BAB I PENDAHULUAN. penyakit baru dan aneh sering muncul seiring dengan gaya hidup yang serba

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang juga meneliti mengenai branding dengan variabel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari sudut pandang strategi pemasaran, loyalitas merek (brand loyalty)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan saat ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan merupakan hal yang wajar terjadi dalam dunia bisnis baik pada

BAB V PENUTUP. 1. Service quality signifikan mempengaruhi brand trust konsumen pada saat

BAB I PENDAHULUAN. maka diharapkan dapat tercapai suatu derajat kehidupan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang manufaktur, agrikultur, maupun jasa diperkirakan jumlahnya. mencapai 34 juta organisasi (DIKTI, 1998). Karena jumlahnya yang

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi positif bagi eksistensi bisnis di masa yang akan datang. Loyalitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama bisnis produk kecantikan/kosmetik dan masyarakat yang semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang dikaitkan dengan suatu negara tertentu. Gambaran tersebut dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust:

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang, banyak institusi pendidikan preschool yang. menyediakan berbagai kegiatan bagi anak-anak balita secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dihadapi seseorang, baik itu karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, baik di dalam industri jasa maupun perdagangan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan jasa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini persaingan dunia bisnis semakin ketat dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Suatu bisnis disebut sukses jika

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan di Indonesia adalah program transmigrasi.

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredibilitas Merek dan

BAB I PENDAHULUAN. merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih. seberapa banyaknya kepuasan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand performance dari brand

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global,

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

Hubungan antara satisfaction, fiability, intentionality dan brand loyalty. (studi kasus pada shampo merek clear) Oleh : Aziz Haryanto NIM.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2006). Loyalitas menggambarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. variabel yang diamati. Hal ini dimaksudkan agar hasil studi dapat dipertanggungjawabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu fokus kehidupan masa kini. Berbagai macam penyakit baru dan aneh sering muncul seiring dengan gaya hidup yang serba instan. Pola makan yang tidak tertata dengan baik serta polusi dari kendaraan maupun industri menjadikan tubuh sangat rentan terserang virus maupun bakteri yang kemudian menjadi penyakit yang berbahaya. Banyak upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, mulai dari tindakan preventif maupun kuratif. Kedua tindakan tersebut dilakukan oleh berbagai pihak, mengingat betapa pentingnya menjaga kesehatan. Jika melihat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan covering kesehatan, keberadaan rumah sakit tentulah menjadi hal yang harus diprioritaskan agar dapat melakukan tindakan preventif seperti tes kesehatan maupun kuratif seperti rawat jalan maupun rawat inap. Kondisi ini mendorong pemerintah dan pelaku bisnis berlomba untuk melakukan perbaikan atau bahkan membuka rumah sakit dan instansi sejenis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Namun, sayangnya yang terjadi saat ini image Rumah Sakit di beberapa daerah belum begitu baik di mata masyarakat terkait pelayanan. Salah satu contoh yang dapat dirujuk adalah fenomena launching aturan pemerintah mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada Januari 2014, dimana banyak 1

2 Rumah Sakit mengalami penurunan yang drastis pada kualitas layanan dengan alasan plafon yang tidak cukup untuk memberikan pelayanan medis lengkap dan baik bagi masyarakat. Sesuai potongan pernyataan Dedy Rulianto:... ternyata BPJS itu tidak membayar rumah sakit semua kebutuhan tindakan medis. Sehingga bagi pasien miskin, pembiayaan dibebankan ke rumah sakit. Hampir semua rumah sakit bankrut karena BPJS tidak bayar penuh, akhirnya terjadi pembiaran pasien (Bergelora.com, diunduh pada 22 Januari 2014 pukul 14.25) Pada akhirnya yang menjadi korban atas kondisi ini adalah masyarakat sendiri. Sehingga nilai trust masyarakat atas Rumah Sakit sempat menurun drastis. Dari hal tersebut seiring perbaikan berkelanjutan atas sistem dan kebijakan BPJS, Rumah Sakit juga memiliki tugas untuk mengembalikan nama baik dan kepercayaan masyarakat. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ungkapkan, bahwa ada 600.000 warga Indonesia berobat ke luar negeri pada 2012. Biaya yang dikeluarkan mencapai 1,4 miliar USD atau setara Rp 13,5 triliun. Jumlah ini menunjukkan peningkatan berarti dibandingkan dengan tahun 2006. Saat itu, ada 315.000 orang berobat ke luar negeri dengan total pembelanjaan mencapai 500 juta USD atau Rp 4,8 triliun. (Rina Hutajulu, Marketeers 2013). Jika dilihat geliat pasar saat ini, soal kesehatan telah menjadi sebuah industri baru yang banyak membuka peluang kerja dan profit yang besar. Pasien bukanlah orang yang hanya manggut-manggut dengan perkataan dokter dan perawat dan pasrah diperlakukan seperti apapun, melainkan pasien kini telah menjelma layaknya konsumen industri lain yang harus dilayani layaknya raja, perlu usaha lebih agar dapat memperoleh seorang pasien dan mempertahankannya untuk terus percaya pada layanan sebuah Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan jenis

