PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity of Sorghum ( (L) Moench and (piper) stafp) ACHMAD FANINDI, SITI YUHAENI dan WAHYU H. Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 ABSTRACT Sorgum is one of crop which can be made a forage and the seed be consumed by human being, or upon which subsitution maize for poultry. This crop adapted to dry season and short-lived. So we require to be conducted by a research to know sorgum productivity and growth givenly is combination fertilize N, P, K and Ca use different dose. So that obtained by a optimum dose for the growth and produce forage and seed. Research conducted at Ciawi. Research device used is Split Plot, consisted of 3 replication and 13 treatment. As main plot is two type sorgum and sub plot is combination fertilize N, P, K and Ca. Type of sorghum is (L) Moench and (Piper) Stafp, crop planted in pot with diameter 28 Cm. Plant media is soil by ciawi (latosol). Parameters recorded were, amount of leaf, moist weight of leaf, dry weight leaf, moist and dry weight steem, flower initiation, seed production and forage production. Results indicated that type sorgum and fertilization significant (P<0,05) affect to growth, produce forage and seed. Fertilization combination suggested to both types of sorgum (Sorghum Bicolor (L) Moench and Sorghum sudanense ( Piper) Stafp) at soil of Ciawi (latosol) is 200-300 kg/ha urea, 100-200 kg/ha TSP, 100-300 Kg/Ha KCL addition CaCo3 5 ton. Key Words: Sorgum, fertilization, production ABSTRAK Sorgum adalah salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai hijauan pakan ternak dan bijinya bisa dikonsumsi oleh manusia, atau sebagai bahan subsitusi jagung untuk pakan unggas. Tanaman ini juga tahan terhadap musim kemarau dan berumur pendek. Dengan keunggulan tanaman sorgum tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pertumbuhan dan produktivitas tanaman sorgum dengan memberikan kombinasi pupuk N, P, K dan Ca menggunakan dosis yang berbeda. Sehingga diperoleh dosis yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi biomassa hijauan serta produksi biji tanaman sorgum. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Balai Penelitian Ternak, Ciawi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot) terdiri dari 3 ulangan dan 13 perlakuan. Sebagai petak utama adalah dua jenis sorgum dan anak petak adalah kombinasi pupuk N, P, K dan Ca yang berbeda. Jenis sorgum yang digunakan adalah (L) Moench dan (Piper) Stafp, tanaman ditanam di dalam pot berdiameter 28 cm dengan menggunakan tanah Ciawi sebagai media tanam. Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar daun, bobot kering daun, bobot segar dan kering batang, inisiasi bunga, produksi biji dan produksi hijauan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jenis tanaman sorgum dan pemupukan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan, produksi biomassa hijauan dan produksi biji tanaman sorgum. Kombinasi pupuk yang dianjurkan untuk kedua jenis sorgum ( (L) Moench dan (Piper) Stafp) pada tanah Ciawi adalah 200-300 Kg/Ha urea, 100 200 kg/ha TSP, 100 300 kg/ha KCl dan penambahan CaCO 3 sebanyak 5 ton. Kata Kunci: Sorgum, Pemupukan, Produksi 872
PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan peternakan tidak bisa dilepaskan dari ketersediaan pakan yang berkualitas dan kontinyu. Hijauan adalah salah satu pakan, ruminansia yang harus berkualitas dan selalu tersedia, karena hijauan merupakan salah satu komponen penyumbang serat kasar yang tidak bisa digantikan pada ruminansia. Namun selalu ditemukan kendala dalam penyediaan hijauan yang berkualitas dan berkelanjutan. Salah satu kendala adalah kurangnya lahan subur/produktif yang diperuntukan untuk penanaman hijauan pakan ternak (HPT), karena penggunaan lahan produktif biasanya ditanami oleh tanaman yang nilai ekonomisnya lebih tinggi. Selain itu terbatasnya pengetahuan peternak terhadap hijauan pakan ternak, mengakibatkan ketergantungan terhadap salah satu hijauan yang sudah terbiasa diberikan. Padahal lebih dari 100 spesies tanaman bisa digunakan sebagai sumber hijauan pakan ternak. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui teknologi penanaman HPT, yang tepat pada lahan yang kurang subur dan penganekaragaman tanaman yang bisa digunakan sebagai sumber hijauan pakan ternak. Kendala yang dihadapi pada penanaman HPT pada lahan yang kurang subur adalah kurang tersedianya unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, oleh karena itu perlu adanya pemberian unsur -unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dengan cara pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sesuai dengan peranannya yang cukup penting, penggunaan pupuk N, P, K dan Ca diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan unsure-unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi hijauan pakan ternak. Selain itu diharapkan dapat diketahui pengkombinasian pupuk N, P, K dan Ca untuk salah satu jenis hijauan pakan ternak. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai hijauan pakan ternak adalah Sorgum, karena sorgum mempunyai daerah adaptasi yang sangat luas, toleransi terhadap kekeringan dan tahan terhadap genangan air, serta mempunyai resiko gagal oleh hama penyakit relatif kecil (DAHLAN et al., 1986). Selain itu daun dan batang sorgum merupakan pakan hijauan yang baik karena kandungan nutrisinya lebih baik dibandingkan dengan rumput gajah (SUMANTRI, 1995). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui respon dari kombinasi dosis pupuk N, P, K dan Ca terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sorgum pada tanah Ciawi, karena tanah ciawi memiliki ph tanah asam, kandungan N sedang, P tinggi dan K rendah. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan acuan untuk memperluas teknologi budaya tanaman sorgum sebagai hijauan pakan ternak. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Ternak Ciawi, dengan bahan yang digunakan adalah biji dan varietas local, media tanam adalah tanah ciawi dan hasil analisa tanah dapat dilihat pada table 1, pupuk yang digunakan adalah urea (kadar N 45%), TSP (kadar P 46%), KCl (kadar K 50%) dan CaCO 3 untuk perlakuan pengapuran serta pupuk kandang sebagai pupuk dasar untuk semua perlakuan dengan dosis 5 ton/ha. Media tanam, diisikan ke dalam pot dengan diameter 28 cm sebanyak 8 kg, banyaknya pot yang digunakan adalah 78 pot, pot dibagi menjadi 6 plot, setiap plot terdiri 13 pot sesuai dengan jumlah perlakuan. perlakuan yang digunakan adalah 100 atau 200 atau 300 kg/ha untuk pupuk N. Pupuk p sebanyak 100 atau 200 kg/ha dan Pupuk K sebanyak 100 atau 300 kg/ha. Sementara itu, pemberian kapur sebanyak 5 ton/ha. Pembagian perlakuan secara lebih rinci dengan berbagai dosis pupuk adalah: N 0 P 0 K 0 Ca 0 N 100 P 100 K 100 Ca 5000 N 100 P 100 K 100 Ca 0, N 100 P 200 K 300 Ca 5000 N 100 P 200 K 300 Ca 0 N 200 P 100 K 100 Ca 5000 N 200 P 100 K 100 Ca 0 N 200 P 200 K 300 Ca 5000 N 200 P 200 K 300 Ca 0 N 300 P 100 K 100 Ca 5000 N 300 P 100 K 100 Ca 0 N 300 P 200 K 300 Ca 5000 N 300 P 200 K 300 Ca 0 873
