BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Tekologi modern memberikan hasil yang positif dan juga memberikan

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK MEJA KURSI SEKOLAH YANG TIDAK ERGONOMIS TERHADAP KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR Oleh: Suhardiono, SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga terjadi pemulihan sementara. Menurut Suma mur (2009) kelelahan (fatigue) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sebuah sumber dari International Labour Organitation (ILO)

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

ANDRIYANTI NIM : D

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kata lelah (fatigue) menunjukan keadaan tubuh fisik dan mental yang

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB II LANDASAN TEORI

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BAB 6 HASIL PENELITIAN

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

Atikah Karimah Ahmad Sodik Marfa Eka Ridera Redina Bella Amirah

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

NAPPING DALAM KEPERAWATAN / KESEHATAN. Elly Nurachmah Departmen Keperawatan Medikal Bedah - FIKUI

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB V PEMBAHASAN. hampir semua tenaga kerja pada unit weaving PT. Iskandar Tekstil adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang dihasilkan dari aktivitas secara terus-menerus. b. Kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja dan keterampilan serta peningkatan perasaan lelah. c. Kelelahan kerja merupakan kriteria yang komplek tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologi tetapi tidak dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik. Adanya perasaan lelah, penurunan motivasi, dan produktivitas. d. Kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya perasaan dan penurunan kesiagaan. 5) Ada juga teori yang menyatakan bahwa kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih lanjut atau suatu keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan tubuh dalam melakukan aktivitas. Kelelahan ini diatur oleh otak dimana sistem aktivasi dan inhibisi pada susunan syaraf pusat yang seharusnya serasi dan seimbang tapi pada saat lelah menjadi tidak seimbang. Sedangkan model teoritis dari kelelahan kerja terdiri atas : a. Dimensi fisik yang menjadi penyebabnya adalah faktor mesin, tipe pekerjaan, tempat kerja, shift kerja dan suhu. b. Dimensi psikologis meliputi perbedaan kepribadian, individu, motivasi, kemampuan, pelatihan, kebiasaan, kebosanan, kondisi kesehatan umum dan hubungan antar manusia. 5)

Berpedoman bahwa kelelahan kerja adalah kelelahan yang bersifat umum yang dialami tenaga kerja yang ditandai oleh adanya penurunan kecepatan bereaksi dan adanya perasaan lelah pada tenaga kerja. 6) 2. Kelelahan ada Dua yaitu : a. Kelelahan Otot Ditandai dengan tremor perasaan nyeri dan pegal pada otot yang bersangkutan. b. Kelelahan Umum Ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk bekerja atau gairah bekerja menurun. 7) Beberapa tipe kelelahan yang bukan lelah otot dirumuskan sebagai berikut : 1) Lelah disebabkan oleh ketegangan fisik di semua organ (lelah fisik umum) 2) Lelah disebabkan ketegangan organ visual. 3) Lelah disebabkan kerja mental. 4) Lelah disebabkan ketegangan lewat satu sisi dari faktor psikomotor (lelah syaraf). 5) Lelah disebabkan oleh sejumlah faktor yang terus memerus membuat lelah (lelah kronis). Kelelahan yang berat dan terus menerus dapat menjurus pada lelah kronis. Rasa lelah tidak selalu hanya di sore hari sehabis kerja, terkadang terjadi sebelum pekerjaan dimulai. Gejala ini dapat dikenali pada orang yang memperlihatkan gejala-gejala : - Meningkatnya kejengkelan (tidak toleran, bersikap anti sosial) - Kecenderungan ke arah depresi (kebingunan tidak bermotif) Disamping efek psikologis ada pula gelagat ke arah keluhan non fisik termasuk dalam khasanah psikomatis seperti sakit kepala, pusing, terengah-engah, tidak nafsu makan, mual, insomnia, dan lain-lain. bila kondisi tersebut terjadi maka disebut juga kelelahan kronis. 8)