3 usaha dari Rumah Sakit yaitu industri yang bergerak di bidang jasa dengan sifat intangible, dan Kepuasan Pelanggan menjadi hal utama yang penting untuk diraih. Dengan semakin sulitnya memperoleh pasien dan mendapat kepercayaan dari konsumen, maka Rumah Sakit dirasa perlu menerapkan strategi branding untuk meyakinkan konsumen dan tentunya agar dapat bertahan dalam dunia persaingan industri kesehatan. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Berry (2000) dalam Kemp et al, 2014) serta Berry dan Seltman (2008), bahwa sebuah merek layanan adalah janji kepuasan masa depan, dan layanan perusahaan membangun merek yang kuat melalui kekhasan, kinerja, konsistensi pesan dan menarik konsumen secara emosional. Berry (2010) mengemukakan bahwa pelayanan adalah merek berbeda dari merek barang karena karakteristik, membuat layanan berbeda dari barang. Salah satu yang membedakan atribut layanan adalah bahwa seringkali konsumen kurang bisa untuk mengevaluasi, berkaitan dengan risiko pembelian (Murray dan Schlacter, 1990; Zeithaml, 1988; dalam Kemp et al, 2014). Akibatnya, menunjukkan bahwa merek sangat penting dalam jasa karena sifat intangibility dari sebuah layanan membuat kualitas sulit untuk dievaluasi (Onkvisit dan Shaw 1989; dalam Kemp et al, 2014). Branding atau penetapan merek adalah pemberian kekuatan merek kepada produk dan jasa (Kotler dan Keller,2009) yang dalam penelitian ini berfokus pada upaya branding bagi usaha yang bergerak di dunia jasa terutama Rumah Sakit. Tujuan branding layanan adalah dapat membantu konsumen dengan meyakinkan konsumen tentang tingkat kualitas layanan (Berry, 2000; Krishnan

4 dan Hartline, 2001; dalam Kemp et al, 2014), dengan tercapainya keyakinan konsumen atas kualitas suatu produk, diharapkan konsumen dapat sampai pada level brand advocacy yaitu Upaya Komunikasi yang baik tentang merek dari konsumen dapat mempercepat proses penerimaan produk baru dan adopsi (Keller,1993; dalam Kemp et al, 2014). Berdasarkan penelitian Kemp, Jillapalli and Becerra (2014) upaya healthcare branding dalam membetuk brand advocacy akan dipengaruhi oleh brand trust (brand attitude; perceived quality; brand prestige; dan customeroriented behavior), selain itu perlu adanya affective commitment (CSR; dan referrent influence) serta self-brand connection. Brand trust atau kepercayaan menurut Lau dan Lee (1999:344) dalam Kemp et al, (2014), adalah kesediaan konsumen untuk percaya pada merek meskipun beresiko karena terdapat ekspektasi bahwa merek tersebut akan memberikan hasil yang positif. Variabel brand trust diduga dapat dicapai jika terdapat brand attitude; perceived quality; brand prestige; dan customer-oriented behavior. Brand trust diduga mempengaruhi brand advocacy. Menurut Allen and Meyer (1990) dalam Kemp et al, (2014), affective commitment atau komitmen afektif merupakan komponen dari Komponen Organisasi yaitu keterlibatan emosional seseorang pada organisasinya berupa perasan cinta pada organisasi. Dalam penelitian ini komitmen afektif berfokus pada merek, sehingga ketika konsumen terhubung secara emosional dengan merek, hubungan keterikatan dan komitmen berkembang antara konsumen dan

5 merek (Park et al, 2009; dalam Kemp et al, 2014). affective commitment diduga mempengaruhi brand advocacy. Menurut Park dalam Kemp et al, 2014 self-brand connection merupakan faktor penting yang mencerminkan sifat konseptual keterikatan merek (brand attachment). Self-brand connection adalah hubungan antara merek dan diri yang bersifat kognitif dan emosional. Keterhubungan ini penting untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan utilitarian, experiential dan atau simbolik. self-brand connection diduga mempengaruhi brand advocacy. Variabel-variabel di atas memiliki hasil yang berbeda dari tiap penelitian, pada penelitian Kemp, Jillapalli and Becerra (2014) menghasilkan bahwa Komitmen afektif konsumen (affective commitment), dan Keterikatan diri konsumen terhadap merek (self-brand connection) positif signifikan mempengaruhi brand advocacy. Dengan self-brand connection juga mampu memediasi pengaruh affective commitment terhadap brand advocacy, dan brand trust juga mampu mempengaruhi secara langsung loyalitas konsumen dan kemauan untuk merekomendasikan sebuah merek kepada orang lain (brand advocacy) melalui word-of-mouth. Ketika salah satu variabel terpenuhi, maka akan mampu menggerakkan konsumen untuk terus loyal terhadap merek dan akan menjadi aktif merekomendasikan rumah sakit tersebut melalui WOM. Sedangkan pada penelitian Kemp, Childers and William (2012) menghasilkan bahwa self-brand connection positif signifikan mempengaruhi brand advocacy, dan self-brand connection mampu memediasi attitude toward brand; perceived quality; dan brand uniqueness. Namun, perceived quality bersifat independen dan langsung mempengaruhi variabel self-brand connection tanpa perantara Brand