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Split Plot yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis sorgum sebagai petak utama dan faktor kedua adalah kombinasi pupuk sebagai anak petak. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan kering daun, bobot batang segar dan kering, diameter batang, inisiasi bunga, produksi biji dan produksi hijauan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman Tinggi tanaman dua jenis sorgum dan kombinasi perlakuan dosis pupuk Tabel 1. yang menunjukkan bahwa pada umur 4 minggu kombinasi pupuk berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman. Kombinasi pupuk N 300 P 200 K 300 Ca 0, memberikan tinggi tanaman yang tertinggi yaitu 126 cm, tinggi tanaman ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali perlakuan N 0 P 0 K 0 Ca 0, N 100 P 100 K 100 Ca 0, dan N 300 P 200 K 300 Ca 5000. Ini menunjukkan bahwa dua jenis tanaman sorgum ini masih bisa memberikan tinggi tanaman yang baik pada dosis lebih rendah, karena kandungan N pada tanah Ciawi yang masih tergolong sedang dan P yang tinggi. Pemberian N 100 dan 200 Kg/ha dan P 100 Kg/ha masih memberikan pengaruh yang baik untuk tinggi tanaman sorgum. Sementara itu, pemberian K harus lebih tinggi, karena kandungan K dalam tanah Ciawi yang rendah. Sementara itu, kombinasi pupuk dengan dosis N 100 P 100 K 100 Ca 0 menunjukkan tinggi yang terendah yaitu 77,42 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pada umur 4 minggu sorgum dalam pertumbuhan yang cepat, sehingga memerlukan unsur hara yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Kombinasi pupuk dengan dosis yang tinggi memberikan rataan tinggi tanaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan tinggi tanaman pada kombinasi pupuk yang lebih rendah. Pada minggu ke 4 juga menunjukkan penggunaan tanpa kapur menghasilkan tinggi tanaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan kapur, hal ini diduga karena tanah ciawi dengan ph 5-6 masih sesuai untuk pertumbuhan sorgum, sesuai dengan RISMUNANDAR (1986) yang mengatakan bahwa ph tanah yang cocok untuk pertumbuhan sorgum yaitu antara 5,5 6. Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman sorgum Rataan tinggi tanaman (cm) 2 minggu 4 minggu 6 minggu 8 minggu 60.59 58,76 117,1 93.94 219,0 191,5 246,4 243,9 Dosis Pupuk N 0 P 0 K 0 Ca 0 50,02 85,35 ab 181,20 226,30 N 100 P 100 K 100 Ca 0, 47,68 77,42 a 159,30 225,40 N 200 P 100 K 100 Ca 0 68,87 122,20 d 225,30 246,20 N 300 P 100 K 100 Ca 0 59,72 118,60 d 205,00 244,20 N 100 P 200 K 300 Ca 0 65,83 102,50 abcd 215,70 256,00 N 200 P 200 K 300 Ca 0 65,37 114,90 cd 226,00 265,00 N 300 P 200 K 300 Ca 0 70,47 126,00 d 226,50 253,80 N 100 P 100 K 100 Ca 5000 63,48 106,00 bcd 210,30 241,50 N 200 P 100 K 100 Ca 5000 50,35 98,50 abcd 198,80 237,50 N 300 P 100 K 100 Ca 5000 67,37 114,00 cd 219,90 251,20 N 100 P 200 K 300 Ca 5000 56,03 108,20 bcd 196,50 241,80 N 200 P 200 K 300 Ca 5000 55,05 111,20 bcd 203,00 257,00 N 300 P 200 K 300 Ca 5000 55,50 87,35 ab 200,40 240,30 874