3. Tanda-tanda Kelelahan a. Kekuatan menurun. b. Sakit kepala. c. Susah berfikir atau konsentrasi. d. Mudah tersinggung. e. Gugup. f. Susah tidur. g. Waktu reaksi menurun. h. Mudah lupa. i. Kurang teliti. j. Mata lelah. k. Gangguan saluran pencernaan. l. Berat badan menurun, dan sebagainya. 9) 4. Jenis-jenis Kelelahan Kerja Berdasarkan Proses Terjadinya a. Kelelahan mendesak, misalnya karena secara tiba-tiba zat asam yang masuk ke dalam tubuh berkurang. b. Kelelahan kronis, misalnya orang yang sebenarnya lelah tetapi tetap bekerja sehingga kelelahan terus dideritanya dan tidak pernah menjadi segar kembali. c. Kelelahan tertunda, seseorang yang sudah lelah tetapi karena minum obat perangsang, maka kelelahan ini tidak terasa. Setelah efek obat perangsang habis, baru terasa lelah kembali. 9) 5. Penyebab Kelelahan a. Keadaan monoton. b. Beban dan lama kerja. c. Keadaan fisik lingkungan. d. Kondisi kejiwaan. e. Penyakit, perasaan sakit, gizi, dan lain-lain. 10) Kelelahan sering dikaitkan dengan kebosanan dan kemonotonan kerja, monotoni kerja mudah menimbulkan kejenuhan, bila

pada waktu panjang orang terus menerus harus melakukan gerak yang sama, maka sirkulasi darah menjadi terganggu, efisiensi kerja turun, dan orang menjadi cepat lelah. 10) Menurut Suma'mur PK. Semakin tinggi keterampilan yang dimiliki semakin efisien badan dan jiwa bekerja sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit yang dampaknya dapat mengurangi kelelahan kerja 3) 6. Pengukuran Kelelahan a. Reaction timer (Waktu Reaksi) Menghubungkan alat dengan sumber tenaga. Setelah itu alat ini dihidupkan dengan menekan tombol ON/OFF pada ON. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka 0000 dengan menekan tombol nol. Lalu pilih rangsang suara atau cahaya yang dikehendaki, kemudian subjek yang akan diperiksa menekan tombol subjek setelah melihat cahaya atau mendengar bunyi suara dari sumber rangsang. Untuk memberi rangsang pemeriksa menekan tombol pemeriksa. Setelah subjek menekan tombol subjek maka pada penampil langsung menunjuk angka waktu reaksi dengan satuan mili detik. Pemeriksaan ini dilakukan atau diulang sebanyak 20 kali kemudian catat keseluruhan hasil pada formulir, setelah selesai matikan alat dengan menekan tombol OFF dan melepas alat dari sumber tenaga. Cara menilai berdasarkan standar yang telah dibakukan yaitu waktu reaksi : a. 240 410 ms : pekerja mengalami kelelahan ringan. b. 410 580 ms : pekerja mengalami kelelahan sedang. c. > 580 ms : pekerja mengalami kelelahan berat. 16) b. Instrumen yang disusun oleh Setyawati (1994) yang berdasarkan dua indikator yaitu : 1) Waktu reaksi adalah waktu yang terjadi antara pemberi rangsang tunggal sampai timbulnya respon terhadap rangsang tersebut. 2) Perasaan lelah diukur dengan menggunakan Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2), merupakan instrumen yang

disusun dan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang keluhan subyektif yang diderita oleh TKI yang mengalami kelelahan kerja dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. 6) c. Lambatnya kemampuan mata untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya kontinyu dari frekuensi kerling mulus (flicker-fusion frequency) adalah keadaan yang menunjukkan terjadinya kelelahan. 16) d. Pendekatan tentang kemampuan konsentrasi Konsentrasi merupakan salah satu dari segi kemampuan berfikir, hasilnya dicerminkan dengan ketelitian dan kecepatan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Bahan uji yang dapat digunakan misalnya ketelitian dan kecepatan menghitung, mendengar, melihat, dan sebagainya. 16) B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelelahan 1. Faktor Dari Dalam Individu a. Usia Pada peningkatan usia akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. b. Jenis Kelamin Pada pekerja wanita terjadi siklus biologis setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya, sehingga menyebabkan tingkat kelelahan pada wanita lebih besar daripada tenaga pria. 19) c. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu unsur dalam penentuan kondisi fisik atau kualitas fisik seorang tenaga kerja, dan atau sekelompok masyarakat yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Ada beberapa cara penilaian status gizi yaitu : 1) Pemeriksaan klinis. 2) Pemeriksaan laborat (Hb darah). 3) Survey diet (makan). 4) Pemeriksaan bio fisik.

