BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu falak merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita.

BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE. 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama Bajangan, kecamatan

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. artinya Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Kalimat tersebut diulang

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan arah kiblat pada dasarnya mengkaji posisi atau markaz

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk

PENDAHULUAN. klasik dan buku-buku ilmu falak karya ahli falak masa kini. Beberapa. kitab klasik yang menjelaskan tentang penentuan arah kiblat yang

BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan zakat dan beribadah haji yang disampaikan kepada. Rasulullah Saw melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, maka

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan-nya dan sebagai bukti adanya Allah yang menciptakan alam

BAB III ARAH KIBLAT DENGAN AZIMUT PLANET. Tata surya merupakan suatu sistem dengan pusat Matahari dikelilingi

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tata surya terdiri atas berbagai macam benda langit, di antaranya

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI KIBLAT SIKU-SIKU. A. Uji Fungsionalitas Aplikasi Kiblat Siku-siku

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB I PENDAHULUAN. kepada nabi Muhammad saw ketika melaksanakan misi suci yaitu Isra Mi raj,

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan Bulan maupun kondisi cuaca yang terjadi ketika rukyat.

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB IV ANALISIS HISAB RASHDUL KIBLAT DUA KALI DALAM SEHARI KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI AL-ADILLAH ILA MA RIFATI SIMT AL-QIBLAH

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

Working Paper Series Makalah dari Program Hibah Pengajaran Semester Genap 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu

UJI AKURASI AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT S K R I P S I

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat adalah arah terdekat menuju Ka bah (al-masjid al-haram)

MINDA SARI NURJAMILAH NIM :

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi. Mobile Phone, dapat diambil beberapa kesimpulan, bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB III METODE PENELITIAN

NAMA :... NIM :... KELAS :......

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

UJI AKURASI I-ZUN DIAL DALAM PENENTUAN TITIK KOORDINAT SUATU TEMPAT

STUDI EVALUASI FORMULA ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya dengan penentuan awal bulan kamariah 1. Bahkan karena

BAB III METODE PENELITIAN. didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-teori dan konsepkonsep

STUDI KOMPARASI PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI DENGAN THEODOLITE

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia adalah setitik umur yang akan sirna dari sejarah ke sejarah

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

APLIKASI DATA EPHEMERIS MATAHARI DAN BULAN BERDASARKAN PERHITUNGAN JEAN MEEUS PADA SMARTPHONE ANDROID S K R I P S I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

MENGUJI KAKURATAN HASIL PENGUKURAN ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

ANALISIS PENGGUNAAN THEODOLIT NIKON NE-102 DENGAN METODE DUA TITIK SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

Buku ini diawali dengan puisi "Bulan, Apa Betul itu, Kau Sulit Dilihat" katya Tauflq Ismail, yang dapat menambah semangat dalam membaca buku ini.

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Dapat dilihat dari alat-alat, metode dan teknologi yang digunakan untuk mengukurnya. Mulai dari tingkat keakuratan yang rendah hingga tingkat keakuratan yang tinggi. Di antaranya alat-alat yang digunakan untuk mengukur seperti Tongkat Istiwa 1, Rubu Mujayyab, Kompas 2, Segitiga Siku-Siku 3, Mizwala QF 4, Theodolite 5 dan Global Positioning System(GPS) 6. Metode penentuan arah kiblat pun bermacam-macam, mulai dari cara atau metode yang tradisional seperti perhitungan dengan alat bantu Rubu Mujayyab sampai dengan metode yang modern seperti perhitungan dengan teori Segitiga Bola Bumi, bahkan sekarang sudah mulai dikembangkan teori arah kiblat berdasarkan bentuk bumi sebenarnya (elipsoid). 1 Tongkat istiwa adalah sebuah tongkat tegak yang digunakan untuk menentukan arah kiblat dengan bantuan cahaya matahari, fungsi dari tongkat istiwa ini sendiri adalah untuk menentukan arah timur dan barat yang melalu cahaya matahari. 2 Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin dengan menggunakan jarum jam yang terdapat padanya. Penggunaan alat bantu kompas ini masih dibilang kurang akurat, karena kompas yang masih menggunakan jarum magnetic, sehingga masih dapat dipengaruhi daya magnet yang bervariasi di masing-masing daerah. 3 Penggunaan segitiga siku-siku ini menggunakan turunan rumus trigonometri 4 Mizwala QF berupa bidang dial putar yang berisikan angka dalam hitungan busur derajat sebanyak 360 derajat serta gnomon yang berfungsi untuk menangkap cahaya matahari dan membentuk bayangan. 5 Theodolit digunakan untuk membidik posisi matahari, menentukan true north dari posisi matahari dan menentukan arah kiblat dari true north ataupun dari posisi matahari serta mengetahui sudut perbedaan arah kiblat bangunan masjid dengan arah kiblat yang sebenarnya. 6 Global Positioning System (GPS) adalah suatu system pemandu arah (navigasi) yang memanfaatkan teknologi satelit. 1

