BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

I. PENDAHULUAN. Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh ke

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa fase perkembangan dinamis dalam

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

(Nurul Azmi) Nim

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diandalkan dalam pembangunan nasional. Sebagai modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun, dan

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Siklus haid normal dapat dipahami dengan mudah dengan membaginya menjadi tiga fase yaitu fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal. Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut: pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH (Saryono dan Sejati, 2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore, antara lain usia menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, olahraga, riwayat keluarga dan status gizi. Faktor-faktor diatas merupakan pemicu terjadinya dismenore pada remaja putri. Selain itu ketika seorang remaja mengalami dismenore, kegiatan atau aktifitas fisik yang berlebih akan semakin memperparah kejadian dismenore (Anurogo dan Wulandari, 2011). Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan ginekologis akibat ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang paling sering terjadi pada wanita.

Wanita yang mengalami dismenore memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak dari wanita yang tidak dismenore. Penyebab lain dismenore dialami wanita dengan kelainan tertentu, misalnya endometrius, infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim, apendisitis, kelainan organ pencernaan bahkan kelainan ginjal (Prayitno, 2014). Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenore. Dampak yang terjadi jika dismenore tidak ditangani maka patologi (kelainan atau gangguan) yang mendasari dapat memicu kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan. Selain itu konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan dapat memainkan peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing (Anurogo dan Wulandari, 2011). Remaja putri yang mengalami gangguan nyeri menstruasi sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan remaja putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011). Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Walau pada umumnya tidak berbahaya, 2

namun dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tertentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bersekolah atau bekerja, namun adapula yang tak kuasa beraktifitas (Proverawati dan Misaroh, 2009). Hasil penelitian Omidvar (2012), di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore (p=0,01). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari sebanyak 94,2% terjadi pada remaja umur 12-17 tahun sebesar 59,7%, dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang dan 12% dismenore berat yang mengakibatkan 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah. Hasil penelitian Badawi (2005), di Mesir menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore (p=0,033). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari sebanyak 79,9%, dengan derajat kesakitan 55,3% dismenore ringan, 30% dismenore sedang dan 14,8% dismenore berat. Hasil penelitian Unsal, et al. (2010), di Turki menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer (p=0,010). Responden yang mengalami dismenore terbanyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari sebanyak 69,6%. Hasil penelitian Hasrinta dan Pajeriaty (2014), di SMAN 21 Makasar menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian 3

dismenore primer (p=0,029). Responden yang mengalami dismenore terbanyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 62,0%. Hasil penelitian Fitriana dan Rahmayani (2013), di Akademi Kebidanan Meulaboh menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer (p=0,047). Responden yang mengalami dismenore terbanyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 88,6%. Hasil penelitian Sophia, et al. (2013), yang dilakukan di SMK Negeri 10 Medan, menunjukkan bahwa hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer (p=0,03). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 83,7%. Berbeda dengan hasil penelitian Shinta, et al. (2014), yang dilakukan di SMA Negeri 2 Medan, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer ( p=0,116). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada usia menarche 12 tahun sebanyak 86,4%. Hasil penelitian Sophia, et al. (2013), yang dilakukan di SMK Negeri 10 Medan, menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer (p=0,046). Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari sebanyak 87,2%. Berbeda dengan hasil penelitian Utami, et al. (2012) pada Siswi SMA Negeri 1 Kahu di Kabupaten Bone yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore (p=0,324). 4

Responden yang mengalami dismenore paling banyak terjadi pada lama menstruasi 7 hari (86,5%). Masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih dalam mengenai ada tidaknya hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK negeri 4 Surakarta. Masalah dismenore yang dialami perempuan dapat menyebabkan berbagai masalah antara lain; bagi remaja putri kejadian dismenore sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar, bahkan tidak masuk sekolah, prestasinya kurang baik, sulitnya berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan ketika haid, konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan. Selain itu dampak dismenore yang tidak ditangani dari dini maka dapat memicu terjadinya kemandulan, bahkan kematian (Anurogo dan Wulandari, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 06 Juli 2015 yang dilakukan di tiga sekolahan yaitu SMK Negeri 4 Surakarta, SMK Negeri 7 Surakarta dan SMK Batik 1 Surakarta dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada 10 siswi dari kelas X dan XI pada masing-masing sekolahan. Dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner diketahui 10 siswi dari kelas X dan XI di SMK Negeri 4 Surakarta mengaku selalu mengalami nyeri ketika menstruasi, sedangkan untuk siswi SMK Negeri 7 dan SMK Batik 1 Surakarta hanya 8 responden yang mengaku selalu mengalami nyeri 5

ketika menstruasi, sedangkan yang 2 siswi kelas XI menjawab kadangkadang. Selain itu dilihat dari jumlah murid perempuan kelas X dan XI dari ketiga sekolahan, SMK Negeri 4 Surakarta memiliki jumlah murid perempuan paling banyak yakni 714 siswi, dibandingkan dengan SMK Negeri 7 Surakarta yakni 394 siswi dan SMK Batik 1 Surakarta yakni 450 siswi. Disamping itu alasan peneliti memilih siswa perempuan kelas X dan XI SMK sebagai responden penelitian yakni karena siswi kelas X dan XI SMK sebagian besar sudah masuk dalam usia menarche dibandingkan dengan siswi SMP yang belum sepenuhnya memasuki usia menarche, sehingga data yang diambil lebih valid. Berdasarkan uraian dari fenomena diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Hubungan antara usia menarche dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas sehingga dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu Apakah ada hubungan antara usia menarche dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta? 6

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dan lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran usia menarche, lama mensturasi dan kejadian dismenore primer. b. Untuk mengetahui hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. c. Untuk mengetahui hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Remaja Putri SMK Negeri 4 Surakarta Sebagai bahan masukan agar remaja mengetahui bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi nyeri ketika menstruasi. 2. SMK Negeri 4 Surakarta Sebagai bahan masukan pada instansi yang bersangkutan mengenai pengetahuan usia menarche, lama menstruasi dan kejadian dismenore primer. Selain itu untuk menambah literatur atau bahan bacaan di 7

perpustakaan mengenai usia menarche, lama menstruasi dan dismenore primer sekaligus sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Puskesmas Manahan Sebagai bahan masukan agar lebih aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan dan sosialisasi tentang dismenore kepada siswi mengenai pengetahuan tentang penyebab, gejala dan cara mengurangi nyeri dismenore. 4. Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan skripsi di Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8