5) Pengukuran antopometri yaitu dengan pemeriksaan IMT. 11) Penilaian status gizi berdasarkan BMI (Body Mass Index) membagi status gizi menjadi empat yaitu kurus :<18.4 kg/m 2, normal :18,5-22,9 kg/m 2, berat badan lebih :23-24,9kg/m 2, obesitas :>25 kg/m 2. 12) 2. Faktor Luar a. Beban dan Masa Kerja Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan terjadi kontraksi otot melebihi kapasitas tubuh, sehingga hal ini dapat mempercepat kelelahan kerja. b. Lingkungan Kerja Faktor lingkungan yang mempengaruhi kelelahan adalah suhu, ventilasi, penerangan, dan kebisingan. Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja. Misalnya banyak hal yang dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, masa-masa libur dan rekreasi, dan lain-lain. Ergonomis dalam hal pengadaan tempat duduk, meja, dan bangku-bangku kerja sangat membantu. 13) Untuk menentukan lamanya seorang tenaga kerja bekerja dengan suatu tingkat pengerahan tenaga, dipergunakan kenyataan bahwa pengerahan tenaga maksimal dengan seluruh kapasitas aerobik dapat berlangsung hanya 4 menit, pengerahan tenaga dengan 1/3 kapasitas aerobik dapat berlangsung 480 menit sedangkan lamanya pengerahan tenaga pada suatu tingkat tertentu dapat dicari dari suatu grafik yang merupakan garis linear menggambarkan hubungan diantara lamanya kerja dengan tingkat pengerahan tenaga. Yang dimaksud dengan waktu pemulihan yaitu menunjukkan lamanya waktu diperlukan untuk istirahat hal ini dapat dihitung dari rumus :

M tp = 1 tb 4,2 tp : waktu pemulihan M : pengerahan tenaga dalam kilokalori per menit Tb : waktu bekerja. 13) Hampir di semua pabrik dan tempat kerja lainnya dimana pekerja melakukan pekerjaan satuan, ada beberapa diantara mereka yang sangat rajin dan berusaha untuk menambah penghasilan dengan tidak atau sedikit beristirahat. 8) Di samping hal-hal yang disebutkan di atas kelelahan juga sering disebabkan oleh posisi atau sikap kerja yang salah. Untuk memenuhi sikap tubuh dalam bekerja yang ergonomi perlu dibuat kriteria atau ukuranukuran baku tentang tempat duduk dan meja kerja dengan pedoman ukuran antopometri untuk orang Indonesia yang pada umumnya sebagai berikut : a. Tempat Duduk Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang bekerja dengan posisi duduk mendapat kedudukan yang mantap dan memberi relaksasi otot-otot yang tidak sedang dipakai untuk bekerja dan tidak mengalami penekanan-penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensitivitas bagian-bagian tersebut. 1) Tinggi tempat duduk (diukur dari lantai sampai permukaan atas bagian depan alas duduk) Kriteria : Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari panjang lekuk lutut sampai ke telapak kaki. Ukuran yang diusulkan 38 48 Cm. 2) Panjang alas duduk (diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan sandaran duduk dan permukaan atas alas duduk) Kriteria : Harus lebih pendek dari jarak lekuk lutut sampai garis pinggang. Ukuran yang diusulkan 36 Cm.

3) Lebar tempat duduk (diukur pada garis tengah alas melintang) Kriteria : Harus lebih besar dari lebar pinggul. 4) Sandaran Pinggang Faktor Pekerjaan Masa kerja Lama kerja Jenis pekerjaan Sikap kerja Beban kerja Kelelahan Faktor Lingkungan Kerja Iklim kerja Kebisingan Penerangan Kriteria : Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul. 5) Sudut alas duduk Kriteria : Sudut alas duduk dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan pada pekerja untuk melakukan gerakan dan posisi tertentu. 7) b. Meja Kerja Tinggi meja kerja disesuaikan dengan tinggi tempat duduk (tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah) c. Arah Penglihatan Untuk pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk arah penglihatan atau jarak pandang yang baik antara 32 44 derajat ke bawah. Arah ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat. 15) C. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi 2,3,4,9,11,12. D. Kerangka Konsep E. Hipotesis Ada hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja Umum pada pekerja bagian pembungkusan di pabrik jenang Mubarok Kudus. Kapasitas kerja Status gizi Riwayat sakit Keterampilan Umur Jenis kelamin Psikologis Variabel Bebas Masa Kerja Variabel Terikat Kelelahan Umum Variabel Pengganggu - Umur - Status gizi - iklim kerja - lama kerja