Pada umur 2, 8 dan 6 minggu kombinasi pupuk tidak memberikan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman, karena pada umur 2 minggu diduga tanaman belum optimal dalam menyerap hara. Sementara itu, pada umur 6 dan 8 minggu unsur hara sudah terbagi untuk pembentukan bunga, biji muda dan pembesaran batang sehingga tidak memberikan pengaruh yang nyata pada tinggi tanaman. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat perlakuan jenis tanaman sorgum tidak berbeda nyata, hal ini menunjukkan bahwa 2 jenis sorgum mempunyai pertumbuhan yang relatif sama dalam 8 minggu. Bobot segar daun kombinasi pupuk dan jenis sorgum berpengaruh secara nyata terhadap bobot segar daun pada pemanenan 1 dan 2 tertera pada Tabel 2. Pada pemanenan pertama bobot segar S. bicolor lebih baik jika dibandingkan dengan S. sudanense karena ukuran daun S. bicolor lebih besar jika dibandingkan dengan S. Sudanense sehingga sangat berpengaruh terhadap bobot segar daunnya. Sementara itu, pada panen ke dua rataan bobot segar daun S. Sudanense lebih bobot jika dibandingkan dengan S. Bicolor, karena pada panen ke 2 S. Sudanense sudah memiliki jumlah anakan dan cabang yang lebih banyak jika dibandingkan pada panen 1 sehingga bobot segar daunnya lebih berat. kombinasi pupuk berpengaruh terhadap bobot segar daun. Kombinasi pupuk pada pemanenan pertama menunjukkan perbedaan yang nyata antara perlakuan, dimana kombinasi pupuk N 200 P 200 K 300 tanpa Ca memberikan bobot segar daun tertinggi (20,85 g) dan terendah pada kombinasi pupuk N 0 P 0 K 0 tanpa Ca yaitu 8,323 g. Hal ini menunjukkan bahwa pemberiaan pupuk berpengaruh terhadap bobot segar daun, dimana bobot segar yang dihasilkan dua kali lebih banyak dibandingkan tanpa pemupukan. Pemanenan kedua menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk N 300 P 100 K 100 Ca+ menghasilkan bobot segar daun tertinggi yaitu 34,69 g, sedangkan bobot segar terendah dihasilkan oleh kombinasi pupuk N 0 P 0 K 0 tanpa Ca, yaitu 12,99 g. Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap bobot segar daun tanaman sorgum Rataan bobot segar daun (g) Panen 1 Panen 2 Total 7,99 b 18,48 a 32,10 a 15,49 b 40,09 33,97 N 0 P 0 K 0 Ca 0 8,23 e 12,99 f 21,22 f N 100 P 100 K 100 Ca 0, 8,37 de 19,37 def 28,16 ef N 200 P 100 K 100 Ca 0 16,19 abcd 19,97 def 36,16 bdce N 300 P 100 K 100 Ca 0 16,50 abc 25,31 bcd 41,81 abcd N 100 P 200 K 300 Ca 0 10,37 de 15,79 ef 26,67 ef N 200 P 200 K 300 Ca 0 20,85 a 23,35 cde 44,20 abc N 300 P 200 K 300 Ca 0 19,12 ab 27,24 abcd 46,36 ab N 100 P 100 K 100 Ca 5000 13,75 abcde 18,31 def 32,06 def N 200 P 100 K 100 Ca 5000 8,37 de 29,03 abc 37,40 abcde N 300 P 100 K 100 Ca 5000 13,50 abcde 34,69 a 48,19 a N 100 P 200 K 300 Ca 5000 12,40 bcde 21,23 cdef 33,63 cde N 200 P 200 K 300 Ca 5000 11,85 bcde 28,97 abc 40,82 bcde N 300 P 200 K 300 Ca 5000 11,57 bcde 33,14 ab 44,71 abc 875
Pada pemanenan total, rataan bobot segar daun tertinggi dicapai pada kombinasi pupuk N 300 P 100 K 100 Ca+ yaitu 48,19 g, hasil ini lebih baik jika dibandingkan dengan kombinasi pupuk N 0 P 0 K 0 tanpa Ca. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan dosis N lebih berpengaruh terhadap bobot segar daun, dikarenakan fungsi N yang dapat memacu pertumbuhan daun (EFFENDI, et al. 1995). Selanjutnya EFFENDI et al. (1995) menyatakan bahwa peningkatan dosis dari 75 kg/ha N menjadi 120 kg/ha dapat meningkatkan bobot segar tanaman sorgum dari 30,5 menjadi 38,1 ton/ha Bobot kering daun Dari Tabel 3, bahwa pada panen ke-1 rataan bobot kering daun S. bicolor lebih baik jika dibandingkan dengan S. sudanense, sedangkan pada panen ke-2 rataan bobot kering daun S. sudanense lebih baik jika dibandingkan dengan S. bicolor. Sementara itu, pada panen total kedua jenis sorgum tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. kombinasi pupuk pada pemanenan ke-1 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangkan pada pemanenan ke-2 perlakuan kombinasi pupuk menunjukkan perbedaan yang nyata. Kombinasi pupuk N 300 P 100 K 100 Ca +, menghasilkan rataan bobot kering daun tertinggi (10,74) dan terendah pada kombinasi pupuk N 100 P 100 K 100 tanpa Ca yaitu 4,153. Perbedaan ini disebabkan kombinasi pupuk dengan dosis N tinggi akan mempengaruhi kemampuan daun dalam menyimpan akumulasi hasil fotosintesis dan unsur hara yang dimanfaatkan oleh tanaman Produksi hijauan Produksi hijauan adalah total jumlah serta daun dan batang yang dapat dikonsumsi oleh ternak. Produksi hijauan tertera pada Tabel 4. Tabel 3. Pengaruh perlakuan terhadap bobot kering dauntanaman sorgum Bobot kering daun (g) Panen 1 Panen 2 Total 1,89 a 4,86 b 4,64 a 9,49 10,18 12,08 N 0 P 0 K 0 Ca 0 2,55 5,41 ab 7,67 ab N 100 P 100 K 100 Ca 0, 2,11 4,15 a 6,26 a N 200 P 100 K 100 Ca 0 3,93 6,67 abcd 10,60 bcde N 300 P 100 K 100 Ca 0 4,08 7,34 abcde 11,43 bcde N 100 P 200 K 300 Ca 0 3,11 4,83 a 7,94 ab N 200 P 200 K 300 Ca 0 5,42 6,79 abcd 12,22 cde N 300 P 200 K 300 Ca 0 4,59 8,95 cdef 13,53 de N 100 P 100 K 100 Ca 5000 3,11 5,99 abc 9,49 abc N 200 P 100 K 100 Ca 5000 2,07 8,66 bcdef 10,72 bcde N 300 P 100 K 100 Ca 5000 2,97 10,74 f 13,71 de N 100 P 200 K 300 Ca 5000 3,30 6,80 abcd 10,10 bcd N 200 P 200 K 300 Ca 5000 3,88 10,38 ef 14,26 e N 300 P 200 K 300 Ca 5000 2,68 9,63 def 12,31 cde b 876
Tabel 4. Pengaruh perlakuan terhadap produksi hijauantanaman sorgum Produksi hijauan (g) Bobot segar Bobot kering 106,30 a 154,90 b 36,87 45,91 N 0 P 0 K 0 Ca 0 74,59 a 21,39 a N 100 P 100 K 100 Ca 0, 94,69 ab 25,10 ab N 200 P 100 K 100 Ca 0 134,2 bcde 45,46 bcd N 300 P 100 K 100 Ca 0 139,50 bcde 39,73 abcd N 100 P 200 K 300 Ca 0 102,80 abc 33,12 abc N 200 P 200 K 300 Ca 0 161,80 e 56,77 d N 300 P 200 K 300 Ca 0 146,20 cde 46,76 cd N 100 P 100 K 100 Ca 5000 131,90 bcde 42,09 abcd N 200 P 100 K 100 Ca 5000 113,90 abcd 31,90 abcd N 300 P 100 K 100 Ca 5000 156,90 de 50,15 cd N 100 P 200 K 300 Ca 5000 125,70 bcde 42,35 abcd N 200 P 200 K 300 Ca 5000 143,50 cde 46,83 cd N 300 P 200 K 300 Ca 5000 171,70 e 56,77 d dan kombinasi pupuk berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi hijauan segar. S. bicolor mempunyai rataan produksi hijauan yang lebih baik, yaitu (154,9 g) dibandingkan dengan rataan produksi hijauan S. sudanense (106,3 g) tertera pada Tabel 4. Sementara itu, kombinasi pupuk N 300 P 200 K 300 Ca+ menghasilkan produksi hijauan tertinggi, yaitu 171,7 g dan produksi terendah pada kombinasi pupuk N 0 P 0 K 0 Ca 0 yaitu 74,59 g. Hal ini menunjukkan dengan kombinasi pupuk N 300 P 200 K 300 Ca+ menghasilkan produksi hijaun segar 2 kali lipat dibandingkan tanpa pemupukkan. Kombinasi pupuk juga berpengaruh nyata terhadap produksi bahan kering hijauan (P<0,05) dimana pemupukkan menghasilkan produksi hijauan yang lebih baik jika dibandingkan dengan produksi hijauan pada tanaman yang tidak mendapatkan pemupukan. Insiasi bunga, pembentukan dan produksi biji Inisiasi berbunga, pembentukan biji