2 Teori-teori ini pun terus berkembang seiring berkembangnya zaman dan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para ahli Astronomi ataupun ahli ilmu Falak. Ada beberapa teori baru dalam penentuan arah kiblat ini yang penulis kira perlu mendapatkan sorotan yang lebih untuk terus diteliti. Di antaranya adalah teori Elipsoid Bumi sebagai salah satu metode yang menerapkan bahwa bumi itu berbentuk elips, bukan bola, yang nantinya teori itu diterapkan dalam penentuan arah kiblat. Ada lagi juga tentang penentuan arah kiblat dengan menggunakan benda-benda langit seperti bulan dan planet. Metode ini merupakan hasil perkembangan dari metode penentuan kiblat dengan menggunakan Matahari. Teori-teori dan metode tersebut menunjukkan bahwa memang tidak hanya Matahari saja yang dapat dijadikan acuan yang akurat sebagai penentu arah kiblat. Namun dalam kenyataannya, selama ini, kebanyakan pemahaman orang awam menyatakan bahwa hanya Matahari saja yang dapat dijadikan sebagai acuan, dalam prakteknya pun demikian, orang-orang atau para ahli falak biasa mengukur arah kiblat dengan acuan Matahari, dengan alasan itulah yang sudah terbukti paling akurat. Ada sebuah kitab falak yang berjudul Jami al-adillah karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, pakar falak asal Madura, yang di dalamnya terdapat serangkaian metode baru yang ditawarkan kepada khalayak untuk diterapkan dalam penentuan arah kiblat secara mudah dan tepat. Di antara teori-teori baru yang terdapat dalam kitab tersebut yaitu teori-

3 teori yang telah disebutkan di atas seperti teori Elipsoid Bumi 7, Metode Penentuan Kiblat dengan Bulan 8, dan juga Planet-planet. 9 Dari kitab tersebut, penulis sempat mempraktekkan metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan sarana rashdul kiblat planet Yupiter (metode dalam kitab Jami ul Adillah karya KH. Ghozali Madura), namun dalam rentang waktu yang tidak menguntungkan (10-15 September 2016), penulis gagal menerapkan metode tersebut, dikarenakan pada saat ghurub Matahari, posisi planet Yupiter berada pada titik barat dan akan tenggelam, padahal belum sama sekali menyentuh titik kiblat. Setelah praktek tersebut penulis meneliti lebih lanjut tentang siklus pergerakan Yupiter sehingga penentuan arah kiblat dengan menggunakan Yupiter dapat dilakukan, namun penulis menyayangkan karena dengan menggunakan perhitungan dalam kitab tersebut, metode dengan planet Yupiter dapat dilakukan setengah tahun yang akan datang, karena posisi Yupiter bulan-bulan ini (September Oktober November - Desember) berada di atas ufuk pada saat siang hari. Dari pengamatan singkat tersebut, penulis ingin mengetahui seberapa besarkah kemungkinan menggunakan planet, seperti : Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus sebagai sarana alternatif penentuan arah kiblat, dan bagaimana akurasi perhitungan dan pengukuran arah kiblat dengan menggunakan metode ini. 7 Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, Jami al-adillah Ila Ma rifati simti al-qiblah, cet- I, tp, 1437 H., hlm. 107 8 Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, Jami... hlm. 136 9 Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, Jami... hlm. 141

4 Maka dari itu penulis mengangkat judul Penentuan Arah Kiblat Menggunakan Azimut Planet (Analisis Posisi Planet sebagai Sarana Alternatif Penentuan Arah Kiblat) untuk dijadikan sebagai judul penulisan skripsi. B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang akan kami bahas yaitu : 1. Bagaimana algoritma perhitungan yang diterapkan dalam metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet? 2. Bagaimana akurasi metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui algoritma perhitungan yang diterapkan dalam metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet. 2. Mengetahui keakuratan metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet. D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk memperkaya dan menambah khazanah intelektual umat Islam khususnya Indonesia terhadap berbagai metode atau sistem penentuan arah kiblat

