BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang, untuk menyelenggarakan pelayanan perizinan dan non perizinan telah dibentuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang; b. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dalam menyelenggarakan pelayanan terpadu satu pintu Bupati melimpahkan kewenangan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang; c. bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, pelimpahan kewenangan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang sebagaimana dimaksud pada huruf b, ditetapkan dengan Peraturan Bupati; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasiam Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang; Mengingat
-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 8. Peraturan...
-3-8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 11. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2016 Nomor 1611); 14. Peraturan Bupati Nomor 95 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang (Berita Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2016 Nomor 95); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN TANGERANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Pemerintah...
-4-2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Tangerang. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang. 6. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang. 7. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan peraturan Daerah atau peraturan perundang-undangan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. 8. Perizinan adalah segala bentuk persetujuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Non Perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 10. Pendelegasian Wewenang adalah penyerahan tugas, hak, kewajiban, dan pertanggung jawaban Perizinan dan Non Perizinan, termasuk penandatanganannya atas nama penerima wewenang. 11. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan publik dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. 12. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan. BAB II...
-5- BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum bagi Dinas dalam menyelenggarakan Perizinan dan Non Perizinan. (2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang Perizinan dan Non Perizinan, guna memperpendek proses pelayanan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini, meliputi: a. pendelegasian penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan; b. penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan; dan c. pengawasan dan pelaporan. BAB IV PENDELEGASIAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 4 Pendelegasian penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, meliputi: a. penerimaan dan pemrosesan permohonan penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan yang diajukan sesuai dengan Standar Pelayanan; b. penerbitan produk penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; c. penolakan permohonan penyelenggaraan yang tidak memenuhi persyaratan Standar Pelayanan; d. penandatanganan dokumen Perizinan dan Non Perizinan; e. pencabutan dokumen Perizinan dan Non Perizinan yang telah diterbitkan; f. penerimaan dan pengadministrasian biaya jasa pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan g. penetapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan. BAB V...
-6- BAB V PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 5 (1) Penandatanganan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d, meliputi: a. penandatanganan Perizinan, terdiri atas: 1. izin prinsip penanaman modal; 2. izin prinsip perluasan penanaman modal; 3. izin prinsip perubahan penanaman modal; 4. izin prinsip penggabungan penanaman modal perusahaan; 5. izin pemanfaatan penggunaan tanah dan rencana tapak rinci (site plan); 6. izin usaha tetap; 7. izin usaha industri; 8. izin perluasan industri; 9. izin usaha industri kecil; 10. izin usaha kawasan industri; 11. perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing untuk tenaga kerja asing yang wilayah kerjanya dalam wilayah Daerah; 12. izin pembangunan dan pengembangan perumahan; 13. izin usaha jasa konstruksi; 14. izin reklame; 15. izin tempat penjualan minuman beralkohol; 16. izin usaha perdagangan; 17. izin usaha toko modern; 18. izin usaha pusat perbelanjaan; 19. izin usaha pengelolaan pasar tradisional; 20. izin penyelenggaraan parkir; 21. izin trayek dalam wilayah Daerah; 22. izin usaha angkutan; 23. izin pemasangan tiang pancang; 24. izin galian; 25. izin jalan masuk; 26. izin sarana kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik, apotik rakyat, optik, pengobat tradisional, laboratorium, toko obat/pedagang obat eceran, radiologi); 27. izin usaha mikro obat tradisional; 28. izin lembaga pelatihan kerja skala Daerah; 29. izin lembaga penempatan tenaga kerja swasta dalam 1 (satu) Daerah; 30. izin usaha simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam Daerah; 31. izin pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas koperasi simpan pinjam untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam Daerah; 32. izin...
-7-32. izin pendaurulangan sampah/pengolahan sampah, pengangkutan sampah, dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta; 33. izin usaha pertanian yang kegiatan usahanya dalam Daerah; 34. izin usaha pengecer (took, retail, sub distributor) obat hewan; 35. izin usaha peternakan; 36. izin penyelenggaraan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan; 37. izin usaha perikanan (pembudidayaan ikan dan penangkapan ikan); 38. surat izin penangkap ikan 5-10 GT (groos tonnage); 39. surat izin kapal pengangkut ikan; dan 40. izin pembuangan limbah cair. b. penandatanganan Non Perizinan, terdiri atas: 1. surat tanda daftar kapal 0-5 GT (groos tonnage); 2. tanda daftar gudang; 3. tanda daftar usaha pariwisata; 4. surat tanda pendaftaran waralaba; 5. sertifikat laik fungsi; 6. tanda daftar perusahaan; 7. rekomendasi usaha kecil obat tradisional; 8. rekomendasi perbekalan kesehatan rumah tangga; 9. sertifikat laik higiene sanitasi rumah makan/restauran/jasa boga; 10. sertifikat laik higiene sanitasi depot air minum; 11. rekomendasi penyalur alat kesehatan; 12. rekomendasi pengusaha besar farmasi; 13. rekomendasi pest control; dan 14. sertifikat produksi pangan industri rumah tangga. BAB VI PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 6 Pengawasan atas penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Bupati sesuai dengan tingkat urusan pemerintahan melalui mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Pasal 7 Pelaporan terhadap Izin dan/atau Non Izin yang sudah diterbitkan menjadi tanggung jawab Dinas. Pasal 8 Kepala Dinas wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, secara berkala atau sewaktu-waktu jika diperlukan. BAB VII...
-8- BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 9 (1) Pemberian pertimbangan teknis perizinan yang menjadi fungsi Perangkat Daerah teknis, dilakukan dengan menugaskan personel dalam keanggotaan Tim Teknis. (2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk dengan Keputusan Bupati. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 10 Izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini tetap berlaku sampai dengan habis berlakunya izin. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, semua ketentuan peraturan perundang-undangan Daerah yang mengatur mengenai penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan di Daerah dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini. Pasal 12 Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan diatur dalam Peraturan Bupati tersendiri. Pasal 13 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku: a. Keputusan Bupati Nomor: 503/Kep.12-Huk/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan yang diselenggarakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang; b. Keputusan Bupati Nomor Nomor: 503/Kep.57-Huk/2015 tentang Pendelegasian sebagian Kewenangan Penandatanganan Perizinan dan Nonperizinan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang; dan c. Keputusan Bupati Nomor: 503/Kep.110-Huk/2016 tentang Pembentukan Tim Teknis Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tangerang, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14...
-9- Pasal 14 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal 9 Januari 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, TTD ISKANDAR MIRSAD Ditetapkan di Tigaraksa pada tanggal 9 Januari 2017 BUPATI TANGERANG, TTD A. ZAKI ISKANDAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 6