HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*, Joice Rimper** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut () terbesar di seluruh Provinsi di Indonesia. Di Indonesia, dari 275 kasus, 56% adalah laki-laki dan 44% adalah perempuan. Penderita mayoritas yaitu anak usia 1-4 tahun (41%). Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken pada Agustus- November 2014, dalam penelitian ini adalah balita berusia 1-4 tahun dengan jumlah sampel 76 orang, diambil secara simple random sampling. Di mana setiap anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Analisis data menggunakan uji statistik Chi- Squere dengan derajat kemaknaan α= 0,05 Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa hubungan variabel-variabel dengan kejadian, adalah sebagai berikut: jenis lantai rumah (p= 0,252), kondisi dinding rumah (P= 0,030), suhu di dalam kamar (p= 0,039), kelembaban di dalam kamar (p=0,682) ada hubungan antara jenis lantai rumah dan kelembaban di dalam kamar dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada balita serta ada hubungan antara kondisi dinding rumah dan suhu di dalam kamar dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita. Kata Kunci: Kondisi Fisik Rumah,, Balita. ABSTRACT Acute respiratory infection (ARI) is the biggest in the entire province in Indonesia from 275 case of ARI, 56% man and 44% women. Majority of patients with ARI is child aged 1-4 years (41%). Acute respiratory infection is the ulture main cause of morbidity and mortality of infectious disease globally. Objective of this study is to know the relationship between house physical condition with incidence acute respiratory infection in working area of Bailang health center Bunaken region in Manado City. This study is an observational analytic with cross sectional design. This study conducted in Bailang health center Bunaken region on Agust to November 2014, in this study toddlers is aged 1-4 years with total samples 76 people, collected in simple random sampling Data analyze using Chi-squre statistical test with degree of significance=0,05 The result of statistical test showed that the relationship of variables with ARI is: house floor type (p=0,252), p=(0,030), bedroom temperature (p=0,039), room humidity (p=0,682). There is no relationship between house floor and bedroom humidity with incidence of acute respiratory infection on todders and there is a relatioship between house wall condition and bedroom temperatur withincidance of acute respiratory on toddlers. Keywords: House Phisical Condition, ARI, Toddlers 1
PENDAHULUAN Menurut keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes RI) No 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, jenis bahan bakar/energi utama dalam rumah tangga per provinsi di kelompokan menjadi dua, yaitu yang sama artinya tidak berpotensi menimbulkan pencemaran (listrik dan gas/elpiji) dan tidak aman yaitu yang berpotensi menimbulkan pencemaran (minyak tanah, arang dan kayu bakar). Proporsi rumah tangga yang menggunakan bahan bakar aman di Indonesia adalah sebesar 64,1 persen (Depkes, 2013). Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat setiap tahun, 98% disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negaranegara dengan pendapatan per kapita rendah dan menegah. Begitu pula, merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2007). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Manado dari 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas kota Manado, penyakit merupakan satu penyakit urutan pertama yaitu sebanyak 46.077 kasus (0,11%) (Profil Dinkes Manado, 2012). Berdasarkan data Puskesmas Bailang Tahun 2013, bahwa terdapat jumlah balita di kecamatan Bunaken dengan penderita sebanyak 528 Balita. Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bailang relatif masih kurang misalnya fasilitas rumah sakit, dokter praktek swasta, rumah bersalin, apotek maupun laboratorium klinik. Masyarakat hanya memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di 4 (empat) kelurahan dan Puskesmas Keliling (Pusling) (Profil Puskesmas, 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara Kondisi fisik rumah terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang atau cross sectional. Penelitian ini di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken, dilaksanakan pada bulan Juli - Februari 2015. Populasi 2
penelitian ini adalah seluruh balita yang datang berobat di Puskesmas Bailang yang dinyatakan menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut () 324 Balita 1-4 tahun data Januari-Juni. Sampel pada penelitian ini yaitu Balita yang menderita penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang. Penentuan sampel pada penelitian ini akan menggunakan metode simpel random sampling. Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh sampel 76 respoden. Instrumen dalam penelitian ini yang dipakai adalah kuesioner, serta melalui pengukuran dengan menggunakan thermohygrometer. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan karakteristik balita menurut kelompok umur dapat diketahui bahwa umur balita penderita paling banyak berumur 1 tahun sebanyak 26 balita (34,2%), sebaliknya penderita yang paling sedikit sebanyak 12 balita yang berumur 4 tahun (15,8%). Berdasarkan data distribusi karakteristik balita dapat diketahui bahwa balita penderita paling banyak pada anak balita laki-laki sebanyak 42 balita (55,3%), dan pada balita perempuan sebanyak 34 balita (44,7%). Berdasarkan data distribusi karakteristik balita berdasarkan status dapat diketahui bahwa balita penderita paling banyak dengan status imunisasi lengkap sebanyak 65 balita (82,9%), demikian juga penderita yang tidak lengkap sebanyak 13 balita (17,1%). Pada data distribusi karakteristik balita pendidikan ibu dapat diketahui bahwa pendidikan ibu paling banyak pada tingkat SMP 41 (53,9%) demikian juga pendidikan ibu yang paling sedikit pada tingkat PT/Diploma 1 (1,3%). Berdasarkan data distribusi karakteristik balita pekerjaan ibu dapat diketahui bahwa pekerjaan ibu yang paling banyak terdapat pada tingkat ibu rumah tangga (IRT) 56 (75,0%), demikian juga pada pekerjaan ibu yang paling sedikit pada PNS 1 (1,3%). Kemudian balita menderita yang paling banyak 65 balita (85,5%), demikian juga pada balita yang tidak sebanyak 11 balita (14,5%). Berdasarkan tabel 7 Jenis lantai rumah responden yang memenuhi syarat dan menderita yaitu 52 atau 68,4% sedangkan yang tidak menderita 7 atau 9,2%. Sebaliknya, jenis lantai rumah yang tidak memenuhi syarat yaitu 13 atau 17,1% sedangkan yang tidak menderita 4 atau 5,3%. Hasil uji statistik diperoleh kesimpulan antara jenis lantai rumah tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian nilai p= 0,252 (p>0,05). Menyatakan tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian, karena lantai rumah yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Bailang, 3
banyak yang sudah disemen/ tehel/ keramik. Tabel 1. Hubungan Jenis Lantai Rumah dengan Kejadian infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Jenis Lantai Rumah Balita. Total Total n % n % n % p value Syarat 52 68,4 7 9,2 59 77,6 0,252 Syarat *Uji Fisher Exact 13 17,1 4 5,3 17 22,4 Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keman dan Safitri (2007) tentang hubungan tingkat kesehatan rumah dengan kejadian pada anak balita di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa yang membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian. Lantai yang basah dan berdebu menimbulkan sarang penyakit (Notoadmodjo, 2011). Tabel 2. Hubungan Kondisi Dinding Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Kondisi Dinding Rumah Syarat pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bailang Syarat *Uji Fisher Exact Total n % n % n % p value 17 22,4 7 9,2 24 31,6 0,030 48 63,2 4 5,3 52 68,4 Berdasarkan tabel 2 kondisi dinding rumah responden yang memenuhi syarat dan menderita yaitu 17 atau 22,4% sedangkan yang tidak menderita 7 atau 9,2%. Sebaliknya, kondisi dinding rumah yang tidak memenuhi syarat dan menderita yaitu 48 atau 63,2% sedangkan yang tidak menderita 4 atau 5,3%. Hasil uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan antara kondisi dinding rumah dengan kejadian (p<0,05), Hal ini relevan dengan 4
penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani D, dkk (2010) tentang hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga kejadian pada balita di kelurahan Cambai kota Prambumulih yang membuktikan ada hubungan antara kondisi dinding rumah dengan kejadian. KESIMPULAN 1. ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. 2. Ada hubungan antara kondisi dinding rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. 3. Ada hubungan antara suhu di dalam kamar dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. 4. ada hubungan antara kelembaban di dalam kamar dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. SARAN Berdasarkan kesimpulan penelitian dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan Dinas Kesehatan dan Kader Kesehatan dapat turun langsung untuk melihat keadaan masyarakat. Sebagaimana untuk peningkatan kesehatan pada Balita. 2. Bagi masyarakat untuk memperhatikan sanitasi rumah sehat dalam jenis lantai dan kelembaban agar perlu ditingkatkan untuk menghindari penyakit terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Bailang. 3. Menjadi penelitian pembanding jika melakukan penelitian yang sama dengan variabel atau lokasi yang berbeda yang menjadi landasan penelitian selanjutnya untuk melihat hubungan anatara kondisi fisik rumah dengan kejadian pada Balita. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta Notoadmodjo. S, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Hal. Jakarta: Rineka Cipta. Oktaviani. D, Fajar. N. A, Purba. I. G, 2010. Hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga terhadap kejadian pada Balita di Kelurahan Cambai Kota 5
Prabumulih tahun 2010. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No. 12 tahun 2010. Profil Dinas Kesehatan Kota Manado, 2012. 10 Penyakit terbanyak pada Pasien Rawat jalan di Puskesmas kota Manado tahun 2012. Puskesmas Bailang, 2012. ProfiL Puskesmas Bailang 2012. Manado. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011. Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Jakarta. Safitri. A. Dwi, Keman. S, 2007. Hubungan tingkat kesehatan rumah dengan kejadian pada Anak Balita Di Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 3. No.2, 2007. World Health Organization (WHO). 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut () yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. 6