ANALISIS TERKAIT HUJAN SANGAT LEBAT (128,1 mm) di BALIKPAPAN TANGAL 30 MARET 2017 Nur Fitriyani (Stasiun Meteorologi Klas I Sepinggan Balikpapan) Reslyna Abdullah (Stasiun Meteorologi Klas III Kasiguncu Poso) I. PENDAHULUAN BALIKPAPAN (kaltim.tribunnews.com) - Hujan deras yang menguyur Kota Balikpapan membuat beberapa ruas Jalan Jendral Sudirman banjir dan tergenang oleh air, Kamis (30/3/2017). Seperti yang terlihat di Belakang Bank BRI Klandasan, Balikpapan Kota beberapa kendaraan mutar arah saat ingin melintas di jalan tersebut. Hujan yang mengguyur kota Balikpapan mulai pukul 12.00 siang memutus akses lalu lintas terganggu. Beberapa aktivitas terganggu, seperti penjual kue yang biasa melintas di Belakang BRI harus menunggu hujan reda baru melintas. Suprapto yang menjual kue mengatakan, harus berteduh dulu karena hujan disertai angin sangat kencang. "Ya ini berteduh dulu saya, kalau redah lanjut keliling berjualan," ungkapnya. (*) BALIKPAPAN (cdp.khoirilanwar.com) - Hujan yang terjadi sejak pukul 12.00 WITA, Kamis (30/3/2017) di Kota Balikpapan, mengakibatkan banjir di sebagian wilayah Kota Balikpapan. Beberapa ruas jalan yang mengalami banjir itu ada di Jalan MT Haryono, Jalan Beller, Jalan Marsma Iswahyudi, Jalan Pangeran Antasari, dan Jalan Jenderal Sudirman yang menjadi pusat Kota Balikpapan juga turut banjir. Akibat banjir itu, aktivitas warga yang berada di jalan atau pengendara roda dua dan empat terganggu. Sebagian warga memutuskan untuk berhenti dan berteduh menunggu hujan reda dan air surut. Air yang meluap di Jalan Jenderal Sudirman juga masuk di kantor Polisi Pamong Praja dan Polres Balikpapan. Salah seorang warga, Aryo, mengaku, aktivitasnya terhenti di Jalan Jenderal Sudirman karena hujannya deras sekali dan air mulai tinggi. Takutnya air tinggi, tidak bisa melintasi kendaraan karena banjir. Daripada mogok berteduh saja di warung yang tak terkena banjir, tandasnya. Dari pantauan terlihat di Kantor Pol PP air masuk ke halaman bahkan ruangan sehingga petugas mengeluarkan air dengan sapu. Banjir juga merendam kantor Polres Balikpapan yakni di ruang pelayanan masyarakat. Meski banjir, pelayanan terlihat masih berjalan sehingga tidak mengganggu kegiatan di Polres Balikpapan.Hingga berita diturunkan, hujan masih terjadi, dan Wali Kota Rizal Effendi kini masih terus memantau banjir yang terjadi di kawasan Bukit Damai Sentosa Jalan MT Haryono.
Gambar I. Wilayah banjir akibat dari hujan lebat Pada 30 Maret 2017 telah terjadi hujan sangat lebat disertai badai petir yang melanda Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebagian besar wilayah di Kota Balikpapan pun terendam banjir yang mengakibatkan jalan-jalan di Kota Balikpapan menjadi tergenang air dan rumah-rumah warga mengalami kebanjiran. Hal ini menyebabkan terganggunya aktivitas masyrakat akibat rumah mereka terendam banjir, terganggunya aktivitas lalu lintas pengguna jalan termasuk pula aktivitas yang berada di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sepinggan Balikpapan yang mengalami keterlambatan atau delay pada beberapa pesawat akibat dari hujan lebat karena jarak pandang atau visibility pada saat hujan lebat tersebut berada di bawah normal. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengelompokkan hujan dalam lima klasifikasi intensitas hujan yaitu hujan ringan (2-20mm), hujan sedang (20-50mm), hujan lebat (50100mm), hujan sangat lebat (100-150mm), dan hujan ekstrem (>150mm). Curah hujan biasanya dinyatakan dalam milimeter (mm). Satuan tersebut menyatakan ketinggian vertikal air yang akan menutupi suatu luasan permukaan bumi (1 m2) jika terjadi presipitasi. Pada tanggal 30 Maret 2017
BMKG Stasiun Meteorologi Sepinggan Balikpapan mencatat jumlah curah hujan yang terukur adalah 128,1 mm, hal ini dapat dikatakan bahwa hujan yang terjadi di Kota Balikpapan tersebut termasuk dalam kategori hujan sangat lebat. II. WAKTU KEJADIAN HUJAN LEBAT Pada jam 05.02 UTC dari hasil pengamatan permukaan Stasiun Meteorologi Klas 1 Sepinggan Balikpapan mencatat terjadinya hujan dimulai, terlihat dari hasil pelaporan pengamatan synoptik menunjukkan pada jam 05.02 UTC yang berarti ada terjadinya hujan dengan intensitas lebat disertai badai petir dibuktikan dengan adanya pelaporan keadaan cuaca +TSRA pada SPECI. Pada pengukuran curah di jam 06.00 UTC, curah hujan terukur sebesar 99.5 mm, hujan berhenti pada jam 08.40 UTC, dan pada pengukuran jam 09.00 UTC curah hujan terukur sebesar 28.6 mm. Total curah hujan yang terjadi dari jam 05.02 UTC sampai dengan jam 08.40 UTC terukur sebesar 128,1 mm.
III. ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA SAAT TERJADINYA HUJAN LEBAT A. Analisis Citra Satelit Gambar 3.1 Citra satelit Himawari 8, tanggal 30 Maret 2017 Dari citra satelit cuaca Himawari 8, terlihat sudah adanya pertumbuhan awan konvektif pada siang hari pukul 02.30 UTC (10.30 WITA) di wilayah sebelah selatan Kota Balikpapan terus
berkembang dan semakin meluas bergerak ke wilayah Balikpapan terlihat pada jam 04.40 UTC ( 12.40 WITA), hal ini yang menyebabkan hujan merata hampir di seluruh kota Balikpapan. Dari citra satelit Himawari dapat diidentifikasi dengan melihat suhu puncak awan pada couter line satelit Himawari 8 (-69) s/d (-100) oc, awan ini termaksud awan Cumulunimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat. Awan konvektif ini terus berkembang di atas wilayah Balikpapan dan mulai berkurang pada jam 07.30 UTC (15.30 WITA). Terlihat dari letak wilayah pembentukan awan konvektif dari citra satelit memiliki keterkaitan yang sama dengan daerah dimana adanya shearline atau belokan angin di sekitar wilayah Balikpapan, hal ini memperkuat bahwa yang menyebabkan pertumbuhan awan-awan konvektif yang menimbulkan hujan lebat atau terjadinya cuaca buruk akibat adanya belokan angin di atas wilayah Balikpapan, dimana akibat dari adanya shearline atau belokan angin ini menyebabkan terjadi adanya pumpunan massa udara diatas wilayah Balikpapan sehingga memicu terbentuknya awan-awan konventif yang dapat menyebabkan terjadinya hujan lebat. B. Analisis Sea Surface Temperature (SST) Gambar 3.2 Sea Surface Temperature tanggal 30 Maret 2017 (sumber: bmkg.go.id) Berdasarkan dari peta analisis Sea Surface Temperature (SST) dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut di perairan dekat wilayah kota Balikpapan cukup hangat yaitu 29-30 dengan anomaly (0) s/d (+1). Nilai positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat yang dapat memberikan pengaruh terhadap penguapan yang tinggi sehingga memberikan pasokan uap air yang lebih banyak dan memicu terbentuknya awan-awan hujan di sekitar wilayah Kota Balikpapan.
C. Analisis ENSO (El Nino South Osciilation) Gambar 3.3 Grafik index Nino 3.4 dan SOI Berdasarkan index nino 3.4 pada tanggal 30 Maret 2017 menunjukkan nilai positif 0.20 dan data SOI pada tanggal 30 Maret 2017 bernilai +5.9, ini menunjukkan bahwa untuk untuk index nino 3.4 bernilai normal, dengan kata lain pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan harian di wilayah Indonesia termaksud wilayah kota Balikpapan, sedangkan untuk nilai SOI yang menunjukkan +5.9 menunjukkan bahwa suplai uap air dari Samudra Pasifik Timur ke Pasifik Barat tidak signifikan yang berarti aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah indonesia tidak signifikan dipengaruhi oleh SOI. D. Analisis MJO (Madden-Jullian Oscillacion) Gambar 3.4 Track MJO pada tanggal 30 Maret 2017 (sumber : www.bom.gov.au)
Madden-Julian Oscillation (MJO) adalah mode dominan variabilitas antar musim di wilayah tropis. MJO berhubungan dengan konveksi yang bergerak ke Timur di wilayah Tropis dengan periode 30 90 hari, dan menjadi penyebab utama tumbuhnya awan dan konveksi di Samudera Hindia dan Pasifik (Potter dan Colman, 2003). Dari diagram fase MJO sampai dengan tanggal 30 Maret 2017, MJO berada di dalam lingkaran yang artinya MJO lemah, tidak singnifikan mendukung terhadap peningkatan pembentukan awan hujan di wilayah Balikpapan. E. Analisis OLR (outgoing longwave Radiation) Gambar 3.5 Outgoing Longwave Radation (OLR) tanggal 30 Maret 2017 (sumber : www.bom.gov.au) Berdasarkan data OLR total pada tanggal 30 Maret 2017 terlihat untuk wilayah Kota Balikpapan memiliki nilai OLR berkisar 160-180 W/m2, dan dengan melihat anomali OLR berkisar -30 s/d -50 W/m2, hal ini menunjukkan bahwa radiasi yang diemisikan bumi ke atmosfer sedikit dengan kata lain diatas wilayah Balikpapan terdapat banyak pertumbuhan awan-awan sehingga menyebabkan nilai OLR bernilai kecil, dan anomalinya bernilai negatif.