dan produksi biji tanaman tertera pada Tabel 5. sorgum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap insiasi bunga, dimana S. sudanense insiasi bunganya lebih cepat dibandingkan dengan S. bicolor, hal ini diduga karena laju pertumbuhan S.sudanense lebih cepat jika dibandingkan dengan S. bicolor sehingga mempengaruhi terbentuknya insiasi bunga. Sementara itu, kombinasi pupuk tidak berpengaruh terhadap pembentukan biji muda, tua dan insiasi bunga, dikarenakan pemberian unsur hara, terutama P dan K sudah memadai. Produksi biji dipengaruhi secara nyata (P<0,05) oleh jenis tanaman sorgum dan kombinasi pemupukan. Produksi biji S. bicolor lebih baik (P<0,05) jika dibandingkan dengan S. sudanense. Hal ini disebabkan dari sifat genetisnya biji S. bicolor ukurannya lebih besar sehingga akan berpengaruh terhadap bobot segar dan bobot keringnya. Sementara itu, kombinasi pupuk NPK dengan menggunakan Ca lebih baik (P<0,05) jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan pupuk (N 0 P 0 K 0 Ca) terhadap produksi biji sorgum. 877
Tabel 5. Pengaruh perlakuan terhadap insiasi bunga, pembentukan biji dan produksi biji tanaman sorgum. Insiasi bunga (hari) Rataan pembentukan biji (hari) Produksi biji Muda Tua Biji kotor Biji bersih S. sudanense S. bicolor 55,67 a 65,64 b 72,28 79,21 103,1 103,4 15,99 a 30,29 b ab 11,00 25,59 b N 0 P 0 K 0 Ca 0 64,33 79,00 104,2 12,28 a 9,68 a N 100 P 100 K 100 Ca 0, 63,33 79,33 103,3 21,02 bc 14,58 ab N 200 P 100 K 100 Ca 0 56,67 73,33 99,50 22,66 bc 19,35 bc N 300 P 100 K 100 Ca 0 57,50 77,33 105,7 27,44 bc 18,83 bc N 100 P 200 K 300 Ca 0 62,17 76,17 103,3 19,54 ab 16,17 bc N 200 P 200 K 300 Ca 0 62,17 76,17 101,8 22,26 bc 18,52 bc N 300 P 200 K 300 Ca 0 58,17 73,33 99,50 26,72 bc 21,63 c N 100 P 100 K 100 Ca 5000 63,00 77,00 101,8 19,25 ab 14,90 ab N 200 P 100 K 100 Ca 5000 60,50 78,17 105,7 27,82 c 21,66 c N 300 P 100 K 100 Ca 5000 59,50 75,33 105,7 27,05 bc 21,77 c N 100 P 200 K 300 Ca 5000 60,50 76,17 103,3 26,44 bc 19,13 bc N 200 P 200 K 300 Ca 5000 60,67 75,33 101,8 23,18 bc 19,08 bc N 300 P 200 K 300 Ca 5000 60,00 81,00 106,5 25,14 bc 20,61 c KESIMPULAN Pemupukan NPKCa menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemupukan, kombinasi pupuk berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman umur 4 minggu, bobot segar dan kering daun, produksi hijauan dan biji. Kombinasi pupuk yang dianjurkan untuk Sorgum sudanense dan bicolor pada tanah Ciawi adalah N 200-300 kg/ha, P 100-200 kg/ha, K 100 300 g/ha dan penambahan kapur (Ca) sebanyak 5 ton/ha. sorgum berpengaruh terhadap bobot segar dan kering daun, total produksi hijauan, inisiasi bunga dan produksi biji. Secara umum diasumsikan bahwa pengaruh pemupukan terhadap 2 jenis sorgum tampak berbeda, baik untuk pertumbuhan maupun produksi biomassa hijauan dan produksi biji. DAFTAR PUSTAKA DAHLAN, M., HARIYONO dan P. SOEPANGAT. 1986. Produktivitas Pertanaman Ratun Galur-Galur Sorgum Introduksi. Penelitian Palawija 1(1). EFFENDI, NAWAWI, BASUKI dan DEWI. 1995. Tanggapan Tiga Varietas Sorgum Manis Terhadap Pemupukan Nitrogen Pada Tanah Aluvial, Pasuruan. Tanaman Sorgum. Edisi Khusus Balitkabi.No 4. 1995 RISMUNANDAR. 1989. Sorgum Tanaman Serba Guna. Sinar Baru. Bandung. SUMANTRI. 1995. Nilai Nutrisi Daun dan Batang Tanaman Sorgum Manis Sebagai Hijauan Pakan Ternak. Tanaman Sorgum. Edisi Khusus Balitkabi. No, 4. 1995. hlm. 287 292. 878