5 2. Untuk menambah wawasan dalam memahami kompatibilitas dan relevansi suatu metode penentuan arah kiblat 3. Sebagai suatu karya ilmiah, yang selanjutnya dapat menjadi informasi dan sumber rujukan bagi para ahli falak dan peneliti di masa mendatang. 4. Sebagai sebuah uji kelayakan sebuah metode baru penentuan arah kiblat. E. Telaah Pustaka Telaah pustaka atau penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran ini dilakukan untuk menghindari duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan. 10 Di antara penelitian tersebut antara lain : Skripsi Ila Nurmila dengan judul Aplikasi Metode Azimut Kiblat dan Rashdul Kiblat dengan Menggunakan Rubu Mujayyab. Dalam skripsi ini dibahas beberapa hal tentang penggunaan Rubu Mujayyab untuk penerapan metode azimut kiblat dan rashdul kiblat. 11 Skripsi Alvian Meydiananda, tahun 2012, tentang Uji Akurasi Azimut Bulan Sebagai Acuan Penentuan Arah Kiblat. Dalam penelitian ini dibahas penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut Bulan, layaknya 10 Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian, Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012, cet. I, hlm. 30 11 Ila Nurmila, Aplikasi Metode Azimut Kiblat Dan Rashdul Kiblat Dengan Menggunakan Rubu Mujayyab. Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2012

6 penentuan arah kiblat dengan menggunakan Matahari, metode ini pun memakai perhitungan ephemeris sebagai acuannya. 12 Skripsi Hani Wafirotin, tahun 2014, mengenai Studi komparatif metode hisab arah kiblat Ahmad Ghazali dalam kitab Anfa Al-Wasîlah dan Irsyâd Al-Murîd. Di dalamnya dibahas algoritma perhitungan dan metode pengukuran kiblat kitab Anfa al-wasîlah dan Irsyâd al-murîd, yang juga merupakan kitab karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah (sebelum Jami al-adillah). 13 Skripsi Fahrin, tahun 2014, mengenai Qibla Laser sebagai alat penentu arah kiblat setiap saat dengan menggunakan Matahari dan Bulan. Di dalamnya dibahas juga penentuan arah kiblat selain menggunakan Matahari, yaitu dengan menggunakan Bulan. Namun dalam skripsi ini difokuskan pada temuan alat Fahrin yaitu Qibla Laser. 14 Skripsi Barokatul Laili, tahun 2013, yang membahas Analisis Metode Pengukuran Arah Kiblat Slamet Hambali. 15 dan Skripsi Muhammad Adieb, tahun 2014, yang membahas mengenai Studi komparasi penentuan arah kiblat Istiwa aini karya Slamet Hambali dengan theodolite. 16 yang di 12 Alvian Meydiananda, Uji Akurasi Azimut Bulan Sebagai Acuan Penentuan Arah Kiblat, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2012 13 Hani Wafirotin, Studi Komparatif Metode Hisab Arah Kiblat Ahmad Ghazali dalam Kitab Anfa Al-Wasîlah dan Irsyâd Al-Murîd, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2014. 14 Fahrin, Qibla Laser sebagai Alat Penentu Arah Kiblat Setiap Saat dengan Menggunakan Matahari dan Bulan. Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2014. 15 Barokatul Laili, Analisis Metode Pengukuran Arah Kiblat Slamet Hambali. Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2013 16 Muhammad Adieb, Studi komparasi penentuan arah Kiblat Istiwaaini karya Slamet Hambali dengan theodolite. Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2014.

7 dalamnya juga membahas mengenai salah satu metode penentuan arah kiblat yaitu azimut kiblat. Dan yang terakhir skripsi dari Ahmad Asrof Fitri tahun 2013, yaitu Akurasi Teleskop Vixen Sphinx untuk Rukyat Hilal., di dalamnya membahas penggunaan teleskop Vixen yang biasanya dipakai untuk mengamati benda langit, seperti Bulan dan planet, namun dalam hal ini penelitian Asrof berkonsentrasi pada penggunaan untuk rukyah al-hilal. 17 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif 18, dan juga tergolong dalam penelitian deskriptif 19 yang akan menggambarkan sebuah metode baru penentuan arah kiblat, yakni penentuan arah kiblat menggunakan azimut planet. Penelitian ini diawali dengan hasil data-data perhitungan dengan menggunakan azimut planet dan Matahari. Juga hasil pengukuran yang dilakukan penulis sendiri, yang kemudian dianalisis dan dibandingkan akurasi dalam tiap pengukurannya. 17 Ahmad Asrof Fitri, Akurasi Teleskop Vixen Sphinx untuk Rukyat Hila, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2013. 18 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah instrumen kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta. 2011, hlm.15 19 Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. Lihat Narbuka, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara, 2008, hlm. 65.