F. Analisis Isobar Gambar 3.6 Analisis Isobar jam 00.00 UTC pada tanggal 30 Maret 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Dari hasil analisis Isobar pada tanggal 30 Maret 2017, terlihat adanya gangguan cuaca pada bagian selatan wilayah Indonesia yaitu terdapat empat pusat tekanan rendah, serta wilayah di bagian utara Indonesia cenderung memiliki tekanan udara yang lebih tinggi, sehingga massa udara akan bergerak dari belahan bumi utara menuju ke belahan bumi selatan melewati wilayah Indonesia, dimana ketika massa udara bergerak dari belahan bumi utara yaitu samudera Pasifik yang kaya akan uap air, melewati wilayah Indonesia khususnya wilayah Balikpapan, sangat mendukung dalam pembentukan awan-awan konvektif.
G. Analisis Streamline Gambar 3.7 Streamline tanggal 30 Maret 2017 Berdasarkan analisis streamline, pola angin gradient pada tanggal 30 Maret 2017 menunjukkan bahwa adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik melewati sekitar wilayah Balikpapan dan terlihat pula adanya belokan angin (shearline). Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan awan konvektif di wilayah Balikpapan yang dapat menimbulkan hujan lebat. Ketika aliran udara dari Samudera Pasifik yang kaya akan uap air bergerak menujuk ke belahan bumi bagian selatan, aliran udara ini melewati wilayah Balikpapan dan terjadi adanya pembelokan angin di atas wilayah Balikpapan, sehingga terjadi adanya pumpunan massa udara yang mana mengakibatkan wilayah Balikpapan kaya akan uap air sehingga peluang pertumbuhan awan-awan konvektif sangat besar.
H. Analisis kelembapan udara (RH) Gambar 3.8 Kelembaban udara pada lapisan 850 mb, 700 mb, 500 mb, dan 200 mb pada jam 00.00 UTC tanggal 30 Maret 2017 Berdasarkan data kelembapan udara (RH) di atas wilayah Balikpapan pada lapisan 850 mb, 700 mb, 500 mb serta 200mb menunjukkan kelembapan udara berkisar 80%- 90%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi kelembapan udara di atas wilayah Balikpapan pada tanggal 30 Maret 2017 dari level bawah sampai level atas cukup tinggi, pasokan uap air cukup besar sehingga potensi terbentuknya awan-awan konvektif dari lapisan bawah dan tumbuh menjulang tinggi sampai lapisan atas cukup signifikan.
I. Analisis Indeks Labilitas Udara Gambar 3.9 K-Indeks jam 00.00 UTC pada tanggal 30 Maret 2017 Nilai k-indeks untuk wilayah Balikpapan berkisar 38, hal ini mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif sedang. Pada tanggal 30 Maret 2017 untuk wilayah Balikpapan terdapat potensi terbetuknya awan-awan konvektif yang cukup besar yang dapat menghasilkan hujan yang cukup lebat. IV. KESIMPULAN 1. Berdasarkan analisis secara global MJO dan ENSO ditemukan tidak adanya keterkaitan secara signifikan terhadap kejadian hujan di wilayah Balikpapan. 2. Analisis pola Streamline menunjukkan adanya pergerakan massa udara yang kaya akan uap air dari Samudera Pasifik menuju ke belahan bumi bagian utara karena di wilayah BBS terdapat banyak pola tekanan rendah, dimana pada hakikatnya massa udara akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Massa udara yang kaya akan uap air ini melewati wilayah Balikpapan, dan terlihat adanya pembelokan angin di sekitar wilayah Kalimantan, hal ini menyebabkan massa udara yang kaya akan uap air karena berasal dari samudera yang luas mengalami pumpunan massa udara di atas wilayah Balikpapan sehingga kandungan uap air di atas wilayah Balikpapan sangat besar dan berpotensi terbentuknya awan-awan konvektif. 3. Kondisi kelembapan udara diatas wilayah Balikpapan pada tanggal 30 Maret 2017 sangat lembab dari lapisan bawah sampai lapisan atas yaitu dari lapisan 850 mb sampai 200 mb dimana berkisar 80%-90%, dimana kita ketahui kelembapan udara yang tinggi menunjukkan kandungan uap air yang besar, sehingga pembentukan awna-awan konvektif di atas wilayah Balikpapan sangan signifikan. 4. Hujan sangat lebat yang terjadi pada tanggal 30 Maret 2017 di wilayah Balikpapan yang menyebabkan banjir ditinjau dari analisis satelit Himawari 8 EH, ditemukan adanya