6 trust. Dalam implikasinya, penelitian ini berfokus terhadap strategi branding sebuah kota harus mengangkat kekayaan lokalnya agar mampu mencapai keunggulan kompetitif dengan sistem manajemen merek yang sudah ada. Berbeda pula dengan hasil penelitian Ercis, Unal, Candan, dan Yildirim (2012) menghasilkan bahwa affective commitment positif signifikan mempengaruhi advocacy loyalty intention, dan dalam penelitian ini tidak terdapat variabel self-brand connection sebagai mediator dalam mempengaruhi advocacy loyalty intention. Kemauan konsumen untuk setia dan merekomendasikan suatu produk bergantung pada bagaimana sebuah merek dapat menjaga kualitas hingga menumbuhkan rasa percaya, sehingga muncul komitmen afektif yang pada akhirnya membuat konsumen bersedia untuk menjadi brand ambassador secara non-formal dalam mempromosikan suatu barang. Sedangkan dari segi pemilihan objek penelitian, peneliti memilih Rumah Sakit semen Gresik karena merupakan satu-satunya Rumah Sakit swasta di Gresik yang memiliki tipe C dengan pelayanan kesehatan yang lebih kompleks mulai dari peralatan serta dokter spesialis yang lebih lengkap, serta kelas rawat inap mulai dari kelas tiga (terendah) hingga paviliun dengan harga paling mahal. Selain itu, lokasi Rumah Sakit Semen Gresik sangat strategis yakni berada di Jalan R.A. Kartini yang merupakan jalan utama di Gresik, sehingga sangat mudah dijangkau. Dari perbedaan hasil penelitian serta profil objek penelitian yang telah peneliti uraikan, maka peneliti merasa harus meneliti kembali, dan dengan adanya latar belakang tersebut maka, penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Healthcare Branding terhadap Brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik

7 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, berikut adalah beberapa rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini : 1. Apakah ada pengaruh brand attitude terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik?, 2. Apakah ada pengaruh perceived quality terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik?, 3. Apakah ada pengaruh brand perstige terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik?, 4. Apakah ada pengaruh customer oriented behavior terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik?, 5. Apakah ada pengaruh brand trust terhadap affective commitment di Rumah Sakit Semen Gresik?, 6. Apakah ada pengaruh affective commitment terhadap self-brand connection di Rumah Sakit Semen Gresik?, 7. Apakah ada pengaruh affective commitment terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik?, 8. Apakah ada pengaruh self-brand connection terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik?, 9. Apakah self-brand connection memediasi antara affective commitment dan brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik?, 10. Apakah ada pengaruh brand trust terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik?,

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menginvestigasi eksistensi model healthcare branding yang telah dikembangkan oleh Kemp et al, (2014) dalam usaha membangun merek suatu instansi penyedia jasa layanan kesehatan; menguji kepercayaan konsumen akan pelayanan rumah sakit; menguji komitmen afektif dari internal perusahaan; menguji keterkaitan merek dengan institusi; serta menguji advokasi merek dari perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Tujuan dari penelitian ini secara spesifik, meliputi : 1. Menguji dan menganalisis pengaruh brand attitude terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik 2. Menguji dan menganalisis pengaruh perceived quality terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik 3. Menguji dan menganalisis pengaruh brand perstige terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik 4. Menguji dan menganalisis pengaruh customer oriented behavior terhadap brand trust di Rumah Sakit Semen Gresik 5. Menguji dan menganalisis pengaruh brand trust terhadap affective commitment di Rumah Sakit Semen Gresik 6. Menguji dan menganalisis pengaruh affective commitment terhadap selfbrand connection di Rumah Sakit Semen Gresik 7. Menguji dan menganalisis pengaruh affective commitment terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik

9 8. Menguji dan menganalisis pengaruh self-brand connection terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik 9. Menguji dan menganalisis self-brand connection memediasi antara affective commitment dan brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik 10. Menguji dan menganalisis pengaruh brand trust terhadap brand advocacy di Rumah Sakit Semen Gresik 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini, meliputi : 1. Bagi instansi penyedia jasa layanan kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan memberikan manfaat bagi perusahaan dalam mengevaluasi pelaksanaan program pemasaran yang telah dijalani serta sebagai masukan baru untuk perbaikan aktivitas pemasaran selanjutnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi pelayanan Rumah Sakit sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan yang lebih spesifik atau mendalam tentang Healthcare Branding. 1.5 Sistematika Penulisan Tesis Peneliti melalui beberapa tahap yang selanjutnya dijabarkan dalam beberapa bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

10 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan sitematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, instrumen penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan, data dan metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian serta teknik analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, dijelaskan mengenai responden penelitian dari aspek demografis dan hasil analisis dari pengumpulan data. Isi dari bab ini meliputi gambaran subyek penelitian, dan analisis data. BAB V : PENUTUP Pada bab ini, dijelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian. Isi dari bab ini meliputi Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan Saran.