8 2. Sumber Data a. Data Primer Dalam penelitian ini data primer 20 diambil dari hasil data-data perhitungan dengan menggunakan azimut planet dan Matahari. b. Data Sekunder Untuk memperjelas proses terbentuknya hasil data-data pengukuran, penulis akan melakukan wawancara dengan tokohtokoh ahli falak dan astronomi serta dokumentasi yang berupa bukubuku, makalah-makalah, dan tulisan yang membahas tentang sistem penentuan arah kiblat, serta beberapa kamus dan ensiklopedi sebagai tambahan atau pelengkap yang akan menunjang dan membantu penulis dalam pemaknaan dari istilah-istilah yang belum diketahui. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka teknik yang diperlukan adalah pengumpulan data, penulis memperoleh data dari telaah dan kajian sumber dokumentasi, berupa buku-buku yang menjelaskan awal bulan dan perhitungannya, kitabkitab klasik dan kontemporer yang membahas tentang perhitungan awal bulan, ensiklopedi dan makalah-makalah seminar dan sumber lain yang berkenaan dengan permasalahan yang diteliti. 20 Data primer adalah data tangan pertama atau data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Lihat M. Iqbal Hasan, hlm. 82

9 b. Interview (wawancara) Wawancara merupakan pengumpulan informasi tentang penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah Slamet Hambali, Ahmad Izzuddin, Thomas Djamaluddin, Hendro Setyanto, Mutoha Arkanuddin, AR Sugeng Riyadi dan juga Cecep Nurwendaya sebagai ahli astronomi dan juga pemerhati ilmu falak di Indonesia. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur yakni wawancara yang pertanyaannya disusun terlebih dahulu sebelum ditanyakan kepada informan. c. Observasi Penelitian lapangan atau observasi akan dilakukan penulis untuk mengumpulkan data penelitian yakni hasil penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet dan Matahari. 4. Analisis Data Dalam menganalisis data-data, setelah data terkumpul, metode yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh tersebut adalah metode Kualitatif. Metode ini penulis gunakan dikarenakan data yang dianalisis berupa data yang didapat dengan cara pendekatan Kualitatif, Analisis yang digunakan adalah analisis komparatif atau yang lebih dikenal dengan istilah "analisis deskriptif" yang dalam hal ini adalah metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan azimut planet dan Matahari. Dalam penelitian ini juga akan disertakan

10 analisis yang digunakan untuk menguji apakah metode penentuan arah kiblat dengan menggunakan planet telah sesuai dengan kebenaran ilmiah astronomi modern, sehingga penentuan arah kiblat dengan menggunakan planet dapat digunakan sebagai metode alternatif penentuan arah kiblat. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami dan mempelajari penelitian ini, di sini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan penelitian, dimana penelitian ini terdiri dari lima bab, yang diperjelas dengan beberapa bagian pembahasan. Untuk lebih jelasnya, penyusunan penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Konsep Umum Arah Kiblat Dalam bab ini terdapat berbagai pembahasan di antaranya tentang pengertian kiblat, sejarah kiblat, dasar hukum menghadap kiblat, dan macam-macam metode penentuan arah kiblat. BAB III : Perhitungan Arah Kiblat dengan Menggunakan Azimut Planet. Di dalamnya akan dibahas mengenai ruang lingkup planet-planet, penggunaan data-data perhitungan dalam metode azimut planet, penggunaan rumus dan pengaplikasian di lapangan.

11 BAB IV : Analisis Perhitungan Arah Kiblat dengan Menggunakan Azimut Planet. Di dalamnya akan disajikan mengenai data kualitatif perhitungan arah kiblat dengan azimut planet, analisis ke-akurasi-an dan hasil komparasi dengan metode penentuan arah kiblat lainnya seperti metode azimut kiblat dengan menggunakan kompas, azimut Matahari dengan menggunakan theodolite. BAB V : Penutup. Bab ini memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup.