelitian, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan Gigi. Bandar Lampung 3. DepKes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta 4. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Cipta. 5. Arikunto. 2006. Prosedur penelitian statistik praktik. Edisi revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. 6. Kristina dkk. 2008. Perilaku pengobatan sendiri yang rasional pada masyarakat kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten Sleman. Skripsi. Universitas Gajahmada. Yogyakarta 425 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015

7. Appolonia. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah kunjungan pasien di Klinik Gigi Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Tesis. Jurusan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. 8. Budisuari, Made Arsi. 2010. Pemasaran Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Institusi kesehatan 9. Sriningsih, Y. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Puskesmas di Kabupaten Muaro Jambi. Tesis. Universitas Gajahmada 10.Munawaroh, S. 2011. Analisis hubungan karakteristik dan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien di RSU Aisyayah. Tesis. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Ponorogo. 11.Sudarma. 2009. Sosiologi untuk kesehatan. Salemba Medika. Jakarta Jurnal Analis Kesehatan : Volume 4, No. 2 September 2015 426